Anda di halaman 1dari 12

AUDIT AUDIENCE

PENGAUDITAN I KELAS C

DISUSUN OLEH:

Kelompok 4
NUR AFI’AH RAHMAH (A031221045)
NURUL MUTIA (A031221028)

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2024
Auditor Knowledge 1
Definisi Bukti Audit
Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan oleh auditor untuk sampai pada kesimpulan yang
mendasari opini audit. Bukti audit mencakup (1) catatan akuntansi yang mendasari laporan keuangan dan
(2) informasi lain yang menguatkan catatan akuntansi dan mendukung alasan logis auditor tentang
penyajian wajar dalam laporan keuangan. Bukti audit bersifat kumulatif dan mencakup bukti audit yang
diperoleh dari prosedur audit yang dilakukan selama pelaksanaan audit.
Mahasiswa akuntansi seharusnya sudah familiar dengan komponen dasar pencatatan akuntansi yang
ditunjukkan pada gambar 6.1. Catatan Akuntansi umumnya mencakup catatan entri awal dan catatan
pendukung. misalnya, catatan akuntansi akan mencakup.

• Cek dan catatan transfer dana elektronik


• Faktur
• Kontrak
• Buku besar umum dan pembantu
• Entri jurnal dan penyesuaian lain pada laporan keuangan yang tidak tercermin dalam entri jurnal
formal
• Catatan seperti lembar kerja dan spreadsheet yang mendukung alokasi biaya, perhitungan, dan
rekonsiliasi.
• Pengungkapan.

Manajemen menyusun laporan keuangan berdasarkan catatan akuntansi entitas. Auditor memperoleh
beberapa bukti audit dengan menguji catatan akuntansi. Namun, catatan akuntansi saja tidak memberikan
bukti yang cukup untuk mendasari opini audit atas laporan keuangan. Oleh karena itu, auditor memperoleh
informasi lain untuk mengembangkan paket bukti audit yang persuasif.

• Informasi lain yang dapat digunakan auditor sebagai bukti audit meliputi, sebagai contoh:
• Risalah rapat
• Konfirmasi dari pihak ketiga
• Laporan analis
• Data yang dapat dibandingkan tentang pesaing (benchmarking)
• Manual pengendalian internal
• Informasi yang diperoleh melalui prosedur audit seperti penyelidikan, pengamatan, atau
pemeriksaan catatan atau dokumen.
Auditor Decision 1
Asersi dan Tujuan Audit Spesifik (Poin Penting Harus Dihapal dan diingat)
Ingat dari bab 5 bahwa asersi manajemen dalam laporan keuangan memandu auditor dalam (1) menilai
risiko salah saji material dalam laporan keuangan dan (2) merencanakan pengumpulan bukti audit yang
merupakan respons terhadap risiko tersebut. Lima asersi manajemen yang digariskan dalam standar
auditing yang berlaku umum adalah:

• Keberadaan atau kejadian


• Kelengkapan
• Hak dan kewajiban
• Penilaian atau alokasi
• Penyajian dan pengungkapan
Bukti yang cukup (kuantitas bukti audit) dan kompoten (kualitas bukti audit)

Tujuan Audit Kelas Transaksi


Secara umum, auditor ingin mencakup lima tujuan audit berikut untuk tiga kelas transaksi: (1) penjualan
kredit, (2) penerimaan kas, dan (3) penyesuaian penjualan. Oleh karena itu, tujuan audit khusus auditor
yang terkait dengan transaksi pendapatan adalah:

• Kejadian: Semua transaksi penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan yang telah
dicatat benar-benar terjadi selama periode tersebut. Misalnya, audit harus menentukan apakah
pendapatan yang dicatat memenuhi kriteria GAAP untuk pengakuan pendapatan.
• Kelengkapan: Semua penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan yang terjadi selama
periode tersebut telah dicatat. Misalnya, audit harus menentukan apakah semua retur penjualan
sebenarnya telah dicatat.
• Akurasi: Semua penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan telah dicatat secara akurat.
Misalnya, penjualan dicatat dalam jumlah yang benar berdasarkan jumlah barang yang dikirim dan
harga yang sesuai.
• Cutoff: Semua penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan telah dicatat dalam periode
akuntansi yang benar. Misalnya, transaksi penjualan dicatat pada periode di mana hak milik
berpindah ke barang atau jasa.
• Klasifikasi: semua penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan telah dicatat dalam akun
yang benar. Misalnya, piutang usaha dipisahkan dari piutang dari perusahaan afiliasi, karyawan,
atau pejabat.
Tujuan Audit Saldo Akun
Ketika merencanakan audit siklus pendapatan, auditor akan mengembangkan tujuan audit khusus hanya
untuk satu saldo akun-piutang. Tujuan audit ini adalah:

• Keberadaan. Piutang usaha merupakan jumlah yang sah dari pelanggan pada tanggal neraca.
Piutang yang tercatat ada. Misalnya, auditor harus menentukan bahwa piutang yang tercatat
mewakili jumlah yang sebenarnya terutang dari pelanggan.
• Kelengkapan. Piutang usaha mencakup semua klaim pada pelanggan di tanggal lembar kerja.
Misalnya, auditor harus menentukan bahwa semua piutang yang seharusnya dicatat dicatat.
• Hak dan kewajiban. Piutang usaha pada tanggal neraca mewakili klaim hukum entitas pada
pelanggan untuk pembayaran. Misalnya, auditor harus menentukan bahwa piutang yang dicatat
mewakili piutang di mana entitas mengendalikan hak atas jumlah terutang dan tidak mewakili
piutang di mana hak telah diperhitungkan atau dijual.
• Penilaian dan Alokasi. Piutang usaha dicatat dengan benar pada nilai bersihnya nilai yang dapat
direalisasikan. Misalnya, auditor harus menentukan bahwa piutang dicatat pada jumlah kotor yang
benar dan penyisihan yang tepat untuk piutang tersebut.

Pengungkapan Tujuan Audit


Akhirnya, ketika merencanakan audit siklus pendapatan, auditor akan mengembangkan tujuan audit khusus
untuk pengungkapan catatan. Tujuan audit ini adalah:

• Kejadian dan Hak dan Kewajiban. Peristiwa dan transaksi pendapatan yang diungkapkan telah
terjadi dan berkaitan dengan entitas. Misalnya, informasi yang telah diungkapkan tentang kebijakan
pengakuan pendapatan atau tentang piutang yang dijaminkan atau difaktorkan adalah faktual.
• Kelengkapan. Semua pengungkapan pendapatan dan piutang yang seharusnya dicantumkan dalam
laporan keuangan telah dicantumkan. Misalnya, semua pengungkapan mengenai anjak piutang
diungkapkan.
• Klasifikasi dan Pemahaman. Informasi keuangan tentang pendapatan adalah disajikan dengan tepat
dan informasi dalam pengungkapan diungkapkan dengan jelas. misalnya, informasi tentang piutang
dari pelanggan atau perusahaan afiliasi.
• Akurasi dan Penilaian. Informasi keuangan dan lainnya tentang pendapatan dan piutang
diungkapkan secara akurat dan pada jumlah yang tepat. Misalnya, pengungkapan informasi tentang
apakah jumlah dan kolektibilitas piutang dari pihak berelasi, karyawan, atau pejabat telah disajikan
secara wajar.

Auditor Decision 2
Kecukupan Bukti Audit
Kecakupan bukti audit adalah ukuran kuantitas bukti audit. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertimbangan auditor mengenai kecakupan meliputi:
Materialitas
Materialitas mengacu pada pentingnya kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan kepada pengguna
laporan keuangan. Secara umum, lebih banyak bukti diperlukan untuk kelas transaksi, akun dan
pengungkapan yang material terhadap laporan keuangan daripada untuk kelas transaksi, dan akun dan
pengungkapan yang tidak material.

