Anda di halaman 1dari 12

Makalah Kelompok VII

PESAN POLITIK
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
ANDI AGUS SURYA
HERU PRADANA
MATA KULIAH: KOMUNIKASI POLITIK

Dosen Pembimbing
Hasrat Effendi Samosir

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

JUR. KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM- A

FAK. DAKWAH & KOMUNIKASI

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena dengan pertolongan
Nya, pemakalah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pesan Politik”. Meskipun
banyak rintangan dan hambatan yang pemakalah alami dalam proses pengerjaan makalah ini,
tetapi pemakalah berhasil menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tak lupa pemakalah mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing yang
telah membantu pemakalah dalam mengerjakan makalah ini. Pemakalah juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah memberi konstribusi, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Tentunya ada hal-hal yang
ingin pemakalah berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini. Oleh sebab itu,
pemakalah berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita
bersama.
Pada bagian akhir pemakalah akan mengulas tentang berbagai masukan dan pendapat
dari orang-orang yang ahli dibidangnya, karena itu pemakalah berharap hal ini dapat berguna
bagi kita bersama.

Aek Nabara, 27 Juni 2020

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... I
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... II
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan Pemakalahan ................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................................... 2
PEMBAHAAN ........................................................................................................................................... 2
A. PESAN .......................................................................................................................................... 2
B. PESAN POLITIK ............................................................................................................................ 2
C. JENIS- JENIS PESAN POLITIK ........................................................................................................ 3
D. TUJUAN PESAN DALAM KOMUNIKASI POLITIK ........................................................................... 4
E. Pesan Komunikasi Politik Di Indonesia ....................................................................................... 6
BAB V....................................................................................................................................................... 8
PENUTUP ................................................................................................................................................. 8
A. Kesimpulan.................................................................................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 9

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesan politik sangatlah penting dalam dunia perpolitikan. Dimana pesan politik
merupakan saluran aktor politik untuk kemajuan partai politiknya. Dari pesan politik yang
disampaikan oleh aktor politik dapat memberikan pencitraan akan reputasi partai politik itu
sendiri di kalangan khalayak. Reputasi positif maupun negatif yang timbul di dalam
masyarakat tergantung dari cara komunikasi aktor politik kepada masyarakat. Sehingga
sangatlah perlu kita mempelajari materi Pesan Politik ini. Agar kita sebagai calon aktor
politik kelak dapat menjadi aktor politik yang berwawasan luas dan dapat berkomunikasi
dengan baik di tengah masyarakat. Sehingga kita dapat di terima di tengah kehidupan
masyarakat yang semakin ketat persaingannya.
Mengenai pesan politik itu sendiri, jika kita memandang pesan politik dalam perspektif
yang sangat luas, pesan politik dapat berupa kebiasaan-kebiasaan , aturan-aturan, struktur,
dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan politik. Untuk lebih
membahas lebih luas pembahasan ini kita dapat liat dalam pembahasan selanjutnya dalam
makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
sebagai berikut :
1) Apakah yang dimaksud dengan Pesan Politik?
2) Apa saja jenis-jenis dalam pesan Politik?
3) Bagaimana peran pesan Politik dalam perpolitikkan di Indonesia?

C. Tujuan Pemakalahan

1) Untuk mengetahui Apakah yang dimaksud dengan Pesan Politik


2) Untuk mengetahui Apa saja yang termasuk kedalam pesan Politik
3) Untuk mengetahui Bagaimana peran pesan Politik dalam perpolitikkan di Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHAAN

A. PESAN

Dalam komunikasi hal yang terpenting selain komunikator adalah pesan. Suatu pesan
ditransformasikan pada titk-titik penyandian dan pengalihan sadi sehingga pesan merupakan
pikiran dan ide pada suatu tempat pada system jaringan syaraf dari sumber atau penerima.
Setelah penyandian terjadi dalam suatu situasi tatap muka, ditransformasikan ke dalam
rangkaian getaran udara dan sinar-sinar cahaya yang terpantulkan.
Menurut Colin Cherry (dalam Fisher, 1986:365), suatu pesan mungkin, umpamanya,
merupakan pikiran, namun pikiran ini tidak disampaikan secara fisik. Akan tetapi, bilamana
bentuk fisik dari pesan ini disandi, maka berubah menjadi pikiran kembali dan karena itu
menjadi pesan. Penegasan perbedaan anatara pesan dan isyarat diungkapkan juga oleh
Clevenger dab Matthews (dalam Fisher, 1986;365). Ia membedakan anatara pesan dan isyarat
atas dasar bentuk fisik dan lokasinya pada saluran. Isyarat atau signal adalah peristiwa
fisiknya, dan pesan hanya terdapat pada saluran di dalam diri sumber atau penerima. Dalam
setiap peristiwa komunikasi terdapat tiga buah pesan yang potensial, yakni pesan yang
dikirimkan, yang diterima, dan yang terjadi dalam diri pengamat situasi komunikatif itu.
Effendy (2001:11) lebih menjelaskan maksud pesan berbentuk pikiran dapat berupa
gagasan, informasi, opini, perasaan, dan lain-lain yang muncul di dalam pikiran komunikator.
Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan,
keberanian, dan lain-lain yang timbuul di lubuk hati dan pikiran komunikator.

B. PESAN POLITIK

Dalam proses komunikasi politik pun, pesan politik merupakan komponen terpenting.
Mengacu pada definisi komunikasi politik secara umum, pesan politik itu adalah pesan yang
dibawa oleh komunikator politik, baik dalam bentuk gagasan, pikiran, ide, perasaan, sikap,
maupun perilaku tentang politik yang memengaruhi komunikasi politik.
Pesan politik merupakan salah satu unsur penting dalam komunikasi politik. Pada
hakikatnya, pesan adalah suatu informasi yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan yang bertujuan untuk mencari persamaan makna atau persepsi. Karena pada
dasarnya pula, pesan biasanya berisikan tentang gagasan atau ide manusia untuk disampaikan
bahkan untuk diperbincangkan dengan manusia lain. Dan ragam pesan bisa berbentuk verbal
dan non verbal.
2
Pada dasarnya, menurut Rochajat Harun dan Sumarno (2006:12), isi pesan komunikasi
politik akan terdiri dari :
 Seperangkat norma yang mengatur lalu lintas transformasi pesan-pesan.
 Panduan dan nilai-nilai idealis yang tertuju pada upaya mempertahankan serta
melestarikan system nilai yang sedang berlangsung.
 Sejumlah metode dan cara pendekatan untuk mewujudkan sifat-sifat integratif bagi
penghuni system.
 Karakteristik yang menunjukkan identitas bangsa.Motivasi sebagai dorongan dasar yang
memicu pada upaya meningkatkan kualitas hidup bangsa.
Graber (1984:138) memandang pesan komunikasi politik dalam perspektif yang sangat
luas. Menurutnya, pesan komunikasi politik dapat berupa kebiasaan-kebiasaan, aturan-aturan,
struktur, dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan politik. Bahkan,
Muhtadi (2008:11) menegaskan bahwa pesan komunikasi politik itu adalah seluruh budaya
politik yang berkembang di suatu negara

C. JENIS- JENIS PESAN POLITIK

Pada kenyataannya ada beberapa jenis pesan politik menurut Dan Nimmo yaitu:
1. Retorika
menurut dan nimmo, retorika adalah penggunaan seni berbahasa untuk berkomunikasi
secara persuasive dan efektif. retorika juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk komunikasi
dua arah, bisa dalam bentuk komunikasi antar personal atau dalam bentuk komunikasi
kelompok bahkan publik, yang tujuannya adalah untuk mempengaruhi lawan bicara demi
mempersamakan persepsi si komunikator.
komunikasi politik tidak cukup hanya dengan menggunakan satu jenis retorika saja untuk
mempengaruhi khayalak secara persuasi. Sedang persuasi dapat berarti merayu atau
membujuk dengan menggugah emosi, atau dengan cara rational dengan menggugah khayalak
berdasarkan kondisi dan situasi kepribadian khyalak.
Retorika dalam politik pada dasarnya menggunakan lambang untuk mengidentifikasi
pembicaraan dengan pendengar dengan pendengar melalui pidato. Sedang pidato
adalah konsep yang sama pentingya dengan retorika sebagai identifikasi atau sebagai
simbolisme. Dengan berpidato kepada khyalak secara terbuka akan berkembang wacana
public dan berlangsung proses persuasi.

