Anda di halaman 1dari 13

2021, Vol. 7, No.

2, 166–178

Peran kepercayaan politik, efikasi politik, dan orientasi kandidat terhadap


partisipasi politik
Randy Pranata Putra(1), Tengku Rika Valentina(2), Indah Adi Putri(3)
(1), (2), (3)
Program Studi Magister Ilmu Politik, Universitas Andalas, Padang, Indonesia

In Indonesia, we currently see the increasing participation of citizens in several


legislative elections. In 2009, the political participation rate in the legislative elections
was 79%, 75.11% in 2014, which then increased to 81.69% in 2019. This phenomenon
raises the question of what factors influence the trend of increasing public political
participation. This study aimed to determine the role of political trust, political efficacy,
and candidate orientation in explaining public political participation in the 2019
legislative elections. Of the 400 participants, 50% are and 50% are female, who were
selected based on cluster sampling. Designed as correlational research, the results
showed that either simultaneously or partially, political trust, political efficacy, and
candidate orientation played a significant role in explaining political participation.
These findings practically imply that in elections, people's political participation is the
key to democracy. To actualise democratic political participation, thus, both the
government, legislative candidates, and political parties must pay attention to the
importance of the role of political trust, political efficacy, and candidate orientation.

Keywords: candidate orientation, political efficacy, political participation, political


trust
Fenomena yang terjadi saat ini di indonesia adalah meningkatnya keikutsertaan warga
dalam beberapa pemilihan legislatif. Pada tahun 2009, tingkat partisipasi politik pada
Pemilu legislatif 79%, tahun 2014 75.11%, dan tahun 2019 meningkat menjadi 81.69%.
Hal ini memunculkan pertanyaan faktor apa yang memengaruhi trend peningkatan
partisipasi politik masyarakat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran
kepercayaan politik, efikasi politik, dan orientasi kandidat dalam menjelaskan
partisipasi politik masyarakat pada Pemilu legislatif tahun 2019. Partisipan berjumlah
400 (50% laki-laki, 50% perempun), yang diseleksi atas dasar cluster sampling. Desain
penelitian adalah kuantitatif korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik
secara simultan maupun secara parsial, kepercayaan politik, efikasi politik, dan orientasi
kandidat berperan signifikan dalam menjelaskan partisipasi politik. Hasil penelitian
memberikan implikasi praktis bahwa dalam Pemilu, partisipasi politik masyarakat
menjadi kunci dalam demokrasi. Agar partisipasi politik yang demokratis bisa tercapai,
dengan demikian, baik pemerintah, calon legislatif, maupun partai politik harus
memperhatikan pentingnya peran kepercayaan politik, efikasi politik, serta orientasi
kandidat.

Kata kunci: efikasi politik, kepercayaan politik, orientasi kandidat, partisipasi politik

MEDIAPSI, 2021, Vol. 7(2), 166–178, DOI: https://doi.org/10.21776/ub.mps.2021.007.02.8


Received: 20-07-2021. Revised: 19-11-2021. Accepted: 27-11-2021. Published online: 25-12-2021
Handling Editor: Esti Zaduqisti, IAIN Pekalongan, Indonesia.
*Corresponding author: Randy Pranata Putra, Program Studi Magister Ilmu Politik, Universitas Andalas,
Padang, Indonesia. E-mail: Randypranataputra@gmail.com

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

How to cite this article in accordance with the American Psychological Association (APA) 7th guidelines:
Putra, R. P., Valentina, T. R., & Putri, I. A. (2021). Peran kepercayaan politik, efikasi politik, dan orientasi
kandidat terhadap partisipasi politik. MEDIAPSI, 7(2), 166–178. https://doi.org/10.21776/ub.mps.2021.007.02.8

