Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

Untuk Tugas Mata Kuliah Pancasila

Disusun oleh kelompok:

Sofia hannum 2116010150

Sindi Putri Awlia 2116010152

Fadli 2116010134

Dosen pengampu:

H.MARWANDIZAL,SH,M.SI

EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PADANG
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul,pancasila sebagai
etika politik ini tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
pancasila.Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pancasila
sebagai etika politik bagi para pembaca dan bagi penulis.
Kami berharap, semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca sesuai dengan
tujuan disusunnya makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masihjauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu, saran dan kritikan yang konstruktif akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata,semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan bahan pembelajaran
kepada kita semua.

Padang, 4 september 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................1
C. TUJUAN......................................................................................................................................1
D.MANFAAT..................................................................................................................................1
BAB. l l PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. pertunbuhan ekonomi....................................................................................................2
B. stabilitas ekonomi..........................................................................................................5
C. pembangunan ekonomi..................................................................................................8
BAB. lll penutup..............................................................................................................................10
A. Kesimpulan................................................................................................................................10
B. Saran..........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................11
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pancasila sebagai dasar Negara, pedoman dan tolok ukur kehidupan berbangsa dan bernegara di
Republik Indonesia. Tidak lain dengan kehidupan berpolitik, etika politik Indonesia tertanam dalam jiwa
Pancasila. Kesadaran etik yang merupakan kesadaran relational akan tumbuh subur bagi warga
masyarakat Indonesia ketika nilai-nilai pancasila itu diyakini kebenarannya, kesadaran etik juga akan
lebih berkembang ketika nilai dan moral pancasila itu dapat di breakdown kedalam norma-norma yang
di berlakukan di Indonesia .

Pancasila juga sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai sehingga merupakan
sumber dari segala penjabaran dari norma baik norma hukum, norma moral maupun norma kenegaraan
lainya. Dalam filsafat pancasila terkandung didalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis,
mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif (menyeluruh) dan sistem pemikira ini merupakan
suatu nilai.Maka pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala hukum di Indonesia, pancasila
merupakan suatu cita-cita moral yang luhur yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari bangsa
Indonesia sebelum membentuk negara dan berasal dari bangsa indonesia sendiri sebagai asal mula
(kausa materialis).

Pancasila merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber hukum baik meliputi norma
moral maupun norma hukum, yang pada giliranya harus dijabarkan lebih lanjut dalam norma-norma
etika, moral maupun norma hukum dalam kehidupan kenegaraan maupun kebangsaan.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini :
1. Apa yang di maksud dengan politik
2. Apa saja dimensi politik manusia
3. Apa saja nilai nilai pancasila sebagai sumber etika politik

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Apa yang di maksud dengan politi
2. Untuk mengetahui Apa saja dimensi politik manusia
3. Untuk mengetahui apa saja nilai nilai pancasila sebagai sumber etika politik
D. MANFAAT
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila dan untuk menambah
wawasan pembaca tentang pancasila sebagai etika politik.
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Politik

Pengertian politik berasal dari kosakata politics, yang memiliki makna bermacam-macam
kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara, yang menyangkut proses penentuan tujuan-
tujuan dari sistem itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan itu. Berdasarkan pengertian-
pengertian pokok tentang politik maka secara operasional bidang politik menyangkut konsep-
konsep pokok yang berkaitan dengan negara ( state), kekuasaan ( power), pengambilan
keputusan ( decision making), kebijaksanaan ( policy), pembagian ( distribution), serta alokasi
( allocation).

Pengertian politik secara sempit, yaitu bidang politik lebih banyak berkaitan dengan para
pelaksana pemerintahan negara, lembaga-lembaga tinggi negara, kalangan aktivis politik serta
para pejabat serta birokrat dalam pelaksanaan dan penyelengaraan negara.Pengertian politik
yang lebih luas, yaitu menyangkut seluruh unsur yang membentuk suatu persekutuan hidup
yang disebut masyarakat negara.

Dimensi Politis Manusia

dimensi politis manusia adalah dimensi masyarakat sebagai keseluruhan.jadi yang


menjadi ciri khas suatu pendekatan yang di sebut politis adalah bahwa pendekatan itu
terjadi dalam kerangka acuan yang beriorientasi pada masyarakat sebagai keseluruhan.

 Manusia sebagai Makhluk Individu-Sosial

Sosial Paham individualisme yang merupakan cikal bakal paham liberalisme, memandan
manusia sebagai makhluk individu yang bebas. Segala hak dan kewajiban dalam kehidupan
bersama senantiasa diukur berdasarkan kepentingan dan tujuan berdasarkan paradigma sifat
kodrat manusia sebagai individu.