3
2. Iklan Politik
pada dasarnya, iklan politik hampir sama tujuannya dengan iklan komersial yaitu
memperkenalkan sesuatu dengan tujuan si khalayak mau mempercayai untuk
mengkonsumsi/memilih produk tersebut (dalam kasus politik partai). Sehingga inti dari iklan
politik adalah bagaimana caranya sebuah parpol dapat merekrut suara terbanyak demi
kepentingan kekuasaan golongan partai itu sendiri.
Iklan Politik adalah tindakan spesifik dirancang untuk mengiklankan sebuah aktivitas
politik atau pemilu dengan mempekerjakan sekelompok profesional umumnya terdiri
dari konsultan politik dan staf kampanye yang dilakukan, disengaja, dikoordinasikan secara
hati-hati dan kemudian dipublikasikan dalam rangkaian alat publikasi seperti penggunaan
media yang dibayar (surat kabar, radio, televisi, dan lain lain) agar dapat menjangkau target
audiens agar berdampak memberikan pengaruh terhadap hasil keputusan publik merupakan
tujuan akhir dari setiap iklan politik.
3. Propaganda
Salah satu bentuk komunikasi yang paling ekstrim dalam dunia politik adalah
propaganda. Karena pesan yang disampaikan dalam kegiatan ini bersifat terus menerus demi
menciptakan sebuah opini public yang baru dan diharapkan menjadi kuat, sehingga dalam hal
ini khalayak dapat disetir oleh pemberitaan yang disampaikan oleh komunikator pesan dalam
kasus ini elit politik tersebut.

D. TUJUAN PESAN DALAM KOMUNIKASI POLITIK

Secara umum, tujuan komunikasi politik adalah penyampaian pesan-pesan politik dalam
sebuah system politik tertentu oleh komunikator politik kepada komunikasi politik. Namun,
secara khusus para ilmuwan memberikan batasan yang eksplisit tentang tujuan pesan
komunikasi politik ini saebagai berikut :
1. Citra Politik
Menurut Robert (1977) (Arifin, 2003:105), komunikasi tidak secara langsung
menimbulkan pendapat dan perilaku tertentu, tetapi cenderung memengaruhi cara khalayak
mengorganisasikan citranya tentang lingkngan. Citra adalah gambaran seseorang (fitur) yang
tersusun melalui persepsi yang bermakna melalui kepercayaan, nilai dan pengharapan.
Menurut Dan Nimmo (2000 : 6-7), citra politik terjalin melalui pikiran dan perasaan secara
subjektif yang akan memberikan penilaian serta pemahaman terhadap peristiwa politik
tertentu.
4
2. Pendapat umum
Pendapat umum diterjemahkan dalam bahasa Inggris, public opinion. Public opinion
dikenal pada awal abad ke-18. Alguin menganggap bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan.
Menurut William Albig (Aripin, 2003:116), pendapat umum adalah hasil interaksi antara
orang-orang dalam suatu kelompok, sedangkan Whyte menyebut pendapat umum sebagai
sebagai suatu sikap rakyat terhadap suatu masalah yang menyangkut kepentingan umum.
Maka itu, pendapat umum bisa diperinci sebagai
a) pendapat, sikap, perasaan, ramalan, pendirian, harapan-harapan individu, kelompok
dalam masyarakat tentang masalah yang berhubungan dengan kepentingan umum atau
persoalan sosial;
b) hasil interaksi, pikiran secara sadar dan rasional;
c) pendapat umum akan dapat dikembangkan, diubah dan dibentuk oleh media massa;
d) bisa dilakukan pada penganut demokrasi (keterbukaan).

