Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“RUANG LINGKUP KOMUNIKASI POLITIK”

Disusun Untuk Memenuhi

Tugas II Mata Kuliah

Komunikasi Politik A

DISUSUN OLEH:

KHADISA GYSKA AURA FADLY


E041201033

DEPARTEMEN ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi saya kesempatan serta kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tanpa
pertolongan-Nya tentu saya tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak
lupa pula shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di dunia dan akhirat nanti.
Atas izin Allah SWT, saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari mata
kuliah Komunikasi Politik A dengan judul “Ruang Lingkup Komunikasi Politik”.
Saya selaku penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, saya mengharapkan kritik
serta saran dari dosen pengampu maupun pembaca, agar makalah ini dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Apabila ada kesalahan pada makalah ini, saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat. Terima kasih. Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 03 Maret 2022

Khadisa Gyska Aura Fadly

ii
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Analisis Aktor Politik............................................................................................................2
B. Makna Pesan..........................................................................................................................2
C. Pemanfaatan Fungsi Media dalam Komunikasi....................................................................3
D. Pengaruh Khalayak................................................................................................................4
E. Efek Komunikasi Politik.......................................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi secara sederhana dapat defenisikan sebagai proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan melalui atau tanpa media yang menimbulkan akibat
tertntu. Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan
secara sederhana. Dengan demikian kegiatan komunikasi dapat dipahami sebagai kegiatan
penyampaian ide atau pesan dari satu pihak kepada pihak lain dengan tujuan meghasilkan
kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan. Komunikasi politik adalah
komunikasi yang di arahkan kepada pencapaian suatu pengaruh, sehingga masalah yang di
bahas oleh kegiatan komuniksai ini dapat mengikat semua warganya dengan sangsi yang
ditentukan bersama melalui lembaga politik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pembuatan makalah ini, maka diperlukan adanya pembahasan
lebih lanjut mengenai ruang lingkup komunikasi politik. Adapun pembahasan tersebut akan
dijawab melalui masalah-masalah yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Menjelaskan analisis aktor politik
2. Menjelaskan makna pesan.
3. Menjelaskan pemanfaatan fungsi media dalam komunikasi.
4. Menjelaskan pengaruh khalayak.
5. Menjelaskan efek komunikasi politik.
C. Tujuan
Tujuan utama dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang
ruang lingkup komunikasi politik. Adapun tujuan khusus dari pembuatan makalah ini antara
lain:
1. Mengetahui dan memahami analisis aktor politik.
2. Mengetahui dan memahami makna pesan.
3. Mengetahui dan memahami pemanfaatan fungsi media dalam komunikasi.
4. Mengetahui dan memahami pengaruh khalayak.
5. Mengetahui dan memahami efek komunikasi politik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Aktor Politik


