Anda di halaman 1dari 4

SOSIOLOGI POLITIK

PARTISIPASI POLITIK DI TINGKAT DESA


(Studi Kasus Desa Cibiru Hilir Kec. Cibiru, Kota Bandung)
Dosen Pengampu : Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si

NAMA : ALHAYA NUR’AZIZAH


NIM : 1203030013
JURUSAN/KELAS : HUKUM TATANEGARA (SIYASAH)/ 5A

1. Latar Belakang
Partisipasi politik ialah sebagai kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk
ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan jalan memilih pimpinan
negara secara langsung atau tidak langsung memengaruhi kebijakan pemerintah.
Partisipasi politik yang dimaksud ialah partisipasi para pemilih yang ikut serta
memberikan hak suaranya di pemilihan kepala daerah. Dalam sistem pemilu terdapat
partisipasi warga negara yang mana warga negara tersebut berperan aktif dalam
melakukan pemilihan. Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah
tatanan negara demokrasi, juga merupakan ciri khas adanya modernisasi politik.
Secara umum, dalam masyarakat yang sifat kepemimpinan politiknya lebih ditentukan
oleh segolongan elit penguasa, maka keterlibatan warga negara dalam memengaruhi
pengambilan keputusan, dan memengaruhi kehidupan bangsa relatif sangat kecil.
Warga negara yang hanya terdiri dari masyarakat sederhana cenderung kurang
diperhitungkan pendapatnya dalam proses-proses politik.
Pemilihan umum (Pemilu) sebagai sarana demokrasi telah digunakan
disebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia, yang notabene memiliki
masyarakat yang heterogen. Melalui Pemilu memungkinkan semua pihak bisa
terakomodasi apa yang diinginkan dan cita-citakan sehingga terwujud kehidupan yang
lebih baik. Masyarakat (warga negara) sebagai pemegang kedaulatan tertinggi adalah
komponen penentu berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemilu.Karena pada dasarnya
hanya kekuatan pemilihan masyarakatlah yang bisa menentukan nasib negara dan
bangsa kedepan. Setiap warga negara, apapun latar belakangnya seperti suku, agama,
ras, jenis kelamin, status sosial, dan golongan,mereka memiliki hak yang sama untuk
menyatakan pendapat, menyikapi secara kritis kebijakan pemerintah dan pejabat
negara. Hak ini disebut hak politik yang secara luas dapat langsung diaplikasikan
secara kongkrit melalui pemilihan umum. Dalam momen ini dapat dilihat bagaimana
partisipasi maysarakat dalam PEMILU di tahun 2024 mendatang.
Partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum menjadi salah satu
wujud kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pengaruh terhadap pengambilan
keputusan politik. Partisipasi politik yang dimaksud adalah memposisikan masyarakat
sebagai warga Negara (pemilih) bukan sebagai politisi (yang dipilih).
Pada terminologi sosiologi politik, dianggap jika lebih banyak masyarakat
turut serta berpartisipasi dalam politik menunjukkan bahwa pendidikan politik
masyarakat telah berhasil. Oleh sebab itu, semakin banyak masyarakat yang
berpartisipasi, maka pelaksanaan demokrasi semakin baik. Tingginya tingkat
partisipasi masyarakat ditunjukkan oleh banyaknya masyarakat yang mengikuti dan
memahami masalah politik serta ingin melibatkan diri mereka dalam berbagai
kegiatan politik. Jika tingkat partisipasi politik masyarakat rendah, maka ada indikasi
bahwa pelaksanaan demokrasi yang dilaksanakan di suatu negara memberi tanda yang
kurang baik. Indikasi tersebut bahwa masyarakat kurang berminat untuk masalah-
masalah pemilu dan ketatanegaraan lainnya.
Dalam pembahasan ini adalah bagaimana kondisi partisipasi politik di tingkat
desa sebagai miniatur negara dalam lingkup terkecil. Pada makalah ini akan
dipaparkan secara rinci kondisi partisipasi politik studi kasus di Desa Cibiru Hilir.

