RMK Auditing - KLP 5 - Bab 4
RMK Auditing - KLP 5 - Bab 4
Oleh:
Kelompok 5
Ni Putu Vina Adi Friyantidewi (202133121169)
Ni Kadek Anggi Astela (202133122002)
Luh Putu Novi Damayanti (202133122037)
UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2023
BAB IV
TUJUAN, BUKTI, DAN KERTAS KERJA AUDIT
1. TUJUAN AUDIT
A. Tujuan Umum
Pada dasarnya tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas
kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil
usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku untuk
mencapai tujuan ini, auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang
cukup.
Untuk menghimpun bukti kompeten yang cukup, auditor perlu
mengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk
setiap akun laporan keuangan. Dengan melihat tujuan audit spesifik
tersebut, auditor akan dapat mengidentifikasikan bukti apa yang dapat
dihimpundan bagaimana cara menghimpun bukti tersebut.
B. Tujuan Audit Spesifik dan Bukti Audit
Tujuan audit spesifik lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos pos
yang terdapat dalam laporan keuangan yang merupakan asersi
manajemenDalam bab sebelumnya telah disebutkan bahwa asersi
manajemen dalam laporan keuangan menjadi pedoman bagi auditor untuk
merencanakan pengumpulan bukti auditLima asersi manajemen yang
digariskan dalam standar auditing yang berlaku umum GAAS) adalah
sebagai berikut
1. Tujuan Audit untuk Keberadaan dan Keterjadian
Berkaitan dengan masalah keberadaan dan keterjadiaan biasanya
auditor akan memastikan hal-hal sebagai berikut: Validitas/pisah
batassemua transaksi tercatat benar-benar telah terjadi selama periode
akuntansi
Validitas, semua aktivakewajiban, ekuitas adalah valid dan telah
dicatat sebagaimana mestinya dalam neraca. Pada saat auditor
memeriksa siklus penjualan dan penagihania harus mengikuti tiga alur
transaksi utama, yaitu: penjualan kreditpenagihandan penyesuaian
penjualanWaktu dan perhatian yang diberikan kepada tujuan audit ini
tergantung pada kepentingan dan materialitis transaksi pada proses
bisnis inti entitas
2. Tujuan Audit Untuk Kelengkapan
Berkaitan dengan masalah kelengkapan, auditor biasanya akan
memastikan hal-hal sebagai berikut:
Kelengkapan/pisah batas, semua transaksi yang terjadi dalam periode itu
telah dicatat.
Kelengkapan, semua saldo yang tercantum dalam neraca meliputi semua
aktiva kewajibandan ekuitas sebagaimana mestinya. Dalam konteks siklus
penjualan dan penagihan, biasanya auditor akan menekankan perhatian
tentang transaksi penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan
serta akumulasinya pada saldo piutang usahaMasalah pisah batas
seringkali di review oleh para auditor karena transaksi-transaksi yang tidak
tercatat merupakan kesalahan pencatatan pada periode yang salah
3. Tujuan Audit Untuk Hak dan Kewajiban
Biasanya Auditor menguji kepemilikankesesuaian atas hak entitas terhadap
aktiva, serta hak kepemilikan yang jelas terhadap aktivaApabila ingin
mempertimbangkan kelangsungan usaha dan arus kas, auditor akan
mengukur risiko kemungkinan klien telah menggadaikan atau menjual
piutang
4. Tujuan Audit untuk Penilaian atau Alokasi
Berkaitan dengan masalah penilaian atau alokasibiasanya auditor akan
memastikan hal-hal sebagai berikut:
Penerapan GAAP bahwa saldo telah dinilai sebagaimana mestinya untuk
mencerminkan penerapan GAAP dalam hal penilaian kotor dan alokasi
jumlah tertentu antarperiode (seperti penyusutan dan amortisasi)
Pembukuan dan Pengikhtisaran, transaksi telah dibukukan dan
diikhtisarkan sebagaimana mestinya dalam jurnal dan buku besar. Nilai
bersih yang dapat direalisasikan saldo-saldo yang telah dinilai sebagimana
mestinya pada nilai bersih yang dapat direalisasikan.
