Anda di halaman 1dari 12

KOMUNIKASI POLITIK

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Para ahli telah memberikan berbagai pandangan berbeda tentang batasan komunikasi. Berikut
dikutip beberapa pendapat ahli tentang batasan komunikasi.

1. Alo Liliweri

Dalam Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan (2007), Alo Liliweri membuat batasan komunikasi,
“merupakan proses pengalihan suatu maksud dari satu sumber kepada penerima, proses tersebut
merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahaptahap yang memudahkan peralihan maksud
tersebut.” Di samping itu, Liliweri juga memberi pengertian komunikasi: “sebagai pengalihan
suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami.”

2. Anwar Arifin

Seperti yang dijelaskan dalam bukunya Ilmu Komunikasi (1998), Anwar Arifin membuat
batasan yang sangat sederhana tentang komunikasi, yaitu “proses pernyataan antarmanusia.”

3. Azriel Winnet

Dalam portal Business Communication, Azriel Winnet membuat definisi komunikasi sebagai
“segala aktivitas interaksi manusia yang bersifat human relationships (hubungan manusiawi)
disertai dengan pengalihan fakta.”

Dengan berbagai penjelasan di atas, kita dapat pula merumuskan komunikasi sebagai suatu
proses pengalihan pesan, (berupa data, fakta atau informasi), yang mengandung suatu maksud
atau arti, dari pengirim kepada penerima yang melibatkan proses pemaknaan.

B. PENGERTIAN KOMUNIKASI POLITIK

Pengertian komunikasi politik dapat dimengerti dengan menandingkan makna dua konsep
komunikais dan politik. Jadi komunikasi politik merupakan proses pengalihan pesan, (berupa
data, fakta, informasi, atau citra), yang mengan dung suatu maksud atau arti, dari pengirim
kepada penerima yang melibatkan proses pemaknaan terhadap kekuasaan (power), kewenangan
(authority), kehidupan publik (public life), pemerintahan (government), negara (state), konflik
dan resolusi konflik (conflict dan conflict resolution), kebijakan (policy), pengambilan keputusan
(decision making), dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation). Tentunya selain itu,
pengertian komunikasi politik dapat juga dirujuk kepada berbagai pendapat para ahli. Berikut ini
disajikan beberapa pandangan ahli:

1. Michael Rush dan Philip Althoff

Dalam buku Sosiologi Politiknya, Rush dan Althoff (2003) memberi pengertian komunikasi
politik sebagai suatu proses di mana informasi politik yang relevan diteruskan dari satu bagian
sistem politik kepada bagian lainnya, dan di antara sistem sosial dan sistem politik.

2. Karl W. Deutsch

Deutsch memberi batasan komunikasi politik sebagai transmisi informasi yang relevan secara
politis dari satu bagian sistem politik kepada bagian sistem politik yang lain, dan antara sistem
sosial dan sistem politik.

3. Hafied Cangara

Cangara (2009) merumuskan batasan komunikasi politik sebagai suatu proses komunikasi yang
memiliki implikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas politik. Jadi, menurut Cangara,
perbedaan komunikasi politik dengan komunikasi lainnya adalah pada sifat dan isi pesannya.

C. FUNGSI KOMUNIKASI POLITIK

Komunikasi politik, sebagai suatu unsur dari sistem politik, digerakkan oleh partai politik atau
aktor politik dengan maksud untuk meraih berbagai fungsi. Banyak ahli telah membicarakan
fungsi komunikasi politik. Dari berbagai pandangan yang telah ada dalam berbagai literatur kita
bisa menyimpulkan bahwa fungsi komunikasi politik meliputi:

1. Fungsi Informasi

Seperti halnya komunikasi pada umumnya, komunikasi politik juga memiliki fungsi informasi
politik, yaitu penyampaian pesanpesan yang berkaitan dengan politik seperti visi, misi, tujuan,
sasaran, atau arah kebijakan baik partai politik maupun aktor politik lainnya. Melalui komunikasi
politik, informasi atau pesan yang disampaikan oleh sumber atau pengirim (baik partai politik
maupun aktor politik lainnya) dapat diketahui, dikenal, atau diserap oleh penerima (konstituen
atau para pemilih).

