SKRIPSI
Oleh:
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
spesifik, pemilu yang didalami ialah Pemilihan Umum Kepala Daerah yang
dihelat di Indonesia sejak 2005. Perilaku memilih yang akan diteliti ialah tentang
perilaku warga yang tampak berbeda pilihan antara satu pemilihan dengan
berkembang di Amerika dan Eropa yang telah lebih dulu melakukan banyak
tersebut dapat terjadi di aras lokal, di wilayah yang masih kental dengan nilai-
nilai tradisionalisme keagamaan. Maka dari itu, konteks sosiologis akan dijadikan
modern yang telah menjadi tanda bagi semua `negara yang ingin secara penuh
1 Qodari, Muhammad (2016). Split Ticket Voting dan Faktor Faktor yang Menjelaskannya
Pada Pemilu Legislatif Dan Pemilu Presiden Indonesia tahun 2014 : Ringkasan Disertasi. Fisipol
UGM Halaman 7-10
2
menerapkan demokrasi.2 Pengistilahan yang dilakukan oleh Sigit Pamungkas
diartikan bahwa secara formalitas, bila suatu negara yang tidak menganut
demokrasi namun melakukan Pemilu, maka negara itu disebut demokratis. Hal
serupa yang terjadi dengan Indonesia dalam era kontemporer sekarang ini.
Pemilihan Umum selalu saja mencari bentuk dari satu wajah ke wajah lain.
Memperluas arenanya kian jauh, baik secara vertikal hingga horizontal. Kian
nyata bahwa Indonesia kian menseriusi apa yang disebut dengan proses
demokratisasi.
penting dalam demokrasi adalah adanya pemilihan yang kompetitif di antara para
calon pemimpin oleh rakyat yang akan dipimpinnya.3 Hal tersebut terlihat dalam
daerah pun kian berubah-ubah. Hal ini menggambarkan pula bahwa demokrasi di
Pemerintahan Daerah tahun 2014, bentuk pemilu kepala daerah diberikan wajah
3
Dengan kian luas cakupan pemilu dari tingkat nasional hingga di tingkat
berjalan. Warga mulai terbiasa dengan proses suksesi yang kerap membuat warga
Indonesia tidak mengilhami pemilu sebagai proses demokrasi yang hakiki. Hal ini
demokratisasi. Semenjak itu pula, sebagai syarat wilayah yang ingin disebut
secara langsung. Pemilihan umun yang diselenggarakan pun beragam, dari tingkat
pilihannya lewat jalan pemilihan umum. Hal ini yang mengakibatkan terjadinya
4
yang disebut dengan Pendekatan Sosiologis. Pendekatan ini disebut juga sebagai
preferensi ekonomis sebagai cara pemilih menentukan pilihannya ada dalam karya
diulas dan dikutip oleh sarjana-sarjana lain. Bentuk yang diteliti ialah tentang
studi kasus antara satu pemilihan, ke pemilihan lain. Antara satu wilayah, ke
wilayah lain. Wajah dari hasil penelitian perilaku memilih pun menambah corak
bagi berkembangnya ketiga teori tersebut. Namun, ada sisi lain kajian pasca
Perilaku memilih yang mengkaji pilihan antar pemilihan satu dan yang lain
sebagai sebuah strategi. Bagaimana seorang voters bisa berperilaku berbeda antara
satu pemilihan ke pemilihan lainnya. Fenomena ini dianggap sebuah hal yang
perilaku dalam waktu dekat secara serempak dan bersamaan, merupakan hal yang
menarik untuk diteliti. Hal ini yang disebut peneliti sebagai “Split Ticket Voting”
5
Semenjak 2005, Indonesia telah menambah koleksi pemilihan langsung
yang dilakukan. Bukan hanya pemilihan kepala negara secara nasional, namun di
Provinsi dan Kabupaten. Maka dari itu, setidaknya ada 4 pemilihan umum yang
dilakukan oleh Warga Indonesia. Pemilihan umum tersebut terdiri dari Pemilihan
Daerah yang terdiri dari Gubernur dan Walikota/Bupati. Dengan demikian, makin
luas, pemilihan pun kini dilakukan di beberapa tingkatan, dari mulai Nasional,
Level atau tingkatan dari pemilihan tersebut yang penulis anggap sebagai
dilakukan warga, maka makin banyak warga dituntut untuk membuat preferensi
partai C. Berdasarkan perilaku memilihnya, tentu akan ada alasan masing masing
6
pemilu presiden. Di negara yang sidah lebih dulu melakukan pemilihan presiden
secara langsung seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, perilaku ini
Tabel 1.1. Bagaimana Fenomena Split Ticket Voting bisa muncul dalam pemilihan
7
Perilaku Memilih Sosiologis dan Kecamatan Buluspesantren
kasus untuk bisa didalami. Dalam karya ini, peneliti melakukan identifikasi
Buluspesantren Kabupaten Kebumen. Hal ini didasarkan pada vote mapping yang
tersebut memiliki rasio suara pemilih yang sah dalam angka yang tidak jauh
berbeda.
