KEHIDUPAN MASYARAKAT
STUDI KASUS PILKADA KOTA BOGOR TAHUN 2008
OLEH :
AMARULLAH PAMUJI
( 1206247934 )
( 1206240764 )
DHELANO ROOSEL
( 1206246856 )
RANGGA KUSUMO
( 1206205553 )
DAFTAR ISI
BAB.I
PENDAHULUAN
bahwa pemilihan
kepala
daerah dilakukan
oleh DPRD,
kewenangan yang begitu luas ini tidak diimbangi oleh keterampilan untuk
mengartikulasi dan mengagresikan aspirasi masyarakat daerah secara optimal
sehingga menimbulkan masalah lain yaitu Money Politics. Dengan uang seorang
calon kepala daerah dapat membeli suara dari anggota DPRD untuk
memenangkannya. Lalu dikeluarkanlah UU No. 32 Tahun 2004 yang diharapkan
mampu mengatur pemerintahan di daerah menjadi lebih baik dan lebih
representatif karena dipilih langsung oleh rakyat.
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah diterapkan prinsip
demokrasi, sesuai dengan Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 kepala daerah dipilih
langsung secara demokratis. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa pemilihan kepala daerah dan
wakil kepala daerah yang dipilih secara langsung oleh rakyat yang diajukan
oleh partai politik atau gabungan partai politik. Hal tersebut dapat kita lihat
pada pasal 56 ayat ke (1) yang berbunyi :
Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu
pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.1
1
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dikutip dari website
http://www.kpu.go.id/dmdocuments/UU_32_2004_Pemerintahan%20Daerah.pdf (diakses pada
2013
1.3 Pertanyaan Makalah
Kami pun menyusun pertanyaan makalah yang berisi : Bagaimana Pilkada
Kota Bogor tahun 2008 tidak mampu memberikan manfaat bagi masyarakat Kota
Bogor ?
BAB.II
KERANGKA TEORI
2.1 Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) berdasarkan UU. No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah pasal 56, menjelaskan bahwa Pilkada merupakan
agenda baru pemerintah untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah
melalui pemilihan secara langsung secara demokrati berdasarkan asas langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.3 Adanya Pilkada ini merupakan sebuah
evaluasi atas penyelenggaraan pemilihan kepala daerah sebelumnya yang
menggunakan sistem perwakilan oleh DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah), sebagaimana yang tertuang dalam UU. No. 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah dan PP No. 151 tahun 2000 tentang Tata Cara Pemilihan,
Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah.
Berkaitan
dengan
Pilkada,
menurut
Agus
Sutisna
(2010),
UU. No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 56, Ayat 1
Meninjau Ulang Sistem Pilkada Langsung: Masukan untuk Pilkada Langsung Berkualitas
oleh Fitriyah, http://ejournal.undip.ac.id/index.php/politika/article/download/4920/4458, diakses
pada Rabu, 4 Juni 2014 Pukul 01.59 WIB.
5
Drs. Hessel Nogi S. Tangkilisan, MSi, Teori dan Konsep Kebijakan Publik dalam Kebijakan
Publik
yang Membumi, konsep, strategi dan kasus (Yogyakarta : Lukman Offset dan YPAPI, 2003), hal
1.
6
Ibid. hal. 2.
lokal
harus
responsif
terhadap
kebutuhan
antar
daerah
dalam
memberikan
pelayanan
Charles M. Tiebout: A Pure Theory of Local Expenditures 1956 oleh Chriss Stoddard,
http://www.csiss.org/classics/content/43, diakses pada Selasa, 3 Juni 2014 pukul 14.00 WIB
8
Menengok Kembali Isu Efisiensi Dalam Praktif Desentralisasi Fiskal oleh Sampurna Budi
Utama, http://www.bppk.depkeu.go.id/webpegawai/attachments/439_NEW%20Menengok%20isu
%20efisiensi%20Pak%20Sampurna.pdf, diakses pada diakses pada Selasa, 3 Juni 2014 pukul
18.30 WIB
BAB.III
PEMBAHASAN
2.1 PEMILIHAN WALIKOTA BOGOR 2008
Pasangan Diani Budiarto dan Achmad Ru'yat merupakan calon Walikota
dan wakil Walikota Bogor yang berhasil terpilih pada Pemilihan Kepala Daerah
Kota Bogor 20089. Dengan terpilihnya pasangan tersebut maka Diani dan Ruyat
resmi memimpin kembali Kota Bogor pada periode 2009-2014 10. Diani dan
Ruyat berhasil terpilih dengan mengumpulkan 246.437 (63,84 %) suara dari
603.029 hak pilih.
