Anda di halaman 1dari 24

KONSEP PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Disusun Oleh:

Andi Resky Alfianita Abbas (G021221158)


Muh. Rafi Rizqullah (A031221020)
Asrina (B011221346)
Anna Cicilia Padaunan (E031221004)
Afriliani Yohana Lubis (F071221028)
Ari Agiansyah (I011221202)
Nurul Mutia (A031221028)

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun tugas Pancasila ini
dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu “Pancasila Sebagai
Sistem Etika” itu sangat berarti untuk anak bangsa dari mulai dini. Semuanya perlu
dibahas pada makalah ini kenapa Pancasila sebagai sistem etika itu sangat diperlukan
serta layak dijadikan bagaikan modul pelajaran.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang Pancasila sebagai
system etika untuk kemajuan bangsa. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini
bisa menolong menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari
kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun, sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Dosen Pengampuh Pancasila. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam
penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak
terima kasih.

Makassar, 16 April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB 1............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1 Pengertian Pancasila.....................................................................................4
2.2 Pengertian Sistem.........................................................................................6
2.3 Pengertian Etika...........................................................................................7
2.4 Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika.....................................................9
2.5 Konsep Pancasila Sebgai Sistem Etika Dalam Kehidupan.....................11
2.6 Esensi Pancasila Sebagai Sistem Etika Dalam Kehidupan.....................14
2.7 Alasan Di Perlukannya Pancasila Sebagai Sistem Etika.............................15
KESIMPULAN...........................................................................................................iii
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................iv

ii
iii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pancasila menjadi kesepakatan nasional bangsa Indonesia sebagai dasar negara


kesatuan Republik Indonesia, meskipun pelaksanaannya menemui berbagai kendala.
Revolusi yang dimulai sejak tumbangnya pemerintahan Presiden Soeharto pada
hakekatnya adalah keinginan akan demokrasi di semua wilayah, penegakan hukum
dan keadilan, penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM), penghapusan
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), implementasi. otonomi daerah dan koordinasi
keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, serta reformasi peran dan kedudukan
TNI dan POLRI.
Dalam perkembangannya, gerakan reformasi yang tepat sangatlah penting,
namun sebagian masyarakat seolah-olah terkuasai dan terjerumus ke dalam perilaku
yang melanggar hukum, muncul berbagai konflik sosial yang belum terselesaikan,
bahkan di berbagai daerah muncul gerakan-gerakan yang melawan persatuan dan
kesatuan, integritas negara, dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal ini sebenarnya dapat dihindari jika setiap anggota masyarakat, terutama para
penguasa negara dan elit politik, konsisten dalam pelaksanaan gerakan reformasi, dan
memahami bahwa masa depan Indonesia yang diinginkan selalu dilandasi oleh
kesadaran dan komitmen yang kuat. Dalam pembukaan UUD 1945 yang memuat sila
pancasila yang harus menjadi pedoman.
Etika adalah cabang filsafat dan sekaligus cabang ilmu kemanusiaan. Etika
sebagai cabang filsafat berurusan dengan prinsip dasar dan konsep pengajaran dan
penalaran moral. Etika sebagai cabang ilmu menjelaskan bagaimana dan mengapa
kita mengikuti ajaran moral tertentu. Etika sosial mencakup kategori etika yang

1
didefinisikan dengan baik seperti etika keluarga, etika profesi, etika bisnis, etika
lingkungan, etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual dan
etika politik.
Asas-asas dasar tersebut memunculkan empat prinsip pedoman yang seharusnya
menjadi pedoman dalam pembangunan hukum. Konstitusi Indonesia harus
menjunjung dan menjamin persatuan nasional, baik secara teritorial maupun
ideologis. Pancasila, sebagai hukum dasar, harus bisa menjadi acuan bagi undang-
undang lainnya.
Pancasila berperan dalam mewujudkan tatanan moral di negeri ini. Setiap saat
dan dimanapun kita berada, kita cenderung menerapkan prinsip-prinsip moral, seperti
yang ditunjukkan dalam sila kedua Pancasila, yaitu "Kemanusiaan yang adil dan
beradab" yang tidak dapat disangkal dengan adanya Pancasila adalah kode bangunan
bangsa ini sangat penting.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pancasila ?


