Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENGETAHUAN POLITIK DAN AKTOR POLITIK TERHADAP


PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DESA SUKAMULYA PADA
PILKADA TAHUN 2018

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Tengah Semester Matakuliah MPS
Kuantitatif

Oleh :
SHELLA NAZWA ERLANDA
6670200055

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


FAKULTAS ILMY SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu negara partisipasi politik sangat berperan penting, khusunya untuk
negara yang bercirikan sebagai negara demokrasi. Suatu negara dapat dikatakan
sebagai negara demokrasi apabila pemelintah memberikan peluang pada warga
negeri untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik. Suatu kegiatan politik
yang paling umum salah satunya memperlihtakan suatu negara yang disebut
sebagai negara demokrasi yakni adanya kebebasan bersuara seperti pada
pemilihan umum. Kegiatan tersebut melibatkan semua masyarakat untuk
berpartisipasi dalam kegiatan politik. Dalam hal ini masyarakat memiliki hak
suaranya untuk memilih calon pemimpin yang akan menduduki kursi
pemerintahan. Pada tahun 2018, Indonesia secara serentak melaksanakan kegiatan
demokrasi yakni pemilihan kepala daerah (pilkada) pada setiap daerah. Di
Kabupaten Tangerang sendiri, pilkada hanya diikuti oleh pasangan calon tunggal
yakni calon Bupati petahana Ahmed Zaki Iskandar dengan calon wakil Bupati
Mad Romli. Ketua KPU Kabupaten Tangerang menyatakan bahwasanya sampai
batas waktu pendaftaran belum terdapat pasangan yang mendaftar sebagai calon
bupati dan wakil bupati Kabupaten Tangerang periode 2018-2023. Sehingga jika
dilihat dari peta politik, maka penyelenggaraan pilkada memiliki kemungkinan
kecil untuk diikuti lebih dari 1 paslon. Dikarenakan pada pasangan Ahmed Zaki
Iskandar dengan Mad Romli ini sudah diusung oleh 12 parpol (partai politik).

Berdasarkan hasil rekapitulasi data di Desa Sukamulya diketahui terdapat 41.832


pemilih yang terdiri dari laki-laki yang berjumlah 21.092 pemilih dan perempuan
berjumlah 20.740 pemilih. Terkait pengguna hak pilih di Desa Sukamulya
berjumlah 30.205 pengguna hak pilih yang meliputi pengguna hak pilih laki-laki
berjumlah 13.707 dan perempuan berjumlah 16.498. Dengan demikian secara
keseluruhan data di desa Sukamulya, total partisipasi politik masyarakat sebesar
75%, yang dimana memperlihatkan bahwasanya tingkat partisipasi
masyarakatnya terbilang tinggi termasuk untuk masyarakat Desa Sukamulya.
Penyelenggaraan pilkada 2018 ini merupakan suatu contoh partisipasi politik
yang melibatkan semua masyarakat Kabupaten Tangerang khususnya di Desa
Sukamulya untuk ikut serta berpartisipasi dengan mempergunakan hak pilihnya
untuk memilih calon kepala daerah (Umum, 2018).

Menurut Subakti, partisipasi politik mempunyai definisi keterlibatkan warga


negara biasa dalam menetapkan seluruh keputusan yang berkaitan atau
mempengaruhi kehidupannya. Miriam Budiardjo sendiri mengatakan bahwa
partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk
berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan politik, dimana dengan memilih
pemimpin negara secara langsung atau tidak langsung serta mempengaruhi
kebijakan pemerintah (Cholisin, 2012).