Tabel 1.2. Data Jumlah Pemilih di Kecamatan Buluspesantren pada Pemilu Legislatif
6 Diolah dari Data DB 1 Resmi Pemilu Legislatif 2014 Dapil 1 diunduh di laman
http://kpu.kebumenkab.go.id/arsip-pemilu/pemilu-2014/ dan
8
Berdasarkan data diatas, ketika mendalami persebaran hasil pilihan pada
didominasi oleh partai tertentu. Namun ketika dilihat peta persebaran suara, maka
oleh Partai Gerindra dan PKB. Namun pada Pemilukada, kedua partai ini bersaing
Tabel 1.3. Data perbandingan Hasil Suara Pemilu Legislatif 2014 dan Pemilukada 2015
Kecamatan Buluspesantren7
Persentase
Kursi Persentase Hasil Suara
Nama Pasangan Dukungan Partai Dukungan
DPRD Pilkada
DPRD
ada di lapangan. Pada Pemilukada 2015, didapatkan fakta bahwa calon yang
Buluspesantren. Justru calon dari Partai Golkar lah yang memenangkan peraihan
9
banyak, nampak ada pergeseran pilihan partai politik dari saat pemilihan legislatif
2014 dan pemilukada di tahun 2015. Kurang lebih dalam waktu 20 bulan, pilihan
mayoritas warga kecamatan buluspesantren berubah. Hal inilah yang penulis coba
Kabupaten Kebumen, profil dari kedua kecamatan ini jauh berbeda dari segi
pekerjaannya sudah didominasi oleh pekerja kantoran baik itu pegawai negeri,
hanya berpenduduk 52.565 orang warga yang mayoritas pekerjaan sebagai petani.8
Hal ini memperlihatkan adanya kondisi yang jauh berbeda, walaupun keduanya
secara district berada pada satu daerah pemilihan. Setting sosial tersebut pun
ialah kawasan yang didominasi oleh pekerja tradisional. Ditambah dengan profil
warganya yang agamis, dapat dilihat dari terdapatnya beberapa pesantren yang
subur. Dari mulai yang tradisional dan mengakar di masyarakat seperti Nahdatul
8 Data didapat dari Publikasi “Kebumen Dalam Angka 2016” karya BPS Kebumen yang
diakses di unduh di laman :
https://kebumenkab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Kabupaten-Kebumen-Dalam-
Angka-2016.pdf
10
Utama, maupun yang sedikit berkemajuan macam Muhammadiyah. Disamping
itu, ada pula aliran-aliran lain dari agama islam yang makin menegaskan betapa
9
Dalam literatur karya Toni Hendrawan , disebutkan bahwa Kajian
sebagaimana yang dilakukan oleh Gaffar (1992), Kristiadi (1993), dan Mujani et
penelitian ini.
Lebih lanjut, ada fakta bahwa pasangan calon Fuad-Yazid menang tipis
Buluspesantren juga dekat dengan kedua ormas ini. Timbul urgensi untuk
9 Kuatnya Pengaruh Ketokohan Dan Identitas Kepartaian Buruh Dalam Pemilu Presiden,
Thesis Universitas Gadjah Mada diakses di laman : http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=88966&obyek_id=4
11
menemukan faktor-faktor kekalahan dari kerangka perilaku memilih. Apa yang
yang disebut dengan Perilaku Split Ticket Voting. Perlu ketelitian dan instrumen
yang kuat terkait dengan ingatan dan preferensi pemilih yang membuat mereka
12
B. RUMUSAN MASALAH
masalah yaitu :
Kebumen 2015 ? ”
objek penelitian ini hanya terhadap pemilih yang telah berumur 17 tahun
yang mengikuti Pemilu Legislatif 2014 dan Pemilukada 2015 yang ada di
pertimbangan waktu dan biaya, lokasi ini sengaja saya pilih karena
membahas hasil survey beserta analisa deskriptif dan inferensial dari pola
berikutnya.