166
MEDIAPSI
2021, Vol.7, No. 2, 166–178
PUTRA, VALENTINA, & PUTRI

Pendahuluan cenderung untuk berpartisipasi dalam


Pemilihan umum atau Pemilu adalah setiap kebijakan atau keputusan politik.
bagian penting dalam suatu proses Selain kepercayaan politik, efikasi
demokrasi di Indonesia (Aulia, 2016; politik juga berpengaruh terhadap
Zuhro, 2019). Pemilu secara sederhana partisipasi politik (McDonnell, 2020).
diartikan sebagai kontrak politik antara Menurut Craig (1990), efikasi internal
warga, orang atau partai politik dalam merupakan keyakinan pada kemampuan
melakukan aktivitas politik (Sanit, 2016). individu dalam memahami
Partisipasi politik pada Pemilu keikutsertaannya secara positif dalam
memengaruhi posisi legitimasi yang proses politik. Efikasi internal ini meliputi
diberikan masyarakat terhadap calon persepsi diri, pengetahuan individu
terpilih, di mana setiap individu memiliki terhadap politik, pemahaman terhadap
keinginan dan kepentingannya sendiri politik, kepercayaan diri terhadap politik
dalam menentukan pilihan politiknya untuk berpartisipasi dalam proses politik,
(Pardede, 2014). Partisipasi politik dan kapasitas individu dalam politik
merupakan suatu kegiatan individu dan (Craig, 1990). Penelitian Fitriah (2014)
sekelompok individu dalam berpartisipasi tentang peran nilai pribadi dan efikasi
secara aktif pada setiap proses politik, internal terhadap keikutsertaan atau
misalnya dengan cara memilih pemimpin partisipasi politik pada mahasiswa pemilih
dalam Pemilu (Budiarjo, 2010). pemula menemukan bahwa secara parsial
Fenomena yang terjadi di Indonesia efikasi internal berkorelasi positif secara
saat ini pada Pemilu legislatif adalah signifikan dengan partisipasi politik. Hasil
meningkatnya keikutsertaan masyarakat, penelitian ini menjelaskan bahwa semakin
dengan partisipasi pada Pemilu legislatif tinggi efikasi internal mahasiswa maka
sebesar 79% pada tahun 2009, 75.11% semakin meningkat partisipasi politik
pada tahun 2014, dan 81.69% pada tahun mahasiswa.
2019 (Rahadian, 2019). Hal ini Selain kepercayaan politik dan
menimbulkan pertanyaan apa yang akan efikasi politik, menurut Hendarmin
memengaruhi partisipasi politik (2007), aktor politik juga menjadi penentu
masyarakat. partisipasi politik. Aktor politik membuat
Menurut Paige (dalam kontrak sosial bersama rakyat pada saat
(Hetherington, 1998), kesadaran dan Pemilu. Sementara itu, masyarakat dengan
kepercayaan politik terhadap pemerintah bebas memilih kandidat yang mereka
atau sistem politik menentukan tingkat anggap bisa dipercaya untuk menduduki
partisipasi politik seseorang. Kepercayaan jabatan eksekutif dan legislatif sehingga
politik adalah arah evaluasi dari bagian- rakyat yang sudah memiliki hak pilih
bagian sistem politik yang dilandasi pada dengan bebas akan menentukan kandidat
harapan yang normatif. Sejalan dengan yang sesuai dengan pikirannya.
argumentasi ini, riset Wahyudi (2013) Dari uraian di atas, penelitian ini
menyimpulkan bahwa dengan akan membahas mengenai peran political
meningkatkan kepercayaan politik, trust atau kepercayaan politik, efikasi
individu dengan keyakinan politik politik, dan orientasi kandidat dalam
MEDIAPSI │ 2021, Vol. 7, No. 2, 166–178 167
PARTISIPASI POLITIK

menjelaskan partisipasi politik pada mengandung arti bahwa masyarakat sadar


politik lokal secara komprehensif. dan berperan aktif dalam pengawal
Mengembangkan riset-riset sebelumnya, jalannya Pemilu.
penelitian ini mengintegrasikan peran tiga Ketiga adalah adanya pergeseran
faktor tersebut (kepercayaan politik, karakteristik orientasi masyarakat dalam
efikasi politik, dan orientasi kandidat) menilai calon pemimpin legislatif di
dalam menjelaskan partisipasi politik. Ada Indonesia tahun 2019 (Wahidin dkk.,
beberapa gejala menarik pada pelaksanaan 2020). Terkait dengan pergeseran
Pemilu legislatif di Kabupaten Pasaman orientasi ini, para ilmuwan memberikan
Barat pada tahun 2019, khususnya ketika bukti kuat bahwa faktor-faktor penentu
membahas tentang partisipasi politik. utama perilaku memilih di Indonesia
Pertama, adanya kecenderungan bergeser kea rah faktor psikologis dan
meningkatnya partisipasi masyarakat yang ekonomi-politik. Faktor-faktor tersebut
dipengaruhi oleh kesadaran serta memiliki pengaruh untuk menentukan
kepercayaan politik yang tinggi terhadap perilaku memilih masyarkat. Sampai saat
terhadap sistem politik. Secara lebih ini, para akademisi politik telah berusaha
spesifik, tingkat partisipasi politik pada memberi penjelasan karakteristik dari
Pemilu legislatif di Kabupaten Pasaman Pemilu, namun sebagian besar kajian yang
Barat mengalami peningkatan di tahun ada masih berdasarkan pendekatan
2019 dibandingkan dengan partisipasi sosiologis, atau hanya mempertimbangkan
politik di tahun 2014 (Maulana, 2018; variabel sosial ekonomi (Haryanto, 2014).
Nurhasim, 2014). Keikutsertaan Pada kontestasi pemilihan anggota
masyarakat Pasaman Barat dalam Pemilu DPRD Kabupaten Pasaman Barat Tahun
tidak hanya pada tahap pemberian suara 2019, ada 40 jumlah kursi yang menjadi
saja tetapi masyarakat Pasaman Barat juga perebutan yang terdiri dari empat daerah
ikut mengawal jalannya Pemilu seperti pemilihan (Dapil). Dari 40 anggota DPRD
ikut menjadi relawan demokrasi (Agung, terpilih, 25 kursi anggota DPRD adalah
2019). Kenaikan tingkat partisipasi ini wajah baru yang terpilih dan hanya 15
melebihi target nasional dengan kursi wajah lama yang terpilih kembali
persentase 77.5%. sebagai anggota DPRD (“KPU Pasaman
Kedua adalah adanya kesadaran Umumkan Nama-nama Anggota DPRD
masyarakat mengenai pentingnya peranan Pasaman Periode 2019-2024”). Kekalahan
masyarakat untuk melaksanakan hak serta 25 petahana anggota DPRD menjadi hal
kewajiban sebagai warga dalam suatu menarik untuk diteliti lebih lanjut. Peneliti
negara. Ada keyakinan bahwa mereka bisa berasumsi kekalahan ini dipengaruhi oleh
memengaruhi proses politik. Salah satu faktor orientasi kandidat pemilih di mana
bentuk kesadaran politik yang timbul pemilih telah mengenal calon kandidat
adalah ketika ada salah satu calon petahana, baik dari latar belakang
legislatif yang diduga kuat melakukan kandidat, rekam jejak kandidat, visi misi,
money politics, masyarakat segera program kerja kandidat yang selama
melaporkan kejadian tersebut kepada menjabat yang tidak maksimal.
badan pengawas Pemilu (Bawaslu) Mengacu pada landasan teori dan
(Riyanda dkk., 2021). Hal ini temuan-temuan riset sebagaimana