Kalangan kolektivisme merupakan cikal bakal sosialisme dan komunisme memandang


sifat kodrat manusia sebagai makhluk sosial saja. Manusia di pandang sebagai sekedar sarana
bagi masyarakat. Segala hak dan kewajiban baik moral maupun hukum, dalam hubungan
masyarakat, bangsa dan negara senantiasa diukur berdasarkan filosofi manusia sebagai
makhluk sosial.
Manusia sebagai makhluk yang berbudaya, kebebasan sebagai individu dan segala
aktivitas dan kreativitas dalam hidupnya senantiasa tergantung pada orang lain, hal ini di
karenakan manusia sebagai warga masyrakat atau sebagai makhluk sosial. Manusia di dalam
hidupnya mampu bereksistensi karena orang lain dan ia hanya dapat hidup dan berkembang
karena dalam hubungannya dengan orang lain. Segala keterampilan yang dibutuhkannya agar
berhasil dalam segala kehidupannya serta berpartisipasi dalam kebudayaan diperolehnya dari
masyarakat. Dasar filosofis sebagai mana terkandung dalam Pancasila yang nilainya terdapat
dalam budaya bangsa, senantiasa mendasarkan hakikat sifat kodrat manusia adalah bersifat
‘monodualis’. Maka sifat serta ciri khas kebangsaan dan kenegaraan Indonesia, bukanlah
totalitas individualistis ataupun sosialistis melainkan monodualistis.

 Politis Kehidupan Manusia

Berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sosial, dimensi politis
mencakup lingkaran kelembagan hukum dan negara, sistem – sitem nilai serta ideologi yang
memberikan legitmimasi kepadanya. Dalam hubungan dengan sifat kodrat manusia sebagi
makhluk individu dan sosial, dimensi politis manusia senntiasa berkaitan dengan kehidupan
negara dan hukum, sehingga senantiasa berkaitn dengan kehidupan masyrakat secara
keseluruhan. Sebuah keputusan bersifat politis mnakala diambil dengan memperhatikan
kepentingan masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Dengan demikian dimensi politis manusia
dapat ditentukan sebagai suatu kesadarn manusia akan dirinya sendiri sebagai anggota
masyarakat sebagai sutu keseluruhan yang menentukan kerangka kehidupannya dan di
tentukan kembali oleh kerangka kehidupanny serta ditentukan kembali oleh tindakan –
tindakannya.

Dimensi politis manusia ini memiliki dua segi fundmental, yaitu pengertian dan
kehendak untuk bertindak. Sehingga dua segi fundamental itu dapat diamati dalam setiap
aspek kehidupan manusia. Dua aspek ini yang senantiasa berhadapan dengan tindakkan moral
manusia.sehingga manusia mengerti dan memahami akan suatu kejadian atau akibat yang
ditimbulkan karena tindakanya, akan tetapi hal ini dapat dihindarkan karena kesadaran moral
akan tanggung jawabnya terhadap manusia lain dan masyarakat. Apabila pada tindakan
moralitas kehidupan manusia tidak dapat dipenuhi oleh manusia dalam menghadapai hak
orang lain dalam masyarakat, maka harus dilakukan suatu pembatasan secara
normatif.Lembaga penata normatif masyarakat adalah hukum. Dalam suatu kehidupan
masyarakat hukumlah yang memberitahukan kepada semua anggota masyarakat bagaimana
mereka harus bertindak. Hukum hanya bersifat normatif dan tidak secara efektif dan otomatis
menjamin agar setiap anggota masyarakat taat kepada norma-normanya. Oleh karena itu yang
secara efektif dapat menentukan kekuasaan masyarakat hanyalah yang mempunyai kekuasaan
untuk memaksakan kehendaknya, dan lemabaga itu adalah negara.
Penataan efektif adalah penataan de facto, yaitu penatan yang berdasarkan kenyataan
menentukan kelakuan masyarakat.Namun perlu dipahami bahwa negara yang memiliki
kekuasaan itu adalah sebagai perwujudan sifat kodrat manusia sebagai individu dan makhluk
sosial.Jadi lemabaga negara yang memiliki kekuasaan adalah lembaga negara sebagai kehendak
untuk hidup bersama.

Nilai-nilai Terkandung Dalam Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik

Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa dan Negara yang merupakan satu kesatuan nilai
yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing sila-silanya. Karena jika dilihat satu
persatu dari masing-masing sila itu dapat saja ditemukan dalam kehidupan berbangsa yang
lainnya. Namun, makna Pancasila terletak pada nilai-nilai dari masing-masing sila sebagai satu
kesatuan yang tidak bisa ditukar balikan letak dan susunannya.Etika politik berdasarkan
Pancasila sebagai bagian dari konsep etika Pancasila secara umum mengacu kepada hakikat
nilai pancasila. Hakikat manusia Indonesia adalah sifat dan keadaan yang berperi-Ketuhanan
Yang Maha Esa, berperi-Kemanusiaan, berperi-Kebangsaan, berperi-Kerakyatan, dan berperi-
Keadilan sosial.

