Anda di halaman 1dari 8

“TEORI TEORI KOMUNIKASI POLITIK”

Makalah dibuat untuk memenuhi tugas

Mata kuliah komunikasi politik

DISUSUN OLEH :

M. FARHAN DAVIS SAPUTRA 2210501003


OKTA MONICA PUTRI 2220501037
INDAH SRI MULYATI 2210501020
M. GILANG GIBRAN 2210501009

DOSEN PENGAMPU :
AHMAD HARUN YAHYA M,Si

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji agi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan
makalah ini dengan baik, shallawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “teori teori komunikasi
politik”

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karna itu kami mengajak pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kedepanya.

Palembang, Oktober 2023

Penulis
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi Politik merupakan upaya sekelompok manusia yang mempunyai


orientasi, pemikiran politik atau ideologi tertentu dalam rangka menguasai dan
atau memperoleh kekuasaan demi mewujudkan tujuan pemikiran politik dan
ideologi sebagaimana yang mereka harapkan. Komunikasi politik merupakan
sebuah cara untuk mengetahui dan menelaah perilaku dan kegiatan-kegiatan
seorang individu maupun kelompok agar tujuan yang diinginkan tidak meleset
dari sebuah rencana politiknya. Bahkan Komunikasi Politik juga sebagai kegiatan
penyampaian pesan-pesan yang bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada
pihak lain. Kegiatan ini merupakan bagian dari proses politik yang sangat penting.
Dan juga Komunikasi politik merupakan aktivitas yang tidak bisa terpisahkan dari
keseharian manusia.

Adapun teori teori komunikasi politik yang merupakan kumpulan dari konsep,
pendekatan, dan hipotesis yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana
komunikasi berperan dalam menciptakan, mempertahankan, atau mengubah
kekuasaan dan kebijakan politik
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori

Littlejhon (1992) mendefinisikan teori adalah setiap upaya untuk


menjelaskan phenomena. Atau dengan perkataan lai konsepsualisasi seseorang
terhadap serangkaian kejadian. Konsepsualisasi atau pembentukan teori melalui
tahapan observasi, membuat hypotesis dan revisi.Jika pengertian teori
dihubungkan dengan komunikasi selalu membujuk kepada kumpulan teori (body
of theori) mengenai proses komunikasi. Ada 2 (dua) tujuan mempelajari teori
komunikasi, yakni : membuat kita lebih kompeten (berwenang) atau mampu
dalam ilmu ini dan membuat kita lebih adaptif atau mudah menyesuaikan diri
dalam suatu proses komunikasi. Teori - teori didalam ilmu komunikasi pada
mulanya dikembangkan dalam berbagai disiplin ilmu lain. Karena itu tidak
mengherankan banyak teori - teori komunikasi yang nama dan isinya mirip
dengan teori - teori dari disiplin ilmu lain . Teori-teori komunikasi politik
merupakan kumpulan dari konsep, pendekatan, dan hipotesis yang digunakan
untuk menjelaskan bagaimana komunikasi berperan dalam menciptakan,
mempertahankan, atau mengubah kekuasaan dan kebijakan politik

B. Teori – teori komunikasi politik

Teori-teori komunikasi politik merupakan kumpulan dari konsep, pendekatan, dan


hipotesis yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana komunikasi berperan
dalam menciptakan, mempertahankan, atau mengubah kekuasaan dan kebijakan
politik. Beberapa teori yang dikenal dalam komunikasi politik antara lain:

1. Agenda Setting Theory: Teori ini mengatakan bahwa media massa


tidak dapat mengontrol apa yang orang pikirkan, tetapi mereka dapat
mengontrol topik yang dibicarakan. Teori ini dipopulerkan oleh
Maxwell McCombs dan Donald Shaw pada tahun 1970.
2. Framing Theory: Teori ini mengatakan bahwa media massa memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi cara orang memahami isu politik
melalui cara mereka menyajikan informasi tersebut. Teori ini
dipopulerkan oleh Erving Goffman pada tahun 1974.
3. Uses and Gratifications Theory: Teori ini mengatakan bahwa individu
menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhan mereka dan
media massa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pandangan
politik individu. Teori ini dikembangkan oleh Elihu Katz dan Jay
Blumler pada tahun 1974.
4. Social Learning Theory: Teori ini mengatakan bahwa individu belajar
melalui observasi dan interaksi sosial. Dalam konteks komunikasi
politik, teori ini berfokus pada bagaimana individu memperoleh
informasi dan nilai-nilai politik melalui pengaruh kelompok sosial dan
lingkungan mereka.
5. Teori Jarum Suntik (Hypodermic Needle Theory) yang disebut juga
teori peluru atau teori sabuk transmisi. Teori ini berpendapat bahwa
seluruh pesan politik yang disampaikan kepada masyarakat (terutama)
melalui media massa pasti mempengaruhi pembacanya dan
memberikan efek positif. Pembaca dianggap tidak berdaya dan secara
pasif akan menerima informasi tersebut. Jika menurut media benar,
pasti benar atau semacamnya. Salah satu contoh pengaplikasian teori
ini adalah politik pencitraan
6. Teori kepala batu (Obstmate Audience Theory) menolak teori jarum
suntik. Teori kepala batu berpendapat bahwa masyarakat tidak pasif
menerima informasi dan mampu melawan media Masyarakat memiliki
kemampuan untuk memilih akan menyerap atau menangkal semua
informasi yang ditujukan kepada mereka Komunikasi merupakan
sebuah transaksi Informasi yang diterima akan diseleksi oleh filter
konseptual, mana yang perlu dan mana yang tidak
7. Teori Kebutuhan, Menurut Teon kebutuhan, manusia memiliki
tingkatan kebutuhan psikologis, kasih sayang. rasa aman penghargaan
dan aktualilasi diri yang harus dipenuhi Kebutuhan tersebut
bergantung pada kepribadian yang diperoleh orang tersebut sedan usia
dini Manusia cenderung mendahulukan terpenuhnya kebutuhan pokok
baik secara fisik maupun sosial Baru setelah itu, ketika kebutuhan
pokok telah terpenuhi, manusia akan berbalik pada politik Teori
kegunaan dan kepuasan (Uses And Gratification Theory) menitik
beratkan perilaku
8. Teori Kegunaan Dan Kepuasan, Individu dalam menggunakan media
untuk mendapatkan kepuasan atas kebutuhan Penentu pemilihan pesan
dan media berdasarkan teori ini adalah sikap dan perilaku masyarakat.
Apa yang dilakukan orang terhadap media, bagaimana cara mereka
menggunakan media untuk mencari informasi, bagaimana selera
masyarakat dll.
9. Teori psikoanalitik berpendapat bahwa kepribadian seseorang sangat
berpengaruh terhadap prilaku dan pembelajaran politik orang tersebut.
Ada dua variasi dalam teori ini yaitu personal dan intrapersonal
Personal menekankan pada kepribadian dalam diri, bahwa manusia
bertindak berdasarkan motif dalam pikiran sadar dan bawah sadarnya.
Sedangkan intrapersonal menekankan pada pandangan bahwa manusia
memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam berhubungan dengan orang
lain.
10. Teori Informasi dan Nonverbal, mengemukakan bahwa bertindak sama
dengan berkomunikasi Dalam hal politik melakukan tindakan politik
sama dengan melakukan komunikasi politik. Tindakan dalam
komunikasi politik dapat ditafsirkan berbeda-beda oleh masyarakat
yang melihatnya Pola tindakan itula yang kemudian dipelajari sebagai
pedoman untuk menentukan tindakan komunikasi politik yang
dilakukan Pola tersebut dijadikan sebagai prediksi reaksi yang terjadi
kedepannya.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Komunikasi politik


adalah proses penyampaian pesan yang bercirikan politik kepada khalayak
politik, melalui media tertentu yang bertujuan memengaruhi dengan jalan
mengubah atau mempertahankan suatu kepentingan tertentu di masyarakat.
Dengan demikian, inti komunikasi politik adalah komunikasi yang diarahkan
kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang
dibahas oleh jenis komunikasi tersebut dapat mengikat suatu kelompok atau
warga tertentu. Dan juga melalui 10 teori menurut beberapa ahli akan
membuat lebih kompeten (berwenang) atau mampu dalam ilmu ini dan
membuat lebih adaptif atau mudah menyesuaikan diri dalam suatu proses
komunikasi politik.

Anda mungkin juga menyukai