Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

“ PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA POLITIK “

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen : Ibu Khusnul Khotimah S.Pd, M.Pd

Oleh:

Maimunah 2171000210013
Nova idza 2171000210001
Ervina Kowarin 2171000210031
Moh Alfaridzi 2171000210039
Maria Sawe 2171000210058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
IKIP BUDI UTOMO MALANG

2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan penyusunan materi
yang berjudul “Pancasila Sebagai Etika Politik‟.

Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan cukup baik.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari
hasil penyusunan materi ini khususnya sebagai warga negara Indonesia
yang menganut pancasila sebagai dasar negara di tengah berbagai
guncangan politik akhir-akhir ini.

Semoga materi yang kami susun ini dapat menjadi rujukan dan
memberikan pengaruh positif dalam kehidupan bersama.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I........................................................................................................................3

PENDAHULUAN................................................................................................3

A. Latar Belakang..........................................................................................3

B. Rumusan Masalah....................................................................................3

C. Tujuan dan Manfaat Karya Tulis.......................................................4

BAB II......................................................................................................................5

PEMBAHASAN..................................................................................................5

A. Pengertian pancasila..........................................................................5

B. Pengertian Etika..................................................................................5

C. Pengertian Politik................................................................................6

D. Pengertian etika politik.......................................................................6

E. Penerapan etika politik di Indonesia saat ini..................................8

F. Penerapan pancasila sebagai etika politik......................................9

BAB III...................................................................................................................11

PENUTUP.........................................................................................................11

A. Kesimpulan..............................................................................................11

B. Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka pembangunan masyarakat, berbangsa dan bernegara,

khususnya di negara Indonesia ini merupaka suatu keharusan

memiliki sebuah sistem dalam hal ini sebagai pandangan untuk

bagaimana pembagian kekuasaan atau tugas dalam masyarakat

untuk bersama-sama melakukan pembangunan dan pemajuan dalam

masyarakat itu sendiri.

Politik di lingkungan masyarakat dalam hal ini tujuan utamanya untuk

kemajuan masyarakat kedepannya, saat ini mulai meleset dan luntur

dari nilai-nilai dan tujuan utamanya. Dengan politik dipandang lagi

sebagai hal yang tidak baik di mata masyarakat.

Berkenaan dengan masalah dalam masyarakat mengenai politik

tersebut, perlu dilakukan pembenahan pada sistem politik itu sendiri

untuk kembali ke tujuannya semula, yaitu dengan adanya pandangan

atau kembali ke pokok atau dasar aturan dalam politik.

Di sinilah pancasila yang mengandung nilai-nilai moral dan etika

berperan sebagai etika politik dengan harapan ke depannya akan

kemajuan masyarakat, bangsa dan negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pancasila?

3
2. Apa itu etika politik?

3. Mengapa pancasila dikatakan sebagai etika politik?

4. Bagaimana penerapan etika politik di Indonesia saat ini?


5. Bagaimana seharusnya penerapan pancasila sebagai etika
politik?

C. Tujuan dan Manfaat Karya Tulis


1. Mengetahui apa itu pancasila.

2. Mengetahui apa itu etika politik.

3. Mengetahui hubungan pancasila sebagai etika politik.

4. Mengetahui penerapan etika politik di Indonesia saat ini.

5. Mengetahui seharusnya pancasila sebagai etika politik


diterapkan.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pancasila
Kata Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yag terdiri atas dua
suku kata yaitu "panca" yang berarti lima, dan "sila" yang berarti
prinsip, dasar, atau asas. Pancasila merupakan lima prinsip
dasar/asas sebagai dasar negara yang menjadi pedoman hidup atau
pandangan hidup, baik tentang bertuhan maupun tentang bagaimana
hidup bermasyarakat serta berhubungan dengan sesama warga,
bangsa dan bernegara.

Pancasila terdiri atas lima sendi utama penyusunnya. Pertama,


Ketuhanan Yang Maha Esa, kedua, kemanusiaan yang adil dan
beradab, ketiga, persatuan Indonesia, keempat, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan kelima, keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Kelima sendi utama penyusun Pancasila tersebut
termaktub dalam paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan)
Undangundang Dasar 1945.

B. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu "ethikos" yang berarti
muncul dari kebiasaan. Secara harafiah, etika adalah sebuah sesuatu
di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai
atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian
moral.

Etika mencakup analisis dan penerapan konsep, seperti benar, salah,


baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus, pada abad
ke-7 Masehi, menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis
(practical philosophy). Etika dimulai apabila manusia mampu
merefleksikan unsurunsur etis di dalam pendapat-pendapat
spontannya. Kebutuhan akan refleksi itu akan manusia rasakan,

5
antara lain karena pendapat etis setiap manusia tidak jarang berbeda
dengan pendapat manusia yang lain. Oleh karena itulah, manusia
memerlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia.
C. Pengertian Politik
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud dalam proses pembuatan
keputusan, khususnya dalam Negara. Pengertian ini adalah upaya
penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai
hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.

Politik adalah juga seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara
konstitusional maupun nonkonstitusional. Di samping itu, politik juga
dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang yang berbeda, yaitu antara
lain:

Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan


kebaikan bersama (eori klasik Aristoteles).

Politik adalah hal yang berkaitan dengan


penyelenggaraan pemerintahan. negara dan ketatanegaraan.

Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan


mempertahankan kekuasaan di masyarakat.

Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan


pelaksanaan dari kebijakan publik.

D. Pengertian etika politik


Secara substantive pengertian etika politik tidak dapat dipisahkan
dengan subjek sebagai pelaku etika yaitu manusia. Oleh karena itu
etika politik berkait erat dengan bidang pembahasan moral.

Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertian „moral‟ senantiasa


menunjuk kepada manusia sebagai subjek etika. Maka kewajiban
moral dibedakan dengan pengertian kewajiban- kewajiban lainnya,
karena yang dimaksud adalah kewajiban manusia sebagai manusia.

6
Walaupun dalam hubungannya dengan masyarakat, bangsa maupun
Negara, etika politik tetap meletakkan dasar fundamental manusia
sebagai manusia.

Dasar ini lebih meneguhkan akar etika politik bahwa kebaikan


senantiasa didsarkan kepada hakekat manusia sebagai makhluk yang
beradab dan berbudaya. Berdasarkan suatu kenyataan bahwa
masyarakat, bangsa maupun negara bias berkembang kearah
keadaan yang tidak baik dalam arti moral. Misalnya suatu negara yang
dikuasai oleh penguasa atau rezim yang otoriter, yang memaksakan
kehendak kepada manusia tanpa memperhitungkan dan mendasarkan
kepada hak-hak dasar kemanusiaan. Dalam suatu masyarakat
negara yang demikian ini maka seorang yang baik secara moral
kemanusiaan akan dipandang tidak baik menurut negara serta
masyarakat otoriter, karena tidak dapat hidup sesuai dengan aturan
yang buruk dalam suatu masyarakat negara.

Oleh karena itu aktualisasi etika harus senantiasa mendasarkan


kepada ukuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia
(Suseno, 1987:15). Etika politik yaitu etika atau aturan tentang
bagaimana seharusnya seseorang atau sekelompok orang bertindak
khususnya dalam lingkup pembagian kekuasaan dalam masyarakat
atau pada lingkup pemerintahan. Dari ketiga pengertian terpisah
seperti yang telah dijelaskan sebelum ini, maka penerapan Pancasila
sebagai etika politik di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Republik Indonesia sangatlah penting, bahkan merupakan hal yang
teramat fundamental.

Mengapa dikatakan demikian? Dapat dilihat dan dirasakan sendiri,


baik dari pengalaman pribadi maupun dari media massa cetak dan
online, bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila yang luhur di
kehidupan masyarakat, apalagi negara yang diwakilkan oleh
pemerintah dan DPR jauh dari kata "baik dan memuaskan". Di
kehidupan masyarakat, aksi anarkis, tawuran antarmassa,
ketidakdisiplinan di jalan raya, adalah sekelumit dari kurangnya

7
kesadaran akan kehidupan sosial yang perlu akan adanya tenggang
rasa dan saling menghormati.

Sedangkan, dalam penyelenggaraan system kenegaraan, pemerintah


dan DPR seakan berlomba-lomba menunjukkan prestasi yang
sayangnya kurang elok dan etis dilihat dan dirasakan oleh mayoritas
rakyat Indonesia. Korupsi yang merajalela, sistem dan penerapan
hukum yang lemah dan melukai rasa keadilan masyarakat, hanyalah
beberapa fragmen dari keseluruhan sistem dan penyelenggara
Negara yang tidak baik.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, di sinilah
pancasila berperan penting dalam kaitannya dengan etika politik.
Tergolong penting karena pancasila merupakan dasar negara yang
menjadi pedoman hidup bermasyarakat juga sepatunya diaplikasikan
secara nyata dalam bermasyarakat khususnya dalam dunia politik.

Pancasila sebagai etika politik yaitu dimana pancasila dijadikan


sebagai dasar/tolak ukur dalam pembuatan aturan-aturan tentang
bagaimana seharusnya bertindak atau berperilaku di dalam dunia
politik.

E. Penerapan etika politik di Indonesia saat ini


Sekarang ini keadaan politik di Indonesia tidak seperti yang
diinginkan. Banyak rakyat beranggapan bahwa politik di Indonesia
adalah sesuatu yang hanya mementingkan dan merebut kekuasaan
dengan menghalalkan segala cara. Pemerintah Indonesia pun tidak
mampu menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat. Hal ini
ditunjukkan oleh sebagian rakyat yang mengeluh, karena hidup
mereka belum dapat disejahterakan oleh negara. Pandangan
masyarakat terhadap politik itu sendiri menjadi buruk, dikarenakan
pemerintah Indonesia yang tidak menjalankaN kewajibannya sebagai
wakil rakyat dengan baik.bagi mereka politik hanyalah sesuatu yang
buruk dalam mencapai kekuasaan.

8
Dapat dilihat pada penyelenggara negara misalnya dalam soal
pembelian mobil mewah untuk para menteri Kabinet Indonesia
Bersatu II atau juga pembangunan pagar istana presiden yang
menelan biaya puluhan miliar rupiah. Kebijakan itu jelas mencederai
rasa keadilan publik karena di saat yang sama kemiskinan masih
mengharu biru Indonesia.

F. Penerapan pancasila sebagai etika politik


Penerapan pancasila sebagai etika politik yaitu dengan berpedoman
pada prinsip-prinsip dasar etika politik pancasila.

1. Pluralisme
Pluralisme adalah kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya,
untuk hidup dengan positif, damai, toleran, dan biasa/normal
bersama warga masyarakat yang berbeda pandangan hidup,
agama, budaya, adat.[5] Pluralisme mengimplikasikan pengakuan
terhadap kebebasan beragama, kebebasan berpikir, kebebasan
mencari informasi, toleransi. Pluralisme memerlukan kematangan
kepribadian seseorang dan sekelompok orang.

2. Hak Asasi Manusia


Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti Kemanusia yang adil
dan beradab. Mengapa? Karena hak-hak asasi manusia

menyatakan bagaimana manusia wajib diperlakukan dan wajib tidak


diperlakukan. Jadi bagaimana manusia harus diperlakukan agar
sesuai dengan martabatnya sebagai manusia.

3. Solidaritas Bangsa
Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi diri sendiri,
melainkan juga demi orang lain, bahwa kita bersatu senasib
sepenanggungan. Manusia hanya hidup menurut harkatnya apabila
tidak hanya bagi dirinya sendiri, melainkan menyumbang sesuatu
pada hidup manusia-manusia lain. Sosialitas manusia berkembnag
secara melingkar: keluarga, kampong, kelompok etnis, kelompok

9
agama, kebangsaan, solidaritas sebagai manusia. Maka di sini
termasuk rasa kebangsaan. Manusia menjadi seimbang apabila
semua lingkaran kesosialan itu dihayati dalam kaitan dan
keterbatasan masing-masing. Solidaritas itu dilanggar dengan
kasar oleh korupsi.

4. Demokrasi
Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tak ada manusia,
atau sebuah elit, atau sekelompok ideology, atau sekelompok
pendeta/pastor/ulama berhak untuk menentukan dan memaksakan
(menuntut dengan pakai ancaman) bagaimana orang lain harus
atau boleh hidup. Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa
mereka yang dipimpin berhak menentukan siapa yang memimpin
mereka dan kemana mereka mau dipimpin. Demokrasi adalah
“kedaulatan rakyat plus prinsip keterwakilan”.Jadi demokrasi
memerlukan sebuah system penerjemah kehendak masyarakat ke
dalam tindakan politik. Keadilan Sosial Keadilan merupakan norma
moral paling dasar dalam kehidupan masyarakat. Maksud baik apa
pun kandas apabila melanggar keadilan. Moralitas masyarakat
mulai dengan penolakan terhadap ketidakadilan.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan lima nilai atau asas yang memuat nilai moral
dan etika yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup.

Etika politik yaitu norma atau aturan yang mengatur bagaimana


seharusnya berbuat atau bertingkah dalam dunia politik.

Pancasila sebagai etika politik yaitu pancasila mengandung nilai etika


maupun moral dapat dijadikan sebagai pedoman atau patokan
beretika dalam dunia politik.

Keadaan politik di Indonesia saat ini tidak seperti yang diharapkan


masyarakat pada umumnya karena mereka beranggapan bahwa
politik di Indonesia hanya memperebutkan kursi kekuasaan.

Penerapan pancasila sebagai etika politik dapat dilakukan


berdasarkan lima prinsip yang terkandung dalam pancasila itu sendiri
yaitu pluralisme, HAM, solidaritas bangsa, demokrasi dan keadilan
sosial.

B. Saran
Sebagai warga negara negara Indonesia khususnya para generasi
muda yang tengah menempuh pendidikan baik dalam lingkup formal
maupun informal ke depannya akan menjadi penerus dari para pelaku
politik saat ini baiknya sudah mampu menghayati dan mengamalkan
prinsip-prinsip pancasila sebagai etika politik.

DAFTAR PUSTAKA
www.anisahsukirman.wordpress.com "Pengertian etika politik secara
umum" www.frismi.blogspot.com "Etika politik" www.aneahira.com

11
"Pancasila sebagai etika politik" www.leogama156.wordpress.com
"Keadaan politik Indonesia saat ini"

12

Anda mungkin juga menyukai