2. Apa pengertian dari sistem ?
3. Apa pengertian etika ?
4. Apa urgensi pancasila sebagai sistem etika ?
5. Bagaimana konsep pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan ?
6. Bagaimana esensi pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan ?
7. Apa alasan di perlukannya pancasila sebagai sistem etika ?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui pengertian dari Pancasila


2. Untuk Mengetahui pengertian dari Sistem
3. Untuk Mengetahui pengertian Etika

2
4. Untuk Mengetahui urgensi pancasila sebagai sistem etika
5. Untuk Mengetahui konsep pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan
6. Untuk Mengetahui Esensi Pancasila Sebagai Sistem Etika Dalam Kehidupan
7. Untuk Mengetahui Alasan Di Perlukannya Pancasila Sebagai Sistem Etika 

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila


Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan ideologi nasional, yang menjadi
dasar konstitusi sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Kata "Pancasila" berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "lima asas" dan terdiri
dari lima prinsip dasar. nilai atau asas yang menjadi dasar negara dan masyarakat
Indonesia. Lima sila dasar Pancasila adalah:

Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai
sumber kehidupan, kebenaran dan keadilan.

Kemanusiaan yang adil dan beradab, yaitu pengakuan terhadap nilai-nilai


kemanusiaan, martabat manusia, dan hak asasi manusia serta penolakan terhadap
segala bentuk diskriminasi dan perlakuan tidak manusiawi.

Persatuan Indonesia, yaitu upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
dengan tetap menjaga keragaman dan keragaman budaya yang ada di Indonesia.

Demokrasi yang diatur dengan kebijaksanaan permusyawaratan/perwakilan,


yaitu pemerintahan yang berdasarkan pada kekuasaan rakyat, sistem pemilihan umum
yang adil dan transparan, serta pengambilan keputusan melalui musyawarah dan
mufakat.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yaitu perlindungan keadilan sosial
dengan memperhatikan kepentingan bersama dan menghilangkan ketimpangan sosial.

4
Pancasila sebagai ideologi negara dalam arti luas adalah pandangan hidup yang
mengatur nilai, norma, dan perilaku masyarakat Indonesia serta menjadikannya
sebagai dasar pembangunan negara dan masyarakat. Pancasila juga mencerminkan
nilai-nilai kearifan lokal dan kearifan budaya Indonesia serta sesuai dengan prinsip-
prinsip universal yang diakui dunia internasional.
Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia menjadi dasar bagi pembentukan
Undang-Undang Dasar 1945 dan seluruh sistem hukum di Indonesia. Pancasila
menekankan pentingnya kebersamaan dan persatuan dalam berbagai aspek kehidupan
sosial, politik, dan ekonomi. Hal ini sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika,
yang berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu" dan menjadi salah satu nilai dasar
Indonesia.
Sebagai ideologi negara, Pancasila memiliki peran penting dalam mengatur
kehidupan sosial dan politik di Indonesia. Pancasila juga dianggap sebagai pedoman
moral yang dapat mengarahkan tindakan individu dan kelompok dalam mewujudkan
kebaikan dan kesejahteraan bersama.
Namun, dalam implementasinya, terdapat berbagai perdebatan dan tantangan
dalam menerapkan Pancasila sebagai ideologi negara. Beberapa kritik juga
dilontarkan terhadap Pancasila, seperti menganggapnya terlalu abstrak dan sulit untuk
diaplikasikan secara konkret dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian,
Pancasila tetap menjadi dasar bagi bangsa Indonesia dalam membangun kehidupan
sosial, politik, dan ekonomi yang lebih baik dan berkelanjutan.
Nilai – nilai luhur yang terkandung dalam pancasila memiliki sifat obyektif –
subyektif. Sifat subyektif maksudnya pancasila merupakan hasil perenungan dan
pemikiran bangsa Indonesia, sedangkan bersifat obyektif artinya nilai pancasila
sesuai dengan kenyataan dan bersifat universal yang diterima oleh bangsa – bangsa
beradab. Oleh karena memiliki nilai obyektif – universal dan diyakini kebenarannya
oleh seluruh bangsa Indonesia maka pancasila selalu dipertahankan sebagai dasar
negara. Jadi berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam

5
mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga cita – cita para pendiri bangsa
Indonesi dapat terwujud.