3. Partisipasi Politik
Partisipasi politik sebagai perhatian dari warga negara yang berupaya menyampaikan
kepentingan-kepentingannya terhadap pejabat publik. Miriam Budiarjo (dalam Faturahman
dan Sobari, 2002:185) mengartikan partisipasi politik sebagai kegiatan seseorang atau
kelompok untuk ikut serta aktif dalam memilih pemimpin negara dan secara langsung atau
tidal langsung memengaruhi kebijakan pemerintah.
Menurut Samuel P. Huntington, partisipasi politik sebagai kegiatan warga negara yang
bertindak secara pribadi atau kolektif untuk memengaruhi pembuatan keputusan oleh
pemerintah, secara spontan atau terorganisasi, damai atau kekerasan, legal (pemilu) atau
ilegal, dan efektif atau tidak efektif. Bisa berupa
a) Fungsi agregasi kepentingan. Pada fungsi ini terdapat proses penggabungan kepentingan,
untuk kemudian dirumuskan dan disalurkan kepada pemegang kekuasaan atau
pemerintah yang memegang kekuasaan dan yang berwenang untuk dijadikan kebijakan
publik.
b) Fungsi artikulasi kepentingan. Pada fungsi ini terjadi proses sintesis aspirasi individu-
individu sebagai anggota kelompok yng berupa ide, pendapat yang kemudian dijadikan
pola dan program politik.

5
4. Sosiologi Politik
Menurut David Easton dan Jack Denis, sosiologi politik sebagai suatu proses
perkembangan seseorag untuk mendapat orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah
laku. Robinson oleh Alexis S. Tan ( Harun dan Sumarno, 2006:82) mendefinisikan sosiologi
politik sebagai proses perubahan perilaku yang berhubungan erat dengan proses belajar
memahami peristiwa politik.

5. Pendidikan Politik
Pendidikan politik adalah usaha menanamkan, mengubah atau memepertahankan sistam
nilai atau orientasi politik dengan mengaktifkan proses sikap, perilaku, sistem berpikir, sertan
pandangan seseorang atau kelompok, baik kader, simpatisan maupun masyarakat umum,
yang dilakukan oleh politikus, profesional dan aktifis (sebagai komunikator politik) atau
lembaga (organisasi) sebagai partai politik.

6. Rekrutmen Politik
Rekrutmen politik adaah suatu usaha untuk mengajak individu-indivisdu masuk ke dalam
orientasi dan nilai politik yang pada akhirnya menjadikan anggota politik, baik sebagai
simpatisan sampai menjadi kader politik dan pengurus organisasi politik

E. Pesan Komunikasi Politik Di Indonesia

Sekarang saya akan mencoba menganalisi bagaimana penyampaian pesan politik yang
ada di Indonesia. hal yang patut dipertanyakan saat ini adalah bagaimana para politikus tanah
air menciptakan komunikasi politiknya terhadap masyarakat banyak ? Tentu saat ini banyak
yang tidak menyadari jika disekeliling kita telah banyak berkeliaran hal yang mereka(pelakon
politik) lakukan untuk mencari perhatian masyarakat.
Dimulai dari hal sederhana seperti kampanye yang menampilkan iklan membanggakan
parpolnya atau juga dengan berbagai slogan-slogan kerakyatan dramatis yang sering
diselipkan disetiap tempat disudut-sudut jalan lalu lintas kita.
Mungkin sebagian orang cukup tak perduli akan itu. Tapi bagi mereka yang terlibat,
tanpa adanya hal tersebut maka pencitraan diri yang dibuat akan sia-sia saja. Ditambah
dengan cara berkampanye yang terlalu memaksa dan terlihat sembrono, semakin membuat
budaya dalam berkomunikasi politik tidak bisa dikatakan baik.