Sebagai fungsi informasi, komunikasi politik ditujukan kepada target sasaran, dalam hal ini
penerima, dengan maksud agar penerima memperoleh pengetahuan dan pengenalan tentang
sesuatu yang dikomunikasikan. Misalnya Ketika seseorang yang berminat menjadi (bakal) calon
bupati dalam suatu pemilihan kepala daerah pada pemilihan mendatang, misalnya, maka dia
harus melakukan komunikasi politik kepada berbagai pihak, tidak hanya partai politik tetapi juga
masyarakat pada umumnya. Untuk itu dia, katakanlah, memasang baliho atau spanduk ucapan
menyambut datangnya perayaan atau seremonial keagamaan seperti ucapan selamat menyambut
datangnya ramadhan, kepulangan jamaah haji dari Mekkah, idul fithri, idul adha, natal, tahun ba
ru, imlek atau nyepi. Kegiatan seperti ini sudah bisa dikatakan sebagai suatu bentuk komunikasi
politik karena pemberi pesan bermaksud menyampaikan bahwa dia ada di sini bersama dengan
Anda.

2. Fungsi Pendidikan

Ada banyak isi pen didik an politik yang dikomunikasikan dalam kehidupan politik, yaitu antara
lain ideologi (negara, partai politik, gerakan sosial, dan sebagainya), nilai (kebangsaan,
patriotisme, demokrasi, kebebasan, dan lainlain), praksis (visi, misi, tujuan sasaran, program, dan
strategi partai politik atau aktor politik), atau keterampilan (pidato, lobi, resolusi konflik, dan
lainlain).

Fungsi pendidikan politik dari suatu komunikasi politik tidak hanya dilakukan oleh partai politik
tetapi juga oleh pemerintah. Media utama fungsi pendidikan politik dari sua tu komunikasi
politik oleh partai politik adalah pelatihan kader partai politik. Beberapa partai politik di
Indonesia yang memiliki sistem pengkaderan yang baik seperti Partai Golongan Karya dan Partai
Keadilan Sejahtera telah memiliki sistem pendidikan politik yang mampu meyakinkan para
kadernya bahwa partainya merupakan tempat berkarier politik yang baik.

3. Fungsi Instruksi

Fungsi instruksi merupakan fungsi komunikasi politik yang berkaitan dengan pemberian perintah
berupa kewajiban, larangan, atau anjuran. Dalam kehidupan politik banyak instruksi yang
dikomunikasikan kepada para konstituen, anggota, atau simpatisan oleh partai politik atau aktor
politik. Di dalam aturan main partai politik di Indonesia terdapat aturan yang menjelaskan
tentang kewajiban para kader untuk memberikan kontribusi sekian persen dari pendapatan
sebagai anggota dewan (legislatif) atau sebagai pejabat politik, menghadiri rapat partai, dan
sebagainya. Bahkan di dalam partai kader, yaitu partai yang berbasiskan kader, seperti Partai
Keadilan Sejahtera, terdapat berbagai instruksi yang dibuat secara rutin oleh dewan pimpinan
daerah partai kepada seluruh kader untuk dipahami, ditaati, dilaksanakan, atau dihindari.