2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana partisipasi politik yang terjadi?
2) Apa yang menjadi kendala dalam partisipasi politik di desa?
3. Tujuan
1) Untuk mengetahui kondisi politik di Desa Cibiru Hilir
2) Untuk mengatahui kendala apa saja yang terjadi dalam partisipasi di Desa
Cibiru Hilir
PEMBAHASAN
1. Kondisi Partisipasi Politik
Desa Cibiru Hilir pada tahun 2021 baru saja mengadakan pemilihan Kepala
Desa baru. Dan pasrtisipasi politik masyarakatnya mulai dillihat dari momen tersebut.
Partisipasi politik dari masyarakat dinilai sangat memuaskan karena terhitung 80%
ikut andil dalam momen politik tersebut. Jumlah penduduk desa cibiru hilir sekitar
15.000 penduduk dengan 9.000 hak suara. Partisipasi politik juga bisa dilihat dalam
pemilihan BPD (Badan Pengawas Desa) yang mekanisme nya adalah mengambil
perwakilan dari beberapa KADUS (Kepala Dusun) untuk pembentukan panitia,
peserta dan lainnya. BPD (Badan Pengawas Desa) ini di bentuk sebagai tempat untuk
pembentukan peraturan seperti PERDes yang disusun bersama pemenrintah desa
dengan mengutaman aspirasi dan kebutuhan masyarakat setempat.
Momen politik yang diselenggaraakn dalam tingkat desa antara lain pemilihan
kepala desa, pemilihan BPD, dan pemilihan RT/RW sebagai tingkat paling kecil.
Dalam pemilihan ini antusias masyarakat desa cibiru hilir sangat memuaskan dan
dinamika politik pun masih sangat dirasakan. Progres partisipasi politik dari tahun
sebelumnya sampai sekarang terasa sangat siginifikan perbedaanya. Jika tahun
sebelumnya masih sangat minim masyarakat ikut andil dalam politik namun, hingga
saat ini masyaakat dinilai sangat antusias. Diluar daripada itu ada bebrapa faktor yang
menyebabkan tingkat partisipasi politik masyarakat meningkat salah satunya adalah
adanya kepentinngan dari suatu golongan berkuasa yang akhirnya masyarakat akan
condong memilih pihak berkuasa karena, menurutnya masyarakat akan sejahtera jika
yang di pilih adalah orang berkuasa. Selain itu, ada faktor lain yang berperan dalam
meningkatnya antusias masyarakat yaritu, upaya desa dalam pemilihan RT/RW
misalnya, desa memberikan dana sebesar 1jt Rupiah sebagai bentuk semangat untuk
diadakannya pemilihan ketua RT/RW baru. Dampak dari banyaknya antusias
masyarakat dalam berpolitik adalah dalam pemilihan ketua RT/RW pun dinamika
politik sangat dirasakan. Dan aklamasi sekarang sudah jarang digunakan, lebih sering
pemilihan secara langsung. Data diatas diambil dari wawancara yang dilakukan
penulis dengan narasumber yang seorang sekretaris desa cibiru hilir bernama bapak
Idin Saprudin, S.Ag.
2. Kendala dalam Partisipasi Politik
Kesadaran politik warga negara menjadi faktor determinan dalam partisipasi
politik masyarakat, artinya sebagai hal yang berhubungan pengetahuan dan kesadaran
akan hak dan kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat dan kegiatan
politik menjadi ukuran dan kadar seseorang terlibat dalam proses partisipasi politik.
Masyarakat Indonesia saat ini mengalami krisis multidimensi dalam hal kepercayaan
politik.Krisis kepercayaan ini dialami masyarakat terutama oleh kalangan remaja.
Ketidak percayaan ini terjadi akibat maraknya korupsi di Indonesia, kinerja
pemerintah yang kurangbaik, kurangnya tingkat sosialisasidan komunikasi politik
terhadap masyarakat, khususnya pemilih pemula.Hal ini menyebabkan kurangnya
tingkat kesadaran politik pada pemilih pemula. Banyak negara saat ini mengalami
partisipasi pemilih pemula dalam politik sangat rendah dibandingkan dengan generasi
yang lebih tua. Pada kasus yang ada di Indonesia, misalnya, Sodikin, et.al. dalam
Zainal (2018) mencatat jumlah nonvoter(biasa disebut golongan putih atau golput)
yang terutama didominasi oleh kaum muda, terus meningkat dari pemilu ke pemilu
berikutnya; 10,21% pada Pemilu 1999, meningkat menjadi 23,34% pada Pemilu 2004,
dan 39,10% pada Pemilu 2009. Sedangkan pada Pileg 2014 Komisi Pemilihan Umum
(KPU) telah mengesahkan hasil rekapitulasi menyebutkan partisipasi pemilih pada
pemilu legislatif tahun ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2009.KPU
mencatat jumlah seluruh suara sah adalah 124.972.491 suara dengan angka perolehan
tingkat golput mencapai 24,89%. Jika dibandingkan dengan pemilu legislatif 2009,
maka tingkat partisipasi masyarakat terhadap gelaran politik 5 tahunan ini meningkat.
Hari ini kita lihat keadaan partisipasi politik yang terjadi ke tingkat paling
kecil yaitu Desa. Desa Cibiru Hilir menjadi desa yang penulis jadikan objek observasi
terkait partisipasi politik yang terjadi di Desa. Sudah dijelaskan diatas mengenai
bagaimana keadaan partisipasi masyarakat dalam berpolitik. Pada bagian ini akan
dijelaskan mengenai kendala yang menjadi faktor krang nya partisipasi masyarakat
dalam momen politik khususnya di desa cibiru hilir.
Dalam pemilihan seorang kepada desa sampai ke tingkat RT/RW masih terjadi
intervensi terhadap pihak yang kurang memiliki kekuatan oleh pihak yang dianggap
berkuasa atau memiliki kekuatan politik. Bahkan dalam pemilihan ketua RT/RW
seringkali terjadi permusuhan antar tetangga hanya karena beda memlih calon.
Namun, akhirnya desa berupaya agar hal itu tidak terjadi yaitu dengan memberikan
edukasi dan pemahaman terhadap masyarakat bahwa dalam memilih seorang
pemimpin harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan ditengah kehidupan masyarakat
didalmnya. Dan memberikan penyadaran terhadap masyarakat bahwa pemilihan
pemimpin adalah wajib dan siapapun yg terpilih wajib di hormati dan di akui secara
sah sebagai pemimpin, edukasi mengenain memilih pemimpin harus sesuai dengan
aturan dan apa yg dibutuhkan oleh masyarakat, tidak menerima money politik.
Turunnya partisipasi politik di suatu daerah juga bisa disebabkan oleh faktor ekonomi
dimana masyarakat tidak memikirkan siapa yang akan menjadi pemimpin mereka
yang penting hidupnya terpenuhi. . Padahal jika masyarakat tidak memilih seorang
pemimpin dengan baik maka akan berdampak dalam kesejahteraan hidupnya dalam
bermasyarakat.Dan masyarakat berpikir bahwa mau siapapun presiden atau
pemimpinnya jika mereka hidup masih belum sejahtera dengan merata itu menjadi hal
sia-sia.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai