Pengauditan 1 - Kelompok 4
Pengauditan 1 - Kelompok 4
PENGAUDITAN I KELAS C
DISUSUN OLEH:
Kelompok 4
NUR AFI’AH RAHMAH (A031221045)
NURUL MUTIA (A031221028)
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2024
Auditor Knowledge 1
Definisi Bukti Audit
Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan oleh auditor untuk sampai pada kesimpulan yang
mendasari opini audit. Bukti audit mencakup (1) catatan akuntansi yang mendasari laporan keuangan dan
(2) informasi lain yang menguatkan catatan akuntansi dan mendukung alasan logis auditor tentang
penyajian wajar dalam laporan keuangan. Bukti audit bersifat kumulatif dan mencakup bukti audit yang
diperoleh dari prosedur audit yang dilakukan selama pelaksanaan audit.
Mahasiswa akuntansi seharusnya sudah familiar dengan komponen dasar pencatatan akuntansi yang
ditunjukkan pada gambar 6.1. Catatan Akuntansi umumnya mencakup catatan entri awal dan catatan
pendukung. misalnya, catatan akuntansi akan mencakup.
Manajemen menyusun laporan keuangan berdasarkan catatan akuntansi entitas. Auditor memperoleh
beberapa bukti audit dengan menguji catatan akuntansi. Namun, catatan akuntansi saja tidak memberikan
bukti yang cukup untuk mendasari opini audit atas laporan keuangan. Oleh karena itu, auditor memperoleh
informasi lain untuk mengembangkan paket bukti audit yang persuasif.
• Informasi lain yang dapat digunakan auditor sebagai bukti audit meliputi, sebagai contoh:
• Risalah rapat
• Konfirmasi dari pihak ketiga
• Laporan analis
• Data yang dapat dibandingkan tentang pesaing (benchmarking)
• Manual pengendalian internal
• Informasi yang diperoleh melalui prosedur audit seperti penyelidikan, pengamatan, atau
pemeriksaan catatan atau dokumen.
Auditor Decision 1
Asersi dan Tujuan Audit Spesifik (Poin Penting Harus Dihapal dan diingat)
Ingat dari bab 5 bahwa asersi manajemen dalam laporan keuangan memandu auditor dalam (1) menilai
risiko salah saji material dalam laporan keuangan dan (2) merencanakan pengumpulan bukti audit yang
merupakan respons terhadap risiko tersebut. Lima asersi manajemen yang digariskan dalam standar
auditing yang berlaku umum adalah:
• Kejadian: Semua transaksi penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan yang telah
dicatat benar-benar terjadi selama periode tersebut. Misalnya, audit harus menentukan apakah
pendapatan yang dicatat memenuhi kriteria GAAP untuk pengakuan pendapatan.
• Kelengkapan: Semua penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan yang terjadi selama
periode tersebut telah dicatat. Misalnya, audit harus menentukan apakah semua retur penjualan
sebenarnya telah dicatat.
• Akurasi: Semua penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan telah dicatat secara akurat.
Misalnya, penjualan dicatat dalam jumlah yang benar berdasarkan jumlah barang yang dikirim dan
harga yang sesuai.
• Cutoff: Semua penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan telah dicatat dalam periode
akuntansi yang benar. Misalnya, transaksi penjualan dicatat pada periode di mana hak milik
berpindah ke barang atau jasa.
• Klasifikasi: semua penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan telah dicatat dalam akun
yang benar. Misalnya, piutang usaha dipisahkan dari piutang dari perusahaan afiliasi, karyawan,
atau pejabat.
Tujuan Audit Saldo Akun
Ketika merencanakan audit siklus pendapatan, auditor akan mengembangkan tujuan audit khusus hanya
untuk satu saldo akun-piutang. Tujuan audit ini adalah:
• Keberadaan. Piutang usaha merupakan jumlah yang sah dari pelanggan pada tanggal neraca.
Piutang yang tercatat ada. Misalnya, auditor harus menentukan bahwa piutang yang tercatat
mewakili jumlah yang sebenarnya terutang dari pelanggan.
• Kelengkapan. Piutang usaha mencakup semua klaim pada pelanggan di tanggal lembar kerja.
Misalnya, auditor harus menentukan bahwa semua piutang yang seharusnya dicatat dicatat.
• Hak dan kewajiban. Piutang usaha pada tanggal neraca mewakili klaim hukum entitas pada
pelanggan untuk pembayaran. Misalnya, auditor harus menentukan bahwa piutang yang dicatat
mewakili piutang di mana entitas mengendalikan hak atas jumlah terutang dan tidak mewakili
piutang di mana hak telah diperhitungkan atau dijual.
• Penilaian dan Alokasi. Piutang usaha dicatat dengan benar pada nilai bersihnya nilai yang dapat
direalisasikan. Misalnya, auditor harus menentukan bahwa piutang dicatat pada jumlah kotor yang
benar dan penyisihan yang tepat untuk piutang tersebut.
• Kejadian dan Hak dan Kewajiban. Peristiwa dan transaksi pendapatan yang diungkapkan telah
terjadi dan berkaitan dengan entitas. Misalnya, informasi yang telah diungkapkan tentang kebijakan
pengakuan pendapatan atau tentang piutang yang dijaminkan atau difaktorkan adalah faktual.