Risiko dan saji material


Risiko salah saji material mengacu pada risiko inheren bahwa suatu asersi mungkin salah saji dan risiko
pengendalian bahwa pengendalian internal akan gagal mencegah atau mendeteksi salah saji material dalam
suatu asersi. Bukti yang lebih persuasif diperlukan untuk asersi yang memiliki risiko salah saji material
yang tinggi daripada untuk asersi yang memiliki risiko salah saji material yang rendah. Misalnya, asersi
yang memiliki risiko bawaan rendah (seperti asersi kelengkapan untuk biaya penggajian) akan
membutuhkan lebih sedikit bukti daripada asersi yang memiliki risiko bawaan tinggi (seperti terjadinya
penjualan dan pengakuan pendapatan).

Ukuran dan karakteristik populasi


Ukuran populasi mengacu pada jumlah item yang terdapat dalam populasi, seperti jumlah transaksi
penjualan dalam jurnal penjualan. Ukuran populasi akuntansi yang mendasari asersi laporan keuangan
membuat pengambilan sampel menjadi kebutuhan dalam mengumpulkan bukti. Umumnya, semakin besar
populasi, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan untuk memperoleh dasar yang masuk akal untuk
mencapai kesimpulan tentang hal itu. Ciri-ciri suatu populasi pada umumnya mengacu pada sifat dari
barang-barang yang termasuk dalam suatu populasi. Umumnya, populasi audit yang lebih homogen, seperti
inventaris kayu, dapat diaudit dengan ukuran sampel yang lebih kecil daripada populasi heterogen, seperti
inventaris department store besar.

Kompetensi Bukti Audit


Kompetensi adalah ukuran kualitas, atau keandalan, bukti audit. Agar kompeten, bukti harus relevan dengan
asersi. Selain itu, berbagai generalisasi berhubungan dengan keandalan bukti. Diskusi berikut membahas
relevansi dan keandalan bukti audit.

Relevansi Bukti Audit


Relevansi berarti bahwa bukti harus relevan dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Jadi, jika
auditor memeriksa keberadaan persediaan, auditor dapat memperoleh bukti dengan mengamati
inventarisasi klien. Bukti yang terkait dengan satu asersi bukan merupakan pengganti untuk memperoleh
bukti audit mengenai asersi lain. Auditor harus sepenuhnya menyadari hubungan antara bukti dan asersi,
termasuk bagaimana bukti tersebut menggambarkan substansi ekonomi yang mendasari asersi.
Faktor Lain Terkait Keandalan Bukti Audit
Selain relevan, bukti audit harus andal dan dapat dipercaya. Berbagai faktor mempengaruhi keandalan bukti
audit; faktor-faktor ini diringkas dalam Gambar 6-4. Meskipun generalisasi tentang keandalan bukti audit
ini sangat membantu, generalisasi tersebut harus digunakan dengan hati-hati. Misalnya, bukti yang
diperoleh dari sumber eksternal mungkin tidak dapat diandalkan jika sumbernya tidak dapat diandalkan.

Penilaian Profesional
Seorang auditor bekerja dalam batas-batas ekonomi yang menentukan bahwa bukti audit yang cukup harus
diperoleh dalam waktu yang wajar dan dengan biaya yang wajar. Dengan demikian, auditor sering
dihadapkan pada keputusan apakah waktu dan biaya tambahan akan menghasilkan manfaat yang sepadan
dalam hal persuasif bukti yang diperoleh. Misalnya, untuk memverifikasi keberadaan 25 dana kas kecil
klien, auditor secara pribadi dapat menghitung setiap dana.