Pemilihan Kepala Daerah Kota Bogor 2008 diadakan pada tanggal 25
Oktober dengan 1.586 tempat pemungutan suara yang tersebar di 68 kelurahan.
Pada Pilkada kali ini tercatat 386.020 suara sah (64,01%) yang terkumpul dan
29.592 suara yang tidak sah (4,90%). Jumlah pemilih yang golput pada Pilkada
ini cukup besar yaitu mencapai 87.411 suara (31,07%).
Pasangan Diani dan Ruyat dengan nomor urut lima yang didukung oleh 9
partai yakni PKS, Partai Golkar, PDIP, Partai Patriot, PBSD, PSI, PKPI, PPDI,
dan PDK berhasil memenangkan Pilkada Kota Bogor 2008 dengan perolehan
suara yang unggul di seluruh kecamatan di Kota Bogor.
Pasangan yang mendapatkan suara terbanyak kedua adalah mantan
Sekretaris Daerah Kota Bogor, Dody Rosadi yang berpasangan dengan Erik
Irawan. Pasangan bernomor urut empat yang didukung oleh PAN, PPP, PBR, dan
PKB ini mendapatkan 60.040 suara (15,55%). Barulah perolehan suara diikuti
oleh pasangan Syafei Bratasenjaya dan Akik Darul Tahkik, Imam Santoso (Ki
Gendeng Pamungkas) dan Acmad Chusaeri, serta Iis Supriatini dan Ahani yang
9
Pemerintah Kota Bogor. 30 Oktober 2008. Diani-Ruyat Akan Pimpin Kota Bogor Periode
2009-2014
http://www.kotabogor.go.id/sambutan/4438-diani-ruyat-akan-pimpin-kota-bogor-periode-20092014. Diakses pada tanggal 28 April 2013 jam 20.30
didukung oleh Partai Demokrat, PKPB, dan PKNUI di urutan terakhir. Hal ini
cukup menarik bila melihat pasangan Syafei dan Akik serta Imam Santoso dan
Acmad yang tak didukung oleh satupun partai dapat mengungguli pasangan Iis
dan Ahani yang diusung oleh partai besar yakni Partai Demokrat.
Hasil akhir perhitungan suara secara keseluruhan sesuai dengan nomor urut
pasangannya adalah sebagai berikut:
1. Syafei Bratasenjaya-Akik Darul Tahkik mendapat 33.490 suara (8,68%)
2. Imam Santoso (Ki Gendeng Pamungkas)-Acmad Chusaeri mendapat
26.117 suara (6,77%)
3. Iis Supriatini-Ahani mendapat 19.935 suara (5,16%)
4. Dody Rosadi-Erik Irawan Suganda mendapat 60.040 suara (15,55%)
5. Diani Budiarto-Achmad Ru'yat mendapat 246.437 suara (63,84%)
Di seluruh kecamatan di Kota Bogor yang terdiri dari Kecamatan Bogor
Timur, Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan Tanah Sareal, Kecamatan Bogor
Barat dan PPK Kecamatan Bogor Selatan, pasangan Diani dan Ruyat berhasil
mengumpulkan suara terbanyak dibandingkan dengan empat pasang calon
Walikota dan wakil Walikota lainnya. Selain itu, pasangan Diani dan Ruyat juga
berhasil mendapatkan suara terbanyak di seluruh TPS tempat kandidat lain
mencoblos, kecuali di TPS 39 Tegal Gundil Bogor Utara tempat Dodi Rosadi
mencoblos. Dapat disimpulkan bahwa pasangan Diani dan Ruyat menang mutlak
pada Pilkada ini.
Tabel Hasil perolehan suara Pilkada Kota Bogor Tahun 2008
10
3.
757
,87%
Bogor
Tengah
Bogor Utara
Tanah
Sareal
Bogor Barat
Bogor
Selatan
Total
4.
1
0,02%
5.
881
9
,47%
6.
470
8
,50%
7.
095
7
,77%
5.
780
7
,87%
3
3.490
8
,68%
3.
2.