• Kelengkapan. Semua pengungkapan pendapatan dan piutang yang seharusnya dicantumkan dalam
laporan keuangan telah dicantumkan. Misalnya, semua pengungkapan mengenai anjak piutang
diungkapkan.
• Klasifikasi dan Pemahaman. Informasi keuangan tentang pendapatan adalah disajikan dengan tepat
dan informasi dalam pengungkapan diungkapkan dengan jelas. misalnya, informasi tentang piutang
dari pelanggan atau perusahaan afiliasi.
• Akurasi dan Penilaian. Informasi keuangan dan lainnya tentang pendapatan dan piutang
diungkapkan secara akurat dan pada jumlah yang tepat. Misalnya, pengungkapan informasi tentang
apakah jumlah dan kolektibilitas piutang dari pihak berelasi, karyawan, atau pejabat telah disajikan
secara wajar.
Auditor Decision 2
Kecukupan Bukti Audit
Kecakupan bukti audit adalah ukuran kuantitas bukti audit. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertimbangan auditor mengenai kecakupan meliputi:
Materialitas
Materialitas mengacu pada pentingnya kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan kepada pengguna
laporan keuangan. Secara umum, lebih banyak bukti diperlukan untuk kelas transaksi, akun dan
pengungkapan yang material terhadap laporan keuangan daripada untuk kelas transaksi, dan akun dan
pengungkapan yang tidak material.
Penilaian Profesional
Seorang auditor bekerja dalam batas-batas ekonomi yang menentukan bahwa bukti audit yang cukup harus
diperoleh dalam waktu yang wajar dan dengan biaya yang wajar. Dengan demikian, auditor sering
dihadapkan pada keputusan apakah waktu dan biaya tambahan akan menghasilkan manfaat yang sepadan
dalam hal persuasif bukti yang diperoleh. Misalnya, untuk memverifikasi keberadaan 25 dana kas kecil
klien, auditor secara pribadi dapat menghitung setiap dana.
Auditor Decision 3
Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti audit. Auditor melakukan prosedur audit untuk mencapai tujuan berikut:
Tracing
Dalam penelusuran, auditor (1) memilih dokumen yang dibuat saat transaksi dijalankan dan (2) menentukan
bahwa informasi dari dokumen tersebut dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku
besar). Dalam penelusuran, arah pengujian berlawanan dengan yang digunakan dalam vouching. Arah
pengujian adalah dari dokumen ke catatan akuntansi, sehingga menelusuri kembali aliran asli data melalui
sistem akuntansi.
Observation
Observasi terdiri dari melihat proses atau prosedur yang dilakukan oleh orang lain. Aktivitas tersebut dapat
berupa pemrosesan rutin dari jenis transaksi tertentu seperti penerimaan kas untuk melihat bahwa karyawan
melakukan tugas yang diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan. Auditor juga perlu
berhati-hati dalam menilai keandalan bukti audit yang diperoleh melalui observasi. Observasi terbatas pada
titik waktu di mana observasi berlangsung. Misalnya, ketika mengamati kinerja pengendalian internal,
buktinya terbatas pada saat itu. Selain itu, auditor juga memahami bahwa tindakan yang diamati dapat
mempengaruhi bagaimana proses atau prosedur dilakukan.
Inquiry
Permintaan keterangan terdiri dari pencarian informasi dari orang yang berpengetahuan, baik keuangan
maupun nonkeuangan, di seluruh entitas atau di luar entitas. Permintaan keterangan adalah prosedur audit
yang digunakan secara luas di seluruh audit dan sering kali melengkapi prosedur audit lainnya.
Confirmation
Konfirmasi, jenis penyelidikan tertentu, adalah proses memperoleh representasi informasi atau kondisi
yang ada secara langsung dari pihak ketiga. Dalam kasus biasa, klien membuat permintaan pihak luar secara
tertulis, tetapi auditor mengontrol pengiriman permintaan tersebut. Permintaan tersebut harus mencakup
instruksi yang mengharuskan penerima untuk mengirimkan tanggapan secara langsung kepada auditor.
Recalculation
Perhitungan ulang terdiri dari pengecekan akurasi matematis dari dokumen atau catatan. Auditor sering
menggunakan perangkat lunak audit untuk melakukan perhitungan ulang seperti memasukkan file piutang
dan menyetujui totalnya ke buku besar. Ini sering merupakan prosedur awal yang penting. Misalnya, auditor
ingin memastikan bahwa detail file piutang sesuai dengan buku besar sebelum file tersebut digunakan untuk
menghasilkan konfirmasi.
Referformance
Kinerja ulang adalah eksekusi independen auditor atas prosedur atau kontrol yang awalnya dilakukan
sebagai bagian dari pengendalian internal entitas. Auditor dapat menggunakan kinerja ulang dalam berbagai
cara. Auditor dapat melakukan kembali aspek yang dipilih, pemrosesan transaksi yang dipilih, menentukan
bahwa pemrosesan asli sesuai dengan pengendalian internal yang ditentukan.