Tingginya partisipasi masyarakat pada pilkada 2018 ini pastinya mempunyai


factor yang mempengaruhi baik dari dalam diir masyarakat ataupun dari luar diri
masyrakat. Factor yang mempengaruhi perilaku politik masyarakat yakni
pengetahuan politik serta actor politik. Terkait pengetahuan politik yang diperoleh
masyarakat pada pilkada 2018 yakni salah satunya dengan memberikan
Pendidikan politik yang dilaksanakan melalui sosialisasi politik oleh suatu
Lembaga, partai, atau para tokoh masyarakat. Sosialisasi politik ini memiliki
tujuan untuk meningkatkan pengetahuan politik masyarakat sehingga dapat
menumbuhkan kesadaran politik pada masyarakat dan meningkatkan partisipasi
politik pada pilkada 2018. Selain sosialisasi, factor yang mempengaruhi
pengetahuan politik masyarakat ialah tingkat Pendidikan, pekerjaan, usia, agama,
lingkungan, dan media massa yang digunakan oleh masyarakat. Selain
pengetahuan politik, actor politik disini ialah salah satu factor yang mampu
mempengaruhi partisipasi politik. Dalam penilitian ini actor politiknya ialah calon
kandidat kepala daerah pada Pilkada 2018 di Desa Sukamulya. Yang dimana
selama masa kampanye, pastinya masyarakat akan memperhatikan perilaku actor
politik yang menjadi kandidat kepala daerah pada pilkada 2018. Kemudian,
masyarakat juga akan menilai apakah calon kandidat kepala daerah pada pilkada
2018 pantas menjadi kepala daerah. Disisi lain terkait kesadaran politik, Mirian
Budiardjo menyatakan bahwasanta partisipasi politik sangat berkaitan erat dengan
kesadaran politik karena semakin sadar bahwa dirinya diperintah, orang kemudian
akan menuntuk untuk diberikan hak bersuara dalam pelaksanaan pemerintah.
Kesadaran disini dimulai dari orang yang berpendidikan, yang memiliki
kehidupan baik, serta orang yang terkemuka. Miriam Budiardjo juga menyatakan
bahwa di negara yang menganut demokrasi pada umumnya beranggapan bahwa
lebih banyak partisipasi masyarakat itu akan jauh lebih baik. Dengan demikian,
tingginya tingkat partisipasi memperlihatkan bahwa masyarakat mengikuti serta
memahami masalah politik serta memiliki keingan untuk melibatkan diri dalam
kegiatan-kegiatan politik (Budiardjo, 2007).

Anggota masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik seperi pada
pilkada 2018 melalui pemberian suara atau kegiatan lain untuk mendukung
pelakanaan pilkada 2018, didorong oleh keyakinan bahwasanya kegiatan yang
dilaksanakan oleh masyarakat tersebut guna kepentingan bersama, menetapkan
calon kepala daerah yang dipilih serta kebijakan apa yang akan dibuat oleh kepala
daerah yang terpilih untuk mensejahterakan masyarakat. Keterlibatakan dalam
pastisipasi politik setidaknya mampu mempengaruhi tindakan kepala daerah yang
terpilih dalam pembuatan keputusan yang mengikat. Sehingga mereka percaya
bahwasanya kegiatan mereka memiliki dampak politik. Terdapat beberapa factor
yang mempengaruhi partisipasi politik, tetapi pada penelitian ini hanya berfokus
pada pengaruh pengetahuan politik dan actor politik sebagai variable independent
yang mempengaruhi partisipasi politik. Pada Desa Sukamulya, dalam Pilkada
2018 mempunyai persentase partisipasi yang terbilang lumayan tinggi karena
lebih dari 50%. Sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Pengaruh Pengetahuan Politik dan Aktor Politik terhadap Partisipasi
Politik Masyarakat Desa Sukamulya pada Pilkada 2018” untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh pengetahuan politik dan actor politik dalam
mempengaruhi partisipasi politik.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah, yakni:
a. Terdapat banyak factor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat
b. Masyarakat desa Sukamulya memiliki pengetahuan politik yang kurang
c. Anggapan masyarakat terkait politik hanya untuk orang yang berpendidikan
d. Keengganan masyarakat untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan
politik, sehingga pengetahuan akan politik rendah.

C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan keterbatasan yang ada pada penulis, maka penulis memfokuskan
serta membatasi masalah penelitian ini pada Pengaruh Pengetahuan Politik dan
Aktor Politik terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Desa Sukamulya pada
Pilkada 2018.

D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah, maka
permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut.
1. Seberapa besar pengaruh pengetahuan politik terhadap partisipasi poltik
masyarakat Desa Sukamulya pada Pilkada 2018?
2. Seberapa besar pengaruh aktor politik terhadap partisipasi poltik masyarakat
Desa Sukamulya pada Pilkada 2018?
3. Seberapa besar pengaruh pengetahuan politik dan aktor politik bersama- sama
terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Sukamulya pada Pilkada 2018?