4. Fungsi Persuasi

Fungsi persuasi adalah fungsi komunikasi politik yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memengaruhi orang lain sehingga melakukan, melaksanakan atau mengubah sesuatu seperti
yang diharapkan oleh pemberi pesan (pengirim/sumber). Melakukan, melaksanakan atau
merubah sesuatu berkait dengan aspek kognisi, afeksi, dan sikap serta perilaku. Fungsi persuasi
politik dari komunikasi politik berlangsung intens ketika musim pemilihan (pileg, pilpres dan
pilkada) tiba. Kegiatan kampanye pemilihan umum melalui berbagai media, misalnya, bertujuan
agar penerima pesan (konstituen, simpatisan atau anggota) melakukan, melaksanakan atau
merubah sesuatu sesuai dengan keinginan atau kehendak pengirim pesan (partai politik atau
aktor politik lain nya). Fungsi persuasi politik dari komunikasi politik dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu antara lain menyajikan mim pi masa depan yang indah melalui janji implementasi
visi, misi, tujuan, sasaran, atau arah kebijakan.

5. Fungsi Hiburan

Fungsi hiburan merupakan fungsi komunikasi politik yang menyampaikan pesanpesan hiburan di
antara berbagai rangkaian isi pesan yang dikomunikasi. Dalam rangkaian acara rapat atau
pertemuan politik, misalnya, terdapat acara hiburannya seperti lawak, band, atau nasyid. Tidak
jarang penyampaian orasi atau pidato politik diselingi pula dengan humor, anekdot, atau
lawakan. Dalam realitas kampanye partai politik pada masa kampanye pemilihan umum,
misalnya, kegiatan tersebut dipandang sebagai salah satu sarana hiburan lima tahunan. Sebab
ketika masa kampanye, partai politik berusaha mengajak massa sebanyak mungkin untuk
menghadiri pelaksaan kampanye politik yang mereka lakukan.
D. MODEL KOMUNIKASI POLITIK

Model komunikasi politik menunjuk pada suatu pola dari suatu proses komunikasi yang
berkaitan dengan berbagai aktivitas aliran informasi. Dalam komunikasi politik, paling sedikit,
terdapat tiga model yang digunakan:

1. Model linier

Dalam literatur komunikasi terdapat banyak pembahasan tentang model linear komunikasi. Salah
satu model linier yang sering dirujuk adalah model Laswell. Model linier Laswell merupakan
jawaban terhadap pertanyaan What says What to Whom through Which channel and with What
Effect? Model ini menggambarkan arah linier komunikasi dari sumber, pesan, dan penerima.
Dalam komunikasi politik, model linear digunakan oleh sumber, dalam hal ini partai politik atau
aktor politik, untuk menginformasikan, mendidik, memberikan instruksi, membuat hiburan, atau
memengaruhi sasaran, dalam hal ini konstituen. Model Laswell sering digunakan dalam
kampanye politik yang bersifat monologis. Untuk memahami Model Laswell, berikut disajikan
gambar berikut ini.

2. Model Interaksi

Dalam model ini, suatu komunikasi politik tidak dipandang sebagai proses stimulirespons yang
mekanik, tetapi sebaliknya suatu proses aksi reaksi yang dinamis yang diantarai oleh adanya
interpretasi atau proses pemaknaan dari penerima pesan. Komunikasi politik dikatakan berhasil
apabila pemahaman makna atau makna yang dikonstruksi tentang pesan antara sumber (pemberi
informasi) dan penerima tidak berbeda (sama) dan penerima melakukan sesuatu sesuai dengan
yang diharapkan oleh sumber.

Proses ini berawal dari sumber mengolah pesan. Kemudian pesan tersebut disalurkan melalui
media. Pesan yang disampaikan lewat media tersebut diinterpretasi oleh penerima. Proses
interpretasi penerima pesan akan relatif sama dengan apa yang dimasud oleh sumber, apabila
antara sumber dan penerima pesan memiliki latar belakang yang sama. Hasil dari interpretasi
atas pesan oleh penerima akan berujud umpan balik dalam bentuk aksi atau perilaku yang
dilakukan oleh penerima. Berikut gambar yang diharapkan bisa memahami secara mudah model
interaksi ini.

