Anda di halaman 1dari 36

Komunikasi Politik &

Rekrutmen Politik Dalam Bidang


Kesehatan

Ns. Andrye Fernandes, M.Kep., Sp.Kep.An


• Apa yang dimaksud dengan komunikasi ?
➢ Proses komunikasi,
➢ Timbul balik
• Apa kriteria komunikan ?
➢ Bisa menyaring informasi
➢ Bisa memberi respon yang baik
➢ Memiliki kesamaan budaya dgn komunikator
➢ Pendengar yang baik
• Apa kriteria / ciri-ciri komunikator yang baik ?
➢ Mempunyai wawasan luas ttg pesan, mengambil inisiatif
➢ Kredibilitas, tahu cara mengantisipasi
➢ Mampu mempengaruhi memiliki power
➢ Menarik
➢ Menghidupkan suasana
➢ Bertanggungjawab untuk feedback
• Apa unsur-unsur yang harus terpenuhi dalam sebuah pesan ?
➢ Memiliki manfaat
➢ Sesuai fakta
➢ Mengajak/mempengaruhi
➢ Dapat dimengerti
➢ Tidak menimbulkan ambigu
PENGERTIAN KOMUNIKASI
POLITIK
Menurut beberapa pakar antara lain :
❖Astrid S. Susanto, Phd, merumuskan dalam
bukunya“Komunikasi Sosial di Indonesia”
sbb :
“Komunikasi politik adalah komunikasi yang
diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh
sedemikian rupa, sehingga masalah yang
dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini
dapat mengikat semua warganya melalui suatu
sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-
lembaga politik.” (1989: 9).
• Dr. Rusadi Kartaprawira, SH. Dalam
buku “Sistem Politik di Indonesia” ,
melihat komunikasi politik pada
kegunaannya yaitu :
“Untuk menghubungkan pikiran politik
yang hidup dalam masyarakat, baik
Intra golongan, institusi, asosiasi,
ataupun sektor kehidupan politik
pemerintah.” (1983: 64).
• dari definisi-definisi di atas, pada intinya dapat
disimpulkan bahwa komunikasi politik adalah
komunikasi yang diarahkan pada pencapaian suatu
pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang
dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi tersebut dapat
mengikat semua kelompok atau warganya melalui suatu
sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga
politik. Sedangkan bila dilihat dari tujuan politik “an sich”,
maka hakekat komunikasi politik adalah
upaya kelompok manusia yang mempunyai
orientasi pemikiran politik atau ideologi tertentu di
dalam rangka menguasai dan atau memperoleh
kekuasaan untuk dapat mewujudkan tujuan
pemikiran politik dan ideologi sebagaimana yang
diharapkan. (Menpen: ’90)
PARADIGMA HAROLD LASSWELL

mengemukakan bahwa cara yang


mudah untuk melukiskan suatu tindakan
komunikasi ialah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:
➢ Who ———– siapa ?
➢ Says what ———- mengatakan apa ?
➢ To Whom ———- kepada siapa ?
➢ With what channel ———- dengan
saluran apa ?
➢ With what effect ———– dengan akibat
apa ?
• “Baik diuraikan dalam teori
pengalihan informasi yang sangat
canggih, maupun dalam pandangan
sosiopsikologis yang provokatif,
kelima dasar Lassewll ini
menyajikan cara yang berguna
untuk menganalisis komunikasi.”
(Dan Nimmo, 1993 :13)
1. KOMUNIKATOR POLITIK
(WHO)
Para komunikator politik, dibandingkan dengan
warga negara pada umumnya, suka ditanggapi
lebiih sungguh-sungguh bila mereka berbicara
atau berbuat. Sehubungan dengan itu, di sini
kita akan mengidentifikasi tiga kategori para
komunikator politik ini, kemudian akan meninjau
unsur-unsur dan segi-segi pokok peran mereka
sebagai pemimpin politik.
KOMUNIKATOR dan KOMUNIKAN
POLITIK
Komponen yang paling menentukan dalam setiap
bentuk kegiatan komunikasi yaitu komunikator
dan komunikan. Karena tanpa kedua
komponen tersebut tidak akan terjadi
komunikasi
Ciri – Ciri Komunikator Politik
yaitu :
 Pihak yang pertama–tama
mempunyai inisiatif.
 Pihak yang mempunyai ide atau
gagasan; yang akan
disebarluaskan.
 Pihak yang mula pertama
mengajak berkomunikasi.
 Pihak yang bermaksud
mempengaruhi, mengubah dan
membentuk sikap, pendapat dan
tingkah laku orang lebih baik
secara perorangan maupun
kelompok.
Dan Nimmo mengidentifikasi komunikator menjadi
tiga kategori :
1. politikus yang bertindak sebagai
komunikator politik
2. Profesional sebagai Komunikator politik.
3. Aktivis sebagai komunikator Politik
2. PEMBICARAAN/PESAN
POLITIK (SAYS WHAT)
• Apa yang membuat sesuatu
pembicaraan itu menjadi
pembicaraan politik?