Terdapat beberapa tujuan audit pokok atas asersi penilaian atau alokasi
dimana masing- masing mencerminkan jenis salah saji yang berbeda dan
akan memerlukan bukti audit yang berbeda pula.
5. Tujuan Audit Untuk Penyajian dan Pengungkapan
Berkaitan dengan masalah penyajian dan pengungkapan, biasanya Auditor
akan memastikan hal-hal sebagai berikut : Pengklasifikasian, Transaksi
dan saldo telah diklasifikasikan sebagaimana mestinya dalam laporan
keuangan.
2. BUKTI AUDIT
A. Definisi Bukti Audit
Bukti Audit adalah informasi yang digunakan oleh Auditor untuk
menentukan apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai
dengan criteria yang ditetapkan. Informasi ini sangat bervariasi
sesuai kemampuannya dalam meyakinkan Auditor bahwa laporan
keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umumBukti Audit mencakup informasi yang sangat
persuasif, misalnya perhitungan auditor atas sekuritas yang dapat
diperjualbelikan, dan informasi yang kurang persuasif, misalnya
respons atas pertanyaan- pertanyaan dari para karyawan klien.
B. Audit Top-Down dan Audit Bottom Up
Pendekatan Auditor biasanya datang dari dua arah secara simultan.
Pada satu sisi, auditor bertolak dari pemahaman mereka atas bisnis
dan industri yang dikombinasikan dengan pemahaman atas
keunggulan kompetitif klien untuk mengembangkan harapan yang
berkenaan dengan laporan keuangan. Pada sisi lain, auditor juga
mengaudit pencatatan transaksi-transaksi individual dan kumpulan
dari transaksi-transaksi tersebut. Salah satu tantangan dalam audit
ini adalah menyeimbangkan dua pendekatan yaitu:
1). Bukti Audit Top-Down, yaitu berfokus pada upaya auditor
dalam memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industry,
sasaran dan tujuan manajemen, bagaimana manajemen
menggunakan sumber dayanya untuk mencapai sasaran,
keunggulan kompetitif organisasi di pasaran, proses bisnis inti,
serta laba dan arus kas yang dihasilkan. Prosedur audit Top-Down
memberikan bukti tentang risiko bisnis strategis yang dihadapi
klien, bagaimana klien menanggapi risiko tersebut, dan
kelangsungan hidup entitas.
2). Bukti Audit Bottom-UP, yaitu berfokus pada pengujian secara
langsung atas transaksi, saldo akun, serta sistem yang mencatat
transaksi tersebut yang pada akhirnya menghasilkan saldo akun.
Bukti Bottom-UP meliputi beberapa bentuk penarikan sampel
transaksi, atau penarikan sampel terinci yang mendukung saldo
akun (misalnya, setiap item-item dalam persediaan atau piutang
usaha) dan mengevaluasi kewajaran penyajian dari setiap rincian
yang terakumulasi dalam laporan keuangan.
Keputusan Penting Tentang Bukti Audit
Ketika merencanakan Audit, auditor harus membuat empat
keputusan penting tentang lingkup dan pelaksanaan audit.
Keputusan tersebut meliputi:
1). Sifat Pengujian Audit
Sifat pengujian audit mengacu pada sifat dan efektivitas pengujian
audit yang akan dilaksanakan. Pertama, prosedur audit tersebut
harus dapat memberikan bukti tentang kinerja kompetitif suatu
entitas atau terkait dengan tujuan audit spesifik yang ingin dicapai
auditor. Akhirnya bukti tersebut harus relevan dengan asersi
laporan keuangan manajemen. Auditor juga harus
mempertimbangkan biaya relatif serta efektivitas prosedur dalam
kaitannya dengan tujuan audit yang spesifik. Auditor dapat
memilih melaksanakan pengujian guna memperoleh pemahaman
yang diperlukan dalam audit, melaksanakan pengujian
pengendalian, atau melaksanakan pengujian substantif. Setiap
keputusan tersebut mencerminkan pertimbangan audit yang
penting tentang sifat pengujian audit tersebut.