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan politik terhadap partisipasi poltik
masyarakat Desa Sukamulya pada Pilkada 2018
2. Untuk mengetahui pengaruh aktor politik terhadap partisipasi poltik
masyarakat Desa Sukamulya pada Pilkada 2018
3. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan politik dan aktor politik bersama-
sama terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Sukamulya pada Pilkada 2018
BAB II
KAJIAN TEORI

Deskripsi teori ini berisi tentang teori pengetahuan politik, actor politik, serta partisipasi
masyarakat pada pelaksanaan pilkada 2018. Deskripsi teoritis dikenal juga sebagai
definisi konseptual yakni penjelasan terhadap variable-variable yang diteliti, yang dimana
bersumber dari para pakar/ahli yang terdapat pada suatu buku atau penelitian.

A. KAJIAN TEORI
1. PENGETAHUAN POLITIK
a. Definisi Pengetahuan Politik
Sebelum membahas mengenai pengetahuan politik, akan dibahas terlebih
dahulu apa itu pengetahuan. Istilah pengetahuan digunakan untuk menyebut
ketika manusia mengenal sesuatu. Unsur pengetahuan yakni yang mengetahui,
diketahui, serta kesadaran mengenai hal yang diketahui nya. Sehingga,
pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang memiliki kesadaran guna
mengetahui mengenai sesuatu serta objek yang merupakan sesuatu yang
dihadapinya sebagai suatu hal yang ingin diketahuinya (Soyomukti, 2011).
Pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau seluruh
perbuatan manusia guna memahami suatu objek yang dihadapinya, atau hasil
usaha manusia guna memahami suatu objek tertentu (Surajiyo, 2010).
Miriam Budiardjo memahami politik yakni berbagai macam kegiatan dalam
suatu sistem politik yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari
sistem serta menyelenggarakan tujuan-tujuan tersebut (Budiardjo, 2007).
Ramlan Subakti mengemukakan politik sebagai suatu interaksi antara
pemerintah serta masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan
penyelenggaraan keputusan yang mengikat mengenai kebaikan bersama
masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Cholisin, 2012).
Jason Barabas, dkk mengemukakan mengenai pengetahuan politik dalam
jurnal “The Questions of Political Knowledge” dimana pengetahuan politik
merupakan merupakan konsep sentral dalam studi opini publik dan perilaku
politik. Pengetahuan politik merupakan dasar dari perilaku politik seseorang.
b. Sumber Pengetahuan Politik
Untuk mencari pengetahuan serta kebenaran, manusia memperoleh hal
tersebut dengan berbagai sumber. Terdapat beberapa pendapat mengenai
sumber pengetahuan yakni sebagai berikut.

 Empirisme. Aliran ini berpendapat, bahwa empiris atau


pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengalaman
yang batiniah maupun yang lahiriah (Surajiyo, 2010)
 Rasionalisme. Aliran ini berpendapat bahwa sumber pengetahuan
yang mencukupi dan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal). Hanya
pengetahuan melalui akalah yang memenuhi syarat yang dituntut oleh
sifat umum dan yang perlu mutlak, yaitu syarat yang dipakai oleh
semua pengetahuan ilmiah.
Selain sumber pengetahuan yang disebutkan di atas, pengetahuan dan
pemahaman tentang politik dapat diperoleh dari sosialisasi politik. Sosialisasi
politik adalah suatu proses yang dilalui seseorang dalam memperoleh sikap
dan orientasi terhadap fenomena politik yang ada dalam masyarakat tempat
orang itu berada.
Maran (Sukidin, 2012) menjelaskan bahwa sosialisasi politik adalah suatu
proses yang memungkinkan seseorang individu bisa mengenali sistem politik,
yang kemudian menentukan sifat persepsi-persepsinya mengenai sistem
politik sera reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik.

2. AKTOR POLITIK
a. Perilaku Politik
1. Definisi
Interaksi antara pemerintah dan masyarakat di antara lembaga-lembaga
pemerintah dan di antara kelompok dan individu dalam masyarakat dalam
rangka proses pembuatan, pelaksanaan, dan penegakan keputusan politik,
pada dasarnya merupakan perilaku politik. Perilaku politik juga termasuk
kegiatan masyarakat dalam proses meraih kekuasaan. Rumusan lain
perilaku politik adalah semua perilaku manusia baik sebagai individual
maupun masyarakat yang berkaitan dengan proses pembuatan kebijakan,
konflik, kebaikan bersama, serta kekuasaan (Cholisin, 2012).

