Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah
SWT yang telah senantiasa memberikan limpahan rahmat-Nya kepada kita semua.
Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. H. Tukiran Taniredja, M.M
selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini kepada kami, dengan ini
kami bisa mengetahui dan mengerti arti Pancasila sebagai Etika Politik dan nilai
nilai yang terkandung didalamnya. Dan semua pihak yang bersangkutan atas
bantuannya telah ikut serta berkontribusi dengan cara memberikan sumbangan baik
materi mupun pikirannya.
Kami sangat berharap makalah sederhana yang kami susun ini dapat
dipahami dan dapat berguna bagi pembaca dalam rangka menambah wawasan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan.
oleh sebab itu, Apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, kami
mengharap kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini
diwaktu yang akan datang.
KATA PENGANTAR………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah……………………………………….………….
1.3 Tujuan………………………………………………………………
BAB II
2.1 PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK DAN NILAI-NILAI
YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA
a. Pengertian Etika Politik
b. Pengertian Pancasila sebagai Etika Politik
c. Definisi dimensi Politisi Manusia
d. Nilai-nilai Pancasila sebgai sumber etika politik
Daftar Pustaka………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.2Rumusan Masalah
1. Apa itu Etika Politik ?
2. Apa itu Pancasila sebagai Etika Politik ?
3. Apa itu dimensi politisi manusia ?
4. Apa Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila sebagai sumber
Etika Politik ?
1.3Tujuan
1. Agar dapat mengetahui apa itu Etika Politik
2. Agar dapat mengetahui apa itu Pancasila sebagai Etika Politik
3. Agar dapat mengetahui apa itu Dimensi Politisi Manusia ?
4. Agar dapat mengetahui nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila
sebagai sumber Etika Politik
BAB II
PEMBAHASAN
Salam (1997:116) secara lebih tegas menyimpulkan bahwa siapa saja yang
mau bertugas mengurus kepentingan masyarakat,menurut ajaran Pancasila
hendaknya mempersiapkan diri dan melatih diri untuk:
a. Mematuhi perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya;
c. Menanamkan kesadaran dan rasa cinta kepada tanah air,bangsa dan negara.
Berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sosial, dimensi
politis mencakup lingkaran kelembagan hukum dan negara, sistem – sitem nilai
serta ideologi yang memberikan legitmimasi kepadanya. Dalam hubungan
dengan sifat kodrat manusia sebagi makhluk individu dan sosial, dimensi politis
manusia senntiasa berkaitan dengan kehidupan negara dan hukum, sehingga
senantiasa berkaitn dengan kehidupan masyrakat secara keseluruhan. Sebuah
keputusan bersifat politis mnakala diambil dengan memperhatikan kepentingan
masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Dengan demikian dimensi politis manusia
dapat ditentukan sebagai suatu kesadarn manusia akan dirinya sendiri sebagai
anggota masyarakat sebagai sutu keseluruhan yang menentukan kerangka
kehidupannya dan di tentukan kembali oleh kerangka kehidupanny serta
ditentukan kembali oleh tindakan – tindakannya.
Dimensi politis manusia ini memiliki dua segi fundmental, yaitu pengertian dan
kehendak untuk bertindak. Sehingga dua segi fundamental itu dapat diamati
dalam setiap aspek kehidupan manusia. Dua aspek ini yang senantiasa
berhadapan dengan tindakkan moral manusia.
a) Dimensi realita
Dimensi realita mengundang makna bahwa nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam ideologi itu secara real berakar dan hidup dalam
masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut
bersumber dari budaya dan pengalaman sejarah jika di hubungkan dengan
ideologi pancasila maka dimensi realita sudah terkandung dalam ideology
pancasila karena nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pancasila sesuai
dengan kenyataan yang berlaku dalam masyarakat Indonesia, bahkan nilai-
nilai tersebut dari kepribadian bangsa Indonesia.
b) Dimensi idealisme
Dimensi idealisme mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar
ideologi tersebut mengandung idealisme, bukan hanya lambungan angan-
angan (utopia) yang memberikan harapan tentang masa depan yang lebih
baik melalui perwujudan atau pengalamannya dalam praktik kehidupan
bersama mereka sehari-hari dengan berbagai dimensinya.
Dalam kaitannya dengan ideologi Pancasila, semua nilai yang
terkandung di dalamnya merupakan cita-cita yang ingin diwujudkan dalam
kehidupan masyarakat Indonesia, yaitu masyarakat yang berketuhanan,
berperikemanusiaan, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta
mengutamakan musyawarah dalam setiap persoalan, dan berkeadilan.
c) Dimensi felksibilitas(pengembangan)
Dimensi fleksibilitas mengandung makna bahwa ideologi tersebut
memiliki keluwesan yang memungkinkan dan bahkan merangsang
pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang dirinya,
tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat (jati diri) yang terkandung
dalam nilai-nilai dasarnya. Ideologi Pancasila memungkinkan untuk
menerima pemikiran-pemikiran baru tanpa mengingkari yang hakiki/nilai
dasar Pancasila. Ketika suatu ideologi memiliki dimensi fleksibilitas
berarti ideologi tersebut sebagai ideologi terbuka.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Suseno Von Magnis, 1978, etika politik , prinsip-prinsip moral dasar kenegaraan
modern.PT Gramedia, Jakarta.
https://asmawatyfricilia.wordpress.com/2016/01/26/makalah-pasncasila-sebagai-
etika-politik/amp/
http://www.fauzulmustaqim.com/2016/10/makalah-pancasila-tentang-
pancasila.html