“Menurut Davis V. J. Bell, ada tiga jenis


kepentingan pembicaraan yang
mempunyai kepentingan politik
yang pasti dan jelas sekali politis,
yaitu: pembicaraan kekuasaan,
pembicaraan pengaruh, dan
pembicaraan otoritas. (Dan Nimmo,
1993: 75)”
SPEAKING cara mudah untuk mengingat
➢ Setting atau scene (suasana)
➢ Participants (peserta)
➢ Ends (tujuan)
➢ Act sequence (urutan tindakan)
➢ Key (kunci)
➢ Instrumentalities (instrumentalitas)
➢ Norms (norma)
➢ Genres (genus)
➢ Setting atau scene (suasana); komunikasi terjadi dalam
periode, tempat dan lingkungan khas; ia bisa formal
atau informal, suram, ceria dsb. Suatu ucapan di dalam
sebuah setting bisa diinterpretasikan berbeda dalam
setting yang lain.

➢ Participants (peserta); setiap pihak menanggapi suatu


pesan yang diberikan, dengan penuh makna. Misalnya
tambahkan seseorang partisipan, maka makna
bersama tentang sesuatu pesan yakni lambang
signifikan akan berubah.

➢ Ends (tujuan) ; Pembicaraan politik biasanya


mengharapkan suatu hasil sebagai pusat perhatiannya,
suatu tujuan yang dipillih dalam pikiran pesertanya.
Suatu pergeseran dalam tujuan dapat mengubah
makna dan tanggapan terhadap pesan.
• Act sequence (urutan tindakan) ; Komunikasi
diskursif (berpindah-pindah atau melompat-
lompat) tertulis dan lisan serta bentuk umum
bahasa non-diskursif terjadi sebagai urutan
ucapan dan tindakan,. Gangguan pada urutan
itu dapat mengacaukan tanggapan yang
bermakna.