2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Politik


Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perilaku politik. Faktor faktor
ini meliputi faktor individual seperti mereka dengan kepribadian tinggi
atau harapan keberhasilan yang tinggi, serta faktor organisasi seperti
budaya kepercayaan rendah dan ambiguitas peran (Ismainar, 2015).
Perilaku politik warga negara dalam bentuk partisipasi politik oleh
Milbrath dijelaskan dalam kaitannya dengan empat faktor utama. Pertama
sejauh mana orang menerima perangsang politik. Kedua karakteristik
pribadi seseorang. Ketiga karakteristik sosial seseorang dan keempat ialah
keadaan politk atau lingkungan politik tempat seseorang dapat
menemukan dirinya sendiri (Sastroatmodjo, 1995).
Faktor yang memberi pengaruh dalam perilaku politik masyarakat
selanjutnya adalah kondisi geografis. Faktor geo politik memiliki
implikasi dalam perilaku politik masyarakat sekaligus mempengaruhinya.
Sebagai kawasan geostaregis, Indonesia memiliki kemungkinan sebagai
pusat perhatian dunia internasional. Wilayah geografisnya yang potensial
dapat merupakan pertimbangan strategis bagi dunia internasional untuk
mengadakan kerja sama dan hubungan dalam berbagai kepentingan.

b. Actor Politik
1. Definisi
Brian McNair mendefinisikan aktor politik sebagai individu-individu yang
bercita-cita, melalui sarana institusi dan organisasi, berkeinginan untuk
mempengaruhi proses pembuatan keputusan. Mereka berupaya
melakukannya dengan cara mendapatkan kekuasaan politik kelembagaan,
baik lembaga eksekutif maupun legislatif, dimana kebijakan-kebijakan
yang terpilih bisa diimplementasikan.
Kategori yang mencakup dalam individu aktor politik adalah aktor politik
(pemimpin), aktivis politik dan individu warga negara biasa (Cholisin,
2012).

2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Politik Aktor Politik


Berikut ini diuraikan sebuah model tentang faktor-faktor yang
memengaruhi perilaku politik seorang aktor politik.
 Pertama, lingkungan sosial politik tak langsung, seperti sistem
politik, sistem ekonomi, sistem budaya, dan media massa.
 Kedua, lingkungan sosial politik langsung yang memengaruhi dan
membentuk kepribadian aktor, seperti keluarga, agama, sekolah,
dan kelompok pergaulan. Dari lingkungan sosial politik langsung
seorang aktor mengalami sosialisasi dan internalisasi nilai dan
norma masyarakat, termasuk nilai dan norma kehidupan bernegara,
dan pengalaman-pengalaman hidup pada umunya. Lingkungan
langsung ini dipengaruhi oleh lingkungan tak langsung.
 Ketiga, struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu.
Memahami struktur kepribadian, perlu dicatat bahwa terdapat tiga
basis fungsional sikap, yaitu kepentingan, penyesuaian diri,
eksternalisasi, dan pertahanan diri.

3. PARTISIPASI POLITIK
a. Definisi Partisipasi Politik
Menurut (Syahrial, 2011) partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau
sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik,
seperti memilih pimpinan negara atau upaya- upaya mempengaruhi kebijakan
pemerintah.
Herbert McClocky (Cholisin, 2012) menyatakan bahwa partisipasi politik
adalah kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka
mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung
atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum.
b. Model Partisipasi Politik
Kesadaran politik warga negara menjadi faktor determinan dalam partisipasi
politik masyarakat, artinya berbagai hal yang pengetahuan dan kesadaran akan
hak dan kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat dan
kegiatan politik menjadi ukuran dan kadar seseorang terlibat dalam proses
partisipasi politik. Berdasarkan fenomena ini maka W. Page memberikan
model partisipasi menjadi empat tipe yakni:
 Apabila seseorang memiliki kesadaran politik dan kepercayaan kepada
pemerintah tinggi maka partisipasi politik cenderung aktif.
 Sebaliknya kesadaran dan kepercayaan sangat kecil maka partisipasi
politik menjadi pasif dan apatis.
 Kesadaran politik tinggi tetapi kepercayaan terhadap pemerintah
lemah maka perilaku yang muncul adalah militant radikal.
 Kesadaran politik rendah tetapi kepercayaan pada pemerintah tinggi
maka partisipasinya menjadi sangat pasif, artinya hanya berorientasi
pada output politik (Rahman, 2007).