Komunikator politik pada dasarnya adalah semua orang yang berkomunikasi tentang
politik, mulai dari obrolan warung kopi hingga sidang parlemen untuk membahas konstitusi
negara. Namun, yang menjadi komunikator utama adalah para pemimpin politik atau
pejabat pemerintah karena merekalah yang aktif menciptakan pesan politik untuk
kepentingan politis mereka. Mereka adalah pols, yakni politisi yang hidupnya dari
manipulasi komunikasi, dan vols, yakni warganegara yang aktif dalam politik secara part
timer ataupun sukarela. Komunikator politik utama memainkan peran sosial yang utama,
teristimewa dalam proses opini publik. Karl Popper mengemukakan “teori pelopor
mengenai opini publik”, yakni opini publik seluruhnya dibangun di sekitar komunikator
politik. Komunikator Politik terdiri dari tiga kategori: Politisi, Profesional, dan Aktivis.
1. Politisi adalah orang yang bercita-cita untuk dan atau memegang jabatan pemerintah,
seperti aktivis parpol, anggota parlemen, menteri, dsb.
2. Profesional adalah orang yang menjadikan komunikasi sebagai nafkah pencahariannya,
baik di dalam maupun di luar politik, yang uncul akibat revolusi komunikasi:
munculnya media massa lintas batas dan perkembangan sporadis media khusus (majalah
internal, radio siaran, dsb.) yang menciptakan publik baru untuk menjadi konsumen
informasi dan hiburan. Terdiri dari jurnalis (wartawan, penulis) dan promotor (humas,
jurubicara, jurukampanye, dsb.).
3. Aktivis – (a) Jurubicara (spokesman) bagi kepentingan terorganisasi, tidak memegang
atau mencita-citakan jabatan pemerintahan, juga bukan profesional dalam komunikasi.
Perannya mirip jurnalis. (b) Pemuka pendapat (opinion leader) –orang yang sering
dimintai petunjuk dan informasi oleh masyarakat; meneruskan informasi politik
dari media massa kepada masyarakat. Misalnya tokoh informal masyarakat kharismatis,
atau siapa pun yang dipercaya publik.
B. Makna Pesan
Setiap proses komunikasi mempunyai muatan pesan komunikasi. Pesan merupakan
komponen komunikasi yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik,
dalam arti proses komunikasi yang berlangsung mempunyai muatan atau isi komunikasi.
Pesan adalah dimensi muatan (isi) komunikasi yaitu apa yang dikatakan. Walaupun pesan
komunikasi bukan hanya apa yang dikatakan secara verbal, namun juga apa yang tersaji

2
dalam beragam bentuk kemasan nonverbal. Mulyana (2010: 110) menjelaskan bahwa
dimensi isi merujuk kepada pesan komunikasi. Pesan komunikasi berkaitan juga dengan
bagaimana proses atau cara menyampaikan pesan. Ini artinya adanya keterkaitan pesan atau
muatan komuniaksi dengan komponen-komponen lain seperti saluran dan media
komunikasi.
Menurut Harold D. Lasswell (Ruben & Steward, 2006:38-39) terdapat komponen-
komponen komunikasi adalah, yaitu: pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang
mengirimkan pesan kepada pihak lain. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan
disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain. Saluran (channel) adalah media dimana
pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka)
saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara. Penerima atau
komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain. Umpan balik
(feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
Selanjutnya adalah makna pesan dalam politik. Pesan politik ialah makna dan aturan
kata dalam pembicaraan politik pesan – pesan yang dihasilkan dari hasil pengaruh yang
disampaikan para peserta komunikasi yang dapat menghasilkan berbagai makna, struktur,
dan akibat. Namun secara bahasa pesan politik dapat berarti suatu sistem yang tersusun dari
kombinasi lambang-lambang yang signifikan. pesan politik juga bisa disampaikan melalui
gambar-gambar seperti karikatur yang bersifat menyindir atau pesan–pesan politik yang
ditujukan kepada seseorangan akan kritikan yang diberikan kepadanya. Pesan politik atau
pembicaraan politik sendiri bisa bermakna para pemimpin atau komunikator politik (seperti:
politisi, profesional, pejabat, atau warga negara yang aktif), dengan satu hal yang
menonjolkannya sebagai komunikator politik bahwa dia berbicara politik. Evolusi bahasa
politik merefleksikan perubahan dalam pemikiran politik serta mempengaruhi pilihan
politik yang dipersepsi, jadi politi adalah pembicaraan yang berkembang tentang kekuasaan,
pengaruh, autoritas dan konflik. Pembicaraan politik adalah pembicaraan yang memelihara
dan membantu pembicaraan mengenai masalah lain yg melibatkan kekukasaan, pengaruh,
autoritas dan konflik.
C. Pemanfaatan Fungsi Media dalam Komunikasi
Menurut Anwar Arifin, komunikasi politik adalah pembicaraan untuk
mempengaruhi dalam kehidupan bernegara. Komunikasi politik dapat juga merupakan seni
mendesain apa yang mungkin (art of possible) dan bahkan dapat merupakan seni mendesain
yang tidak mungkin menjadi mungkin (art of impossible). Komunikasi politik merupakan
hal yang sangat lekat dengan media. Media menjadi saluran untuk mengabarkan berbagai

3
hal yang berbau politik. Media juga menjadi panggung untuk menyampaikan pesan politik
kepada masyarakat. Penggunaan media dalam komunikasi politik juga menjadi upaya
membentuk citra diri para politikus dan citra partai politik untuk memperoleh suara dan
dukungan dari masyarakat. Media merupakan panggung yang memiliki pengaruh kuat
terutama dalam membangun opini publik. Media menjadi pihak ketiga antara politik dan
masyarakat. Sehingga wajar apabila setiap pesan yang disampaikan melalui media, pasti
akan diterima dengan cepat oleh masyarakat atau khalayak. Karena media memiliki akses
yang lebih luas untuk menyebarkan suatu pesan yang dalam waktu singkat dapat dengan
mudah diakses oleh khalayak. Komunikasi politik menggunakan beberapa media,
diantaranya:
a. Media massa merupakan media komunikasi yang paling sering digunakan dalam
berbagai aktivitas politik. Kemampuannya menjangkau komunikan dalam jumlah yang
banyak menjadikanya lebih unggul dari jenis media yang lain. Dalam komunikasi politik,
media masa memiliki peran sebagai penyampai berbagai informasi dari aktor politik
kepada khalayak ramai yakni masyarakat. Media massa meliputi media cetak, elektronik,
digital atau internet.
b. Media komunikasi interpersonal merupakan media komunikasi politik yang digunakan
untuk menyampaikan pesan politik secara pribadi dari aktor politik kepada komunikan.
Contoh dari media ini adalah semua media yang digunakan untuk komunikasi secara
pribadi seperti telepon, pesan singkat, email dan lain sebagainya.
c. Media komunikasi organisasi, dalam hal ini organisasi ditempatkan sebagai suatu media
dalam sebuah komunikasi politik. Dimana organisasi ini dapat menyalurkan berbagai
pesan politik kepada masyarakat. Yang bahwasanya dalam hal ini tentu saja organisasi
politik.
Dalam suatu kajian ilmu politik umumnya setiap organisasi politik baik itu formal yang
dibentuk pemerintah atau yang dibentuk masyarakat, partai atau bahkan LSM
mempunyai fungsi masing-masing sebagaimana bidang yang diambil oleh organisasi
tersebut. Organisasi ini akan menyampaikan pesan kepada masyarakat sebagaimana
fungsi dan tugasnya.
D. Pengaruh Khalayak
Menurut pengertian yang dipakai secara umum dalam komunikasi, maka pihak
yang menjadi tujuan disampaikannya sesuatu pesan disebut sebagai penerima (receiver),
atau khalayak (audience), atau komunikan. Meskipun demikian hendaklah dicatat bahwa
khalayak sebenarnya hanyalah suatu peran yang sementara sifatnya. Sebab ketika pada