Key (kunci) : mengacu kepada jenis vokal dan


fasial dari pernyataan non-verbal. Hal-hal
seperti nada dan tingkah laku dapat
mendukung atau bahkan meniadakan isi verbal
suatu pesan.
• Instrumentalities (instrumentalitas) : ini mengacu kepada
tipe bahasa suatu komunitas bahasa. Ia dapat
menyiratkan suatu jargon khusus dari suatu kelompok.
• Norms (norma) : Kaidah-kaidah yang tidak diucapkan
menentukan komunikasi – jarak ketika orang bertatap
muka, hubungan pandangan diantara mereka, kaidah
tata bahasa, dan sebagainya.
• Genres (genus) : Mengacu kepada kategori-kategori
tindakan komunikasi – pidato, do’a, guraman,
peribahasa, penyelidikan, ucapan salam, ucapan
perpisahan dsb. Misalnya istilah “kawanku sebangsa”
adalah genus ritualistik yang dinyatakan untuk
mengidentifikasikan bahwa si pembicara sebagai “salah
seorang anak” bangsa itu.
PENGGUNAAN PEMBICARAAN POLITIK
• MEYAKINKAN DAN MEMBANGKITKAN
MASSA
• AUTORITI SOSIAL
• PERSUASI POLITIK (Propaganda,
periklanan dan retorika)
3. KHALAYAK KOMUNIKASI
POLITIK (TO WHOM).
• Khalayak adalah sejumlah orang yang
heterogen. Mereka menjadi khalayak
komunikasi politik segera setelah mereka
“mengkristal” menjadi opini publik. Bagi Dan
Nimmo, opini publik adalah abstraksi dari
khalayak komunikasi politik.
4. SALURAN KOMUNIKASI POLITIK
(WITH WHAT CHANNEL).
Saluran komunikasi adalah alat atau sarana
yang memudahkan penyampaian pesan. Ada
tiga tipe utama saluran komunikasi politik, yaitu:
saluran massa, imterpersonal dan organisasi.
5. DENGAN AKIBAT APA (WITH
WHAT EFFECT).
Berbagai ahli telah merangkum akibat
potensial dari komunikasi politik dengan
menggunakan kategori sbb:
➢ Akibat kognitif (menggugah kesadaran)
➢ Akibat afektif (kecenderungan untuk
suka atau tidak menyukai perubahan
atas keputusan akibat komunikasi
politik)
➢ Akibat partisipasi
Akibat kognitif (menggugah kesadaran), yaitu
dapat membedakan akibat politik jangka
panjang dan akibat politik seketika. Konsekuensi
komunikasi bisa menjadi dua dimensi; pertama,
informasi awal menciptakan ambiguitas, kedua
menyajikan informasi lebih rinci yang
mengurangi dan memecahkan ambiguitas.
Selain menciptakan dan memecahkan
ambiguitas dalam pikiran orang, juga
menyajikan bahan mentah bagi interpretasi
personal, memperluas realitas sosial dan politik,
dll.

• back
• Akibat afektif (kecenderungan untuk suka atau
tidak menyukai perubahan atas keputusan
akibat komunikasi politik)
• Empat konsekuensi afektif yang potensial dari
komunikasi politik, yaitu:
1. bisa menjernihkan atau mengkristalkan nilai
politik.
2. bisa memperkuat nilai komunikasi politik
3. bisa memperkecil nilai yang dianut.
4. bisa memindahkan situasi orang dari persuai
yang satu kepada persuasi yang lain.
Contoh Kasus
Analisis
REKRUTMEN POLITIK
Rekrutmen politik