c. Penyebab Timbulnya Gerakan Partisipasi Politik


Menurut Myron Weiter, terapat lima penyebab timbulnya gerakan kearah
partisipasi yang lebih luas dalam proses politik, yaitu sebagai berikut.
1) Modernisasi dalam segala bidang kehidupan yang menyebabkan
masyarakat makin banyak menuntut untuk ikut dalam kekuasaan
politik.
2) Perubahan-perubahan struktur kelas sosial. Masalah siapa yang berhak
berpartisipasi dan pembuatan keputusan politik menjadi penting dan
mengakibatkan perubahan dalam pola partisipasi politik.
3) Pengaruh kaum intelektual dan komunikasi massa modern. Ide
demokrasi partisipasi telah menyebar ke bangsa-bangsa baru sebelum
mereka mengembangkan modernisasi dan industrialisasi yang cukup
matang.
4) Konflik antar kelompok pemimpin politik. Jika timbul konflik
antarelite maka yang dicari adalah dukungan rakyat, terjadi perjuangan
kelas menengah melawan kaum aristocrat, telah menarik kaum buruh
dan membantu memperluas hak pilih rakyat (dalam Syahrial, 2011).

B. KERANGKA BERFIKIR
1) Pengaruh Pengetahuan Politik terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Desa
Sukamulya pada Pilkada 2018
Penelitian ini dilakukan untuk mencari seberapa besar pengaruh pengetahuan
politik terhadap partisipasi politik masyarakat, dimana pengetahuan politik
merupakan dasar dari perilaku politik seseorang. Ketika seseorang memiliki
kesadaran politik yang diperoleh dari pengetahuan politik sehingga
mempengaruhi partisipasi politik, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
mengikuti dan memahami masalah politik dan ingin melibatkan diri dalam
kegiatan-kegiatan tersebut
2) Pengaruh Aktor Politik terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Desa
Sukamulya pada Pilkada 2018
Penelitian ini dilakukan untuk mencari seberapa besar pengaruh aktor politik
terhadap partisipasi politik masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah salah satunya dapat diperoleh dari penilaian masyarakat terhadap
aktor politik sehingga mampu mempengaruhi partisipasi politik yang dapat
dilihat dari interaksi antara aktor politik dan masyarakat, hubungan aktor
politik dan masyarakat, kinerja aktor politik, kualitas aktor politik, dan
perilaku politik aktor politik.
3) Pengaruh Pengetahuan Politik dan Aktor Politik terhadap Partisipasi Politik
Masyarakat Desa Desa Sukamulya pada Pilkada 2018
Kesadaran politik adalah suatu keadaan dimana seseorang tanggap dan
mengerti situsasi tentang hal yang mencakup mengenai politik, wawasan
politik, orientasi politik yang memungkinkan seseorang tersebut memberikan
pendapat, memberikan solusi, memberikan keputusan dan mendorong agar
bergerak dalam pembangunan. Secara umum kerangka berfikir penelitian ini
dapat di lihat melalui gambar di bawah ini:
PENGARUH MASYARAKAT
PENGETAHUAN
POLITIK