MEDIAPSI │ 2021, Vol. 7, No. 2, 166–178 168


PUTRA, VALENTINA, & PUTRI

dijabarkan di atas, penelitian ini dianggap sudah memiliki nalar dan cara
mengajukan tiga hipotesis. Pertama, bertutur kata yang baik, sesuai dengan
political trust atau kepercayaan politik sikap kedewasaan dan tingkat pengetahuan
berperan signifikan dalam meningkatkan yang dinilai sudah berkembang ke arah
partisipasi politik, dimana semakin tinggi penalaran yang baik. Komposisi jenis
kepercayaan politik maka semakin tinggi kelamin partisipan adalah 50% laki-laki
partisipasi politik (H1). Kedua, efikasi dan 50% perempuan. Peneliti
politik berperan signifikan dalam menggunakan sampling acak sederhana
meningkatkan partisipasi politik, dimana untuk menentukan responden yang akan
semakin tinggi efikasi politik maka diberikan kuesioner.
semakin tinggi partisipasi politik (H2). Penelitian ini menggunakan metode
Ketiga, orientasi kandidat berperan survei korelasional. Desain survei
signifikan dalam meningkatkan partisipasi digunakan untuk memperoleh data empirik
politik, dimana semakin positif persepsi dalam menganalisis hubungan political
terhadap orientasi kandidat maka semakin trust, efikasi politik dan orientasi kandidat
tinggi partisipasi politik (H3). terhadap partisipasi pada Pemilu legislatif
tahun 2019 (Singarimbun, 1995). Sumber
Metode data utama yang peneliti gunakan adalah
Partisipan dan desain penelitian kuesioner sebagai analisis kepercayaan
Sampel penelitian diseleksi atas politik, efikasi politik, orientasi kandidat,
dasar cluster sampling dan sampling acak dan partisipasi masyarakat.
sederhana. Dengan metode sampling ini,
cluster yang dijadikan sebagai patokan Prosedur dan pengukuran
penentuan sampel adalah kabupaten, Dengan menggunakan fasilitas
kecamatan, dan seterusnya. Cara sampling angka acak yang tersedia pada komputer,
cluster seperti ini digunakan melalui dua peneliti mengurutkan DPT pemilih dan
tahapan, yaitu tahapan awal dengan masukan ke dalam rumus komputer.
menentukan jumlah dari sampel daerah, Penarikan sampel dilakukan dari Nagari
dan tahapan selanjutnya dengan Lingkuang Aua dengan tempat
menentukan orang yang berada pada pemungutan suara (TPS) yang pertama
daerah itu secara sampling (Sarwono, terpilih sebanyak 5 dengan jumlah
2006). Peneliti menggunakan metode populasi (DPT) 150. Selanjutnya, dari 150
cluster sampling dikarenakan populasi pemilih, diperlukan 6 sampel yang
Kabupaten Pasaman Barat Terbagi atas 4 dijadikan responden. Setelah diacak
Daerah Pemilihan dengan karakteristik menggunakan komputer, yang terpilih
masyarakat yang heterogen dengan total adalah 6 responden pertama yaitu
sampel sebanyak 400 responden. responden nomor 23, 38, 57, 3,1, dan 3.
Penelitian ini melibatkan masyarakat Peneliti mendatangi responden yang
Kabupaten Pasaman Barat yang sudah terpilih dan yang bersedia berpartisipasi
memiliki hak pilih atau sudah berumur 17 secara suka rela.
tahun dalam pemilihan legislatif pada Penelitian ini memakai empat
tahun 2019. Hal itu dilakukan karena variabel. Pertama adalah kepercayaan
dengan kriteria tersebut masyarakat politik atau political trust sebagai variabel