Analytical Procedures
Prosedur analitis terdiri dari evaluasi informasi keuangan yang dibuat dengan studi tentang hubungan yang
masuk akal antara data keuangan dan nonkeuangan. Prosedur ini mencakup penghitungan dan penggunaan
rasio sederhana, analisis vertikal atau pernyataan ukuran umum, perbandingan jumlah aktual dengan data
historis atau ekspektasi anggaran, dan penggunaan model matematika dan statistik seperti analisis regresi.
Auditor Knowledge 2
Program Audit
Standar auditing yang berlaku umum (AU 311.05) menyatakan bahwa dalam merencanakan audit, auditor
harus mempertimbangkan sifat, luas, dan waktu pekerjaan yang akan dilakukan dan harus menyiapkan
program audit tertulis untuk setiap audit. Program audit mendokumentasikan keputusan tentang prosedur
audit yang diyakini auditor perlu untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar dalam semua hal yang material. Bentuk program audit akan bervariasi sesuai dengan keadaan
audit dan praktik serta kebijakan perusahaan audit. Namun, biasanya program audit akan mencantumkan
prosedur yang harus dilakukan, mengidentifikasi siapa yang melakukan prosedur dan tanggal prosedur
dilakukan, dan memberikan referensi silang ke kertas kerja tempat prosedur didokumentasikan.
• Auditor Knowledge 3
• Kertas Kerja
• Tim audit harus mendokumentasikan pekerjaan mereka (keputusan audit yang dibuat dan bukti
audit yang diperoleh) dalam kertas kerja audit. Dokumentasi auditor biasanya mencakup:
• Respons keseluruhan terhadap risiko salah saji pada tingkat laporan keuangan.
• Sifat, saat, dan luas prosedur audit lebih lanjut.
• Keterkaitan prosedur tersebut dengan risiko yang dinilai pada tingkat asersi.
• Hasil dari prosedur audit.
• Sifat dan pengaruh salah saji teragregasi.
• Kesimpulan auditor mengenai apakah salah saji gabungan menyebabkan laporan keuangan menjadi
salah saji secara material.
• Faktor kualitatif yang dipertimbangkan auditor dalam mengevaluasi apakah salah saji material dan
kesimpulannya.
• Berfungsi sebagai penghubung antara akun buku besar klien dan item yang dilaporkan dalam
laporan keuangan.
• Menyediakan dasar untuk mengendalikan semua kertas kerja individu.
• Mengidentifikasi kertas kerja khusus yang berisi bukti audit untuk setiap item laporan keuangan.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa saldo piutang usaha mencakup sejumlah akun pelanggan yang material
dengan saldo kredit yang berkaitan dengan uang muka pelanggan. Meskipun klien tidak perlu mencatat
entri klasifikasi ulang pada pembukuannya, untuk tujuan pelaporan laporan keuangan perlu disesuaikan dan
auditor perlu memiliki jejak audit.
Auditor Knowledge 4
Sejumlah teknik dasar atau mekanika banyak digunakan dalam penyusunan kertas kerja. Teknik penting
berikut dari persiapan kertas kerja yang baik harus selalu diperhatikan:
• Healing, Setiap kertas kerja harus berisi nama klien, judul deskriptif yang mengidentifikasi isi
kertas kerja, seperti Bank Rekonsiliasi City National Bank, dan tanggal neraca atau periode yang
dicakup oleh audit.
• Nomor indeks. Setiap kertas kerja diberi nomor indeks atau referensi, seperti: A-1, B- 2, dan
seterusnya, untuk keperluan identifikasi dan pengarsipan.
• Referensi silang. Data pada kertas kerja yang diambil dari kertas kerja lain atau yang diteruskan ke
kertas kerja lain harus direferensi silang dengan nomor indeks kertas kerja tersebut seperti
diilustrasikan pada Gambar 6-11. Sebagian besar perangkat lunak untuk menyiapkan kertas kerja
memungkinkannya untuk direferensikan dan dihubungkan secara elektronik.
• Tanda centang adalah simbol, seperti tanda centang, yang digunakan pada kertas kerja untuk
menunjukkan bahwa auditor telah melakukan beberapa prosedur pada item yang dibubuhi tanda
centang, atau bahwa informasi tambahan tentang item tersebut tersedia di tempat lain pada
pekerjaan. kertas. Tanda tangan dan tanggal. Setelah menyelesaikan tugas masing-masing, baik
penyusun dan peninjau kertas kerja harus memberi paraf dan memberi tanggal. Ini menetapkan
tanggung jawab untuk pekerjaan yang dilakukan dan peninjauan.
Meninjau Kertas Kerja
Meninjau kertas kerja memastikan bahwa audit berkualitas tinggi telah dilakukan dan hasilnya
didokumentasikan dalam kertas kerja. Ada beberapa tingkatan dalam penelaahan kertas kerja di dalam
kantor akuntan publik. Ulasan tingkat pertama adalah dibuat oleh supervisor penyusun, seperti senior atau
manajer. Tinjauan ini terjadi ketika pekerjaan pada segmen audit tertentu telah selesai.