C. TUJUAN PENELITIAN
13
1. Memahami secara umum, perilaku memilih sosiologis warga Kecamatan
D. KERANGKA TEORI
Dalam bagian ini, penulis membagi kerangka teori dalam dua terminologi.
Hal ini dilakukan dalam rangka menjawab Rumusan Masalah yang juga terdiri
dari dua terminologi secara komprehensif. Pertama adalah Teori yang dapat
menjelaskan lebih jauh soal voting behaviour. Kedua adalah tentang Teori yang
Ticket Voting .
Dalam studi perilaku pemilih yang banyak dibahas para sarjana, ada tiga
dan Ketiga ialah pendekatan rational choice. Ketiga pendekatan ini telah
Pendekatan Sosiologis
14
Pendekatan Sosiologis dalam studi perilaku pemilih sering disebut sebagai
model Mazhab Columbia. Hal ini terjadi karena model ini dikembangkan oleh
pendekatan ini sebagai model sosiologi politik eropa.10 David Denver menyebut
dimaksud adalah adanya persamaan latar belakang antara pemilih dan kandidat
dalam konteks karakteristik sosial seperti agama, jenis kelamin, suku, asal daerah,
dalam pemilu.
15
berkerja sebagai petani, maka di saat pemilu mereka juga akan memilih kandidat
yang berlatarbelakang sebagai petani, begitu pula untuk pekerjaan lain. Selain
itu, pada pendekatan ini juga menjelaskan bahwa kaum perempuan akan lebih
Berbagai riset telah membuktikan hal ini terutama riset-riset negara barat.
partai politik. Masyarakat dengan agama Protestan Anglo Saxon cenderung lebih
Yahudi ditambah warga masyarakat dengan warna kulit hitam serta Hispanic
14
cenderung untuk memilih Partai Demokrat Dalam perkembangan studi voting
negeri terutama untuk melihat kondisi perilaku pemilih pada masa sebelum
Sebagai contoh kasus, pada pemilu legislatif tahun 2014 yang lalu di
3.671.911 suara dari 18.721.796 suara sah atau mencapai 19,61% dari total
suara sah. Kemenangan PKB ini bukan pertama kalinya di Provinsi Jawa
14 Ibid
16
Timur. Semenjak reformasi, PKB hanya kalah pada Pemilu 2009.15 Partai yang
PKB sejak awal memang dikenal sebagai Partai yang mengilhami nilai-
nilai ke-NU-an. Pendiri PKB, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sendiri adalah
salah satu tokoh penting dalam perkembangan NU. Beliau merupakan Ketua
Tanfiziah NU sejak tahun 1984 hingga partai ini terbentuk. Ditambah lagi, Jawa
Timur sejak dahulu merupakan lumbung pesantren dan ulama yang berafiliasi
a. Persamaan agama,
15 www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/04/24/hasil-pemilu-di-jawa-timur-pkb-
kuasai-17-kabupaten-kota-dan-pdip-16
17
Dalam karya yang dibuat oleh Linayati Lestari, yang mendalami
tentang perilaku memilih warga Nusa Tenggara Barat dalam Pemilihan Gubernur
satu penyebab kekalahan incumbent pada saat itu ialah Teori Accidental.
Teori Accidental
voting sebagai akibat dari struktur politik di suatu negara. Di Amerika misalnya,
partai politik lebih menonjolkan kandidat (figur) dibanding dengan partai itu
sendiri. Ketika seseorang memilih kandidat dari partai yang berbeda, adalah
sosiologis. Poin inti dari konsep ini menekankan bahwa parpol yang menguatkan
sosok calon/ figuritas ketimbang partai, akan selalu beriringan dengan hal-hal
Tidak ada motivasi atau tujuan tertentu dari pemilih ketika membagi /split
suaranya untuk jenis pemilihan yang berbeda. Penganut teori ini melihat paling
tidak dua aspek penting yang mengakibatkan terjadinya split ticket voting,
diantaranya yakni melemahnya identifikasi partai (Party – ID) dan adanya sistem
18
Aspek pertama yang menjadi argumen dari teori accidental adalah faktor
memilih partai atau kandidat karena disatukan oleh identitas dan kedekatan
dengan partai atau kandidat itu. Secara normatif, tingginya identifikasi terhadap
partai akan melahirkan perilaku straight ticket voting. Ditambah lagi dengan
makin melemahnya ikatan dan relasi pemilih dengan partai. Ditambah lagi, baik
dalam Pemilu Legislatif dan Pemilukada, partai bisa melebur pada figur kandidat.
calon maupun memilih partai. Maupun dalam Pemilihan Kepala Daerah, partai
Kriteria dalam aspek diatas yang harus ditemukan, untuk melihat kecenderungan
Aspek kedua yang menjadi argumen dari teori accidental adalah faktor dari
faktor dari penyebab split ticket voting ialah posisi yang tidak seimbang antara
satu kandidat yang telah lebih dulu berkuasa, dengan kandidat lain yang baru
memiliki kecenderungan tidak berpikir panjang dan tanpa motivasi tertentu dari
pemilih.