• Rekrutmen politik pada dasarnya merupakan


proses penseleksian individu untuk dapat
mengisi lowongan dalam jabatan-jabatan politik
maupun pemerintahan. Rekrutmen politik
berkaitan erat dengan karier politik seseorang.
Banyak cara yang dapat dilaksanakan dalam
rangka rekrutmen politik ini.
• Salah satunya ialah dengan cara menarik
orang-orang muda yang berbakat untuk dididik
menjadi kader, yang di masa datang,
diharapkan menduduki jabatan politik maupun
pemerintahan mengganti jabatan-jabatan lama
• Rekrutmen politik adalah proses pengisian
jabatan-jabatan pada lembaga-lembaga politik
termasuk partai politik dan administrasi atau
birokrasi oleh orang-orang yang akan
menjalankan kekuasaan politik (Suharno, 2004:
117).
• Sedangkan menurut Cholisin, rekrutmen politik
adalah seleksi dan pengangkatan seseorang
atau kelompok untuk melaksanakan sejumlah
peran dalam system politik pada umumnya dan
pemerintahan pada khususnya (Cholisin, 2007:
113).
• Rekrutmen politik adalah suatu proses seleksi
anggota-aggota kelompok untuk mewakili
kelompoknya dalam jabatan administratif
maupun politik. Dalam pengertian lain,
rekrutmen politik merupakan fungsi
penyelekksian rakyat untuk kegiatan politik dan
jabatan pemerintahan melalui penampilan
dalam media komunikasi, menjadi anggota
organisasi, mencalonkan diri untuk jabatan
tertentu dan sebagainya.
• Ada dua macam mekanisme rekrutmen politik, yaitu
rekrutmen yang terbuka dan tertutup.
• Dalam model rekruitmen terbuka, semua warga Negara
yang memenuhi syarat tertentu (seperti kemampuan,
kecakapan, umur, keadaan fisik) mempunyai
kesempatan yang sama untuk menduduki posisi-posisi
yang ada dalam lembaga negara / pemerintah.
• Suasana kompetisi untuk mengisi jabatan biasanya
cukup tinggi, sehingga orang-orang yang benar-benar
sudah teruji saja yang akan berhasil keluar sebagai
jawara.
• Ujian tersebut biasanya menyangkut visinya tentang
keadaan masyarakat atau yang di kenal sebagai platform
politiknya serta nilai moral yang melekat dalam dirinya
termasuk integritasnya.
• Adapun manfaat yang diharapkan dari
rekrutmen terbuka adalah:
• a) Mekanismenya demokratis
• b) Tingkat kompetisi politiknya sangat tinggi
dan masyarakat akan mampu memilih
pemimpin yang benar-benar mereka kehendaki
• c) Tingkat akuntabilitas pemimpin tinggi
• d) Melahirkan sejumlah pemimpin yang
demokratis dan mempunyai nilai integritas
pribadi yang tinggi.
• Sebaliknya, dalam sistem rekrutmen tertutup,
kesempatan tersebut hanyalah dinikmati oleh
sekelompok kecil orang. Ujian oleh masyarakat
terhadap kualitas serta integritas tokoh
masyarakat biasanya sangat jarang dilakukan,
kecuali oleh sekelompok kecil elite itu sendiri.
beberapa pilihan partai politik dalam
proses rekrutmen politik;
• Partisan, yaitu merupakan pendukung yang kuat,
loyalitas tinggi terhadap partai sehingga bisa direkrut
untuk menduduki jabatan strategis.
• Compartmentalization, merupakan proses rekrutmen
yang didasarkan pada latar belakang pendidikan dan
pengalaman organisasi atau kegiatan sosial politik
seseorang, misalnya aktivis LSM.
• Immediate survival, yaitu proses rekrutmen yang
dilakukan oleh otoritas pemimpin partai tanpa
memperhatikan kemampuan orang-orang yang akan
direkrut.
• Civil service reform, merupakan proses rekrutmen
berdasarkan kemampuan dan loyalitas seorang calon
sehingga bisa mendapatkan kedudukan lebih penting
atau lebih tinggi.
menurut Czudnowski, yang dapat
menentukan terpilihnya seseorang
dalam lembaga legislatif :
• Social background : Faktor ini berhubungan dengan pengaruh status
sosial dan ekonomi keluarga, dimana seorang calon elit dibesarkan.
• Political socialization : Merupakan suatu proses yang menyebabkan
seorang menjadi terbiasa dengan tugas-tugas yang harus diilaksanakan
oleh suatu kedudukan politik.
• Initial political activity : Faktor ini menunjuk kepada aktivitas atau
pengalaman politik calon elit selama ini.
• Apprenticeship : Faktor ini menunjuk langsung kepada proses “magang”
dari calon elit ke elit yang lain yang sedang menduduki jabatan yang
diincar oleh calon elit.
• Occupational variables : Calon elit dilihat pengalaman kerjanyadalam
lembaga formal yang bisa saja tidak berhubungan dengan politik,
kapasitas intelektual dalam kualitas kerjanya.
• Motivations : Orang akan termotivasi untuk aktif dalam kegiatan politik
karena dua hal yaitu harapan dan orientasi mereka terhadap isu-isu
politik. Selection : Faktor ini menunjukkan pada mekanisme politik yaitu
rekrutmen terbukan dan rekrutmen tertutup.
Ada beberapa variabel penting
dalam proses rekrutmen dan
pengembangan kader.
• Kualitas Rekrutmen
➢ Kualifikasi standar sebaiknya mencakup aspek-
aspek, seperti integritas, dekat dengan rakyat
(societal roots), pengalaman politik, keterampilan
dasar, dan sesuai dengan platform partai.
• Standarisasi Rekrutmen dan Kepatuhan
• Desentralisasi Rekrutmen
• Kualitas Pengembangan Kader
• Standarisasi, Kepatuhan, dan Desentralisasi
Pengembangan kader
Jalur-jalur Politik dalam Rekrutmen
Politik
• Jalur koalisi partai atau pimpinan-pimpinan
partai
• Jalur rekrutmen berdasarkan kemampuan-
kemampuan dari kelompok atau individu
• Jalur rekrutmen berdasarkan kaderisasi
• Jalur rekrutmen politik berdasarkan ikatan
primordial

Anda mungkin juga menyukai