2.2 Pengertian Sistem


Sistem adalah suatu kesatuan yang tersusun dari komponen-komponen atau
elemen-elemen yang saling berhubungan untuk memperlancar arus informasi,
material atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering digunakan untuk
menggambarkan sekumpulan entitas yang saling berinteraksi di mana model
matematika seringkali dapat dibangun.
Sistem dirancang untuk menangani sesuatu yang terjadi berulang kali atau
sering. Suatu sistem dapat dirumuskan sebagai kumpulan variabel yang terorganisasi,
saling berinteraksi, saling bergantung dan terintegrasi.

Menurut Romney dan Steinbart Sistem adalah sekumpulan dua atau lebih komponen
yang saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan,
sistem biasanya dipecah menjadi subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem
yang lebih besar,” menurut Fery Wongson (2016 163) “ Sistem adalah suatu
kumpulan atau sekumpulan komponen yang saling berhubungan, bekerja sama dan
saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan melalui tiga tahapan yaitu masukan
(input), proses dan keluaran (output)”.

Menurut Sutarman Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi sebagai


satu kesatuan untuk melakukan suatu proses guna mencapai suatu tujuan utama. Dari
definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan elemen
yang saling berinteraksi dan melengkapi dengan tujuan yang sama dan membentuk
suatu kesatuan struktur.
Sistem adalah suatu kesatuan yang tersusun dari komponen-komponen atau
elemen-elemen yang saling berhubungan untuk memperlancar arus informasi,

6
material atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem nilai pancasila adalah
seperangkat nilai yang ada dalam pamcasila yang satu sama lain saling berkaitan,
tidak dapat dipisahkan atau diubah karena saling berkaitan satu sama lain.

2.3 Pengertian Etika


Secara bahasa, kata “etika” berasal dari kata Yunani etos, yang berarti
munculnya adat. Dalam hal ini, sudut pandang subjek adalah tindakan, sikap, atau
perilaku orang tersebut. Secara khusus, pengertian etika adalah ilmu tentang
hubungan pribadi dan kebenaran dalam lingkungan sosial, yang sarat dengan aturan
dan prinsip tentang perilaku yang adil.
Sedangkan pengertian etika secara umum mengacu pada kaidah, norma, kaidah
atau peraturan yang sering dijadikan pedoman atau panduan dalam bertindak dan
tingkah laku individu. Penggunaan kriteria ini sangat erat kaitannya dengan baik
buruknya manusia sosial.
Ciri-Ciri Etika
a. Bersifat mutlak
Sifat mutlak berarti etika berlaku untuk semua orang, di mana saja, setiap saat.
Prinsip tidak dapat dibeli sebagai sumber informasi dan tidak didasarkan pada
perubahan prinsip moral.
Misalnya, tidak bermoral dengan membunuh dan mengambil hak atau harta orang
lain dengan alasan apapun.
b. Berlaku meskipun tidak dilihat oleh orang lain
Secara umum, etika tetap berlaku meskipun tidak ada yang memperhatikan. Hal
ini karena etika berkaitan dengan hati nurani dan prinsip hidup manusia yang baik.
Misalnya, jika seseorang mencuri pada saat tidak ada orang lain yang mengetahuinya,
itu adalah tindakan yang melanggar etika dan norma yang berlaku. Sehingga akhlak
individu tersebut akan tetap buruk meskipun tidak dilakukan penegakan hukum.
c. Mengenai perspektif manusia batiniah

7
Etika, yaitu cara pandang internal yang berkaitan dengan baik buruknya suatu
tindakan yang dilakukan oleh orang atau individu. Pada dasarnya setiap orang pasti
diajarkan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Kemudian
manusia lambat laun akan mempelajari yang baik dan yang buruk, sehingga terbentuk
dan terpatri dalam hati mereka. Ini secara alami akan membuat orang berdebat apakah
mereka ingin melakukan perbuatan buruk atau buruk.
d. Berkaitan dengan tindakan manusia, perilaku dan tingkah laku
Etika sangat erat kaitannya dengan tingkah laku, perbuatan dan perbuatan
seseorang. Dengan demikian, etika secara umum akan terbentuk dengan sendirinya
sebagai akibat dari tingkah laku, perbuatan dan tingkah laku individu tersebut.
Perilaku dan tindakan yang buruk dianggap sebagai etika yang buruk, sedangkan
perilaku dan tindakan yang baik juga dianggap sebagai etika yang baik. Namun, pada
hakekatnya, etika sangat erat kaitannya dengan tingkah laku dan perbuatan individu
itu sendiri.

Fungsi etika
1. Sebagai wadah untuk mendapatkan pendapat dan pandangan kritis terkait
langsung dengan berbagai moral yang membingungkan.
2. Pandangan atau orientasi etis ini memerlukan sikap rasional dalam konteks dan
situasi masyarakat yang majemuk (pluralisme).
3. Menunjukkan kemampuan berpikir jernih, bernalar secara kritis dan rasional.
4. berfungsi sebagai perbedaan antara apa yang bisa diubah dan apa yang tidak
bisa diubah.
5. membantu untuk mengeksplorasi konflik dan masalah ke intinya.
6. Membantu meningkatkan kosistensi
7. Membantu menyelesaikan konflik, baik konflik moral maupun konflik sosial
lainnya, dalam bentuk pemikiran yang sistematis dan kritis.

8
2.4 Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai sistem etika memiliki urgensi yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila memungkinkan masyarakat Indonesia
untuk hidup berdampingan secara harmonis, menjaga keadilan dan kesejahteraan,
serta mengembangkan potensi diri masing-masing. Oleh karena itu, pancasila harus
dijadikan landasan dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil oleh seluruh
warga negara Indonesia. Karena juga melihat masih banyak masalah etika yang
terjadi di Indonesia, masalah yang sebenarnya sudah ada sejak dulu namun masih
muncul hingga sekarang. Sebagai negara yang memiliki beragam suku, agama,
budaya, dan kepentingan politik, Indonesia memiliki banyak masalah etika yang perlu
diatasi. Beberapa masalah etika yang sering terjadi di Indonesia antara lain:
 Korupsi: Korupsi menjadi salah satu masalah etika yang sering terjadi di
Indonesia. Korupsi merugikan negara dan masyarakat serta mengancam
keadilan dan kesejahteraan sosial.
 Kekerasan: Kekerasan seperti tindak kekerasan terhadap anak, kekerasan
dalam rumah tangga, dan kekerasan di ruang publik masih sering terjadi di
Indonesia. Tindakan kekerasan ini melanggar hak asasi manusia dan
menimbulkan trauma bagi korban.
 Diskriminasi: Diskriminasi dalam bentuk apapun seperti diskriminasi gender,
ras, agama, dan orientasi seksual masih sering terjadi di Indonesia. Hal ini
melanggar hak asasi manusia dan dapat memicu konflik sosial.
 Intoleransi: Intoleransi antar agama atau suku masih menjadi masalah di
Indonesia, terutama di daerah-daerah yang heterogen. Hal ini dapat memicu
konflik sosial dan mengganggu kehidupan masyarakat yang harmonis.

Berdasarkan masalah-masalah tersebut, maka kita dapat melihat betapa urgensinya


Pancasila sebagai sistem etika. Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang memuat
nilai-nilai luhur dan prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

9
Sebagai sistem etika, Pancasila memiliki urgensi yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat Indonesia karena:
1. Menjadi Pusat Kesatuan Bangsa: Pancasila menjadi acuan bagi seluruh warga
negara Indonesia dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Melalui
Pancasila, masyarakat Indonesia memiliki pandangan yang sama mengenai
tujuan, prinsip, dan nilai-nilai yang harus dipegang teguh dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
2. Menghargai Keberagaman: Pancasila menganut prinsip keberagaman yang
menghargai perbedaan dan memperkuat kesatuan. Prinsip ini memungkinkan
masyarakat Indonesia untuk hidup berdampingan secara harmonis meskipun
memiliki perbedaan agama, suku, dan budaya.
3. Menjaga Keadilan dan Kesejahteraan: Pancasila sebagai sistem etika juga
menegaskan pentingnya menjaga keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh
masyarakat. Dalam hal ini, Pancasila menuntut adanya pemerataan
pembangunan dan perlindungan hak asasi manusia.
4. Mengembangkan Potensi Diri: Pancasila mengakui pentingnya
mengembangkan potensi diri dan menghargai hak asasi manusia. Hal ini
mencakup hak untuk belajar, berkembang, dan berpartisipasi dalam kehidupan
politik.
5. Sebagai dasar negara: Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang menjadi
landasan bagi seluruh kebijakan dan kegiatan pemerintah. Oleh karena itu,
Pancasila harus dijadikan pedoman etika bagi para pejabat dan pembuat
kebijakan dalam melaksanakan tugasnya.
6. Mencerminkan nilai-nilai luhur: Pancasila sebagai sistem etika mencerminkan
nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia, seperti gotong
royong, kebersamaan, dan toleransi. Nilai-nilai ini menjadi landasan bagi
kehidupan bermasyarakat yang harmonis dan damai.
7. Meningkatkan kualitas moral: Pancasila sebagai sistem etika juga dapat
meningkatkan kualitas moral masyarakat Indonesia. Hal ini terjadi karena