3. Model Transaksional

Transaksional menunjuk pada suatu proses transaksi antara seseorang dengan orang lain. Dengan
kata lain, model komunikasi ini terjadi dalam komunikasi antarpersonal oleh dua orang
partisipan komunikasi. Dalam transaksi terdapat proses dialogis, yaitu proses bersama dalam
pembentukan makna. Dalam model transaksional komunikasi politik, ke dua belah pihak aktif
saling bertukar pesan dan interpretasi. Artinya, pesan yang disampaikan diinterpretasi. Hasil
interpretasi disampaikan dan menjadi pesan. Proses tersebut berakhir ketika telah terbentuk suatu
pemahaman bersama terhadap suatu pesan.

E. KOMUNIKATOR POLITIK

Terdapat beberapa aktor yang melakukan komunikasi politik, yaitu antara lain:

1. Politisi

Agar satu pemahaman tentang konsep komunikator politik, maka setiap pembahasan siapa saja
yang masuk perlu diberi batasan. Rumusan batasan yang kita miliki bisa saja berbeda dengan
yang dimiliki oleh ahli lain. Konsep politisi, oleh sebab itu, dalam konteks Indonesia dapat
dipahami sebagai orang yang beraktivitas untuk memengaruhi orang lain dalam rangka
mengincar, mendapatkan atau menduduki suatu jabatan politik, yaitu suatu jabatan yang
diperoleh karena ada kaitannya dengan keputusan politik (melalui pemilihan umum atau seleksi
lembaga legislatif) seperti jabatan presiden, anggota perwakilan rakyat (DPR, DPD, dan DPRD),
menteri, kepala daerah, anggota mahkamah agung, anggota Mahkamah Konstitusi, ketua
Kejaksaan Agung, kepala kepolisian, panglima TNI, anggota komisioner (KPK, KPU, dan lain-
lain), anggota Badan Pemeriksaan Keuangan, dan sebagainya.

2. Profesional

Profesional merupakan komunikator yang dibayar karena dia dipandang memiliki keahlian,
kompetensi, kapabilitas, atau kepakaran untuk mengomunikasikan sesuatu yang berhubungan
dengan politik agar maksud yang dikehendaki pemberi dana tercapai. Profesional sebagai
komunikator politik bisa saja merupakan individu dan dapat pula sebagai kelompok individu.
Jika individu sebagai profesional dalam komunikasi politik, maka ia dipandang sebagai
konsultan atau penasihat dalam mengomunikasikan politik. Sedangkan profesional dalam bentuk
kelompok individu biasanya merupakan perusahaan penjual jasa keahlian seperti Fox Indonesia
atau Lingkaran Survey Indonesia.

3. Aktivis

Aktivis merupakan individu atau kelompok orang yang melakukan berbagai kegiatan atau
aktivitas pemberdayaan atau advokasi masyarakat yang tidak ada kaitannya dengan suatu partai
politik tertentu. Mereka melakukan kegiatan tersebut didasarkan atas idealisme tertentu yang
mereka miliki. Sebagian besar kelompok aktivis adalah mereka yang menjadi bagian dari civil
society. Di antara mereka memiliki jaringan lokal, nasional, bahkan global. Oleh sebab itu,
aktivis sebagai komunikator politik dilaksanakan dalam kaitannya dengan gerakan sosial yang
dimainkannya.

4. Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat adalah orang yang menjadi rujukan berpendapat dan berperilaku dari
komunitasnya. Tokoh masyarakat bisa saja dari kalangan agamawan seperti ulama, pendeta,
pastor, dan lainnya; atau dari kalangan pemangku adat seperti ninik mamak di Minangkabau,
teuku di Aceh, dan lainnya; atau bisa juga dari kalangan cerdik cendikia, yaitu orang-orang yang
dipandang memiliki pemahaman luas atau visi yang jauh ke depan tentang kehidupan komunitas
mereka.