283
7
,84%
5
,08%
4.
676
3.
313
7
,53%
5
,33%
4.
494
3.
717
5
,90%
4
,88%
5.
619
4.
477
6
,15%
4
,90%
5.
153
4.
391
7
,01%
5
,98%
2
6.117
1
9.936
6
,77%
5
,16%
1
5,35%
5.
853
1
3,02%
1
0.888
1
7,53%
1
3.351
1
7,54%
1
4.597
1
5,99%
9.
512
1
2,94%
6
0.040
1
5,55%
mlah
5.
839
,61%
527
1.
755
,96%
507
2.
648
Timur
Ju
Kecamatan
24
.047
38.
046
63
,21%
28
.794
44.
964
64
,04%
37
.366
62.
124
60
,15%
48
.075
76.
107
63
,17%
59
.508
91.
296
65
,18%
48
.647
73.
483
66
,20%
24
6.437
386
.020
63
,84%
Sumber: http://www.wikimu.com/news/DisplayNews.aspx?id=11443
Sesuai dengan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa persebaran suara
pada Pilkada Bogor 2008 sangatlah merata. Perolehan suara di setiap kecamatan
menghasilkan urutan suara yang sama persis. Di seluruh kecamatan, pasangan
Diani dan Ruyat keluar sebagai pemenang, diikuti oleh Dody dan Erik, Syafei
dan Aki, Imam Santoso dan Acmad Chusaeri, serta Iis Supriatini dan Ahani.
2.2 DINAMIKA PEMBANGUNAN KOTA BOGOR 2008-2013
Perkembangan Kota Bogor tidak terlepas dari peran Walikota yang
11
Kota Bogor, Visi dan Misi, Diakses pada 6 Juni 2014 pukul 21.40 WIB,
http://www.kotabogor.go.id/sekilas-bogor/visi-dan-misi ,
12
Kota Bogor, DPRD Kota Bogor Ajukan LKPJ AMJ Walikota tahun 2009-2013, diakses
pada 27 April pukul 21.01 WIB, http://kotabogor.go.id/component/content/article/1-beritaterbaru/10659-dprd-kota-bogor-rekomendasikan-lkpj-amj-Walikota-tahun-2009-2013
12
kesepakatan harga dari Pertamina, sehingga pada akhirnya kebijakan ini masih
belum sepenuhnya dijalankan. Dalam bidang yang sama, kebijakan yang sangat
terkenal yakni mengenai revitalisasi dan pemindahan terminal Baranangsiang.
Adapun Terminal Baranangsiang yang semula pusat keberangkatan dan
kedatangan bus antar kota-antar propinsi, akan diubah fungsinya menjadi
terminal transit biasa dan akan diubah menjadi pusat bisnis dan pembelanjaan,
namun hal ini menimbulkan isu panas yang menjadi bahan perbincangan
masyarakat di Kota Bogor.
Bidang berikutnya adalah masalah perekonomian Kota Bogor. Hal ini
bisa kita lihat dari jumlah pembangunan pusat perbelanjaan dan hotel yang ada di
Bogor selama masa jabatan Diani Budiarto. Pusat perbelanjaan akan membuka
lapangan kerja dan akhirnya mengurangi pengangguran, selain itu tidak
diragukan lagi akan meningkatnya perekonomian kota secara keseluruhan.
Sedangkan didirikannya hotel-hotel mewah akan menarik minat wisatawan dan
akhirnya akan meningkatkan perekonomian pula. Melihat usaha yang dilakukan
oleh pemerintahan Diani, dapat disimpulkan bahwa Walikota sangat ingin
memajukan perekonomian masyarakat Kota Bogor.
Meskipun banyak hal yang telah dilakukan oleh Diani budiarto selaku
Walikota menjabat, masih banyak kritik yang diberikan kepadanya terkait
kebijakan-kebijakan yang telah dia keluarkan.13 Yang pertama adalah kebijakan
Bogor Outer Ring Road dan Bogor Inner Ring Road. Kebijakan ini melibatkan
dana yang tidak sedikit dan berjalan sangat lama, akan tetapi pembangunan jalan
ini baru terlihat pelaksanaannya setelah masa jabatan Diani Budiarto hendak
berakhir. Hal ini menimbulkan indikasi baru bahwa Walikota menjabat ingin
memperbaiki citranya dihadapan masyarakat Kota Bogor, terutama dengan
adanya fakta bahwa Wakil Walikota Bogor saat itu, Achmad Rukyat ingin
mencalonkan diri sebagai Walikota Bogor periode 2014-2019. Kritik selanjutnya
terdapat pada kebijakan pemindahan terminal dan revitalisasi terminal yang
menimbulkan kecurigaan korupsi kepada Diani Budiarto. Hal ini tentu saja
13
Lensa Indonesia, Pekat Hadiahkan Rapor Merah pada Walikota Bogor Diani Budiarto oleh
Rosdiansyah, Diakses pada 27 April 2014 pukul 21.30 WIB,
http://www.lensaindonesia.com/2012/02/16/pekat-hadiahkan-rapor-merah-pada-Walikota-bogordiani-budiarto.html
13
BogorPos, Belasan Hotel Anyar Bakal Berdiri di Kota Hujanoleh Alfarissy, Diakses
pada 3 Juni 2014 Pukul 20.34 WIB, http://www.bogorpos.com/headline/view/3460belasan-hotel-anyar-bakal-berdiri-di-kota-hujan
15
Op Cit, Kota Bogor
14
terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan misi-misi diatas. Hal yang
pertama adalah Peningkatan perekonomian yang dilakukan pemerintah Kota
Bogor yang tidak berdasarkan aspek perdagangan. Sesuai dengan misinya,
seharusnya pemerintah lebih memperhatikan kondisi pasar-pasar tradisional yang
ada
di
Bogor
dan
memperbaharuinya.
Akan
tetapi
dalam
15
BAB.IV
ANALISIS
Melalui analisis yang ada, maka patut diperhatikan sejak awal bahwa
Pilkada merupakan salah satu bentuk perwujudan dari demokrasi dan otonomi
daerah di Indonesia yang dimulai pada Era Reformasi hingga saat ini, dalam
kacamata Pilkada Bogor, makalah kelompok ini berusaha menggali manfaat
pasca Pilkada Bogor pada tahun 2008. Ada beberapa hal yang unik berkaitan
dengan relasi kekuasaan di Kotamadya Bogor pada masa tersebut, sesuai dengan
pemberitaan yang ada dan kesesuaian dengan kondisi di lapangan, maka penulis
makalah dapat menarik pandangan bahwa Pilkada yang terjadi di Kota Bogor
pada tahun 2008, dampak yang dirasakan oleh masyarakat Kota Bogor beragam,
dengan meningkatnya kemacetan di pusat Kota, hingga permasalahan
pembangunan infrastruktur dan ketimpangan ekonomi.Perlu ditekankan kembali
bahwa Pilkada ini pada dasarnya diperuntukkan bagi masyarakat untuk
mengawasi pemimpin terpilihnya, namun denga tingkat kemenangan yang tinggi
pada saat Pilkada, muncul sensasi percaya diri yang besar dalam diri pemimpin
terpilih bersangkutan.
Pembangunan yang berjalan di Kota Bogor pasca kemenangan DianiRuyat sangat terlihat hingga membuat masyarakat terkadang gerah dengan
situasi yang ada (contoh ; kemacetan panjang rutin yang terjadi pada masa
pembangunan ruas jalan tol baru - Bogor Outer Ring Road), namun
pembangunan masif yang berjalan hingga saat ini justru tidak terasa manfaat
sepenuhnya oleh masyarakat sendiri, permasalahan pendidikan, jaminan
kesehatan, hingga ekonomi masyarakat yang tumpang tindih tidak terencana
dengan matang dan baik dalam realisasi masih menjadi pekerjaan rumah bagi
pemimpin Bogor yang baru. Perlu ditinjau kembali bahwa dalam permasalahan
kemacetan dan segenap kerugian yang diderita, langkah kebijakan yang diambil
pemerintahan Diani sering salah sasaran dan justru merugikan masyarakat
sendiri. Salah satu contoh yang terasa adalah wacana pemindahan Terminal
Baranang Siang yang notabene berlokasi strategis di persimpangan pusat Kota
Bogor, langkah yang awalnya untuk mendiadakan kemacetan di sekitar pusat
16
kota justru berbuah protes dan memunculkan demonstrasi dari kalangan supir dan
penumpang, yang notabene merupakan masyarakat berpenghasilan rendah.