Auditor Decision 3
Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti audit. Auditor melakukan prosedur audit untuk mencapai tujuan berikut:

• Untuk memperoleh pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian


internalnya, untuk menilai risiko salah saji material pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat
asersi (prosedur penilaian risiko). Auditor selalu melakukan prosedur penilaian risiko untuk
memberikan dasar yang memuaskan atas risiko salah saji material yang dinilai. Namun, prosedur
penilaian risiko itu sendiri tidak memberikan bukti kompeten yang cukup untuk mendasari opini
audit.
• Untuk menguji efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah atau mendeteksi salah saji
material pada tingkat asersi (pengujian pengendalian). Pengujian pengendalian diperlukan ketika
auditor berencana untuk menilai risiko pengendalian di bawah maksimum dan mengembangkan
strategi audit yang mengasumsikan efektivitas operasi pengendalian internal. Pengujian
pengendalian juga diperlukan ketika sistem akuntansi klien begitu kuat dengan teknologi informasi
sehingga prosedur substantif saja tidak memberikan bukti audit yang cukup dan kompeten.
• Untuk mendukung suatu asersi atau mendeteksi salah saji material pada tingkat asersi (pengujian
substantif). Auditor merencanakan dan melaksanakan pengujian substantif yang responsif terhadap
risiko yang dinilai. Selanjutnya, auditor selalu melakukan pengujian substantif karena keterbatasan
yang melekat pada pengendalian internal dan karena prosedur penilaian risiko secara inheren
bersifat pertimbangan.

Inspeksi Dokumen Dan Catatan


Pemeriksaan dokumen dan arsip terdiri dari pemeriksaan arsip dan dokumen, baik internal maupun
eksternal, dalam bentuk kertas, formulir elektronik, atau media lainnya. Prosedur ini digunakan secara luas
dalam audit. Pemeriksaan dokumen memungkinkan penentuan persyaratan yang tepat dari faktur atau
kontrak.
Voucing
Vouching melibatkan (1) memilih entri dalam catatan akuntansi dan (2) memperoleh dan memeriksa
dokumentasi yang berfungsi sebagai dasar untuk entri dalam untuk menentukan validitas dan keakuratan
transaksi yang dicatat. Misalnya, ketika menguji terjadinya penjualan, auditor dapat memilih transaksi dari
jurnal penjualan dan menjamin transaksintersebut kembali ke dokumen pendukung, seperti bill of lading
dan pesanan pelanggan.

Tracing
Dalam penelusuran, auditor (1) memilih dokumen yang dibuat saat transaksi dijalankan dan (2) menentukan
bahwa informasi dari dokumen tersebut dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku
besar). Dalam penelusuran, arah pengujian berlawanan dengan yang digunakan dalam vouching. Arah
pengujian adalah dari dokumen ke catatan akuntansi, sehingga menelusuri kembali aliran asli data melalui
sistem akuntansi.

Inspeksi Aset Berwujud


Pemeriksaan aset berwujud terdiri dari pemeriksaan fisik aset dan kesatuan. Menginspeksi sumber daya
berwujud memberi auditor informasi pribadi langsung mengetahui keberadaan dan kondisi fisiknya.

Observation
Observasi terdiri dari melihat proses atau prosedur yang dilakukan oleh orang lain. Aktivitas tersebut dapat
berupa pemrosesan rutin dari jenis transaksi tertentu seperti penerimaan kas untuk melihat bahwa karyawan
melakukan tugas yang diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan. Auditor juga perlu
berhati-hati dalam menilai keandalan bukti audit yang diperoleh melalui observasi. Observasi terbatas pada
titik waktu di mana observasi berlangsung. Misalnya, ketika mengamati kinerja pengendalian internal,
buktinya terbatas pada saat itu. Selain itu, auditor juga memahami bahwa tindakan yang diamati dapat
mempengaruhi bagaimana proses atau prosedur dilakukan.

Inquiry
Permintaan keterangan terdiri dari pencarian informasi dari orang yang berpengetahuan, baik keuangan
maupun nonkeuangan, di seluruh entitas atau di luar entitas. Permintaan keterangan adalah prosedur audit
yang digunakan secara luas di seluruh audit dan sering kali melengkapi prosedur audit lainnya.

