Anda di halaman 1dari 17

KONSTRUKSI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN

DEMOKRASI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN


CALON TUNGGAL
Studi kasus: Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kediri tahun 2020

Oleh:
MUCHLAS ARDHIANTO
18040254060

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
JURUSAN PMP-KN
PROGRAM STUDI S1 PPKn
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kondisi Perpolitikan Indonesia yang Lebih Dinamis di Era Reformasi

Kebijakan Desentralisasi Pasca Orde Baru Membuat Kepala Derah


Memiliki Wewenang yang Besar

Munculnya Ambisi Kekuasaan Aktor Politik Lokal

Muncul Dinasti Politik di Berbagai Wilayah di Indonesia

Dinasti Politik di Kabupaten Kediri Merupakan Dinasti Politik Pertama


dan Terlama

Terjadi Pasangan Calon Tunggal dalam Pemilihan Bupati Kediri 2020

Calon Yang Berasal Dari Dinasti Politik Dan Calon Tunggal Selalu
Mendapat Kemenangan
1.2 Rumusan Masalah
“Bagaimana Konstruksi Masyarakat terhadap Pelaksanaan
Demokrasi dalam Pemilihan Kepala Daerah dengan Calon
tunggal?”
1.3 Tujuan Penelitian
“Mengetahui Konstruksi Masyarakat terhadap Pelaksanaan
Demokrasi dalam Pemilihan Kepala Daerah dengan Calon
tunggal”.
1.4 Manfaat Penelitian
 Manfaat teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan khususnya
bagi mahasiswa PPKn berkaitan dengan konstruksi masyarakat terhadap keberadaan
calon tunggal.
2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian sejenis
yang akan dilakukan di masa yang akan datang.
 Manfaat praktis
1. Sebagai bahan bagi pengambilan kebijakan oleh pemerintah khususnya berkaitan
dengan keberadaan calon tunggal dalam pemilihan kepala daerah.
2. Sebagai bahan kajian bagi partai politik untuk mempersiapkan pemilihan kepala
daerah di Indonesia.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN KONSEP
2.1.1 Konstruksi Sosial

Konstruksi sosial diperkenalkan oleh Peter L. Berger dimana menurut


Bungin (dalam Mega Nurul Hidayati, 2017) istilah ini merujuk pada
suatu proses yang dilakukan melalui tindakan-tindakan dan interaksi
manusia di mana manusia menciptakan menciptakan suatu realitas yang
dialami secara terus menerus yang bersifat subjektif. Konstruksi sosial
erat hubungannya dengan kepentingan-kepentingan diri seseorang.
Konstruksi sosial menjelaskan bahwa semua makna yang ada diciptakan
secara sosial dalam masyarakat. Dalam konstruksi sosial terdapat tiga
poin utama yaitu konstruksi sosial meyakini bahwa hubungan antar
manusia dapat membentuk pengetahuan individu
2.1.2 Demokrasi

Joseph A. Schumeter (dalam Evi,2017) mengatakan bahwa


demokrasi adalah perencanaan institusi untuk mencapai
keputusan politik di mana individu-individu memperoleh
kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas
suara rakyat. Sedangkan menurut Hendri B. Mayo (dalam
Evi,2017) bahwa demokrasi adalah suatu sistem di mana
keputusan ditentukan atas dasar suara mayoritas rakyat yang
dilakukan melalui pemilihan secara berkala dan diselenggarakan
dengan memperhatikan terjaminnya kebebasan politik.
2.1.3 Pemilihan Kepala Daerah

Adanya perubahan pemilihan kepala daerah dari yang awalnya


dipilih oleh DPRD menjadi dipilih oleh rakyat menurut Lili Romli
(2018:145) didasari oleh 1) pemilihan yang dilakukan melalui
DPRD sangat kental akan politik oligarki; 2) kualitas pemimpin
yang dihasilkan dari pemilihan yang dilakukan oleh DPRD tidak
selalu sesuai dengan kehendak rakyat selaku pemegang kedaulatan
di Indonesia; 3) Kepala daerah hasil pemilihan oleh DPRD sangat
bergantung pada lembaga yang memilihnya sehingga kurang
memperhatikan aspirasi rakyat
2.1.4 Calon Tunggal dalam Pemilihan Kepala Daerah

Secara resmi payung hukum adanya calon tunggal dalam pemilihan kepala
daerah diatur dalam Undang-undang nomor 10 tahun 2016 pada pasal 54C ayat
(1), (2), dan ayat (3). Ketentuan kemenangan calon tunggal juga diatur dalam
undang-undang tersebut pada pasal 54D dimana kemenangan pasangan calon
tunggal diperoleh ketika pasangan calon tunggal mendapatkan suara lebih dari
50% dari suara sah. Apabila pasangan calon tunggal tidak memenuhi ketentuan
suara sah tersebut makan pemilihan kepala daerah akan diulang di tahun
berikutnya atau sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi
Pemilihan Umum.
2.2 PENELITIAN TERDAHULU
 Penelitian yang dilakukan oleh Budy Prianto dalam Jurnal Ilmu
Administrasi Publik Volume 1 Nomor 2 tahun 2016 dengan judul
“Partai Politik, Fenomena Dinasti Politik dalam Pemilihan Kepala
Daerah dan Desentralisasi”.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa desentralisasi Merupakan