10
Pancasila mengajarkan nilai-nilai yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan,
seperti jujur, adil, dan menghargai hak orang lain.
8. Mengurangi konflik sosial: Pancasila sebagai sistem etika juga dapat
mengurangi konflik sosial yang terjadi di masyarakat. Hal ini terjadi karena
Pancasila mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan toleransi, sehingga
masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan secara harmonis meskipun
memiliki perbedaan.
9. Menjaga keutuhan bangsa: Pancasila juga memiliki urgensi dalam menjaga
keutuhan bangsa. Pancasila mengajarkan prinsip persatuan dan kesatuan,
sehingga dapat mencegah adanya perpecahan dan disintegrasi bangsa.

Hal tersebut menjadi bukti pentingnya etika pancasila dalam mengarahkan atau
sebagai prinsip utama dalam kehidupan masyarakat yang sesuai dengan pancasila.
Sehingga etika pancasila sangat diharapkan sebagai tuntunan moral atau tata krama
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kesimpulannya, Pancasila
memiliki urgensi sebagai sistem etika karena dapat menjadi landasan dasar negara,
mencerminkan nilai-nilai luhur, meningkatkan kualitas moral masyarakat,
mengurangi konflik sosial, dan menjaga keutuhan bangsa. Oleh karena itu, pancasila
harus dipegang teguh oleh seluruh warga negara Indonesia sebagai pedoman etika
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

2.5 Konsep Pancasila Sebgai Sistem Etika Dalam Kehidupan


Pengembangan Pancasila sebagai sistem etika, memerhatikan beberapa hal
yakni ditempatkan menjadi sumber utama penentu moral, tatakrama, serta penentu
dalam bersikap dan bertindak dalam setiap keputusan yang diambil; Pancasila sebagai
pemberi pedoman dalam bersosialisasi dalam tingkatan regional, nasional, bahkan
internasional; dasar analisis kebijakan berasal dari Pancasila agar semangat dan jiwa
dapat tercerminkan; dan kepluralitasan dalam semua bidang di Indonesia dapat

11
terfilter melalui Pancasila. Selain itu, terdapat pula faktor yang menjadi penyebab
mundurnya pelaksanaan sistem etika Pancasila, yakni :
1. faktor internal: lemah dalam menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama,
kurang berkembangnya wawasan kebhinekaan, tokoh pemimpin atau pemerintahan
yang kurang dalam memberikan teladan, keterbatasan dalam pengetahuan tentang
pengaruh budaya luar, pengaruh narkoba, dsb.
2. Faktor eksternal: globalisasi, pengaruh kekuatan negara-negara kuat dalam
mempengaruhi negara lain, dsb.
Implementasi Sistem Etika Pancasila
Sebagai sistem etika yang mengacu pada nilai-nilai sila Pancasila, implementasi
etika Pancasila dapat terlihat pada setiap silanya, yakni :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama pada Pancasila menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia merupakan
masyarakat yang percaya dan takwa kepada Tuhan sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing. Di tengah keberagaman masyarakat, dalam hal ini
implementasi pada sistem etika Pancasila yakni toleransi yang kuat untuk saling
menghormati dan menghargai agama dan kepercayaan individu lain. Hal tersebut
dilakukan agar kehidupan bermasyarakat selalu tentram dan damai.
Indonesia sebagai negara yang didirikan oleh umat beragama merupakan salah satu
tujuan dari manusia yang memiliki sistem kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Negara maupun setiap individu masyarakat juga tidak memiliki hak untuk
memaksa individu lain untuk masuk ke agamanya. Adanya kebebasan dalam memilih
kepercayaan juga merupakan implementasi dari sistem etika Pancasila pada sila
pertama. Selain itu, pengimplementasian sistem etika juga berlaku jika masyarakat
Indonesia sebagai umat beragama menjadikan setiap ajaran agamanya sebagai
pedoman bagi kehidupannya.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Pada sila keduan ini menyangkut tentang nilai kemanusiaan. Nilai kemanusiaan
dalam hal ini mengenai pengakuan harkat, martabat, serta derajat manusia sebagai