19
Berdasarkan ulasan tersebut, maka penulis membuat indikator tentang faktor
b. Basis kesamaan sosial yang digunakan tidak diakomodasi oleh partai yang
sama
E. HIPOTESIS
terhadap terjadinya Split Ticket Voting. Karena faktor yang dominan, masih
urutan yang lebih rendah. Hal ini diakibatkan oleh kondisi budaya masyarakat
20
1. Definisi Konseptual
a. Perilaku Memilih
b. Pendekatan Sosiologis
belakang sosial yang ada pada dirinya dengan kandidat yang ia pilih.
Split ticket voting ialah strategi membagi suara yang dilakukan oleh
d. Teori Accidental
terjadinya perilaku split ticket voting bisa terjadi karena tidak disengaja.
2. Definisi Operasional
21
Dalam penyusunan instrumen dan angket guna mencari data dalam
a. Pendekatan Sosiologis
dijelaskan:
Agama,
buluspesantren adalah basis dari salah dua ormas islam yang ada di Indonesia,
Kesamaan agama
Tempat tinggal,
Kedekatan sosial yang satu ini didasarkan oleh basis distrik/area dimana pemilih
22
Memilih karena pernah satu Wilayah Tempat Tinggal
Jenis kelamin,
Hubungan keluarga,
profil pemilih yang berasal dari wilayah pedesaan yang cenderung homogen,
Memilih calon karena masih ada pertalian saudara yang sangat dekat,
pilihan ialah adanya relasi pertemanan. Pernah mengenali, akrab dan saling terikat
menentukan pilihan.
23
Memilih calon tertentu karena saling berteman dan saling kenal
Kesamaan Pekerjaan
agraris. Hal tersebut, paralel dengan profil dari kecamatan buluspesantren yang
Memilih calon tertentu karena pernah bekerja pada tempat yang sama
Split ticket voting ialah strategi membagi suara yang dilakukan oleh
dalam pemilihan 2.
Memilih calon yang berasal dari partai yang berbeda dalam pemilu legislatif
24
Pada aspek ini, pemilih lebih melihat calon/kandidat dalam menentukan
pilihannya. Hal itu disebabkan oleh tingkat pengetahuan dari pemilih terhadap
Pada aspek ini, pemilih merupakan tipikal orang yang tidak memiliki
basis ideologi yang cukup kuat. Loyalitas pemilih pada partai politik tertentu
Memilih calon/kandidat dari partai yang yang berbeda karena tidak memiliki
Pada aspek ini, pemilih pun dinilai sebagai entitas yang kurang
memiliki pengetahuan dari satu calon dan tidak mengetahui yang lainnya.
25
Pada aspek ini, pemilih dinilai tidak menerima proses kampanye secara
adil dan berimbang. Hal ini disebabkan oleh adanya campur tangan ataupun
dominasi dari incumbent atau calon petahana. Walau dalam studi kasus
Kabupaten Kebumen, tidak ada calon petahana, namun peran petahana dalam
Memilih calon/kandidat dari partai yang berbeda karena calon petahana lebih
kampanye.
Rendah
Pada aspek ini, pemilih dinilai sebagai sosok yang tidak banyak
mengetahui tentang incumbent dan segala kinerja dan prestasinya. Hal tersebut
berpengaruh pada tahap evaluasi oleh pemilih yang minim dilakukan. Pada kasus
26
Pada aspek ini, pemilih lebih melihat calon ideal yang akan dipilih.
Pilihan tersebut sudah didasarkan pada kesamaan kriteria sosial tertentu, namun
ada konflik dimana calon tersebut bukan berdasarkan partai yang dipilih pada
pemilihan biasanya. Pemilih tipe ini sudah lebih tingi tingkat pengetahuannya
terhadap parpol.