6
Komunikasi politik harusnya dilakukan secara kekeluargaan dan dapat dimengerti oleh
masyarakat awam. Tapi yang terjadi saat ini malah sebaliknya, komunikasi politik itu
dilakukan hanya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa perduli masyarakatnya
mengerti atau tidak pada apa yang mereka sampaikan. Tujuan mereka hanya untuk mencari
suara rakyat yang pada akhirnya membuat mereka mendapatkan kursi kemenangan itu.
Sungguh ironis bagaimana mereka berkomunikasi dengan rakyatnya sendiri, terlebih
ketika para politikus tersebut saling melemparkan sindiran sindirannya pada politikus lain
secara frontal didepan publik. Ingin didengar opininya tapi dengan cara yang kontroversi,
tidak mengajarkan hal baik sedikitpun yang mengakibatkan semakin berkembangnya sikap
apatis masyarakat terhadap politik dan semakin membuat mereka buta akan peristiwa apa saja
yang sedang terjadi didalam lingkungan politik negaranya sendiri.
Mungkin adanya pesan-pesan politik seperti ini, memperlihatkan adanya kepedulian
para politikus di Indonesia untuk saling mengingatkan dalam membangun sistem
pemerintahan yang lebih baik. Dengan memperlihatkan kesalahan-kesalahan kebijakan yang
dibuat oleh masyarakat saat ini. Tapi kembali lagi dalam tujuannya. Hendaklah pesan yang
disampaikan oleh para elit politik di Indonesia semata-mata adalah demi kepentingan
masyarakat Indonesia dan bukan menjadikannya kepentingan Pribadi.

7
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dilihat dari hasil makalah diatas, pemakalah mendapatkan beberapa kesimpulan, yakni:
Pesan Politik adalah informasi yang disampaikan oleh komunikator (Politikus) kepada
komunikan (Masyarakat) yang bertujuan untuk mencari persamaan makna atau persepsi
dalam sistem politik.
Pesan politik memiliki beberapa jenis, diantaranya adalah
1. Retorika, yakni pesan yang disampaikan penguasa (Komunikator) kepada masyarakat
(Komunikan) dengan tujuan untuk menyamakan persepsi (Bersifat persuasif)
2. Iklan Politik, yakni biasa dikenal juga dengan kampanye, usaha parpol untuk menaikkan
namanya di masyarakat, bertujuan untuk memperoleh nama baik dari masyarakat.
3. Propaganda, yakni pesan politik yang disampaikan secara terus-menerus, hingga
menjadikan sebuah opini publik.
Pesan politik di Indonesia, dirasa sangat penting, mengingat Indonesia sendiri adalah
negara demokrasi. Sehingga harus adanya keterbukaan antara para elit politik dengan
rakyatnya, sehingga pemerintahan di negara Indonesia dapat berjalan dengan baik.

B. Saran

Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi demokrasi. Hendaklah kita bersama-
sama menjadi pribadi yang lebih mementingkan kepentingan bersama ketimbang kepentingan
pribadi. Sebarkanlah pesan-pesan mengenai politik dengan pesan-pesan yang baik dan benar,
yang menciptakan persatuan dan bukan pula isu-isu politik yang hanya mengundang
kebencian dan perpecahan.

Dalam penulisan makalah ini Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan
nya. Demi kebaikan atau kesempurnaan penulisan ini, kami mohon kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.

8
DAFTAR PUSTAKA

 Arifin, Anwar. 2003. Komunikasi Politik: Paradigma Teori Aplikasi Strategi dan
Komunikasi Politik Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka
 Effendy, O.Uchjana. 2001. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya
 Fisher, B. Audrey. 1986. Teori-Teori Komunikasi. (Penyunting Jalaluddin Rakhmat).
Bandung: Remadja Karya
 Harun, Rochajat dan Sumarno. 2006. Komunikasi Politik Sebagai Suatu Pengantar.
Bandung: CV. Mandar Maju
 Nimmo, D. 2000. Komunikasi Politik (Komunikato, Pesan dan Media). Bandung:
Remadja Posdakarya

Anda mungkin juga menyukai