12
makhluk ciptaan Tuhan YME. Sebagai sesama manusia ciptaan Tuhan, masyarakat
dapat mengimplementasikan hal tersebut pada penyamarataan hak dan kewajiban
tanpa melihat perbedaan yang ada. Sebagai manusia yang sama derajatnya, maka hal
yang harus terus dikembangkan adalah kerja sama dan saling menghormati.Pada sila
kedua ini juga terdapat nilai keadilan. Nilai ini diimplementasikan dengan memiliki
sikap berani dalam membela keadilan dan kebenaran yang berlaku. Sumber dari nilai
kemanusiaan ini berasal dari hakikat manusia sebagai susunan dari jiwa dan raga
dalam susunannya dengan sifat kodrat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial,
serta berkedudukan sebagai makhluk Tuhan yang berdiri sendiri.Implementasi dalam
sistem etika Pancasila pada sila kedua ini juga dapat dilakukan dengan rasa saling
menghormati dengan individu lain sebagi pribadi yang utuh dalam mengelola hak-
hak yang sudah menjadi kodratnya sebagai keutuhan dari eksistensinya sebagai
makhluk sosial.
3. Sila Persatuan Indonesia
Prinsip gotong royong yang sudah tertanam dengan baik di Indonesia berhubungan
erat dengan sila ketiga ini. Di mana prinsip bersatu selalu menjadi hal utama dalam
kemajemukan. Tidak ada lagi istilah mayoritas dan minoritas, semua melebur dan
bersatu membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Implementasi sistem etika
Pancasila dalam sila ini yakni ketika masyarakat Indonesia mengedepankan prinsip
persatuan, kesatuan, serta keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi atau
golongan. Dalam hal ini, artinya masyarakat Indonesia menyanggupi untuk berkorban
demi kepentingan bersama.
Sikap rela berkorban tersebut didapatkan dengan rasa kecintaan terhadap tanah air
Indonesia, sehingga muncul rasa ingin menertibkan dan memelihara kedamaian
bangsa dengan sendirinya. Persatuan atas dasar kecintaan tanah air dapat
dikembangkan dengan menerapkan seloka Bhinneka Tunggal Ika sebagai pemersatu
dalam setiap perbedaan yang ada.

13
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Pada sila keempat ini mengandung nilai dalam musyawarah yang keputusannya
selalu dihormati, dijunjung tinggi, dan diterima oleh semua pihak yang terkait dalam
musyawarah. Keputusan tersebut harus pula dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab dengan mengutamakan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi
maupun golongan. Musyawarah untuk mencapai mufakat dalam hal ini juga dapat
mengembangkan rasa kebebasan, merdeka, juga kebersamaan. Sistem etika yang
diimplementasikan dapat tercermin dalam pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai
warga negara selalu memperhatikan keutamaan dari kepentingan negara dan
kepentingan masyarakat.
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan sosial harus diwujudkan dengan sadarnya hak dan kewajiban sebagai
masyarakat suatu negara. Implementasinya dalam sistem etika Pancasila dicerminkan
dalam sikap gotong royong dan kekeluargaan. Selain itu, implementasi sistem etika
Pancasila dalam sila ini ialah mengarah kepada rasa menghargai sesama, seperti
menghargai hasil karya orang lain, menghargai hak orang lain, dan menghargai setiap
usaha orang lain.Dalam sila ini juga peran masyarakat sebagai makhluk sosial sangat
diperhatikan, yakni sebagai individu yang gemar menolong, individu yang
bermanfaat bagi sesama, serta individu yang bekerja keras. Hal tersebut merupakan
upaya untuk mewujudkan kemajuan bangsa dalam aspek sosial.