Memilih calon/kandidat dari partai yang berbeda karena calon yang ideal
G. METODE PENELITIAN
individu dari yang telah diteliti melalui angket survei. Secara umum,ada
beberapa fungsi dari metode penelitian survei yang di antaranya adalah sebagai
peramalan kejadian tertentu yang terjadi pada masa yang akan datang, penelitian
27
Buluspesantren, Kabupaten Kebumen dan faktor-faktornya yang menyebabkan
1. Populasi
Populasi merupakan jumlah dari keseluruhan dari unit analisa yang ciri-
cirinya akan diduga.21 Populasi keseluruhan dari penelitian ini adalah seluruh
memiliki dan menggunakan hak pilihnya dengan baik sehingga menjadi suara
sah dalam Pemilu Legislatif 2014 dan Pemilukada 2015 yang lalu, khususnya
pada surat suara DPRD dan Bupati Kabupaten Kebumen. Dari data yang telah
didapat dari KPU Kabupaten Kebumen, tercatat sebanyak 30.488 suara sah untuk
DPRD Kabupaten Kebumen. Hal ini akan dijadikan acuan dalam penentuan
populasi bahwa terdapat 30.488 yang nantinya akan diambil sampel dari besaran
jumlah tersebut.
2. Sampel
keseluruhan populasi yang ada yang menjadi fokus objek penelitian dan
21 Ibid. Halaman 3
28
digunakan dalam penghitungan sample survei. Margin error yang ditentukan
Rumus SLOVIN :
n = N / ( 1 + N . d2)
n = 30.488 / ( 1 + 30.488 . (5/100)2)
n = 394,8199
n = 395 (dibulatkan)
Tabel 1.4 Hasil Perhitungan Rumus Sampling Sloving dengan Margin Error 5%
3. Sampling
pemilihan sampel objek penelitian. Teknik sampling yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah metode simple random sampling yang mana obyek
ini mengingat teritorial obyek penelitian sangat banyak, yaitu satu wilayah
29
random sampling untuk mengambil data pada sampel di masyarakat secara
Hal ini dilakukan mengingat data hasil pemilu versi KPUD Kebumen,
intensional.
pemilukada 2015.
22 Ibid
30
Desain angket yang digunakan yaitu angket tertutup dengan skala linkert.
disediakan yaitu Sangat Setuju (skor 4), Setuju (skor 3), Tidak Setuju (skor 2), dan
Sangat Tidak Setuju (skor 1). Cara menentukan skor akhir penulis menggunakan
rata-rata skor. Penggunaan skor tersebut digunakan sesuai dengan empat kategori
skor yang dikembangkan dalam skala likert dan digunakan dalam penelitian.
31
6. Tabel Indikator
Jenis
Variabel Dimensi Indikator
Variabel Memilih calon karena adanya
Agama
persamaan agama
Memilih calon karena adanya
Tempat Tinggal
persamaan
Memilih tempat
calon tinggal
karena adanya
Jenis Kelamin
Independen Sosiologis persamaan jenis kelamin
Memilih calon karena adanya
Keluarga
hubungan
Memilihpersaudaraan/ keluarga
calon karena adanya
Pertemanan
kedekatan pertemanan/kerabat
Memilih calon karena adanya
Pekerjaan
persamaan jenis pekerjaan
Split Ticket Memilih partai yang berbeda
terhadap
Basis Partai
kesamaan terhadap
Memiih partai yang rendah
partai/calon yang
32
7. Alur Pikir Penelitian
Menentukan
Pilihan dalam
Pemilihan Split Ticket Voting
Legislatif Menggunakan
Voters/
d Aspek
Pemilih
Menentukan Sosiologis
Pilihan dalam sebagai Penentu Straight Ticket Voting
Pemilihan
Bupati
d
8. Uji Validitas
33
H. TEKNIK ANALISA DATA
Statistik Deskriptif
yang berlaku untuk umum atau generalisasi.24 Analisis ini hanya berupa
akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi semata dalam arti tidak
Statistik Inferensial
Biasanya analisis ini mengambil sampel tertentu dari sebuah populasi yang
34
digeneralisasikan terhadap populasi. Oleh karena itulah statistik inferensial ini
pengaruh antar variabel. 26Analisa yang regresi yang dipilih ialah analisa regresi
I. Sistematika Penulisan
gambaran isi skripsi ini secara keseluruhan. Skripsi yang dibuat kali ini, dibagi
1. Bab I : Pendahuluan
Bab I penulis desain sebagai introduksi akan maksud dan tujuan dalam
melakukan penelitian ini. Berisi tentang setting sosial dan perilaku memilih
26 Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi dan Analisa Jalur Dalam Penelitian,
Bandung : Pustaka Setia, 2007, hal. 188
35
masyarakat Kabupaten Kebumen yang berakibat pada timbulnya fenomena Split
Ticket Voting. Hal tersebut diangkat menjadi isu problematis yang kemudian
profil wilayah yang akan diteliti. Penulis perlu menjelaskan bagaimana kondisi
Kabupaten Kebumen secara sosiologis. Hal ini berkaitan dengan profil responden
Bab III merupakan tahap awal peneliti melakukan analisa data. Pada
bagian ini, peneliti menjabarkan hasil identifikasi tahap awal dari tiap pertanyaan
dari hasil survey. Peneliti menjabarkan data dan jawaban dari responden. Pada
tahap ini, analisa masih bersifat deskriptif. Penulis lebih banyak melaporkan hasil
Bab III disusun atas data jenis kelamin, data pilihan parpol responden
pada pemilu legislatif dan pemilukada bupati, data tentang split ticket voting,
36
data tentang perilaku memilih sosiologis, data tentang split ticket voting. Pula
ditambahkan beberapa cross tabulation/ tabulasi silang dari tiap data hasil survey
tersebut.