PENGARUH
AKTOR POLITIK
PARTISIPASI
POLITIK

C. HIPOTESIS PENELITIAN
Pengetahuan politik sangat penting guna memahami fenomena politik yang terjadi,
sehingga seseorang dapat paham dan tanggap akan fenomena politik tersebut.
Dengan adanya pengetahuan politik yang baik, maka seseorang tersebut akan sadar
pentingnya politik dalam kehidupan sehingga seseorang tersebut akan melibatkan
dirinya atau berpartisipasi dalam kegiatan politik. Sedangkan keberadaan aktor
politik, segala perilaku dan tindak tanduknya dalam kegiatan politik entah baik atau
buruk akan mempengaruhi partisipasi politik masyarakat. Ketika aktor politik
memiliki perilaku politik yang baik maka masyarakat akan ikut serta dalam kegiatan
politik dan termotivasi untuk terjun dalam kegiatan tersebut. Masyarakat sadar
dengan ikut kegiatan politik, antara aktor politik dan masyarakat dapat bersama-sama
menciptakan kesejahteraan melalui kegiatan politik dengan cara partisipasi politik.
Atas dasar pengertian tersebut maka peneliti merumuskan hipotesis bahwa “ada
pengaruh pengetahuan politik dan aktor politik terhadap partisipasi politik
masyarakat Desa Sukamulya pada Pilkada 2018”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif. Metode penelitian kuantitaif didefinisikan sebagai suatu
metode penelitian yang dilandaskan pada filsafat positivism, dimana digunakan
untuk meneliti suatu populasi atau sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan
secara acak/random. Mengenai pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat statistic atau kuantitatif dengan maksud untuk
menguji hipotesis yang sudah ditetapkan (Sugiyono, 2015).
Fokus penelitian ini yakni menggunakan metode deskriptif. Dimana Whiteney
menyatakan bahwa metode ini merupakan metode dengan jenis pencarian fakta
dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif memahami menganai
permasalahan yang terdapat di masyarakat serta cara-cara yang ada dalam suatu
masyarakat dan berbagai situasi tertentu, seperti halnya mengenai hubungan,
kegiatan, sikap, persepsi, proses yang berlangsung serta pengaruh dari suatu
fenomena. Dalam metode ini, penulis dapat meneliti permasalahan normative
dengan permasalahan status hingga membuat perbandingan-perbandingan antar
fenomena.
Dengan demikian, metode penelitian kuantittaif dengan pendekatan deskriptif
dapat dipahami sebagai penelitian untuk mempelajari pengaruh pengetahuan
politik serta actor politik terhadap partisipasi politik masyarakat Desa Sukamulya,
Kecamatan Sukamulya, Kab. Tangerang pada Pilkada tahun 2018. Yang dimana
data yang didapatkan bersumber dari sampel serta populasi penelitian yang
kemudian dianalisis berdasarkan metode statistikan yang tepat.
B. Lokasi dan Jadwal Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini ialah di Desa Sukamulya, Kecamatan Sukamulya,
Kabupaten Tangerang, Banten. Sedangkan terkait jadwal penelitian ini
dilaksanakan dengan waktu yang intens agar mampu memperoleh data yang
sesuai.
C. Variable Penelitian
Penggunaan istilah variabel dapat dikenakan kepada konsep (konsep yang abstrak)
maupun indikator (konsep yang konkrit) (Mustafa, 2009).
Sedangkan yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah suatu atribut atau
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Memilih variabel yang akan diteliti
(antara variabel bebas dengan terikat) haruslah benar-benar masalah yang terjadi
di lokasi penelitian kita dan dalam memilih variabel harus mempertimbangkan
alat ukur apa yang digunakan untuk mendukung kemampulaksanaan penelitian
(Oktavia, 2015). Suatu kerangka teoritik yang baik mengidentifikasi serta
menentukan variabel-variabel yang relevan dengan masalah penelitian yang
dirumuskan. Secara logik menjelaskan hubungan-hubungan antar variabel :
variabel bebas, veriabel terikat, variabel moderating serta variabel intervening.
Terdapat lima hal yang perlu ada dalam setiap kerangka teoritik:
1. Variabel yang dianggap relevan harus dengan jelas diidentifikasi dan
ditentukan dalam pembahasan;
2. Pembahasan harus menyatakan bagaimana dua variabel atau lebih
berhubungan satu sama lain;
3. Jika karakteristik dan arah hubungan dapat dijelaskan secara teoritik
berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya, maka dalam pembahasan
dapat ditentukan apakah hubungan yang terjadi positif atau negatif.
4. Seharusnya ada penjelasan mengenai mengapa kita menduga hubungan-
hubungan itu terjadi. Argumentasinya dapat ditarik dari temuan-temuan
penelitian sebelumnya.
5. Suatu diagram skematik dari kerangka teoritik sebaiknya disajikan sehingga
pembaca dapat dengan mudah memahami hubungan-hubungan yang terjadi

