Oleh:
Maimunah 2171000210013
Nova idza 2171000210001
Ervina Kowarin 2171000210031
Moh Alfaridzi 2171000210039
Maria Sawe 2171000210058
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan penyusunan materi
yang berjudul “Pancasila Sebagai Etika Politik‟.
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan cukup baik.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari
hasil penyusunan materi ini khususnya sebagai warga negara Indonesia
yang menganut pancasila sebagai dasar negara di tengah berbagai
guncangan politik akhir-akhir ini.
Semoga materi yang kami susun ini dapat menjadi rujukan dan
memberikan pengaruh positif dalam kehidupan bersama.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I........................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................3
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................5
A. Pengertian pancasila..........................................................................5
B. Pengertian Etika..................................................................................5
C. Pengertian Politik................................................................................6
BAB III...................................................................................................................11
PENUTUP.........................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................11
B. Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka pembangunan masyarakat, berbangsa dan bernegara,
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pancasila?
3
2. Apa itu etika politik?
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pancasila
Kata Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yag terdiri atas dua
suku kata yaitu "panca" yang berarti lima, dan "sila" yang berarti
prinsip, dasar, atau asas. Pancasila merupakan lima prinsip
dasar/asas sebagai dasar negara yang menjadi pedoman hidup atau
pandangan hidup, baik tentang bertuhan maupun tentang bagaimana
hidup bermasyarakat serta berhubungan dengan sesama warga,
bangsa dan bernegara.
B. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu "ethikos" yang berarti
muncul dari kebiasaan. Secara harafiah, etika adalah sebuah sesuatu
di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai
atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian
moral.
5
antara lain karena pendapat etis setiap manusia tidak jarang berbeda
dengan pendapat manusia yang lain. Oleh karena itulah, manusia
memerlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia.
C. Pengertian Politik
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud dalam proses pembuatan
keputusan, khususnya dalam Negara. Pengertian ini adalah upaya
penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai
hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah juga seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara
konstitusional maupun nonkonstitusional. Di samping itu, politik juga
dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang yang berbeda, yaitu antara
lain:
6
Walaupun dalam hubungannya dengan masyarakat, bangsa maupun
Negara, etika politik tetap meletakkan dasar fundamental manusia
sebagai manusia.
7
kesadaran akan kehidupan sosial yang perlu akan adanya tenggang
rasa dan saling menghormati.
8
Dapat dilihat pada penyelenggara negara misalnya dalam soal
pembelian mobil mewah untuk para menteri Kabinet Indonesia
Bersatu II atau juga pembangunan pagar istana presiden yang
menelan biaya puluhan miliar rupiah. Kebijakan itu jelas mencederai
rasa keadilan publik karena di saat yang sama kemiskinan masih
mengharu biru Indonesia.
1. Pluralisme
Pluralisme adalah kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya,
untuk hidup dengan positif, damai, toleran, dan biasa/normal
bersama warga masyarakat yang berbeda pandangan hidup,
agama, budaya, adat.[5] Pluralisme mengimplikasikan pengakuan
terhadap kebebasan beragama, kebebasan berpikir, kebebasan
mencari informasi, toleransi. Pluralisme memerlukan kematangan
kepribadian seseorang dan sekelompok orang.
3. Solidaritas Bangsa
Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi diri sendiri,
melainkan juga demi orang lain, bahwa kita bersatu senasib
sepenanggungan. Manusia hanya hidup menurut harkatnya apabila
tidak hanya bagi dirinya sendiri, melainkan menyumbang sesuatu
pada hidup manusia-manusia lain. Sosialitas manusia berkembnag
secara melingkar: keluarga, kampong, kelompok etnis, kelompok
9
agama, kebangsaan, solidaritas sebagai manusia. Maka di sini
termasuk rasa kebangsaan. Manusia menjadi seimbang apabila
semua lingkaran kesosialan itu dihayati dalam kaitan dan
keterbatasan masing-masing. Solidaritas itu dilanggar dengan
kasar oleh korupsi.
4. Demokrasi
Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tak ada manusia,
atau sebuah elit, atau sekelompok ideology, atau sekelompok
pendeta/pastor/ulama berhak untuk menentukan dan memaksakan
(menuntut dengan pakai ancaman) bagaimana orang lain harus
atau boleh hidup. Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa
mereka yang dipimpin berhak menentukan siapa yang memimpin
mereka dan kemana mereka mau dipimpin. Demokrasi adalah
“kedaulatan rakyat plus prinsip keterwakilan”.Jadi demokrasi
memerlukan sebuah system penerjemah kehendak masyarakat ke
dalam tindakan politik. Keadilan Sosial Keadilan merupakan norma
moral paling dasar dalam kehidupan masyarakat. Maksud baik apa
pun kandas apabila melanggar keadilan. Moralitas masyarakat
mulai dengan penolakan terhadap ketidakadilan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan lima nilai atau asas yang memuat nilai moral
dan etika yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup.
B. Saran
Sebagai warga negara negara Indonesia khususnya para generasi
muda yang tengah menempuh pendidikan baik dalam lingkup formal
maupun informal ke depannya akan menjadi penerus dari para pelaku
politik saat ini baiknya sudah mampu menghayati dan mengamalkan
prinsip-prinsip pancasila sebagai etika politik.
DAFTAR PUSTAKA
www.anisahsukirman.wordpress.com "Pengertian etika politik secara
umum" www.frismi.blogspot.com "Etika politik" www.aneahira.com
11
"Pancasila sebagai etika politik" www.leogama156.wordpress.com
"Keadaan politik Indonesia saat ini"
12