Kesimpulan
Pada Bab IV ini, penulis telah lebih jauh mengulas data yang didapatkan
pada bab ini penulis akan pula menganalisa dan melakukan proses statistik
Bab IV disusun atas data analisa data variabel dependen dan independen,
5. Bab V : Penutup
jawab rumusan dan problematisasi dan hipotesis yang telah ditulis di bagian
awal. Sebagai peneliti, ada pula tanggung jawab teoritik bagi penulis untuk
menuliskan
Bab V disusun atas beberapa penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran,
37
Ilustrasi Sistematika Penulisan
BAB V 15%
Bab V : Kesimpulan Saran dan
Refleksi teoritis
38
BAB II
a. Kabupaten Kebumen
bagian selatan yang mempunyai dukungan alam dengan potensi cukup tinggi.
Keragaman dan kelengkapan topologi wilayah mulai dari kawasan pantai selatan
yang mendukung sub sektor perikanan, dataran rendah yang relatif subur untuk
cuaca yang bersahabat. Suhu udara berada pada kisaran 21,10°C sampai 33,90°C
Sepanjang musim penghujan pada tahun 2015, tercatat dari stasiun pengamat
cuaca, jumlah hari hujan mencapai 141 hari dengan tingkat curah hujan mencapai
3.229,00 mm.
dari total luas Indonesia, terbentang sepan- jang 263 km dari barat ke
timur dan 226 km dari utara ke selatan. Luas sawah sebesar 31,03 persen,
39
persen serta hutan
Kabupaten Kebumen
2015 jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 1.930 RW dan dibagi menjadi 7.127
b. Kecamatan Buluspesantren
27 Data BPS Kabupaten Kebumen 2016 pada publikasi : Kebumen Dalam Angka 2016,
diakses di laman https://kebumenkab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Kabupaten-Kebumen-
Dalam-Angka 2016.pdf
40
Kecamatan Buluspesantren merupakan kecamatan yang berada dekat pusat
Rukun Warga sebanyak 89 RW, 289 Rukun Tetangga (RT), dan 91 dusun. Desa/
yang terdiri dari 24 RT, sedangkan desa/ kelurahan yang membawahi RW terkecil
41
Tabel 2.2 Data BPS tahun 2015 tentang Persebaran Penduduk Kecamatan Buluspesantren
Hal tersebut menyebabkan sex ratio wilayah ini sebesar 100. Ditinjau dari
42
Brecong, yaitu sebesar 4.030 jiwa (7,7 persen) dan desa dengan penduduk paling
Dasar, 7 Sekolah lanjutan tingkat pertama, dan 2 sekolah menengah atas/ sekolah
Buluspesantren dalah sebesar 49,31 Ha yang terdiri dari lahan pertanian sawah
sebesar 21,02 Ha, lahan pertanian non sawah 13,32 Ha dan lahan non pertanian
14,94 Ha. Berdasarkan luas lahan pertanian yang seluas itu, jumlah Rumah
80 orang.
sebesar 30.644 jiwa atau 78,42 persen dari total penduduk usia kerja yang berusia
lebih dari 15 tahun. Pada tahun 2014, di 58,56 persen tenaga kerja yang ada di
untuk sektor pertanian mencapai 17.445 jiwa. Di lain sektor, 4.178 jiwa mengisi
sektor industri, 3.689 jiwa di sektor perdagangan, hotel dan restoran, 3.437 di
sektor jasa, 911 jiwa di sektor konstruksi, serta 465 jiwa di bidang angkutan dan
komunikasi.
