Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH PANCASILA DI ERA KEMERDEKAAN

Diajukan kepada Bu Dra. Dwi Iriana Margayaningsih, M.AP

Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pancasila

Kelompok 3

1. Selvi Dhea May Herlina (2363201100021)


2. Shela Patricia Dewi Fortuna (2363201100022)
3. Wizka Nida Agnia (2363201100023)
4. Abdurouf Qosdul Bed (2363201100029)
5. Faiz Aura Diva Santoso (2363201100030)
6. Endah Sulistyorini (2363201100031)
7. Erlina Rahma Wati (2363201100032)
8. Jovita Angelina Putri (2363201100034)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG

Jl Ki Mangunsarkoro, Beji, Boyolangu. Kota/Kabupaten, Kec. Boyolangu,


Provinsi Jawa Timur
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pancasila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Panca yang artinya lima dan Sila
yang artinya asas atau dasar. Pengertian pancasila menurut para ahli, Notonegoro
Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Indonesia, dapat disimpulkan bahwa
pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan dapat
menjadi pandangan hidup Bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang
persatuan dan kesatuan serta pertahanan Bangsa dan Negara Indonesia selain
menjadi dasar negara, sebagai etika, dan sebagai pandangan hidup pancasila juga
sebagai Sistem Filsafat.

Sebelumnya, Filsafat berasal dari bahasa Yunani "philein" yang berarti cinta dan
"Sophia" yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat menurut asal katanya berarti
cinta akan kebijaksanaan, atau mencintai kebenaran / pengetahuanSecara
sederhana, filsafat dapat diartikan sebagai keinginan yang sungguh-sungguh untuk
mencari kebenaran yang sejati.

Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran


yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pancasila
sendiri dikembangkan oleh para founding fathers atau pendiri bangsa Indonesia
sebagai suatu sistem filsafat yang mengandung nilai-nilai filosofis. Pancasila
sebagai sistem filsafat bertitik tolak dari teori-teori filsafat dan memenuhi ciri-ciri
berpikir kefilsafatan. Sementara itu, pancasila sebagai sistem filsafat juga
memiliki fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah
laku, dan perbuatan sehingga memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-
sistem filsafat lainnya.

Pancasila sebagai sistem filsafat juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang


disusun secara hierarkis. Sebagai sistem filsafat, Pancasila juga berarti refleksi
kritis dan rasional sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan
tujuan mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.

Pancasila sebagai filsafat juga sebuah konsep pemikiran yang mengandung nilai-
nilai dasar yang menjadi landasan dan panduan bagi bangsa Indonesia. Sebagai
filsafat, pancasila mencerminkan pemikiran mendalam para pendiri negara
Indonesia dan meliputi nilai-nilai dan keyakinan yang membentuk ideologi
negara. Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai landasan ideologis negara, tetapi
juga sebagai sumber hukum dan pandangan hidup bagi masyarakat Indonesia.

Sebagai sistem filsafat, Pancasila adalah suatu kerangka berpikir dan pandangan
dunia yang mencakup prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan bagi negara
Indonesia, sebagai sistem filsafat pancasila menyediakan panduan nilai dan
prinsip untuk membimbing kehidupan individu dan masyarakat dalam konteks
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki beberapa elemen penting:

1. Landasan Nilai:

Pancasila memberikan landasan nilai bagi individu dan masyarakat dengan


prinsip-prinsip seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Nilai-nilai ini membentuk landasan
moral dan etika yang mengarah pada pembentukan karakter yang baik dan
bertanggung jawab.

2. Filosofi Hidup:

Pancasila sebagai sistem filsafat juga mengandung filosofi hidup yang


mendasari cara pandang dan sikap hidup individu. Misalnya, prinsip
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menekankan pentingnya sikap saling
menghormati, keadilan, dan keberadaban dalam hubungan antarmanusia.

3. Pedoman Sosial dan Politik:

Pancasila memberikan pedoman bagi penyelenggaraan negara,


pembangunan masyarakat, dan kehidupan politik di Indonesia. Prinsip-
prinsip Pancasila seperti Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
menjadi pijakan dalam pembentukan kebijakan publik, pengambilan
keputusan politik, dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Dasar Hukum:
Pancasila sebagai sistem filsafat juga menjadi dasar hukum negara
Indonesia. Prinsip-prinsip Pancasila tercermin dalam UUD 1945 dan
menjadi pijakan dalam pembentukan peraturan-peraturan hukum yang
mengatur kehidupan masyarakat.

Pancasila sebagai sistem filsafat juga memiliki peran penting dalam menanamkan
kesadaran dan nilai-nilai pancasila pada masyarakat Indonesia di era sekarang.
Beberapa cara yang dilakukan untuk menanamkan kesadaran dan nilai-nilai
Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Melalui dunia pendidikan:

Dunia pendidikan menjadi salah satu strategi penanaman nilai-nilai


Pancasila secara sistemik. Guru dan dosen dipercaya untuk memberikan
materinya, selain badan khusus bentukan pemerintah. Pendidikan
kewarganegaraan juga diperlukan bagi pembangunan manusia seutuhnya
ke depan karena Pancasila mengandung nilai-nilai penting tentang dasar
negara, ideologi, dan falsafah hidup bangsa.

2. Melalui sosialisasi nilai-nilai Pancasila:

Sosialisasi nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan melalui berbagai cara,


seperti melalui ceramah agama, perilaku pejabat negara sebagai anutan,
dan sosialisasi lewat dunia pendidikan.

3. Melalui pemahaman historisitas:

Pemahaman historisitas menjadi kunci agar nilai- nilai Pancasila mengakar


kuat dan betul-betul menjadi ideologi dan falsafah hidup bangsa Indonesia.

4. Melalui implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari:

Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat


membantu masyarakat Indonesia dalam memahami dan mengamalkan
nilai-nilai Pancasila. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan,
seperti kegiatan sosial, kegiatan keagamaan, dan kegiatan lainnya.

5. Melalui implementasi nilai-nilai Pancasila dalam bidang kesejahteraan


sosial:

Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam bidang kesejahteraan sosial dapat


membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan
ketahanan pangan nasional dan membangun masyarakat yang adil dan
merata.

Dengan menanamkan kesadaran dan nilai-nilai Pancasila pada masyarakat


Indonesia di era sekarang, diharapkan dapat membantu membentuk karakter dan
identitas bangsa Indonesia serta menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Besar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat :

Yaitu untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan


berkeadilan sosial. Pancasila menyediakan kerangka kerja yang kokoh untuk
mempromosikan persatuan, kesatuan, dan keberagaman dalam masyarakat, serta
mengakui hak asasi manusia, keadilan sosial, demokrasi, dan supremasi hukum.
Pancasila juga bertujuan untuk menciptakan tatanan sosial yang berlandaskan
moralitas, etika, dan nilai-nilai kejujuran serta menghargai perbedaan agama,
suku, dan budaya. Melalui implementasi Pancasila, diharapkan terwujudnya
kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

PANCASILA SEBAGAI DASAR FILSAFAT NEGARA


1. Pemaknaan Pancasila sebagai dasar filsafat Negara
Sebagai dasar filsafat (Philoshofische grondslag) negara, nilai Pancasila harus
dapat dijabarkan dan diterapkan ke dalam setiap aspek kehidupan bernegara.
Mengenai hal ini Kaelan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
Pancasila pada hakikatnya merupakan dasar, atau basis filosofi bagi negara dan
tertib hukum Indonesia. Hal itu dapat dirinci sebagai berikut:
1. Pancasila merupakan dasar filsafat negara (asas kerokhanian negara),
pandangan hidup dan filsafat hidup.
2. Di atas basis (dasar) itu berdirilah negara Indonesia, dengan asas politik
negara (kenegaraan) yaitu berupa Republik yang berkedaulatan rakyat.
3. Kedua-duanya menjadi basis penyelenggaraan Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia, yaitu pelaksanaan dan penyelenggaraan negara sebagaimana
tercantum dalam hukum positif Indonesia, termuat dalam Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia.
4. Selanjutnya di atas Undang-Undang Dasar (yaitu sebagai basis) maka
berdirilah bentuk susunan pemerintahan dan keseluruhan peraturan hukum
positif yang lainnya, yang mencakup segenap bangsa Indonesia dalam suatu
kehidupan bersama yang berasas kekeluargaan.
5. Segala sesuatu yang disebutkan di atas adalah demi tercapainya tujuan
bersama yaitu tujyan bangsa Indonesia dalam bernegata tersebut, yaitu
kebahagiaan bersama, baik jasmaniah mapun ruhaniah.
Dari penjelasan di atas dapat diartikan bahwa seluruh aspek penyelenggaraan
negara merupakan penjelmaan dari nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat
negara.