4
giliran berikutnya penerima pesan akan memprakarsai penyampaian suatu pesan berikutnya,
maka pada saat itu sebenarnya pihak yang tadinya disebut sebagai khalayak itu telah berubah
peran menjadi komunikator. Dalam komunikasi politik terdapat pihak yang tadinya dikenali
sebagai komunikator, juga dikenali sebagai penerima pesan-pesan politik. Tergantung
kepada situasi yang berlangsung. Namun begitu, pembicaraan khalayak disini nantinya akan
memberi perhatian penekanan yang lebih banyak kepada khalayak dalam arti masyarakat
luas atau yang kadangkala disebut juga sebagai public.
Hennesy (dalam Nasution 1990), berkenaan dengan pelapisan khalayak
komunikasi politik, membedakan publik sebagai berikut: a. publik umum (general public);
b. publik yang penuh perhatian (the attentive public); c. elit opini dan kebijakan (the
leadership public). Di antara semuanya, elit opini dan kebijakan merupakan kalangan yang
paling aktif minatnya dalam masalah kepemerintahan dan seringkali sebagai pelaku politik.
Sedangkan public attentive merupakan khalayak yang menaruh perhatian terhadap diskusi-
diskusi antar elit politik dan seringkali termobilisasi untuk bertindak dalam kaitan suatu
permasalahan politik. Publik umum terdiri dari hampir separuh penduduk, dalam
kenyataannya jarang berkomunikasi dengan para pembuat kebijakan.
Publik yang attentive, disebut juga lapisan yang penuh perhatian, merupakan sub-
kultur yang khusus dimana kelompok-kelompok kepentingan yang merasa berkepentingan
dengan masalah kebijakan umum ketimbang dengan kepentingan khusus. Khalayak yang
berperhatian terhadap perkembangan yang berlangsung yang menyangkut kepemerintahan
dan politik, merupakan suatu faktor yang amat diperlukan bagi terlaksananya sistem politik
yang sehat. Mereka itulah lapisan masyarakat yang mau tahu dan menaruh perhatian pada
pekembangan keadaan negaranya. Publik attentive menempati posisi penting dalam proses
opini. Pentingnya posisi tersebut menurut Nimmo (1978) didasarkan pada kenyataan:

a. Karena lapisan publik inilah yang berperan sebagai saluran komunikasi antar pribadi
dalam arus pesan timbal balik antara pemimpin politik dengan publik umum. Publik
attentive merupakan khalayak utama (key audience) dalam komunikasi politik.
b. Publik attentive menyertai para pemimpin politik sebagai pembawa konsensus politik.
Yakni orang-orang yang digambarkan dalam bagian terakhir yang besar
kemungkinannya daripada orang lain menunjang aplikasi spesifik aturan dan nilai-nilai
umum demokrasi.
c. Publik attentive membentuk surrogate electorate atau pemilih bayangan dalam periode
anatara masa pemilihan. Para politisi biasanya mempersepsikan gelombang arus opini di

5
kalangan publik attentive sebagai representasi dari apa yang diyakini, dinilai, dan
diharapkan oleh publik umum (yang kurang berperhatian kepada politik semasa periode
di antara dua pemilu). Dengan kata lain, khalayak yang mempunyai perhatian itu
merupakan lapisan masyarakat yang berkemauan untuk mengikuti dalam perkembangan
politik yang berlangsung.
Khalayak komunikasi politik yang ideal baik dari sudut pandang ilmu politik,
maupun dari sudut teori komunikasi terdapat persamaan gambaran mengenai ciri-ciri
khalayak yang ideal. Di antara ciri itu adalah bahwa khalayak tersebut haruslah yang
mempunyai perhatian untuk mengikuti perkembangan politik yang terjadi di sekelilingnya
(dalam proses komunikasi dikenal adanya proses seleksi pada diri khalayak dalam attensi,
interpretasi, dan retensi. Jadi adanya perhatian merupakan prasyarat untuk berlangsungnya
komunikasi tersebut). Itu berarti khalayak tersebut mempunyai akses informasi yang
tertatur, baik melalui saluran antarpribadi ataupun melalui media massa. Dengan perkataan
lain, pertama-tama haruslah ada dorongan rasa ingin tahu atau rasa peduli kepada apa yang
terjadi di masyarakat dan negaranya. Dalam hubungan ini dapatlah diasumsikan bahwa, bila
masyarakat mengikuti perkembangan politik dan pemerintahan, maka dalam pengertian
tertentu mereka itu telah terlibat dalam suatu proses dengan keputusan-keputusan politik
dalam arti luas ditetapkan.
Kemauan anggota masyarakat untuk mengikuti perkembangan keadaan merupakan
suatu tingkat keterlibatan yang minimal. Kebudayaan kewargaan negara, mencakup suatu
rasa kewajiban berpartisipasi dalam aktivitas input politik, sekaligus rasa kompetensi untuk
berpartisipasi. Kemauan untuk mengikuti perkembangan politik dan kepemerintahan
merupakan komitmen warga negara dalam arti yang terbatas. Namun tanpa hal itu,
kebudayaan kewarganegaraan yang disebutkan tadi tidak akan ada. Karena itu minat dan
kesediaan untuk mengikuti perkembangan keadaan dapat dilihat sebagai cerminan dari
komponen kognitif dari orientasi kewargaan negara. Memang dapat dipahami mengapa
partisipasi khalayak yang ideal itu masih sangat sedikit ditemukan pada masyarakat-
masyarakat negara yang baru tumbuh. Karena itu untuk sampai pada keadaan khalayak ideal
yang dimaksud, lebih dahulu harus dipenuhi berbagai persyaratan. Di antara faktor yang
menentukan adalah, tingkat kehidupan sosial ekonomi masyarakat, tahap pendidikan yang
dicapai, pengenaan media, dan tentunya keadaan sosial masyarakat sendiri dalam arti
apakah terdapat iklim sosial yang mendorong mereka menjadi ingin tahu dan ikut serta
dalam gerak perkembangan politik dan kepemerintahan. Selanjutnya, berkenaan dengan
kompetensi demokrasi seorang anggota masyarakat yang berkaitan erat dengan dipunyainya