Adapun kebijakan yang masih menjadi kontroversi hingga saat ini adalah
kebijakan pemberian izin pembanguna hotel , terutama dengan salah satu hotel
baru yang berada persis di depan Tugu Kujang, yang merupakan monumen
kebanggan masyarakat Bogor, permasalahan yang muncul bukanlah mengenai
hotelnya, melainkan tinggi hotel tersebut menyaingi tinggi dari Tugu Kujang,
warga pun melancarkan protes karena pada prinsip yang dipercaya masyarakat,
monumen harus lebih tinggi dari gedung apapun di sekitarnya, namun apa yang
dikeluhkan masyarakat tidak ditanggapi secara tepat dan dibiarkan begitu saja, di
sini dapat dilihat bahwa masyarakat tidak didengarkan aspirasi serta keluhannya
oleh pemerintahan yang terkait.
Maka dari itu di bagian sebelumnya, pemerintahan Diani mendapat
kecaman dan rapor merah sebagai dampak dari kebijakan pembangunan yang
salah sasaran dan tidak melibatkan masyarakat. Melalui pemaparan yang ada,
maka penulis makalah dapat menarik analisis bahwa kepemimpinan, khususnya
di Kota Bogor pada masa 2008-2013 adalah cerminan dari kurangnya
partisipasi masyarakat Bogor dalam penyelenggaraan pemerintahan Bogor yang
baik dan akuntabel. Harapan yang dimiliki masyarakat Bogor belum
terakomodasi dengan baik oleh pemimpin yang terpilih, dan yang menjadi
permasalahan saat ini dalam pemilihan kepala daerah adalah amanah pemimpin
tersebut dalam menjalankan mandatnya selaku pelayan publik yang berusaha
menciptakan efisiensi dan efektifitas dalam pemerintahannya. Hal ini menjadi
tinjauan penulis, dengan adanya Pilkada pada tahun 2008 terlihat bahwa
masyarakat belum merasakan manfaatnya terhadap kondisi yang ada , sehingga
perlu ditinjau kembali efektifitas dari adanya Pilkada tersebut dan program yang
dijalankan oleh pemimpin terpilih.
17
BAB.V
PENUTUP
Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
Antara News. 2008. Diani-Ru`yat Pemenang Pilkada Bogor.
http://www.antaranews.com/berita/122354/diani-ruyat-pemenang-Pilkada-bogor.
Diakses pada tanggal 28 April 2013 jam 20.30 WIB
http://www.beritasatu.com/hukum/164146-icw-korupsi-di-daerah-sudahmasuki-status-darurat.html, diakses pada Senin, 28 April 2014 pukul 10.00 WIB
http://www.kemenegpdt.go.id/hal/300027/183-kab-daerah-tertinggal,
diakses pada Senin, 28 April 2014 Pukul 11.03 WIB
http://kotabogor.go.id/component/content/article/1-berita-terbaru/10659dprd-kota-bogor-rekomendasikan-lkpj-amj-Walikota-tahun-2009-2013 diunggah
pada 27 April pukul 21.01 WIB
Pemerintah Kota Bogor. 30 Oktober 2008. Diani-Ruyat Akan Pimpin Kota
Bogor Periode 2009-2014: http://www.kotabogor.go.id/sambutan/4438-dianiruyat-akan-pimpin-kota-bogor-periode-2009-2014. Diakses pada tanggal 28 April
2013 jam 20.30 WIB
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Dikutip dari website
http://www.kpu.go.id/dmdocuments/UU_32_2004_Pemerintahan%20Daerah.pdf
(diakses pada tanggal 27 April 2014 Pukul 22.47 WIB).
http://www.lensaindonesia.com/2012/02/16/pekat-hadiahkan-rapor-merahpada-Walikota-bogor-diani-budiarto.html diunduh pada 27 April pukul 21.30
WIB
http://poskotanews.com/2013/12/02/diani-berharap-apa-yang-sudahdicapai-dapat-dipertahankan/ diunduh pada 27 April pukul 21.05 WIB
Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2008. Dikutip dari
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2008/12TAHUN2008UUPenj.htm
(diakses pada tanggal 27April 2014 Pukul 22.37 WIB)
http://www.suarapembaruan.com/tajukrencana/menakar-Pilkadaserentak/47565, diakses pada Senin, 28 april 2014 pukul 09.00 WIB
19