wujud dari sebuah demokrasi. Dalam pelaksanaannya demokrasi tidak
berjalan dengan sehat karena terdapat politik transaksional yang dilakukan
oleh elite politik lokal yang menyebabkan kompetisi dalam pemilihan kepala
daerah tidak dapat berjalan dengan adil sesuai dengan prinsip-prinsip
demokrasi. Adanya desentralisasi berdampak pada munculnya oligarki
kekuasaan tanpa adanya kompetisi dalam pemerintahan daerah yang
berakibat pada munculnya praktik-praktik seperti korupsi kolusi, dan
nepotisme (Prianto, 2016).
 Penelitian yang dilakukan oleh Nilam Cahyaningtyas dan Mohammad
Arif Afandi dalam jurnal Paradigma Volume 06 Nomor 01 Tahun 2018
dengan judul “Politik Dinasti di Kabupaten Kediri : Pertukaran Sosial
Tim Pemenangam Bupati Haryanti-Masykuri dengan warga Desa Parelor
Kecamatan Kunjang”.

Kesimpulan dari penelitian ini memaparkan bahwa benar adanya jika terjadi
pertukaran sosial antara warga dengan tim pemenangan calon bupati dan wakil
bupati. Selama dua periode dalam pemilihan umum warga parelor selalu
memberikan suaranya pada pasangan Haryanti-Masykuri karena mereka puas
dengan kinerja pada masa kepemimpinan keduanya dan juga karena reward
yang diberikan oleh mereka kepada warga.
 Penelitian yang dilakukan oleh Joko Suryono dkk, yang berjudul
“Persepsi mahasiswa terhadap politik dinasti di Indonesia” yang
dimuat dalam prosiding seminar Ilmu komunikasi politik tahun 2018.

Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa dalam praktik politik


dinasti sering terjadi penyalahgunaan kekuasaan, kemalasan,
ketidaktransparanan, ketidak tegasan, kualitas kompetensi yang tidak baik,
pengingkaran janji dan pelanggaran aturan. Politik dinasti juga berdampak
pada timbulnya Hal-hal negatif seperti tindak pidana korupsi, kolusi,
nepotisme dan rusaknya tatanan lembaga pemerintahan serta berdampak
pada keberlangsungan demokrasi.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan desain
penelitian studi kasus. Pendekatan deskriptif kualitatif dipilih karena dalam penelitian
kualitatif data-data yang didapatkan dari hasil penelitian di lapangan tidak disajikan
dalam bentuk statistik atau angka-angka, tetapi akan disajikan dalam bentuk kata- kata
tertulis dari narasumber dan perilaku yang diamati.

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah di Kabupaten Kediri. Lokasi ini dipilih
karena menjadi pusat kegiatan organisasi Gerakan Rakyat Menuju Kediri Lebih Baik
(MKLB). Secara khusus, penelitian akan difokuskan di Desa Balongjeruk, Kecamatan
Kunjang, Kabupaten Kediri karena di desa tersebut terdapat rumah Khoirul Anam yang
merupakan Ketua bidang politik dan pemerintahan Gerakan Rakyat Menuju Kediri
Lebih Baik (GR-MKLB)
3.3 Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anggota Gerakan Rakyat Menuju Kediri Lebih Baik
yang diketuai oleh Drs. Rahmat Mahmudi, M.Si pada periode 2019-2022. GR-MKLB
dipilih karena dalam pemilihan Bupati dan wakil bupati kediri tahun 2020 memberikan
perlawanan terhadap proses pemilihan umum dengan pasangan calon tunggal melalui
demonstrasi dan pembentukan relawan Gerakan kampanye pemilihan terhadap kotak
kosong.

3.4 Fokus Penelitian


Penelitian ini berfokus pada konstruksi sosial masyarakat yang muncul dari proses
interaksi antar anggota masyarakat dan pengalaman yang dialami. Konstruksi yang
dimaksud berkaitan dengan pelaksanaan demokrasi pada pemilihan kepala daerah yang
berlangsung di Kabupaten Kediri yang diikuti oleh pasangan calon tunggal. Pemilihan
kepala daerah yang dimaksud adalah pemilihan Bupati dan Wakil bupati tahun 2020
Pasangan calon tunggal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pasangan calon H.
Hanindhito Himawan Pramana dan Dewi Mariya Ulfa, S.T.
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
 Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan sebuah teknik atau cara untuk mengumpulkan
data dengan jalan mengadakan sebuah pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung (Sukmadinata dalam Hardani, 2020).

 Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui konstruksi masyarakat terhadap demokrasi.
Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab antara peneliti dan responden. Dengan
demikian maka dapat diperoleh data-data yang lebih mendalam berkaitan dengam
fenomena yang sedang terjadi. Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada daftar
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti. Menurut Nazir (Dalam
Hardani dkk, 2020:137)

 Dokumentasi
Maleong (dalam Hardani dkk, 2020:266) menjelaskan bahwa keabsahan data merupakan
hal yang sangat penting yang dipengaruhi dari konsep validitas dan reabilitas yang
disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan. Dokumentasi difungsikan untuk
memperkuat keabsahan data yang diambil dalam Sebuah penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data

Tahapan-tahapan analisis data menurut Huberman dan


Miles (Dalam Hapsari,2020) diantaranya adalah sebagai
berikut.
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan
TERIMA KASIH

5th February 2008 NCCR 17

Anda mungkin juga menyukai