Confirmation
Konfirmasi, jenis penyelidikan tertentu, adalah proses memperoleh representasi informasi atau kondisi
yang ada secara langsung dari pihak ketiga. Dalam kasus biasa, klien membuat permintaan pihak luar secara
tertulis, tetapi auditor mengontrol pengiriman permintaan tersebut. Permintaan tersebut harus mencakup
instruksi yang mengharuskan penerima untuk mengirimkan tanggapan secara langsung kepada auditor.
Recalculation
Perhitungan ulang terdiri dari pengecekan akurasi matematis dari dokumen atau catatan. Auditor sering
menggunakan perangkat lunak audit untuk melakukan perhitungan ulang seperti memasukkan file piutang
dan menyetujui totalnya ke buku besar. Ini sering merupakan prosedur awal yang penting. Misalnya, auditor
ingin memastikan bahwa detail file piutang sesuai dengan buku besar sebelum file tersebut digunakan untuk
menghasilkan konfirmasi.

Referformance
Kinerja ulang adalah eksekusi independen auditor atas prosedur atau kontrol yang awalnya dilakukan
sebagai bagian dari pengendalian internal entitas. Auditor dapat menggunakan kinerja ulang dalam berbagai
cara. Auditor dapat melakukan kembali aspek yang dipilih, pemrosesan transaksi yang dipilih, menentukan
bahwa pemrosesan asli sesuai dengan pengendalian internal yang ditentukan.

Analytical Procedures
Prosedur analitis terdiri dari evaluasi informasi keuangan yang dibuat dengan studi tentang hubungan yang
masuk akal antara data keuangan dan nonkeuangan. Prosedur ini mencakup penghitungan dan penggunaan
rasio sederhana, analisis vertikal atau pernyataan ukuran umum, perbandingan jumlah aktual dengan data
historis atau ekspektasi anggaran, dan penggunaan model matematika dan statistik seperti analisis regresi.

Teknik Audit Berbantuan Komputer


Teknik audit yang dibantu komputer (CAATS) menggunakan perangkat lunak audit untuk menyelesaikan
berbagai prosedur audit yang diuraikan di atas. Ketika catatan akuntansi klien adalah dipelihara di media
elektronik, auditor dapat menggunakan CAATS untuk melakukan hal berikut:

• Melakukan perhitungan dan perbandingan yang digunakan dalam prosedur analitis.


• Pilih sampel piutang untuk konfirmasi
• Pindai file untuk menentukan bahwa semua dokumen dalam rangkaian telah diperhitungkan
• Bandingkan elemen data dalam file yang berbeda untuk persetujuan (seperti harga di faktur
penjualan dengan file induk yang berisi harga resmi).
• Mengirimkan data uji ke program klien untuk menentukan aspek komputer dari pengendalian
internal\
• Lakukan kembali berbagai perhitungan seperti menjumlahkan sub buku besar atau file persediaan.

Auditor Knowledge 2
Program Audit
Standar auditing yang berlaku umum (AU 311.05) menyatakan bahwa dalam merencanakan audit, auditor
harus mempertimbangkan sifat, luas, dan waktu pekerjaan yang akan dilakukan dan harus menyiapkan
program audit tertulis untuk setiap audit. Program audit mendokumentasikan keputusan tentang prosedur
audit yang diyakini auditor perlu untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar dalam semua hal yang material. Bentuk program audit akan bervariasi sesuai dengan keadaan
audit dan praktik serta kebijakan perusahaan audit. Namun, biasanya program audit akan mencantumkan
prosedur yang harus dilakukan, mengidentifikasi siapa yang melakukan prosedur dan tanggal prosedur
dilakukan, dan memberikan referensi silang ke kertas kerja tempat prosedur didokumentasikan.