MEDIAPSI │ 2021, Vol. 7, No. 2, 166–178 169


PARTISIPASI POLITIK

independent pertama (X1). Kedua adalah interaksi sosial dengan penekanan pada
efikasi politik sebagai variabel pengalaman politik. Pada literatur
independent kedua (X2). Ketiga adalah psikologi sosial, dimensi ini disebut
orientasi kandidat sebagai variabel political self-efficacy, dan dipahami
independent ketiga (X3), dan keempat sebagai aspek domain spesifik dari
adalah partisipasi politik sebagai variabel pengertian umum self-efficacy. Efikasi
dependen (Y). Kualitas psikometris politik dalam penelitian ini diukur dengan
masing-masing variabel diukur atas dasar 5 butir pertanyaan dan memiliki nilai
internal consistency Cronbach Alpha. Cronbach Alpha yang memadai (α = .85).
Suatu variabel atau skala dinyatakan Untuk variabel orientasi kandidat,
reliabel atau memiliki konsistensi internal peneliti menggunakan mazhab Michigan
yang memadasi jika nilai Cronbach Alpha (Cambell, 1966). Secara lebih spesifik,
lebih besar .60 (Ponterotto & orientasi kandidikat diukur atas dasar
Ruckdeschel, 2007). pengetahuan tentang calon kandidat, nilai
Peneliti mengadaptasi alat ukur serta sikap dari pemilih dalam mengamati
kepercayaan politik yang disusun oleh calon pada proses pemilihan umum,
Loeber (2011). Alat ukur kepercayaan pengetahuan mengenai integritas calon
politik ini terdiri dari 12 butir pertanyaan kandidat, kepedulian calon pada
dan tiga dimensi: kepercayaan pada masyarakat, keteladanan calon kandidat,
politisi (trust pada politisi, termasuk serta reputasi dari calon kandidat serta
pejabat pemerintah), kepercayaan pada cara bicara dari kandidat. Dalam
organisasi atau institusi (kepercayaan pada penelitian ini, orientasi kandidat diukur
lembaga politik, termasuk DPR, DPRD), dengan 20 butir pertanyaan. Hasil
dan kepercayaan pada demokrasi menunjukkan bahwa nlai Cronbach Alpha
(kepercayaan pada sistem demokrasi). variabel orientasi kandidat dalam
Dalam penelitian ini, relibilitas alat ukur penelitian ini adalah sangat memadai (α =
kepercayaan politik memadai karena nilai .97).
Cronbach Alpha (α) = .97 (Ponterotto & Sedangkan untuk partisipasi politik,
Ruckdeschel, 2007). peneliti mengukur variabel dependen
Selanjutnya, variabel efikasi politik tersebut atas dasar teori Gabriel A.
mengadaptasi dari teori Craig 1990), yang Almond (dalam MacAndrews, 1991).
mengatakan bahwa internal political Konstruk ini mencerminkan bentuk
efficacy merupakan keyakinan tentang partisipasi konvensional dengan beberapa
kompetensi seseorang untuk memahami indikator. Indikator-indikator tersebut
dan berpartisipasi secara efektif dalam mencakup pemungutan suara dalam
politik. Internal efficacy terdiri dari self- Pemilu, diskusi mengenai politik, aktifitas
perception yang meliputi pengetahuan atau kampanye yang dilakukan kandidat,
politik, pemahaman politik, kepercayaan afiliasi dengan partai politik,
diri untuk terlibat dalam urusan politik, dankomunikasi secara pribadi dengan
dan kemampuan dalam urusan politik. kandidat dan pejabat. Partisipasi politik
Sementara itu, Beaumont (2011) diukur dengan 7 butir pertanyaan, yang
menjelaskan bahwa efikasi politik internal memiliki reliabilitas sangat memadai
berkembang melalui pengaturan dan (Cronbach alpha [α] = .90).

MEDIAPSI │ 2021, Vol. 7, No. 2, 166–178 170


PUTRA, VALENTINA, & PUTRI

Hasil 3.233, dan orientasi kandidat sebesar


Pengujian hipotesis untuk penelitian 4.709. Sementara itu, nilai Tolerance
ini menggunakan analisis regresi berganda variabel political trust sebesar .283,
melalui perantara perangkat lunak efikasi politik sebesar .309, dan orientasi
Statistical Package for the Social Sciences kandidat sebesar .212. Nilai VIF ketiga
(SPSS) versi 21. Sebelum uji hipotesis, variabel tersebut lebih kecil dari 10 dan
peneliti terlebih dahulu melakukan nilai Tolerance lebih besar dari 0.1.
pengujian asumsi klasik, yang meliputi uji Dengan hasil ini, bisa disimpulkan tidak
multikolinieritas, autokorelasi, adanya multikolinieritas pada ketiga
heteroskedastisitas, dan pengujian variabel bebas dalam penelitian ini
normalitas. (Senaviratnadkk., 2019; Thompson dkk.,
Untuk uji multikolinieritas, 2017).
didapatkan nilai variance inflation factor
(VIF) untuk variabel political trust
sebesar 3.529, efikasi politik sebesar

Gambar 1. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hubungan antar Variabel Penelitian.

karena nilai DW hitung (1.822) lebih


Uji autokorelasi dilakukan dengan besar dibandingkan dengan nilai DU
membandingkan nilai Durbin Watson (1.284).
hitung (DW) dan Durbin Watson Upper Hasil pengujian heteroskedastisitas
(DU). Autokorelasi tidak terjadi jika nilai dilakukan dengan cara membuat
DW lebih besar dari nilai DU (Chen, Scatterplot hubungan antara nilai residual
2016). Hasil dalam penelitian ini dan nilai prediksi yang telah distandarisasi
menunjukkan tidak adanya autokorelasi (Fox, 2019). Sebagaimana bisa dilihat
MEDIAPSI │ 2021, Vol. 7, No. 2, 166–178 171
PARTISIPASI POLITIK

pada Gambar 1, hasil menunjukkan bahwa Plot). Sebagaimana bisa dicermati pada
sebaran titik atau Scatterplot yang tidak Gambar 2, hasil menunjukkan bahwa P
membentuk pola tertentu. Bukti visual ini Plot mendekati garis lurus sehingga dapat
membuktikan bahwa hubungan antar disimpulkan bahwa data residual
variabel dalam penelitian ini terbebas dari terdistribusi secara normal. Hasil ini
heteroskedastisitas. sejalan dengan asumsi klasik dari regresi
Terakhir, uji normalitas dilakukan linier dengan pendekatan ordinary least
atas dasar sebaran titik Probability Plot (P square (OLS; Das dkk., 2016).