Filsafat negara dalam beberapa aspek kehidupan bernegara.


a. Aspek Ekonomi
Saat ini dibutuhkan usaha yang sangat keras untuk membahas mengenai
bagaimana perekonomian disusun berdasarkan Pancasila. Dalam Pasal 33
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
secara jelas disebutkan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Negara Indonesia belum optimal dalam usahanya menjabarkan dan
mempraktekan apa yang dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 di atas. Hal
tersebut dibuktikan bahwa bentuk-bentuk usaha yang konkrit ada dan
menjadi mayoritas bentuk usaha adalah bentuk korporasi bukan koperasi.
Pengaturan hukum dalam bidang ekonomi lebih mengedepankan aspek
korporasi daripada aspek koperasi seperti Undang-Undang PT, Pengaturan
mengenai penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam
negeri dan sebagainya. Kesemuanya yang telah disebutkan lebih
mengedepankan aspek permodalan (kapital) sebagai aktor utama, bukan
bagaimana aspek kapital dapat diatur oleh negara sedemikian rupa
sehingga segala bentuk usaha di Indonesia disusun bersama berdasarkan
asas kekeluargaan. Sebagai contoh yang lain mengenai Undang-Undang
Tenaga Kerja. Dilihat secara sepintas dan penulis tidak menafikkan bahwa
Undang-Undang Ketenagakerjaan dibentuk untuk melindungi pekerja.
Akan tetapi dilihat secara lebih mendalam dalam aspek lain justru
Undang-Undang ini menunjukkan bagaimana kedudukan tenaga kerja
sebagai penerima kerja dengan pemberi kerja sebagai majikan. Jadi
hubungan ekonomi Indonesia bukan bersama berdasar atas asas
kekeluargaan akan tetapi perekonomian disusun dengan hubungan buruh
dan majikan dengan kekuatan modal (kapital) sebagai aktor utamanya.
Apabila kita benar-benar menempatkan Pancasila sebagai dasar filsafat
negara seharusnya perkonomian Indonesia merupakan sistem
perekonomian yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, yang
memanusiakan manusia sesuai martabat kemanusiannya dengan
diperlakukan secara adil dan beradab, berlandaskan atas usaha
mempersatukan, dibangun dalam iklim musyawarah dan dengan tujuan
keadilan sosial, sehingga masyarakat yang adil dan makmur dapat tercapai.

b. Aspek Politik
Dalam kehidupan politik, secara singkat dapat dijabarkan bahwa
seharusnya sistem politik di Indonesia adalah sistem Politik yang
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, menempatkan manusia Indonesia
sebagai subjek dan objek politik Indonesia sesuai dengan martabat
kemanusiaannya dan dperlakukan secara adil dan beradab, kehidupan
berpolitik yang bertujuan menyatukan bukan memecah belah, dilakukan
dengan nilai-nilai musyawarah, yang kesemuanya untuk mencapai
keadilan seosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Dari pemaknaan tersebut
maka para pelaku politik di Indonesia seharusnya memakai cara-cara yang
mempersatukan bangsa bukan malah memecah belah. Upaya-upaya yang
memanfaatkan perbedaan yang sudah ada dalam bangsa Indonesia seperti
perbedaan Agama, Suku, Ras, dan golongan untuk tujuan memecah belah
sehingga tujuan politik tercapai, sangat tidak dibenarkan. Upaya-upaya
politik yang hanya bertujuan untuk menguntungkan satu golongan saja
bukan untuk kepentingan bersama warga bangsa juga sangat tidak
dipujikan. Kesemuanya itu bertentangan dengan Pancasila Sebagai Dasar
Filsafat Negara.

c. Aspek Hukum

Dalam pemaknaan yang lain dapat dijabarkan bahwa Pancasila merupakan


sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia. Hal ini berarti
bahwa semua peraturan perundang-undangan di Indonesia bersumber dan
tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Segala pembentukan hukum di
Indonesia harus berdasarkan Pancasila sebagai satu kesatuan filsafat tidak
bisa hanya didasarkan silla-persila saja.

Anda mungkin juga menyukai