• Auditor Knowledge 3
• Kertas Kerja
• Tim audit harus mendokumentasikan pekerjaan mereka (keputusan audit yang dibuat dan bukti
audit yang diperoleh) dalam kertas kerja audit. Dokumentasi auditor biasanya mencakup:
• Respons keseluruhan terhadap risiko salah saji pada tingkat laporan keuangan.
• Sifat, saat, dan luas prosedur audit lebih lanjut.
• Keterkaitan prosedur tersebut dengan risiko yang dinilai pada tingkat asersi.
• Hasil dari prosedur audit.
• Sifat dan pengaruh salah saji teragregasi.
• Kesimpulan auditor mengenai apakah salah saji gabungan menyebabkan laporan keuangan menjadi
salah saji secara material.
• Faktor kualitatif yang dipertimbangkan auditor dalam mengevaluasi apakah salah saji material dan
kesimpulannya.

Jenis Kertas Kerja


Banyak jenis kertas kerja yang disiapkan dalam suatu audit. Ini termasuk (1) neraca saldo yang berfungsi,
(2) jadwal dan analisis, (3) memorandum audit dan dokumentasi informasi yang menguatkan, dan (4) jurnal
penyesuaian dan klasifikasi ulang. Kertas kerja biasanya disiapkan menggunakan perangkat lunak yang
dikembangkan untuk komputer mikro.

Neraca Percobaan Kerja


Tujuan dari neraca saldo kerja adalah untuk meringkas buku besar dan setiap penyesuaian audit atau
reklasifikasi entri dalam bentuk yang sesuai dengan laporan keuangan.

Neraca saldo kerja sangat penting dalam audit karena:

• Berfungsi sebagai penghubung antara akun buku besar klien dan item yang dilaporkan dalam
laporan keuangan.
• Menyediakan dasar untuk mengendalikan semua kertas kerja individu.
• Mengidentifikasi kertas kerja khusus yang berisi bukti audit untuk setiap item laporan keuangan.

Jadwal Dan Analisis


Istilah jadwal kertas kerja dan analisis kertas kerja digunakan secara bergantian untuk menggambarkan
masing-masing kertas kerja yang berisi bukti. mendukung item-item dalam neraca saldo kerja. Ketika
beberapa akun buku besar digabungkan untuk tujuan pelaporan, jadwal grup (juga disebut jadwal utama)
harus disiapkan. Selain menunjukkan akun buku besar individu yang terdiri dari grup, jadwal utama
mengidentifikasi jadwal kertas kerja individu atau analisis yang berisi bukti audit yang diperoleh untuk
setiap akun yang terdiri dari grup.

Memorandum Audit Dan Informasi Pendukung


Memoranda audit mengacu pada data tertulis yang disiapkan oleh auditor dalam bentuk naratif. Memoranda
dapat mencakup komentar atas pelaksanaan prosedur audit termasuk (1) ruang lingkup pekerjaan, (2)
temuan, dan (3) kesimpulan audit. Misalnya, auditor mungkin menulis memo yang meringkas ruang
lingkup konfirmasi, tanggapan konfirmasi, temuan, dan kesimpulan audit berdasarkan bukti.

Menyesuaikan dan Mengklasifikasi Ulang Entri


Pengklasifikasian Ulang Penting untuk membedakan antara ayat jurnal penyesuaian dan ayat jurnal
reklasifikasi. Entri penyesuaian audit adalah koreksi kesalahan klien atau kelalaian atau kesalahan
penerapan GAAP. Jadi, jika jurnal penyesuaian pada akhirnya dianggap material, secara individual atau
agregat, klien harus mencatat penyesuaian dalam buku besar dan laporan keuangan. Sebaliknya, entri
reklasifikasi berkaitan dengan penyajian laporan keuangan yang tepat dari saldo akun yang benar.

Sebagai contoh, asumsikan bahwa saldo piutang usaha mencakup sejumlah akun pelanggan yang material
dengan saldo kredit yang berkaitan dengan uang muka pelanggan. Meskipun klien tidak perlu mencatat
entri klasifikasi ulang pada pembukuannya, untuk tujuan pelaporan laporan keuangan perlu disesuaikan dan
auditor perlu memiliki jejak audit.