2.6 Esensi Pancasila Sebagai Sistem Etika Dalam Kehidupan


Dari segi filosofis mengkaji tentang pentingnya nilai-nilai inti Pancasila yaitu
Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang
pada hakekatnya merupakan nilai yang sistemik. Makna pancasila harus dimaknai
sebagai kesatuan yang utuh, hierarkis dan sistematis.

14
Dalam pengertian ini pancasila adalah sistem filosofis, oleh karena itu
pancasila memiliki hakikat makna yang utuh. Pemikiran filosofis dasar, yaitu
Pancasila sebagai falsafah bangsa dan negara Republik Indonesia, mengandung arti
bahwa segala aspek kehidupan berbangsa, bermasyarakat, dan bernegara harus
berlandaskan pada ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Titik tolak dari perspektif ini adalah bahwa negara adalah komunitas atau organisasi
sosial manusia. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Nilai-nilai Pancasila berasal dari bangsa Indonesia, sehingga bangsa Indonesia
adalah sesuatu yang materialistis. Nilai-nilai tersebut merupakan hasil pemikiran,
evaluasi kritis dan refleksi filosofis bagi masyarakat Indonesia.
2) Nilai-nilai pancasila merupakan falsafah (pandangan hidup) bangsa Indonesia yaitu
jati diri bangsa Indonesia. bangsa yang diyakini sebagai sumber nilai-nilai kebenaran,
kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila meliputi tujuh nilai spiritual yaitu nilai
kebenaran, keadilan, kebaikan, kearifan, estetika dan religi yang perwujudannya
sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia karena bersumber dari kepribadian
bangsa. Oleh karena itu, Pancasila yang diambil dari nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia pada hakekatnya adalah Religius, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan, sedangkan Pancasila juga dicirikan oleh asas kekeluargaan dan gotong
royong serta pengakuan hak-hak individu.

2.7 Alasan Di Perlukannya Pancasila Sebagai Sistem Etika 


Pancasila sebagai sistem etika diperlukan dalam kehidupan politik untuk mengatur
sistem Administrasi Negara. Bayangkan jika dalam penyelenggaraan kehidupan
bernegara tidak ada sistem etika yang menjadi pegangan atau pedoman bagi
penyelenggara negara, negara akan hancur. Ada beberapa alasan mengapa Pancasila
adalah sistem etika. diperlukan bagi terselenggaranya kehidupan bernegara di
Indonesia, termasuk hal-hal yang sejenisnya mengikuti:

15
Pertama, korupsi merajalela karena penyelenggara negara bukan pemiliknya. tanda-
tanda normatif dalam pelaksanaan fungsinya. Penyelenggara negara tidak bisa
membedakan antara yang diperbolehkan dan yang tidak, pantas dan tidak pantas, baik
dan buruk (good and bad). Pancasila sebagai sistem etik terkait dengan pengertian
kriteria baik dan buruk. Archie Bahm dalam Axiology of Science menjelaskan bahwa
kebaikan dan kejahatan itu ada dua hal yang terpisah. Namun, baik dan jahat ada
dalam kehidupan manusia, yaitu Godaan untuk melakukan perbuatan buruk selalu
muncul. Ketika seseorang menjadi pejabat dan memiliki kesempatan untuk
melakukan perbuatan buruk (korupsi), maka Anda dapat melakukannya itu terjadi
pada siapa saja. Oleh karena itu, kesimpulan Archie Bahm, “Maksimalkan kebaikan,
meminimalkan yang buruk.

Kedua, degradasi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama generasi


muda. sehingga membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Generasi muda yang
tidak menerima Pendidikan karakter yang benar dihadapkan pada pluralitas nilai yang
melanda Indonesia karena globalisasi sehingga mereka tersesat. Kerusakan moral
terjadi ketika pengaruh globalisasi tidak sejalan dengan nilai-nilai pancasila, tetapi
dengan nilai-nilai dari luar dominan. Contoh kerusakan moral termasuk
penyalahgunaan narkoba, kebebasan tanpa batas, kurangnya rasa hormat kepada
orang tua, menipisnya rasa kejujuran, tawuran antar pelajar Semua ini menunjukkan
tatanan nilai moral yang lemah. Dalam kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
Pancasila diperlukan sebagai sistem etika. kehadirannya sejak dini, terutama dalam
bentuk pendidikan karakter di sekolah.