Gambar 2. Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian.

Hasil pengujian hipotesis- (kepercayaan politik, efikasi politik, dan


hipotesis penelitian ditampilkan dalam orientasi kandidat) mampu menjelaskan
Tabel 1 di bawah ini. Sebagaimana bisa secara signifikan variabel dependen
dilihat pada Tabel 1, secara keseluruhan partisipasi politik, R = .81, F = 257.47,
atau simultan, ketiga variabel p < .001, dengan persentase sebanyak
independen dalam penelitian ini 66%, R2 =.661.

MEDIAPSI │ 2021, Vol. 7, No. 2, 166–178 172


PUTRA, VALENTINA, & PUTRI

Tabel 1. Regresi Linier Berganda Untuk Menjelaskan Partisipasi Politik.

Efek B SE β t p

Konstanta −2.13 .81 — −2.64 .009

Kepercayaan politik .09 .02 .22 3.95 < .000

Efikasi politik .20 .07 .14 2.67 .008

Orientasi kandidat .21 .03 .50 7.88 < .000


Keterangan. B = koefisien regresi parsial tidak terstandarisasi. SE = eror terstandarisasi. Β = koefisien regresi parsial terstandarisasi. t = nilai
independent t-test untuk masing-masing variabel independen. p = nilai signifikansi.

Y = −2.13 + 0.09X1 + 0.20X2 + 0.21X3 + e semakin positif orientasi kandidat maka


(1) semakin besar paritisipasi politik
masyarakat multi etnis pada Pemilu
Mengacu pada persamaan (1) di legislatif Kabupaten Pasaman Barat tahun
atas, koefisien regresi kepercayaan politik 2019. Begitu pula sebaliknya, semakin
(X1) bernilai positif. Artinya. semakin negatif orientasi kandidat maka semakin
bertambah kepercayaan politik maka menurun paritisipasi politik masyarakat
makin memengaruhi paritisipasi politik multi etnis pada Pemilu legislatif
masyarakat multi etnis pada Pemilu Kabupaten Pasaman Barat tahun 2019.
legislatif Kabupaten Pasaman Barat tahun
2019. Begitu pula sebaliknya, semakin Diskusi
berkurangnya kepercayaan politik maka Fenomena pada penelitian ini
semakin berkurang paritisipasi politik dilatarbelakangi oleh beberapa alasan.
masyarakat multi etnis pada Pemilu Pertama, penelitian sebelumnya tentang
legislatif Kabupaten Pasaman Barat tahun hubungan kepercayaan politik, efikasi
2019. politik, dan orientasi kandidat terhadap
Koefisien regresi efikasi politik (X2) partisipasi politik tidak komprehensif
juga bernilai positif. Atinya, semakin dalam menjelaskan partisipasi politik,
bertambahnya efikasi politik maka makin khususnya pada ranah politik lokal.
memengaruhi paritisipasi politik Kedua, penelitian ini bertujuan
masyarakat multi etnis pada Pemilu membuktikan adanya kecenderungan
legislatif Kabupaten Pasaman Barat tahun pergeseran perilaku pemilih dalam politik
2019. Begitu pula sebaliknya, semakin lokal atas dasar faktor-faktor psikologis,
berkurangnya efikasi politik maka yang cenderung jarang diteliti.
semakin berkurang paritisipasi politik Kebanyakan studi sebelumnya
masyarakat multi etnis pada Pemilu menekankan pada kajian atau pendekatan
legislatif Kabupaten Pasaman Barat tahun sosiologis. Ketiga, ada trend pengingkatan
2019. partisipasi politik masyarakat dalam
Terakhir, koefisien regresi orientasi Pemilu legislatif.
kandidat (X3) bernilai positif. Artinya,
MEDIAPSI │ 2021, Vol. 7, No. 2, 166–178 173
PARTISIPASI POLITIK