5. Elite Birokrasi

Mengapa elite birokrasi dipandang sebagai komunikator politik? Dalam konteks birokrasi
Indonesia, elite birokrasi merupakan pejabat karier. Seseorang menjadi elite birokrasi seperti
direktur jenderal, sekretaris jenderal, inspektorat jenderal, sekretaris daerah, kepala biro, kepala
dinas, kepala bagian, dan lainnya karena dipandang memiliki prestasi atau memiliki kompetensi
dalam karier yang sedang dijalaninya. Memang tidak semua elite birokrasi tidak bisa dipandang
sebagai komunikator politik, namun sebagian besar dari mereka melakukan komunikasi politik
karena tugas dan fungsi dari jabatan yang diembannya.

6. Penyambung Lidah

Penyambung lidah dimaksud di sini adalah suatu fungsi komunikasi yang dijalankan oleh orang
atau kelompok orang untuk menyambungkan atau menyebarluaskan apa yang telah disampaikan
oleh suatu sumber kepada orang lain. Penyambung lidah tidak sama dengan semua jenis
komunikator yang telah diperbincangkan di atas. Penyambung lidah tidak termasuk dalam
kelompok politisi, sebab mereka tidak punya motif atau ambisi untuk mengincar, mendapatkan
atau menduduki suatu jabatan politik.

F. ANTARA KOMUNIKASI, KAMPANYE, DAN MARKETING POLITIK

1. Kampanye Politik

a) Pengertian Kampanye Politik

Kampanye menurut kamus bahasa Indonesia kampanye dipahami sebagai kegiatan yang
dilaksanakan oleh organisasi politik atau calon yang bersaing memperebutkan kedudukan di
parlemen dan sebagianya untuk mendapat dukungan massa pemilih di suatu pemungutan suara.
Menurut Rice dan Paisley menyebutkan bahwa kampanye adalah keinginan untuk
mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik yang komunikatif.
Kampanye politik adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan seseorang atau sekelompok
orang atau organisasi politik dalam waktu tertentu untuk memperoleh dukungan politik dari
masyarakat.
b) Kampanye Politik vs. Kampanye Pemilihan Umum

Kampanye pemilihan umum lebih kecil cakupannya dibandingkan dengan kampanye politik.
Sebab pemilihan umum merupakan salah satu dari beragam aktivitas politik yang ada.
Pemahaman tersebut muncul ketika Indonesia memasuki era baru dalam pemilihan umum yang
lebih bebas, yaitu tepatnya pemilihan umum tahun 1999. Kemudian diperkuat dan dipertegas
dengan berbagai pemilihan umum yang mana yang dipilih terutama orang bukan partai politik,
terutama pemilihan umum dan pemilihan presiden 2004.
Kampanye pemilu merupakan bagian dari kampanye politik. Bagi Firmanzah kampanye politik
saling melengkapi dengan kampanye pemilu dan bukannya harus memilih salah satu. Meskipun
kampanye pemilu memiliki keterbatasan, namun kampanye pemilu sangat diperlukan untuk
menyegarkan dan mengingatkan kembali reputasi dan image politik yang telah dibangun.
Sedangkan kampanye pemilu yang serba singkat tersebut perlu didukung terusmenerus melalui
kampanye politik yang bersifat jangka panjang, sehingga janji dan harapan politik yang
ditawarkan pada masa kampanye pemilu diperkuat melalui reputasi dan image politik. Untuk
memahami perbedaan antara kampanye politik dan kampanye pemilihan umum, Firmanzah
membuat tabel perbandingan antara kampanye politik dan kampanye pemilihan umum dapat
merujuk pada pemikiran Firmanzah (2008: 276).