Ketiga, pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara di


Indonesia ditandai dengan melemahnya penghormatan terhadap hak-hak subjek lain.
Kasus pelanggaran HAM yang diberitakan di berbagai media, seperti penganiayaan
terhadap pekerja rumah tangga (PRT), penelantaran anak yatim oleh subjek lain

16
diduga melindungi, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan lain-lain. Mereka
semua menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan nilai-nilai pancasila sebagai
suatu sistem etika tidak berjalan optimal. Oleh karena itu, selain menyosialisasikan
sistem etika, perlu dilakukan Pancasila, sistem etika juga perlu diterjemahkan ke
dalam peraturan perundang-undangan tentang hak asasi manusia.

Keempat, kerusakan lingkungan yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan


manusia, seperti kesehatan, penerbangan yang aman, nasib generasi mendatang,
pemanasan global, perubahan iklim dll. Kasus-kasus ini menunjukkan kesadaran itu
terhadap nilai-nilai pancasila sebagai sistem etika tidak mendapat tempat yang tepat
di hati publik. Masyarakat Indonesia saat ini cenderung memutuskan tindakan
berdasarkan sikap emosional, keinginan menang sendiri, keuntungan sesaat, tanpa
memikirkan dampaknya berasal dari tindakan mereka. Contoh paling nyata adalah
kebakaran hutan di Riau menyebabkan kabut asap. Oleh karena itu, Pancasila sebagai
sistem etika sangat dibutuhkan. diimplementasikan ke dalam peraturan perundang-
undangan yang menindak tegas pelakunya kebakaran hutan, baik orang maupun
perusahaan yang terlibat.

17
KESIMPULAN

Pancasila berperan dalam mewujudkan tatanan moral di negeri ini. Setiap saat dan
dimanapun kita berada, kita cenderung menerapkan prinsip-prinsip moral .Pancasila
memiliki urgensi sebagai sistem etika karena dapat menjadi landasan dasar negara,
mencerminkan nilai-nilai luhur, meningkatkan kualitas moral masyarakat,
mengurangi konflik sosial, dan menjaga keutuhan bangsa. Oleh karena itu, pancasila
harus dipegang teguh oleh seluruh warga negara Indonesia sebagai pedoman etika
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pancasila sebagai sistem etika
diperlukan juga dalam kehidupan politik untuk mengatur sistem Administrasi Negara.
Bayangkan jika dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara tidak ada sistem etika
yang menjadi pegangan atau pedoman bagi penyelenggara negara, negara akan
hancur.

iii
DAFTAR PUSTAKA

Amri, S. R. (2018). Pancasila sebagai sistem etika. Voice of Midwifery, 8(01), 760-


768.

Amri, Sri Rahayu. "Pancasila sebagai sistem etika." Voice of Midwifery 8.01 (2018):


760-768.

Astuti, N. R. W., & Dewi, D. A. 2021. Pentingnya Implementasi Nilai-Nilai


Pancasila Dalam Menghadapi Perkembangan IPTEK. EduPsyCouns: Journal
of Education, Psychology and Counseling, 3(1), 41-49.

Nandy. (2022, August 18). Pengertian ETIKA: Macam-Macam Etika & Manfaat
Etika - Gramedia. Best Seller Gramedia. Retrieved April 16, 2023, from
https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/

Nurassyifa Qurotul Aini, Dinie Anggraeni Dewi,2022 Sistem Etika Pancasila dalam
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Putri, Fannia Sulistiani., & Dewi, Dinie Anggtaeni. (2021). Implementasi Pancasila
Sebagai Sistem Etika. Jurnal of Education, Psychology and Counseling, Vol. 3
No. 1, 181.
Amri, Sri Rahayu. “PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA.” Voice of Midwifery
8, no. 01 (8 Mei 2018): 760–68. https://doi.org/10.35906/vom.v8i01.43.

iv
v

Anda mungkin juga menyukai