Peran kepercayaan politik terhadap temuan bahwa responden dengan ragam


partisipasi politik etnis, mulai dari etnis Jawa, Minang, atau
Hasil penelitian ini menemukan Mandailing memiliki kepercayaan politik
bahwa, sesuai hipotesis pertama (H1), yang tinggi. Dengan demikian, tidak ada
kepercayaan politik berperan signifikan perbedaan kepercayaan politik masyarakat
dalam menjelaskan partisipasi politik multi etnis Kabupaten Pasaman Barat.
masyarakat multi etnis pada Pemilu Kepercayaan politik masyarakat
legislatif Kabupaten Pasaman Barat pada Kabupaten Pasaman Barat yang cukup
tahun 2019. Kepercayaan politik telah tinggi juga di pengaruhi oleh tingkat
tercermin dalam kehidupan sehari-hari di pendidikan dari masyarakat; semakin
Kabupaten Pasaman Barat dan dijadikan tinggi tingkat pendidikan maka semakin
sebagai dasar berperilaku di Kabupaten berdampak terhadap kepercayaan politik
Pasaman Barat pada Pemilu legislatif seseorang.
tahun 2019. Kepercayaan politik Peran efikasi politik terhadap
masyarakat menggambarkan bahwa setiap partisipasi politik
individu masyarakat Pasaman Barat Dalam penelitian ini, mendukung
memiliki kepercayaan politik terhadap hipotesis kedua (H2), efikasi politik
politisi, institusi, dan sistem demokrasi. masyarakat terbukti berperan signifikan
Hal ini memberikan pengaruh signifikan dalam meningkatkan partisipasi politik
pada partisipasi politik masyarakat pada masyarakat. Efikasi politik masyarakat
pemilihan umum. Tingginya kepercayaan pada penelitian ini tumbuh karena alasan-
politik masyarakat berdampak pada makin alasan tertentu. Pertama, warga memiliki
tingginya partisipasi politik masyarakat. pemahaman yang lebih baik mengenai isu
Kepercayaan politik masyarakat Pasaman politik yang terjadi pada Pemilu tahun
Barat pada saat Pemilu merefleksikan 2019. Kedua, masyarakat telah memiliki
adanya kepercayaan terhadap calon pengetahuan mengenai politik yang tidak
legislatif yang maju pada Pemilu dan kalah dengan orang lain pada Pemilu
kepercayaan terhadap semua tindakan Tahun 2019 di Kabupaten Pasaman Barat.
yang dilakukan oleh calon legislatif. Ketiga, masyarakat Pasaman Barat juga
Selanjutnya, masyarakat percaya bahwa berpartisipasi secara aktif dalam proses
calon anggota DPRD lebih mementingkan politik Pada Pemilu Tahun 2019 di
kepentingan rakyat dari pada kepentingan Kabupaten Pasaman Barat. Keempat,
pribadi. Masyarakat percaya bahwa calon tingkat pendidikan masyarakat yang
anggota DPRD tidak akan ingkar janji. cukup tinggi yang berdampak terhadap
Masyarakat percaya calon anggota DPRD kesadaran politik masyarat.
memberikan informasi, isu-isu politik, Peran orientasi kandidat terhadap
berita politik dengan benar, dan percaya partisipasi politik
terhadap partai yang diusung oleh calon Orientasi kandidat masyarakat
anggota DPRD pada saat Pemilu legislatif dalam penelitian ini terbukti secara
tahun 2019. empiris menjadi prediktor positif
Latar-belakang masyarakat yang partisipasi politik masyarakat, mendukung
multi etnis ternyata tidak memengaruhi Hipotesis ketiga (H3). Beberapa penelitian
kepercayaan politik. Hal ini terlihat dari terdahulu juga mendukung temuan ini.

MEDIAPSI │ 2021, Vol. 7, No. 2, 166–178 174


PUTRA, VALENTINA, & PUTRI

Sebagai contoh, penelitian Sari (2020) memilih partai politik atau kandidat untuk
yang membahas mengenai pengaruh jabatan publik. Partai-partai yang secara
perilaku pemilih terhadap partisipasi tradisional memperjuangkan kesetaraan
politik di Sumatera Utara dalam pemilihan ras dan etnis cenderung didukung oleh
Gubernur tahun 2018, khususnya di kelompok ras dan etnis minoritas karena
Kecamatan Stabat. Hasil penelitian kelompok ini terkena dampak langsung
tersebut menunjukkan bahwa pendekatan dari isu tersebut. Secara khusus, kesamaan
sosiologis, psikologis, dan rasional secara ras dan etnis antara pemilih dan calon
simultan berpengaruh terhadap partisipasi pejabat publik cenderung memengaruhi
politik di Sumatera Utara dalam pemilihan perilaku memilih.
gubernur tahun 2018 khususnya di Tetapi hasil penelitin ini bertolak
Kecamatan Stabat. Selain itu, penelitian belakang dengan penelitian sebelumnya.
Rahmawati (2016) di Kelurahan Sunter Penelitian ini membuktikan bahwa dalam
Agung dalam Pilkada DKI Jakarta tahun ranah politik lokal dengan karakter
2012 menyimpulkan bahwa figure calon masyarakat yang heterogen, faktor
yang memiliki kemampuan dan psikologis lebih dominan dalam
kredibilitas berpengaruh signifikan menentukan orientasi kandidat. Hal ini
terhadap partisipasi politik masyarakat dibuktikan dari hasil penelitian ini bahwa
(Rahmawati, 2016). masyarakat setuju ikut memilih calon
Hasil kajian ini mengenai pengaruh legislatif (caleg) atas dasar hasil evaluasi
orientasi kandidat masyarakat terhadap terhadap caleg tersebut pada Pemilu
partisipasi politik, memperkuat kajian- Pasaman Barat tahun 2019 serta penilaian
kajian teori tentang partisipasi politik mengenai visi, misi, dan program
sebelumnya. Disimpulkan bahwa orientasi unggulan caleg. Penilaian terhadap caleg
kandidat yang tinggi dalam Pemilu sangat ini sangat dipengaruhi oleh sejarah dan
memengaruhi partisipasi politik. pengalaman masa lalu caleg baik dalam
Partisipasi ini dapat berbentuk ikut serta kehidupan bernegara maupun
berpartisipasi aktif dalam Pemilu. bermasyarakat.
Berpartisipasi aktif seperti ikut membantu Dinamika pergeseran perilaku
partai politik atau calon kandidat untuk memilih di atas selanjutnya memengaruhi
memperoleh suara, dan terlibat di setiap penilaian pemilih terhadap caleg.
proses politik dalam Pemilu. Masyarakat juga mengetahui sosialisasi
Hasil-hasil penelitian lain yang dilakukan oleh caleg pada Pemilu
menunjukkan bahwa dalam ranah politik legislatif tahun 2019 di Kabupaten
lokal, terjadi perubahan perilaku memilih Pasaman Barat. Semakin selaras posisi
masyarakat yang selama ini melihat dari atau pendapat pemilih dengan kandidat
faktor sosiologis beralih kepada faktor tertentu, maka semakin besar
psikologis. Aliran politik yang dipandang kemungkinan bahwa mereka akan
sebagai pendekatan sosiologis hanya dapat memilih kandidat tersebut. Hal ini juga
dipelajari dalam bidang politik lokal. mendukung asumsi peneliti bahwa
Menurut Mujani dkk. (2012), ras dan etnis kekalahan 25 petahana dipengaruhi oleh
juga dianggap sebagai faktor sosiologis orientasi kandidat di mana masyarakat
yang memengaruhi cara seseorang Pasaman Barat mengevaluasi kandidat