Sila pertama ‘Ketuhanan yang Maha Esa’ serta sila kedua ‘ Kemanusiaan yang Adil dan Beradab’
adalah merupakan sumber nilai-nilai moral bagi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.Dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, etika politik menuntut agar kekuasaan dalam negeri
di jalankan sesuai dengan:

a) Asas legalitas ( legitimasi hukum) yaitu dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku.

b) Di sahkan dan dijalankan secara demokratis ( legitimasi demokratis)

c) Dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral / tidak bertentangan dengannya (legitimasi


moral).

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki tiga dasar tersebut. Dalam pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara, baik menyangkut kekuasan, kenijaksanan yang menyangkut publik,
pembagian serta kewenangan harus berdasarkan legitimasi moral religius ( sila 1 ) serta moral
kemanusiaan ( sila 2).

Negara Indonesia adalah negara hukum, oleh karena itu ‘ keadilan’ dalam hidup
bersama ( keadilan sosial ) sebgai mana terkandung dalam sila 5, adalah merupakan tujuan
dalam kehidupan negara. Oleh karena itu dalam pelaksanaan dan pnyelenggraan negara, segala
kebijakan, kekuasaan, kewenangan, serta pembagian senantiasa harus berdasarkan atas hukum
yang berlaku.Negara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang
dilakukan senantiasa untuk rakyat ( sila 4).

Oleh karena itu rakyat adalah merupakan asal mula kekuasan negara.Oleh karena itu
pelaksanaan dan pnyelenggraan negara segala kebijaksanaan, kekuasaan, serta kewenangan
harus dikembalikan pada rakyat sebagai pendukung pokok negara. Maka dalam pelaksanan
politik praktis hal hal yang menyangkut kekuasaan eksekutif legislatif, konsep pengambilan
keputusan, pengawasan serta partisipasi harus berdasarkan legitimasi dari
rakyat, atau dengan kata lain perkataan harus memiliki ligitimasi demokratis.

 Nilai-nilai Etika dalam Pancasila

Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia melakukan semua tindakan sehari-harinya baik
dalam masyarakat maupun dalam bernegara. Etika mambantu manusia menunjukan nilai-nilai
untuk membulatkan hati mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu dilakukan dan
mengapa hal itu dilakukan. Pancasila adalah etika bagi bangsa Indonesia dalam bermasyarakat
dan bernegara.

Adapun nilai-nilai etika yang terkandung dalam Pancasila tertuang dalam berbagai tatanan
berikut ini:

1. Tatanan bermasyarakat

2. Tatanan bernegara

3. Tatanan kerjasama antar negara atau tatanan luar negeri

4. Tatanan pemerintah daerah

5. Tatanan hidup beragama

6. Tatanan bela negara

7. Tatanan pendidikan

8. Tatanan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat

9. Tatanan hukum dan keikutsertaan dalam pemerintahan

10. Tatanan kesejahteraan sosial


BAB lll

penutup
A. Kesimpulan

Pancasila adalah sebagai suatu sistem filsafat yang pada hakikatnya merupakan nilai sehingga
merupakan sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma moral maupun norma
kenegaraan laianya.

Pancasila merupakan suatu penghubung antara dasar negara denganetika berpolitik. Pancasila dalam bi
dang pendidikan memberikan kontibusiyang besar khususnya di Indonesia. Dengan adanya Pancasila ma
ka bangsaIndonesia ini memiliki dasar negara sebagai acuan berdirinya negara, denganhal ini maka akan
memberikan pengaruh positif negara dalam bernegara.Hal ini disebabkan oleh adanya Pancasila, maka d
apat memudahkannegara menjalankan sebuah negara yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan dalam
perwujudan dari sila-sila. Dengan demikian Pancasila sangat berpengaruh dalam menjalankan/
melaksanakan sebuah negara.

B. Saran

Pancasila hendaknya disosialisasikan secara mendalam sehingga dalam kehidupan bermasyarakat


dalam berbagai segi terwujud dengan adanya kesianambungan usaha pemerintah untuk mewujudkan
masyarakat adil dan makmur dengan kepastian masyarakat untuk mengikuti dan mentaati peraturan
yang ditetapkan, karena kekuatan politik suatu negara ditentukan oleh kondisi pemerintah yang
absolut dengan adanya dukungan rakyat sebagai bagian terpenting dari terbentuknya suatu negara
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37737584/MAKALAH_PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK

https://irwansahaja.blogspot.com/2019/02/pancasila-sebagai-etika-politik.html?m=1

https://www.sastrawan.web.id/tag/nilai-nilai-pancasila-sebagai-sumber-etika-politik/?amp

http://diary-mybustanoel.blogspot.com/2012/02/makalah-pancasila-tentang-pancasila.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai