Npm : 215310454
Prodi : Akuntansi
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena dengan
pertolongannya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan materi yang berjudul
“pancasila sebagai etika politik”.
Tentunya ada hal-hal yang kami berikan kepada masyarakat dari hasil penyusutan
materi ini khususnya sebagai warga Negara Indonesia yang menganut pancasila sebagai
dasar Negara di tengah berbagai guncangan politik akhir-akhir ini. Pancasila sebagai
dasar negara pada hakikatnya merupakan sumber dari segala norma, baik norma hukum,
norma moral, maupun norma kenegaraan lainnya. Nor ma hukum adalah suatu sistem
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................2
1.1. LATAR BELAKANG....................................................................................................2
1.2. RUMUSAN MASALAH................................................................................................3
1.3. TUJUAN PENULISAN..................................................................................................3
1.4 BATASAN PERMASALAHAN……………………………………………………….4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 PENGERTIAN ETIKA POLITIK..................................................................................5
2.2 LIMA DASAR PRINSIP ETIKA POLITIK PANCASILA...........................................6
2.3 NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PANCASILA ETIKA POLITIK....8
2.4 ETIKA POLITIK DAN PEMERINTAH........................................................................9
2.5 ETIKA PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN ......................................10
2.6 PELAKSANA RTIKA POLITIK PANCASILA..........................................................11
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
3.1. SIMPULAN..................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1
I. Latar Belakang
Latar Belakang Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya
merupakan suatu nilai. Sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran norma, baik
norma hukum, norma sosial, maupun norma kenegaraan lainnya. Sebagai suatu nilai,
Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia,
baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Manakala nilai-nilai tersebut
akan membuat suatu nilai dalam kehidupan yang bersifatksis atau kehidupan yang nyata
dalam masyarakat, bangsa, maupun maka suatu negara dapat mewujudkan norma-norma
yang jelas. Norma-norma tersebut meliputi: norma moral dan norma hukum.
Pancasila sebagai dasar Negara, pedoman dan tolak ukur kehidupan berbangsa
berpolitik,etika politik Indonesia tertanam dalam jiwa Pancasila. Kesadaran etika yang
merupakan kesadaran relasional akan tumbuh subur bagi warga masyarakat Indonesia ketika
nilai- nilai Pancasila itu diyakini kebenarannya, kesadaran etika juga akan lebih berkembang
ketika nilai dan moral Pancasila itu dapat di terapkan kedalam norma-norma yang di
berlakukan di Indonesia.
Nilai-nilai pancasila kemudian dijabarkan dalam suatu norma yang jelas sehingga
merupakan suatu pedoman. Norma tersebut meliputi norma moral yaitu yang berkaitan
dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk.
Kemudian yang ke dua adalah norma hukum yaitu suatu sistem perundang-undangan
sebagai sumber dari segala hukum di Indonesia. Pancasila juga merupakan suatu cita-cita
2
moral yang luhur yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sebelum
membentuk negara dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri sebagai asal mula.
4. Nilai-nilai apa yang terkandung dalam Pancasila sebagai Sumber Etika Politik ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian nilai, norma dan moral dalam konteks pancasila sebagai etika
politik.
2. Dapat mengerti hubungan antara nilai, norma dan moral dalam konteks pancasila sebagai
etika politik.
3. Dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai sumber etika.
3
- Pancasila berasal dari kata “panca” yang berarti lima dan “sila” berarti dasar. Jadi Pancasila
merupakan dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD
1945.
- Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-
pandangan moral.
- Politik merupakan bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara yang
menyangkut proses tujuan penentuan-penentuan tujuan dari sistem itu dan diikuti dengan
BAB II
PEMBAHASAN
4
Sebagai salah satu cabang etika, khususnya etika politik termasuk dalam lingkungan
filsafat. Filsafat yang langsung mempertanyakan praksis manusia adalah etika. Etika
mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia. Ada berbagai bidang etika khusus,
seperti etika individu, etika sosial, etika keluarga, etika profesi, dan etika pendidikan.
Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis untuk
mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab. Jadi, tidak
berdasarkan emosi, prasangka dan apriori, melainkan secara rasional objektif dan argumentatif.
Etika politik tidak langsung mencampuri politik praktis. Tugas etika politik membantu agar
Hukum dan kekuasaan Negara merupakan pembahasan utama etika politik. Hukum
sebagai lembaga penata masyarakat yang normatif, kekuasaan Negara sebagai lembaga penata
masyarakat yang efektif sesuai dengan struktur ganda kemampuan manusia (makhluk individu
dan sosial). Jadi etika politik membahas hukum dan kekuasaan. Prinsip-prinsip etika politik yang
menjadi titik acuan orientasi moral bagi suatu Negara adalah adanya partisipasi demokratis
masyarakat, jaminan ham menurut kekhasan paham kemanusiaan dan sturktur kebudayaan
5
Pancasila sebagai etika politik maka mempunyai lima prinsip itu berituk ini disusun
menurut pengelompokan Pancasila, karena Pancasila memiliki logika internal yang sesuai
1. Pluralisme
Pluralisme adalah kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya untuk hidup dengan positif,
damai, toleran, dan biasa/normal bersama warga masyarakat yang berbeda pandangan hidup,
Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti kemanusian yang adil dan beradab. Karena
hak-hak asasi manusia menyatakan bagaimana manusia wajib diperlakukan dan wajib tidak
diperlakukan. Jadi bagaimana manusia harus diperlakukan agar sesuai dengan martabatnya
sebagai manusia. Karena itu, hak-hak asasi manusia adalah baik mutlak maupun kontekstual
b. Kontekstual karena baru mempunyai fungsi dan karena itu mulai disadari, diambang
modernitas di mana manusia tidak lagi dilindungi oleh adat/tradisi, dan sebaiknya diancam oleh
Negara modern.
6
3. Solidaritas Bangsa
Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi diri sendiri, melainkan juga demi
orang lain, bahwa kita bersatu senasib sepenanggungan. Manusia hanya hidup menurut
harkatnya apabila tidak hanya bagi dirinya sendiri, melainkan menyumbang sesuatu pada hidup
kampung, kelompok etnis, kelompok agama, kebangsaan, solidaritas sebagai manusia. Maka di
sini termasuk rasa kebangsaan. Manusia menjadi seimbang apabila semua lingkaran kesosialan
4. Demokrasi
Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tak ada manusia atau sebuah elit atau
sekelompok ideologi berhak untuk menentukan dan memaksakan orang lain harus atau boleh
hidup. Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa mereka yang dipimpin berhak menentukan
siapa yang memimpin mereka dan kemana mereka mau dipimpin. Jadi demokrasi memerlukan
1. Pengakuan dan jaminan terhadap HAM; perlindungan terhadap HAM menjadi prinsip
2. Kekuasaan dijalankan atas dasar, dan dalam ketaatan terhadap hukum (Negara hukum
demokratis). Maka kepastian hukum merupakan unsur harkiki dalam demokrasi (karena
7
5. Keadilan Sosial
Keadilan merupakan norma moral paling dasar dalam kehidupan masyarakat. Moralitas
masyarakat mulai dengan penolakan terhadap ketidakadilan. Tuntutan keadilan sosial tidak boleh
tertentu, keadilan sosial tidak sama dengan sosialisme. Keadilan sosial adalah keadilan yang
ketidakadilan yang ada dalam masyarakat. Ketidakadilan adalah diskriminasi di semua bidang
terhadap perempuan, semua diskriminasi atas dasar ras, suku dan budaya.
Untuk itu tantangan etika politik paling serius di Indonesia sekarang adalah:
mereka yang merasa tahu kehendak Tuhan merasa berhak juga memaksakan pendapat
3. Korupsi
Beradab’ adalah merupakan sumber nilai –nilai moral bagi kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan.
Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, etika politik menuntut agar kekuasaan
8
c) Dilaksanakan berdasarkan prinsip–prinsip moral/tidak bertentangan dengannya
(legitimasi moral).
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki tiga dasar tersebut. Dalam pelaksanaan
dan penyelenggaraan negara, baik menyangkut kekuasan, kebijaksanan yang menyangkut publik,
pembagian serta kewenangan harus berdasarkan legitimasi moral religius (sila 1) serta moral
kemanusiaan (sila 2). Negara Indonesia adalah negara hukum, oleh karena itu ‘ keadilan’ dalam
hidup bersama ( keadilan sosial ) sebagai mana terkandung dalam (sila 5), adalah merupakan
tujuan dalam kehidupan negara. Oleh karena itu dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara,
segala kebijakan, kekuasaan, kewenangan, serta pembagian senantiasa harus berdasarkan atas
hukum yang berlaku. Negara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan
yang dilakukan senantiasa untuk rakyat (sila 4). Oleh karena itu rakyat adalah merupakan asal
mula kekuasan negara. Oleh karena itu pelaksanaan dan penyelenggraan negara segala
kebijaksanaan, kekuasaan, serta kewenangan harus dikembalikan pada rakyat sebagai pendukung
pokok Negara.
Etika politik dan pemerintahan dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih,
efisien, dan efektif serta menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang bercirikan keterbukaan,
rasa bertanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat, mengharagai perbedaan, jujur dalam persaingan,
kesediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar, serta menjunjung tinggi hak asasi
manusia dan keseimbangan antara hak dengan kewajiban dalam kehidupan berbangsa.
tinggi dalam memberikan pelayanan kepada publik, siap mundur apabila merasa dirinya telah
melanggar kaidah dan sistem nilai ataupun dianggap tidak mampu memenuhi amanah
9
masyarakat, bangsa dan negara. Masalah potensial yang dapat menimbulkan permusuhan serta
yang sesuai dengan nilai-nilai agama, nilai-nilai luhur budaya, dengan tetap menjunjung tinggi
Etika politik dan pemerintahan diharapkan mampu menciptakan suasana harmonis antar-
pelaku dan antar-kekuatan sosial politik serta antar-kelompok kepentingan lainnya untuk
bahwa tertib sosial, ketenangan dan keteraturan dalam hidup bersama hanya dapat diwujudkan
dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang berpihak kepada keadilan.
Keseluruhan aturan hukum yang menjamin tegaknya supremasi serta kepastian hukum yang
sejalan dengan upaya pemenuhan rasa keadilan yang hidup dan berkembang di dalam
masyarakat.
Etika ini meniscayakan penegakan hukum secara adil, perlakuan yang sama, tidak
hukum secara salah sebagai alat kekuasaan dan bentuk-bentuk manipulasi hukum lainnya.
Menurut Aryaning Arya Kresna dkk. (2012: 53-54) ada beberapa cara yang mudah untuk
memahami politik Pancasila, yang dapat dipakai untuk mengajukan kritik terhadap praktik
10
Pancasila. Pertama mempertanyakan tingkatan dijalankannya prinsip moral “menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia”. Apakah sebuah tindakan yang dilakukan sebuah lembaga
pemerintahan telah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia? Kedua, mempertanyakan
tingkatan kesesuaian antara nilai obyektif dengan nilai intersubyektif. Apakah sebuah tindakan
yang dilakukan lembaga pemerintahan yang berdasarkan prinsip nilai intersubjektif “keadilan”
Untuk menjawab pertanyaan di atas, perlu kiranya usaha untuk membuat sebuah rambu
dan batasan dalam penilaian etika politik Pancasila, sehingga dari titik tersebut dapat ditarik
kesimpulan logis, yaitu hal-hal mana saja yang dapat dipakai sebagai acuan penilaian yang
lebih konkret. Rambu dan batasan tersebut dimulai dengan cara menentukan nilai objektif.
BAB III
KESIMPULAN
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan nilai sehingga ia
menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma moral maupun norma
kenegaraan lainnya. Etika politik berkaitan dengan objek formal etika, dan obyek material
politik yang meliputi legitimasi negara, hukum, kekuasaan serta penilaian kritis terhadap
11
legitimasi-legitimasi tersebut. Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber etika politik yakni : Sebagai
dasar filsafat negara, Pancasila tidak hanya merupakan sumber bagi peraturan perundangan,
melainkan juga merupakan sumber moralitas terutama dalam hubungannya dengan legitimasi
kekuasaan, hukum serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.
Secara moralitas kehidupan negara - terutama hukum serta moral dalam kehidupan negara-
harus sesuai dengan nilainilai yang berasal dari Tuhan. Asas kemanusiaan seharusnya menjadi
prinsip dasar moralitas dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara. Dalam pelaksanaan
dan penyelenggaraan negara, etika politik menuntut agar kekuasaan dalam negara dijalankan
sesuai dengan: asas legalitas, disahkan dan dijalankan secara demokratis, serta dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
12