MEDIAPSI │ 2021, Vol. 7, No. 2, 166–178 175


PARTISIPASI POLITIK

dalam hal kemampuan mereka untuk Aulia, D. (2016). Penguatan Demokrasi:


bertindak dalam mengatasi masalah yang Partai Politik Dan (Sistem) Pemilu
mereka hadapi. Sebagai Pilar
Demokrasi. Masyarakat
Kesimpulan Indonesia, 42(1), 115-126.
Kepercayaan politik, efikasi politik, https://doi.org/10.14203/jmi.v42i1.3
dan orientasi kandidat dalam penelitian ini 62
berperan signifikan dalam menjelaskan Beaumont, E. (2011). Promoting political
partisipasi politik masyarakat pada agency, addressing political
pelaksanaan Pemilu legislatif di inequality: A multilevel model of
Kabupaten Pasaman Barat pada tahun internal political efficacy. The
2019. Hasil penelitian ini memberikan Journal of Politics, 73(1), 216-231.
implikasi bahwa penilaian masyarakat https://doi.org/10.1017/S002238161
terhadap kapasitas politik diri mereka 0000976
sendiri dan kapasitas politik lembaga serta Budiarjo, M. (2010). Dasar-dasar Ilmu
kandidat politik berperan penting dalam Politik. Gramedia Pustaka Utama.
menentukan tingkat partisipasi politik Cambell, A. (1966). The American Voter.
dalam Pemilu legislatif. John Wiley and Sons, Inc.
Salah satu kelamahan dari penelitian Chen, Y. (2016). Spatial autocorrelation
ini terkait pada pembatasan konsteks approaches to testing residuals from
dalam Pemilu legislatif. Untuk menutupi least squares regression. PloS
kelemahan ini, studi lanjutan yang tertarik one, 11(1), e0146865.
pada tema yang sama bisa berfokus pada https://doi.org/10.1371/journal.pone.
konsteks lain, misalnya Pemilu eksekutif 0146865
(bupati/walikota, gubernur, predisen dan Craig, S. C., Niemi, R. G., & Silver, G. E.
wakil presiden) untuk menguji sejauh (1990). Political efficacy and trust: A
mana kepercayaan politik, efikasi politik, report on the NES pilot study
dan orientasi kandidat berperan signifikan items. Political behavior, 12(3), 289-
dalam menjelaskan partisipasi masyarakat 314.
dalam kontestasi politik selain Pemilu https://doi.org/10.1007/BF00992337
legislatif. Das, K. R., & Imon, A. H. M. R. (2016). A
brief review of tests for normality.
Daftar Pustaka American Journal of Theoretical and
Agung, T. (2019, April 04). Polsek Applied Statistics, 5(1), 5-12.
Talamau amankan jalannya kegiatan http://doi.org/10.11648/j.ajtas.20160
sosialisasi penyelenggaraan Pemilu 501.12
2019. POLRI.GO.ID. Fitriah, E. A. (2014). Personal Values Dan
https://pasamanbarat.sumbar.polri.go Internal Political Efficacy Terhadap
.id/2019/04/04/polsek-talamau- Partisipasi Politik Mahasiswa
amankan-jalannya-kegiatan- Pemilih Pemula (Studi Pada Fakultas
sosialisasi-penyelenggaraan-Pemilu- Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan
2019/ Ilmu Politik, Fakultas Adab Dan
Humaniora, Serta Fakultas Dakwah

MEDIAPSI │ 2021, Vol. 7, No. 2, 166–178 176


PUTRA, VALENTINA, & PUTRI

Dan Komunikasi Uin Sgd participation: a systematic


Bandung). Psympathic: Jurnal review. Local Government
Ilmiah Psikologi, 1(2), 244-254. Studies, 46(3), 331-350.
https://doi.org/10.15575/psy.v1i2.48 https://doi.org/10.1080/03003930.20
0 19.1600510
Fox, J. (2019). Regression diagnostics: An Mujani, S., Liddle,R.W., Ambaerdi, K.
introduction. Sage publications. (2012). Kuasa Rakyat. Mizan.
Haryanto, H. (2014). Kebangkitan Party Nurhasim, M. (Ed.). (2014). Partisipasi
ID: Analisis Perilaku Memilih dalam pemilih pada Pemilu 2014: Studi
Politik Lokal di Indonesia. Jurnal penjajakan.
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 17(3), https://www.kpu.go.id/koleksigamba
291-308. r/Partisipasi_Pemilih_pada_Pemilu_
https://doi.org/10.22146/jsp.13082 2014_Studi_Penjajakan.pdf
Hendarmin. (2007). Arsitektur Konstitusi Pardede, M. (2014). Implikasi Sistem
Demokratik. Fokusmedia. Pemilihan Umum Indonesia. Jurnal
Hetherington, M. J. (1998). The Political Rechts Vinding: Media Pembinaan
Relevance of Political Hukum Nasional, 3(1), 85-99.
Trust. American Political Science http://doi.org/10.33331/rechtsvindin
Review, 92(4), 791- g.v3i1.58
808. https://doi.org/10.2307/258630 Ponterotto, J. G., & Ruckdeschel, D. E.
4 (2007). An overview of coefficient
KPU Pasaman Umumkan Nama-nama alpha and a reliability matrix for
Anggota DPRD Pasaman Periode estimating adequacy of internal
2019-2024. (2019, Juli 20). consistency coefficients with
Pasamankab.go.id. psychological research
https://www.pasamankab.go.id/berit measures. Perceptual and Motor
a/kpu-pasaman-umumkan-nama- Skills, 105(3), 997-1014.
nama-anggota-dprd-pasaman- https://doi.org/10.2466%2Fpms.105.
periode-2019-2024 3.997-1014
Loeber, L. (2011). Political trust and trust Rahardian, L. (2019, 14 Juni). Tingkat
in the election process. Caltech/MIT: Partisipasi Pemilu 2019 Naik: Positif
Voting. atau Negatif? Kabar24.
MacAndrews, M. M. (1991). https://kabar24.bisnis.com/read/2019
Perbandingan Sistem Politik. 0614/15/933808/tingkat-partisipasi-
Yogyakarta. Pemilu-2019-naik-positif-atau-
Maulana, A. (2019, Mei 04). Partisipasi negatif
pemilih Pemilu di Pasaman Barat 88 Rahmawati, R. (2017). Pengaruh Figur
persen. ANTARANEWS. Calon Pemimpin Terhadap
https://Pemilu.antaranews.com/berita Partisipasi Politik Masyarakat
/862691/partisipasi-pemilih-Pemilu- Kelurahan Sunter Agung, Pada
di-pasaman-barat-88-persen Pemilukada DKI JAKARTA
McDonnell, J. (2020). Municipality size, 2012. Journal of Governance, 1(1),
political efficacy and political 98-119.

MEDIAPSI │ 2021, Vol. 7, No. 2, 166–178 177


PARTISIPASI POLITIK

http://doi.org/10.31506/jog.v1i1.184 Singarimbun, M. (1995). Metode


1 Penelitian Survei. LP3S.
Riyanda, R., indah Yandri, L., Putri, T. D., Thompson, C. G., Kim, R. S., Aloe, A. M.,
Khairiyah, K., & Rahmadi, D. & Becker, B. J. (2017). Extracting
(2021). Sosialisasi dan pendidikan the variance inflation factor and
politik: Persiapan Pilkada 2020 di other multicollinearity diagnostics
Kabupaten Pasaman Barat. Menara from typical regression results. Basic
Pengabdian, 1(1), 32-40. and Applied Social
https://doi.org/10.31869/jmp.v1i1.26 Psychology, 39(2), 81-90.
74 https://doi.org/10.1080/01973533.20
Sanit, A. (2016). Kontrak Sosial dan 16.1277529
Pemilihan Umum. Jurnal Penelitian Wahidin, D. T. S., Muhyidin, A.,
Politik, 1(1), 3-7. Iswahyuni, I., & Ilmar, A. (2020).
https://doi.org/10.14203/jpp.v1i1.36 Partai Politik dan Perilaku Pemilih
6 Di Indonesia (Studi Pada Pemilu
Sari, E., Amin, M., & Warjio, W. (2020). Legislatif 2009, 2014, dan
Influence of Voting Behavior on 2019). Journal of Government and
Political Participation in North Civil Society, 4(1), 131-144.
Sumatera Governor Election Year http://doi.org/10.31000/jgcs.v4i1.23
2018 Particularly in Stabat Sub- 76
District. International Journal of Wahyudi, H., Fernando, T., Ahmad, A.,
Multicultural and Multireligious Khairani, A., Fatimah, F., Agung, I.
Understanding, 7(1), 671-678. M., & Milla, M. N. (2013). Peran
http://doi.org/10.18415/ijmmu.v7i1. kepercayaan politik dan kepuasan
1436 demokrasi terhadap partisipasi
Sarwono, J. (2006). Metode penelitian politik mahasiswa. Jurnal
kuantitatif dan kualitatif. Graha Psikologi, 9(2), 94-99.
Ilmu. http://doi.org/10.24014/jp.v9i2.171
Senaviratna, N. A. M. R., & Cooray, T. M. Zuhro, R. S. (2019). Demokrasi dan
J. A. (2019). Diagnosing Pemilu Presiden 2019. Jurnal
multicollinearity of logistic Penelitian Politik, 16(1), 69-81.
regression model. Asian Journal of https://doi.org/10.14203/jpp.v16i1.7
Probability and Statistics, 5(2), 1-9. 82
https://doi.org/10.9734/ajpas/2019/v
5i230132

MEDIAPSI │ 2021, Vol. 7, No. 2, 166–178 178

Anda mungkin juga menyukai