6
informasi yang valid tentang issu-issu dan proses-proses politik. Setelah mempunyai
informasi, para warga negara pun harus berkemampuan untuk menggunakan informasi yang
dimaksud guna menganalisis issu-issu yang dihadapi dan memperangkati strategi-strategi
pengaruh mereka dalam proses politik yang berlangsung.
E. Efek Komunikasi Politik
Efek merupakan suatu penerimaan atau respon dari khalayak terhadap informasi
yang diberikan oleh komunikator. Efek komunikasi politik adalah respon khalayak terhadap
informasi politik yang disampaikan oleh komunikator politik. Efek ini disebut juga sebagai
opini publik. Salah satu efek dalam komunikasi politik yang juga dianggap sebagai Efek
Komunikasi massa adalah efek kognitif, yaitu efek komunikasi politik yang berlangsung
pada tingkat pemikiran. Efek ini bersifat informatif untuk diri khalayak. Misalnya kampanye
saat pemilihan calon guberner dan wakil gubernur Jakarta. Seorang komunikator politik
akan memberikan informasi tentang calon dan wakil gubernur tersebut ke khalayak atau
komunikan. Adanya proses komunikasi politik ini menimbulkan efek seperti pengetahuan
tentang calon dan wakil gubernur, memahami apa visi dan misinya serta khalayak dapat
menilai apakah calon dan wakil gubernur ini mampu memberikan kesejahteraan khalayak
atau masyarakatnya. Adapun efek kognitif dari proses komunikasi politik adalah sebagai
berikut:
1. Pengetahuan (knowledge) merupakan aspek penting dalam komunikasi politik.
Pengetahuan merupakan jendela pertama bagi komunikan atau khalayak politik dalam
menghadapi informasi politik yang disampaikan oleh komunikator. ilmu politik adalah
ilmu yang mengkaji konsep politik mulai dari pengertian politik, tujuan politik, sistem
politik, kenegaraan, legitimasi, perubahan sosial, pembangunan politik, dan lain
sebagainya.
2. Pemahaman (comprehension) adalah proses pengamatan suatu ilmu atau cara
mempelajari secara mendalam yang bertujuan untuk mencapai paham, mengerti,
mengetahui. Khalayak akan memahami informasi yang diberikan oleh komunikator
terkait dengan politik. Informasi tersebut menjadikan khalayak sebagai masyarakat
“melek” politik atau paham politik sehingga tercipta komunikasi politik yang efektif.
3. Penerapan (application) adalah suatu cara mempraktikkan atau mengaplikasikan sebuah
metode, cara, ilmu, pengetahuan ke dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan dalam
komunikasi politik oleh khalayak berarti khalayak mampu mengikuti sistem politik yang
telah diinformasikan oleh komunikator politik.