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-
macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi (Sugiyono, 2015):
a. Variabel dependen, dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat
b. Variabel independen, dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel
bebas.
c. Variabel moderator, dapat disebut juga variabel independen ke dua karena
variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan
dependen
Fokus penelitian pada 2 variabel, yaitu:
1. Variabel terikat Pada penelitian ini, yang menjadi variabel terikat adalah
partisipasi politik masyarakat yang dinyatakan dalam Y.
2. Variabel bebas Pada penelitian ini, yang menjadi variabel bebas yaitu:
a. Pengetahuan politik masyarakat yang dinyatakan sebagai 𝑋1
b. Aktor Politik yang dinyatakan sebagai 𝑋2
Terkait dengan hubungan variabel bebas (independen) dan variabel terikat
(dependen), maka dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Pengetahuan Politik
Masyarakat
Partisipasi Politik
Masyarakat

Aktor Politik

(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

Dari gambar diatas menunjukkan bahwa pengetahuan politik ( 𝑋1 ) dan aktor


politik ( 𝑋2 ) sebagai variabel bebas (variabel independen) mempengaruhi
partispasi politik (𝑌) sebagai variabel terikat (variabel dependen).

D. Populasi dan Sampel


Populasi merupakan objek atau subjek yang diteliti untuk memperoleh sumber
data dalam ruang lingkup tertentu. Dengan demikian, populasi dalam penelitian
ini adalah masyarakat Desa Sukamulya yang terfokus pada 2 kampung yaitu
Kampung Tegal Murni dan Kampung Pondok Gede. Dimana pada Kampung
Tegal Murni memiliki jumlah penduduk 512 jiwa sedangkan penduduk Kampung
Pondok Gede berjumlah 638 jiwa. Maka dalam hal ini jika dijumlahkan, jumlah
populasi dalam penelitian ini sebesar 1.150 jiwa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang
digunakan. Kuesioner merupakan merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Sedangkan untuk jenis kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dimana kuesioner
tersebut sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih
dengan memberikan tanda Check list pada alternative jawaban yang telah
disediakan (Sugiyono, 2015).

F. Uji Validitas dan Reabilitas


a. Uji Validitas
Validitas penelitian berbicara mengenai sejauh mana kesesuaian hasil penelitian
dengan keadaan sebenarnya atau sejauh mana hasil penelitian mencerminkan
keadaan yang sebenarnya. Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian
yang valid dan realibel dengan instrument yang valid dan reabel. Hasil penelitian
yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti (Sugiyono, 2015).
Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas tergantung skala pengukuran
data yang digunakan. Jika data non-dikotomi, pengukuran menggunakan korelasi
product moment sebagai berikut.

𝑛 ∑ 𝑋𝑌˗ ( ∑ 𝑋 ) . ( ∑ 𝑋 )
𝑟𝑥𝑦 =
√[ 𝑛 ∑ 𝑋 2 − ( ∑ 𝑋 ) ] [ 𝑛 ∑ 𝑋 2 − ( ∑ 𝑌 )2 ]

Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara Y dan X
𝑛 : Jumlah responden
X : Variabel independen
Y : Variabel dependen
b. Uji Reabilitas
Reliabilititas menunjukan bahwa suatu instrument dapat di percaya untuk
mengumpulkan data. Instrument yang sudah dapat di percaya, yang reliabel
akan mengahasikan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang
benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan
sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel
artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.
Dalam menguji reabilitas instrument dicari menggunakan menggunakan
rumus Alpa. Rumus alpa digunakan untuk mencari reabilitas instrument yang
skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

Rumus Alpha
𝑘 ∑ 𝜎𝑏 2
𝑟11 = (( 𝑘 − 1)) (1 - )
𝜎2 t

Keterangan:
𝑟11 : Reabilitas instrument
𝑘 : banyaknya butir pertanyaan
∑ 𝜎𝑏2 : jumlah varian butir
𝜎2 t : varian total
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, M. (2007). Dasar Dasar Ilmu Politik. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Cholisin. (2012). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: Ombak.
Mustafa, Z. (2009). Mengurai Variabel Hingga Instrumen. Graha Ilmu.
Oktavia, N. (n.d.). Sistematika Penulisan Karya Ilmiah. In 2015. Deepublish.
Soyomukti, N. (2011). Pengantar filsafat umum (M. Sandra (ed.)). Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta.
Sukidin. (2012). Sosiologi politik (Cetaakan P). Jawa Barat : Ghalia Indonesia.
Surajiyo. (2010). Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia (Edisi 1).
Jakarta :Bumi Aksara.
Umum, K. P. (2018). Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara.

Anda mungkin juga menyukai