Auditor Knowledge 4
Sejumlah teknik dasar atau mekanika banyak digunakan dalam penyusunan kertas kerja. Teknik penting
berikut dari persiapan kertas kerja yang baik harus selalu diperhatikan:

• Healing, Setiap kertas kerja harus berisi nama klien, judul deskriptif yang mengidentifikasi isi
kertas kerja, seperti Bank Rekonsiliasi City National Bank, dan tanggal neraca atau periode yang
dicakup oleh audit.
• Nomor indeks. Setiap kertas kerja diberi nomor indeks atau referensi, seperti: A-1, B- 2, dan
seterusnya, untuk keperluan identifikasi dan pengarsipan.
• Referensi silang. Data pada kertas kerja yang diambil dari kertas kerja lain atau yang diteruskan ke
kertas kerja lain harus direferensi silang dengan nomor indeks kertas kerja tersebut seperti
diilustrasikan pada Gambar 6-11. Sebagian besar perangkat lunak untuk menyiapkan kertas kerja
memungkinkannya untuk direferensikan dan dihubungkan secara elektronik.
• Tanda centang adalah simbol, seperti tanda centang, yang digunakan pada kertas kerja untuk
menunjukkan bahwa auditor telah melakukan beberapa prosedur pada item yang dibubuhi tanda
centang, atau bahwa informasi tambahan tentang item tersebut tersedia di tempat lain pada
pekerjaan. kertas. Tanda tangan dan tanggal. Setelah menyelesaikan tugas masing-masing, baik
penyusun dan peninjau kertas kerja harus memberi paraf dan memberi tanggal. Ini menetapkan
tanggung jawab untuk pekerjaan yang dilakukan dan peninjauan.
Meninjau Kertas Kerja
Meninjau kertas kerja memastikan bahwa audit berkualitas tinggi telah dilakukan dan hasilnya
didokumentasikan dalam kertas kerja. Ada beberapa tingkatan dalam penelaahan kertas kerja di dalam
kantor akuntan publik. Ulasan tingkat pertama adalah dibuat oleh supervisor penyusun, seperti senior atau
manajer. Tinjauan ini terjadi ketika pekerjaan pada segmen audit tertentu telah selesai.

Lingkup pekerjaan yang dilakukan :

• Bukti dan temuan yang diperoleh.


• Pertimbangan audit dilakukan.
• Kesimpulan yang dicapai oleh auditor.

File Kertas Kerja


Kertas kerja umumnya diajukan di bawah dua kategori berikut: (1) file permanen dan (2) file saat ini. File
permanen berisi data yang diharapkan berguna bagi auditor dalam perikatan masa depan dengan klien.
Sebaliknya, file saat ini berisi informasi yang menguatkan terkait dengan pelaksanaan program audit tahun
berjalan. Item yang biasanya ditemukan dalam file permanen adalah:

• Salinan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga


• Bagan akun dan manual prosedur
• Bagan organisasi
• Tata letak pabrik, proses manufaktur, dan produk utama
• Persyaratan modal saham dan penerbitan obligasi
• Salinan kontrak jangka panjang, seperti sewa, program pensiun, dan perjanjian bagi hasil dan bonus
• Jadwal amortisasi utang jangka panjang dan penyusutan aset pabrik.
• Ringkasan prinsip akuntansi yang digunakan oleh klien

Kepemilikan Dan Penitipan Kertas Kerja


Kertas kerja milik auditor. Hak kepemilikan auditor, bagaimanapun, tunduk pada kendala yang dikenakan
oleh profesi auditor itu sendiri. Aturan 301 Kode Etik Profesional AICPA menetapkan bahwa CPA tidak
boleh mengungkapkan informasi rahasia apa pun yang diperoleh selama perikatan profesional tanpa
persetujuan klien, kecuali untuk keadaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam aturan.

Anda mungkin juga menyukai