2). Saat Pengujian Audit
Saat mengacu pada kapan auditor akan melaksanakan pengujian
audit serta menarik kesimpulan audit. AU 313.02,Substantive Test
Prior to Balance Sheet Date (SAS 45) menyatakan bahwa
pengujian audit pada tanggal interim dapat memberikan
pertimbangan awal tentang masalah-masalah signifikan yang dapat
mempengaruhi laporan keuangan pada akhir tahun buku (sebagai
contoh, transaksi-transaksi pihak- pihak yang memiliki hubungan
istimewa) selain itu, banyak perencanaan audit yang meliputi
upaya memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal,
mengukur risiko pengendalian, dan penerapan pengujian
substantive atas transaksi, dapat dilaksanakan sebelum tanggal
neraca.
3). Luas pengujian Audit
Luas prosedur Audit berkaitan dengan keputusan auditor tentang
berapa banyak bukti audit yang harus diperoleh. Bukti yang lebih
banyak diperlukan untuk mencapai suatu tingkat risiko deteksi
yang rendah dibandingkan dengan tingkat risiko yang tinggi
Sebagai contoh, seorang auditor dapat mengirim permintaan
konfirmasi sebanyak 50% dari akun yang ada dalam akun piutang
usaha atau hanya 10% saja dari akun-akun yang ada.
4). Penetapan Staf Audit
Auditor harus ditugaskan pada tugas-tugas yang telah ditetapkan
dan disupervisi sesuai dengan tingkat pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuannya. Sehingga mereka dapat mengevaluasi bukti
audit yang sedang diperiksa. (AU 316.27), consideration of fraud
in a financial statement Audit SAS no 82, menyatakan bahwa
auditor dapat menanggapi risiko salah saji material yang
disebabkan oleh kecurangan dengan cara penugasan personel.
Tanggung jawab yang ditetapkan harus disesuaikan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan personel yang
ditugaskan sesuai dengan penilaian auditor atas tingkat risiko yang
berkaitan dengan tnggung jawab tersebut. Singkatnya auditor
membuat empat pilihan penting yang berkaitan dengan bukti audit;
- apa yang akan diperoleh (sifat),
- bilamana akan memperoleh bukti (saat),
- berapa banyak bukti yang akan diperoleh (luas),
- siapa yang akan ditugaskan untuk memperoleh bukti (penetapan
staf audit).
3. PROSEDUR AUDIT
Setelah Auditor mengembangkan tujuan audit spesifik untuk saldo akun atau golongan
transaksi yang material, selanjutnya ia akan mengembangkan prosedur audit yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup.
Telah disebutkan bahwa materialitas dan risiko, factor-faktor ekonomi, serta ukuran dan
karakteristik populasi mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti
audit. Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor tentang
kompetensi bukti audit adalah relevansi, sumber, ketepatan waktu, dan objektivitas.
Keputusan Bukti Audit
Keputusan utama yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti
audit yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat memberikan keyakinan yangt memadai
bahwa berbagai komponen dalam laporan keuangan serta dalam keseluruhan laporan
lainnya telah disajikan secara wajar.
Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah kedalam
empat sub keputusan berikut ini:
a. Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan
b. Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu
c. Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi
d. Kapankah berbagai prosedur itu akan dilakukan
4. KERTAS KERJA
Berdasarkan SAS 41, working Papers (AU 339.03), menguraikan kertas kerja
(working papers) sebagai catatan yang di simpan oleh auditor tentang prosedur
audit yang diterapkan, pengujian ayng dilaksanakan, informasi yang diperoleh,
dan kesimpulan tentang masalah yang dicapai dalam audit. Kertas kerja
memberikan :
a. Dukungan utama bagi laporan audit
b. Cara untuk melakukan koordinasi dan supervisi audit
c. Bukti bahwa audit dilaksanakan sesuai dengan GAAS