2. Marketing Politik

a) Pengertian Marketing Politik

Marketing Politik adalah seperangkat metode yang dapat memfasilitasi kontestan (individu atau
partai politik) dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi politik,
karakteristik pemimipim partai dan program kerja partai kepada masyarakat. Ilmu marketing
mengalami perkembangan dari zaman ke zaman untuk menemukan bentuknya. Defenisi dari
Hughess dan Dann, marketing adalah segala bentuk fungsi organisasi dan berbagai bentuk proses
untuk menciptakan dan menyampaikan nilai kepada konsumen sehingga dapat menguntungkan
organisasi. Dalam bukunya Political Marketing and Communication, Mareek (1995: 2) P. J.
Mareek menjelaskan marketing politik sebagai suatu proses yang kompleks dari hasil suatu
usaha yang lebih global dari implikasi semua faktor dari komunikasi politik dari para politisi.

b) Empat Elemen Marketing Politik

Dalam marketing politik, paling sedikit sedikit, terdapat empat elemen penting yang perlu
diperhatikan, yaitu:

1. Product

Produk politik itu sendiri menurut Niffenegger (Firmanzah, 2008: 200) terdiri dari party platform
(platform partai), past record (rekaman lampau), dan personal characteristic (karakteristik
individual). Platform partai yang terdiri dari visi, ideologi, misi, tujuan, dan program partai
merupakan salah satu produk yang dijual kepada pemilih, terutama pemilih rasional. Pemilih
rasional, yang terdiri dari orang-orang terdidik dan memiliki idealisme bagaimana negara ini
dibangun, sangat sensitif terhadap platform dari suatu partai. Rekaman lampau tentang apa yang
telah dilakukan sebelumnya bagi kepentingan publik adalah suatu produk yang layak dan pantas
dijual kepada pemilih. Karakteristik individual berupa keteladanan dan ketokohan seseorang
dalam masyarakat dapat dilihat sebagai suatu produk yang bisa dijual pada masyarakat.

2. Place

Place atau tempat terkait erat dengan bagaimana pasangan calon dapat memaksimalkan semua
pemilih secara efektif. Kampanye politik pasangan calon harus mampu menjangkau semua
lapisan masyarakat. Pasangan calon harus dapat mengelompokan, memetakan, serta menganalisa
struktur dan karakteristik masyarakat. Identifikasi dilakukan dengan mengamati konsentrasi
penduduk di suatu wilayah, penyebarannya dan kondisi fisik geografisnya. Pemetaan juga dapat
dilakukan melalui demografi, di mana pemilih dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan,
pekerjaan, usia, kelas sosial, pemahaman tentang keyakinan politik, agama dan etnis. Pemetaan
juga perlu didasarkan pada keberpihakan pemilih, seperti jumlah pendukung partai politik,
berapa banyak pendukung kandidat lain, seberapa pemilih yang mengambang, dan juga berapa
persentase golput.

3. Price

Price atau harga di dalam marketing politik mencakup beberapa hal, mulai dari ekonomis, citra
psikologis hingga citra nasional (Niffenegger, 1989). Harga ekonomi adalah banyaknya dana
kampanye yang dikeluarkan selama periode kampanye, citra psikologis mengacu pada persepsi
psikologis yang dialami pemilih, seolah-olah pemilih merasa nyaman dengan pasangan calon
tersebut. Serta harga citra nasional yaitu apakah pemilih merasa pasangan calon dapat
memberikan citra positif dan menjadi kebanggaan atau tidak.

4. Promoion

Dalam marketing politik harus menggunakan promosi sebagai alat untuk "menjual" produk
politik yaitu pasangan calon. Promosi yang baik bukanlah keberuntungan, promosi yang baik
harus menempatkan dengan tepat di mana penjualan akan berlangsung, bagaimana jalannya
promosi dan untuk siapa promosi itu dilakukan. Dalam hal ini, bagaimana kampanye pasangan
calon menentukan apakah promosinya berhasil atau tidak? Dalam promosi pasangan calon harus
berpikir, Jargon apa yang baik, bahwa media berhak untuk bekerja sama dengannya, dan
siapakah artis yang diundang, artis seperti apakah yang dapat mempengaruhi suara.

Anda mungkin juga menyukai