29 Data BPS Kabupaten Kebumen 2016 pada publikasi : Statistik Daerah Kecamatan
Buluspesantren 2016, diakses di https://kebumenkab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Statistik-
Daerah-Kecamatan-Buluspesantren-2016.pdf
30 ibid
43
JUMLAH SEKTOR PEKERJAAN
20000
18000
16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000 JUMLAH PEKERJA
0
a n
str
i
ra
n s a si si
ni u to Ja uk ka
ta nd s str ni
Pe
r I ,Re Ko
n m
u
o tel ko
n
n,H d a
ga tan
gan gk
u
a
rd an
Pe
Tabel 2.3 Data sebarang sektor pekerjaan warga Kecamatan Buluspesantren 2014
khas pedesaan. Hal tersebut menegaskan bahwa nilai-nilai sosial yang sangat
mendasar lainnya pun bakal menjadi variabel yang berpengaruh untuk didalami.
Pada Tahun 2005 di Kabupaten Kebumen terdapat tempat peribadatan antara lain
44
Islam, 0,6% Kristen Protestan, 0,3% Katholik, 0,17% Budha, 0,004% Hindu dan
dari tahun ke tahun yang menandakan tidak adanya perubahan struktur penduduk
khas dari Kecamatan Buluspesantren ialah tentang tidak adanya dominasi. Banyak
aliran agama yang berbasis ormas yang berkembang di daerah ini. Baik
cabangnya di wilayah ini. Beberapa desa memang terkenal dengan basis dari
wilayah salah satu ormas tersebut. Namun jumlah dari daerah-daerah tersebut
dirasa sebanding. Oleh karena itu, tidak ada dominasi yang nampak dari
organisasi tersebut. Hal ini pula yang terjadi pada hasil Pemilu Legislatif di Dapil
tahun 2009. Pondok pesantren ini tersebar dari ujung barat hingga ujung timur di
kecamatan ini.32
45
Poin-poin diatas, menghantarkan penulis pada keyakinan bahwa nilai-nilai
Kecamatan Buluspesantren. Poin tersebut yang coba dilihat dari seberapa warga
yang terjadi dalam beberapa tahap. Hal ini yang peneliti yakini sebagai cikal bakal
PERGESERAN SUARA
Dalam perebutan kursi DPRD Kabupaten, 7 kursi yang tersedia bagi para
caleg secara merata diduduki oleh 1 calon dari 7 partai. Hal tersebut didapatkan
dari data penetapan hasil pemilu yan disahkan KPUD Kebumen. Partai yang
terbanyak dalam partai. Dari data dibawah, dapat dilihat perolehan suara
terbanyak dipegang oleh caleg dari Partai Golkar. Sedangkan suara mayoritas
46
NO NAMA PARTAI PEROLEHAN
1 Musito Nasdem 2582
2 H. Chumndari PKB 4102
3 Ermi Kristianti PKS 1774
4 M Taufik PDIP 2611
5 H. Purwanto Partai Golkar 6212
6 Hj. Sri Susilowati Partai Gerindra 4964
7 Suhartono PAN 2692
Tabel 2.4 Daftar Anggota DPRD Dapil 1 Kebumen dan Perolehan suaranya.33
2015. Pemilukada ini dilakukan serentak bersamaan pada tahun tersebut sebagai
Pemilukada Kebumen diikuti oleh 3 pasangan calon dari gabungan partai yang
2015.