7
4. Analisis (analysis) adalah pengkajian atau aktivitas menguraikan, membedakan,
menggolongkan, dan mengelompokkan suatu objek kemudian mengambil penafsiran.
Analisis ini memberikan dampak baik untuk komunikasi politik karena informasi politik
akan diolah dan dipindai sesuai dengan isi pesannya lalu akan terjadi opini publik
atau feedback dari khalayak.
5. Sintesis (synthesis) adalah menyatukan gagasan, ide, ideologi, konsep, sifat yang
berbeda-beda menjadi satu kemudian ditarik kesimpulan untuk membentuk pola yang
terstruktur atau membentuk pola baru. Penggabungan ini akan menciptakan konseptual
yang sempurna dan lengkap.
6. Penilaian (evaluation) adalah suatu proses pengukuran untuk mengambil keputusan
untuk mencapai tujuan tertentu. Penilaian sangat penting untuk proses politik karena
khalayak dapat membandingkan baik atau buruk, positif atau negatif, bagus atau tidak
bagus suatu lingkungan atau pribadi seseorang.
7. Perencanaan (planning) adalah bagaimana cara menyusun strategi untuk memudahkan
terwujudnya tujuan yang ingin dicapai. Perencanaan sangat penting untuk sistem politik
seperti membuat peraturan negara dan kebutuhan politik lainnya. Perencanaan (planning)
8. Penciptaan (creating) adalah merakit, membangun, mengubah, merumuskan, mendirikan
semua unsur pokok untuk membuat sesuatu yang memiliki fungsi atau pola baru.
Penciptaan ini terkait dengan informasi politik maksudnya adalah khalayak politik akan
menciptakan pandangan baru ketika mendapat informasi baik dari komunikator politik.
Dengan demikian khalayak dapat membangun pola pikir baru.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikator politik pada dasarnya adalah semua orang yang berkomunikasi tentang
politik, mulai dari obrolan warung kopi hingga sidang parlemen untuk membahas konstitusi
negara. Namun, yang menjadi komunikator utama adalah para pemimpin politik atau
pejabat pemerintah karena merekalah yang aktif menciptakan pesan politik untuk
kepentingan politis mereka. Mereka adalah pols, yakni politisi yang hidupnya dari
manipulasi komunikasi, dan vols, yakni warganegara yang aktif dalam politik secara part
timer ataupun sukarela. Komunikator politik utama memainkan peran sosial yang utama,
teristimewa dalam proses opini publik. Pesan politik ialah makna dan aturan kata dalam
pembicaraan politik pesan – pesan yang dihasilkan dari hasil pengaruh yang disampaikan
para peserta komunikasi yang dapat menghasilkan berbagai makna, struktur, dan akibat.
Namun secara bahasa pesan politik dapat berarti suatu sistem yang tersusun dari kombinasi
lambang-lambang yang signifikan. pesan politik juga bisa disampaikan melalui gambar-
gambar seperti karikatur yang bersifat menyindir atau pesan–pesan politik yang ditujukan
kepada seseorangan akan kritikan yang diberikan kepadanya. Pesan politik atau
pembicaraan politik sendiri bisa bermakna para pemimpin atau komunikator politik (seperti:
politisi, profesional, pejabat, atau warga negara yang aktif), dengan satu hal yang
menonjolkannya sebagai komunikator politik bahwa dia berbicara politik.
Komunikasi politik merupakan hal yang sangat lekat dengan media. Media menjadi
saluran untuk mengabarkan berbagai hal yang berbau politik. Media juga menjadi panggung
untuk menyampaikan pesan politik kepada masyarakat. Penggunaan media dalam
komunikasi politik juga menjadi upaya membentuk citra diri para politikus dan citra partai
politik untuk memperoleh suara dan dukungan dari masyarakat. Media merupakan
panggung yang memiliki pengaruh kuat terutama dalam membangun opini publik. Media
menjadi pihak ketiga antara politik dan masyarakat. Sehingga wajar apabila setiap pesan
yang disampaikan melalui media, pasti akan diterima dengan cepat oleh masyarakat atau
khalayak. Karena media memiliki akses yang lebih luas untuk menyebarkan suatu pesan
yang dalam waktu singkat dapat dengan mudah diakses oleh khalayak.
Dalam komunikasi politik terdapat pihak yang tadinya dikenali sebagai
komunikator, juga dikenali sebagai penerima pesan-pesan politik. Tergantung kepada
situasi yang berlangsung. Namun begitu, pembicaraan khalayak disini nantinya akan