Calon pertama yang mengikuti Pemilihan Bupati berasal dari koalisi Partai
Golkar, Partai Nasdem dan PKS. Koalisi ini mengusung calon bupati bernama
Khayyub M Lutfi dan wakilnya Akhmad Bakhrun. Calon Kedua yang mengikuti
Pemilihan Bupati berasal dari koalisi Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKB dan
PAN. Koalisi ini mengusung calon bupati bernama M. Yahya Fuad dan wakilnya
KH. Yazid Mahfudz. Calon ketiga yang mengikuti Pemilihan Bupati berasal dari
koalisi PDI Perjuangan dan Partai Hanura. Koalisi ini mengusung calon bupati
47
Pasangan Partai Hasil di Hasil di
Persentase Persentase
Calon Pendukung Kabupaten Buluspesantren
Golkar,
Khayyub-
PKS, 289.826 42,34% 14.924 48,13%
Bahrun
Nasdem
PKB, PAN,
Fuad-
Gerindra, 350.060 51,13% 14.385 46,39%
Yazid
Demokrat
Bambang- PDIP,
44.708 6,53% 1.701 5,49%
Sunarto Hanura
Berdasarkan data pasangan calon diatas, hasil dari Pilkada pada 9
Desember 2015 dimenangkan oleh pasangan nomor urut 2 yaitu pasangan Fuad
Yazid. Namun kemenangan tersebut memang tidak terpaut banyak suara. Hal ini
di wajar saja karena pasangan nomor urut 2 didukung oleh lebih banyak partai
Tabel 2.5 Jumlah Suara Pasangan Calon di tingkat Kabupaten dan Kecamatan Buluspesantren34
mengapa pilihan parpol dan hasil suara tersebut bisa pindah dari satu pasangan
pada pasangan lain. Ketidaksertamertaan ini yang coba peneliti jawab pada
adanya dukungan dari 3 partai bersuara besar. Namun bisa dikalahkan oleh calon
yang hanya didukung secara dominan oleh partai golkar. Ditambah, sebelum
34 Hasil Rekapitulasi Resmi Pilkada Kebumen di Laman Pilkada 2015 KPU RI, diakses di
laman http://pilkada2015.kpu.go.id/kebumenkab
48
pemilihan dimulai, ada deklarasi dukungan yang dilakukan oleh ormas-ormas di
ormas tersebut tidak cukup untuk membuat calon pasangan nomor urut 2 untuk
menang. Fakta tersebut yang peneliti gunakan sebagai pijakan urgensi untuk
maupun Muhammadiyah, tidak serta merta membuat pasangan calon nomor urut 2
profil dan homogen ini, justru membuatnya samar. Warga yang mayoritas bekerja
sebagai petani, apakah kesemuanya akan memilih partai yang memiliki platform
yang pro kepada petani. Begitu pula bagi warga ormas NU dan Muhammadiyah,
serta merta memilih calon nomor urut 2.35 Karena secara pilihan politik, mereka
pendulang suara. Para tokoh masyarakat lokal dari tiap parpol berlomba saling
49
kepada parpol maupun kepada calon. Begitu pula yang terjadi pada Pemilukada.
Tiap partai berkoalisi untuk menggalang suara dan memenuhi kriteria minimum
pencalonan. Maka dari itu, wajah parpol pun terbagi oleh wajah figur calon yang
sudah memiliki kedekatan dengan warga sebelumnya. Irisan antara parpol dan
calon/figur ini yang coba peneliti ungkap dari pendekatan sosiologis warga dalam
perilaku memilih.
pertanian. Juga tentang pola warga pedesaan yang memiliki pola relasi paguyuban
hasilnya pun akan sama pada tiap pemilihan. Namun ternyata tidak demikian,
maka survei ini dilakukan untuk melihat ketidakidentikan dan kekhasan warga
50
DAFTAR PUSTAKA
Grafiti Pers
Asfar, Muhammad. (2006). Pemilu dan Perilaku Memilih 1995-2004.
Rineka Cipta
Sugiyono (2010). Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan
51
Hendrawan, Toni (2015). Kuatnya Pengaruh Ketokohan Dan Identitas
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=ht
ml&buku_id=88966&obyek_id=4
http://www.data1.sapa.or.id/files/dppk/16-bab-ii-gambaran-umum-
kabupaten-kebumen.doc
Data DB 1 Resmi Pemilu Legislatif 2014 Dapil 1 diunduh di laman
http://kpu.kebumenkab.go.id/arsip-pemilu/pemilu-2014/
Data DA 1 Pemilukada Kebumen 2015 Kecamatan Buluspesantren diakses
di laman https://pilkada2015.kpu.go.id/kebumenkab/buluspesantren
Data BPS Kabupaten Kebumen 2016 pada publikasi : Kebumen Dalam
https://kebumenkab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Kabupaten-
Kebumen-Dalam-Angka 2016.pdf
Data BPS Kabupaten Kebumen 2016 pada publikasi : Kecamatan
https://kebumenkab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Kecamatan-
Buluspesantren-Dalam-Angka-2016.pdf
Data BPS Kabupaten Kebumen 2016 pada publikasi : Statistik Daerah
https://kebumenkab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Statistik-
Daerah-Kecamatan-Buluspesantren-2016.pdf
52
Data Lengkap Pondok Pesantren Provinsi Jawa Tengah, Dirjen Pendidikan
http://pendis.kemenag.go.id/file/dokumen/pontren-33.pdf
www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/04/24/hasil-pemilu-di-jawa-
timur-pkb-kuasai-17-kabupaten-kota-dan-pdip-16
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/ketua-pcnu-muhammadiyah-
kompak-dukung-fuad-yazid/
53