9
memberi perhatian penekanan yang lebih banyak kepada khalayak dalam arti masyarakat
luas atau yang kadangkala disebut juga sebagai public. Khalayak komunikasi politik yang
ideal baik dari sudut pandang ilmu politik, maupun dari sudut teori komunikasi terdapat
persamaan gambaran mengenai ciri-ciri khalayak yang ideal. Di antara ciri itu adalah bahwa
khalayak tersebut haruslah yang mempunyai perhatian untuk mengikuti perkembangan
politik yang terjadi di sekelilingnya (dalam proses komunikasi dikenal adanya proses seleksi
pada diri khalayak dalam attensi, interpretasi, dan retensi. Jadi adanya perhatian merupakan
prasyarat untuk berlangsungnya komunikasi tersebut). Itu berarti khalayak tersebut
mempunyai akses informasi yang tertatur, baik melalui saluran antarpribadi ataupun melalui
media massa. Dengan perkataan lain, pertama-tama haruslah ada dorongan rasa ingin tahu
atau rasa peduli kepada apa yang terjadi di masyarakat dan negaranya.
Efek komunikasi politik adalah respon khalayak terhadap informasi politik yang
disampaikan oleh komunikator politik. Efek ini disebut juga sebagai opini publik. Salah satu
efek dalam komunikasi politik yang juga dianggap sebagai Efek Komunikasi massa adalah
efek kognitif, yaitu efek komunikasi politik yang berlangsung pada tingkat pemikiran. Efek
ini bersifat informatif untuk diri khalayak. Misalnya kampanye saat pemilihan calon
guberner dan wakil gubernur Jakarta. Seorang komunikator politik akan memberikan
informasi tentang calon dan wakil gubernur tersebut ke khalayak atau komunikan. Adanya
proses komunikasi politik ini menimbulkan efek seperti pengetahuan tentang calon dan
wakil gubernur, memahami apa visi dan misinya serta khalayak dapat menilai apakah calon
dan wakil gubernur ini mampu memberikan kesejahteraan khalayak atau masyarakatnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Kamaruddin. 2016. Pesan (Pembicaraan Politik) dan Khalayak (Audiens) Komunikasi
Politik. Bahan Ajar.
Susanto, Eko Harry. 2017. Media Sosial Sebagai Pendukung Jaringan Komunikasi Politik.
Jurnal Aspikom. Volumr 3. Nomor 3.
Maritzasabila. Peran Media dalam Komunikasi Politik | kumparan.com. Diakses pada 03 Maret
2022.
Herman. 6 Peran Media Komunikasi Politik - PakarKomunikasi.com. Diakses pada 03 Maret
2022.
Corrie. 8 Efek Kognitif dalam Komunikasi Politik - PakarKomunikasi.com. Diakses pada 03
Maret 2022.
Romeltea. Komunikasi Politik: Pengertian, Proses, Aktor, Saluran » Romeltea Online. Diakses
pada 13 Maret 2022.

11

Anda mungkin juga menyukai