A.PANCASILA
Syahrial Syarbaini dan Aliaras Wahid memberikan penjelasan Pancasila sebagai filsafat
sebagai berikut: Pancasila sebagai sebuah filsafat, memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan filsafat lainnya, yaitu Sila-sila
Pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sebagai suatu totalitas).
Dengan pengertian lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-
pisah, maka itu bukan Pancasila.12 Untuk memahami apa yang dikemukakan Syahrial Syarbaini
dan Aliaras Wahid terebut maka kita akan membahasnya langkah demi langkah berkaitan dengan
pembahasan sebelumnya menngenai filsafat dan sistem. Berdasarkan pembahasan sebelumnya
mengenai filsafat dan sistem maka kita akan memaknai Pancasila sebagai sistem filsafat ke
dalam dua tahapan. Pertama, memaknai
Pancasila sebagai sistem filsafat dengan menitik beratkan pada pemaknaan pada term
filsafat. Pancasila sebagai sistem filsafat dapat diartikan bahwa pancasila merupakan sebuah
sistem pemikiran yang mendalam mengenai Indonesia dalam segala hal. Pancasila merupakan
perasan pemikiran mengenai Indonesia yang diwujudkan dalam sila-sila. Artinya, untuk melihat
bagaimana Indonesia atau bagaimana Indonesia seharusnya kita bisa melihat dan memaknai
Pancasila. Bagaimana manusia-manusia Indonesia kita dapat melihat dan memaknai Pancasila.
Bagaimana melihat ekonomi, hukum, budaya, dsb segala sesuatu yang bersangkutan dengan
Indonesia kita dapat mengetahuinya dengan cara melihat dan memaknai Pancasila.
Kedua, memaknai Pancasila sebagai sebiah sistem filsafat dengan menitik beratkan pada
term sistem. Sebagai sebuah sistem filsafat Pancasila merupakan satu kesatuan utuh yang
terbentuk dari bagian-bagian pembentuknya yang berupa sila-sila, yang masing-masing sila-sila
yang dimaksud mempunyai fungsi sendiri-sendiri tetap sangat berkaitan dan tidak bisa
dilepaskan satu dan lainnya sebagai suatu kesatuan yang utuh dengan tujuan untuk mencapai
tujuan berdirinya Negara Republik Indonesia.
Dari kedua uraian di atas mengenai pemaknaan Pancasila sebagai sebagai sistem filsafat,
maka kita dapat memaknai Pancasila sebagai perwujudan pemikiran terdalam bangsa Indonesia,
bersifat menyeluruh dan utuh yang terdiri dari bagianbagian berupa sila-sila, dimana masing-
masing sila tidak dapat dilepaskan satu dan lainnya untuk mencapai tujuan berdirinya Negara
Republik Indonesia. Tujuan berdirinya Negara Republik Indonesia tertuang dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tujuan yang dimaksud adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Hal
tersebut untuk mencapai sebuah cita-cita terwujudnya Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.
KESIMPULAN
Pancasila dianggap sebagai sistem filsafat karena memuat ciri-ciri sistem filsafat dan menjadi
pedoman tingkah laku dan tindakan masyarakat. Hal ini juga dipandang sebagai cerminan
mendalam bangsa Indonesia, mencakup berbagai aspek Indonesia, dan penting untuk memahami
negara. Pancasila merupakan suatu sistem yang utuh dan terpadu, yang masing-masing asasnya
saling berhubungan dan esensial bagi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan
berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945, yang
antara lain mencakup perlindungan seluruh rakyat Indonesia dan kemajuan
kesejahteraannya. Oleh karena itu, Pancasila dianggap sebagai perwujudan pemikiran terdalam
bangsa Indonesia yang mencakup seluruh bagian dan asas untuk mencapai tujuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat filosofis Pancasila juga terlihat dari fungsinya sebagai
landasan ideologi negara dan landasan filosofis kehidupan bangsa.
KESIMPULAN
Teks tersebut membahas tentang benturan dan implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam teks tersebut, disebutkan beberapa contoh konkret dari penerapan nilai-nilai
Pancasila, seperti toleransi, musyawarah, gotong royong, menghargai pilihan agama lain, dan
menghormati orang tua dan orang lanjut usia. Setiap contoh tersebut mencerminkan penerapan
nilai-nilai seperti toleransi, keadilan, kerja sama, dan penghargaan terhadap keberagaman, yang
merupakan contoh nyata dari penerapan Filsafat Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
KESIMPULAN
Teks tersebut membahas tentang pentingnya aktualisasi nilai Pancasila dalam paradigma berpikir
dan bersikap, serta penyimpangan-penyimpangan yang terjadi terhadap nilai-nilai Pancasila.
Secara singkat, teks tersebut menguraikan alasan mengapa filsafat Pancasila perlu ada, baik dari
orientasi terhadap masa lampau, masa kini, maupun masa depan. Selain itu, teks juga
menjelaskan tentang berbagai bentuk penyimpangan terhadap Pancasila, seperti pengurangan,
penambahan, penggantian, dan pengaburan nilainya. Penyimpangan tersebut dapat berdampak
pada lunturnya jiwa patriotisme, hilangnya identitas bangsa, serta munculnya kesenjangan sosial.
Dengan demikian, teks tersebut menekankan pentingnya memahami dan mengatasi
penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan nilai-nilai tersebut.
Selain itu dirasakan perlunya pewarisan nilai-nilai Pancasila sebagai sistem filsafat. Sudah
sewajarnya kalau generasi tua yang telah mengalami dan meyakini nilai-nilai Pancasila sebagai
yang terbaik dan benar berniat untuk mewariskan kepada generasi penerusnya. Apa bila tidak
demikian maka generasi tua itu akan dikecam sebagai tidak konsekuen, tidak konsisten dan
pantas digugat oleh generasi penerusnya. Pewarisan nilai-nilai itu akan menjadi kokoh apabila
terumus sebagai filsafat.
Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi panduan yang relevan untuk menghadapi
perubahan sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia melalui beberapa cara:
1. Keadilan Sosial: Nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial, dapat menjadi pedoman
dalam merespons perubahan sosial. Dengan memastikan bahwa perubahan tersebut
memberikan manfaat secara adil kepada seluruh lapisan masyarakat, Pancasila dapat
mengarahkan kebijakan sosial yang inklusif.
6. Moralitas dan Etika dalam Ekonomi: Pancasila memandang ekonomi sebagai sarana
mencapai kesejahteraan, namun dengan prinsip moralitas dan etika yang tinggi. Panduan
ini dapat membentuk praktik ekonomi yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
7. Penegakan Hukum dan Keadilan: Nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan, dapat menjadi
dasar dalam pembentukan dan penegakan hukum yang adil, memastikan bahwa
perubahan sosial dan politik diikuti dengan tata kelola yang benar dan berkeadilan.
Dengan demikian, Pancasila sebagai sistem filsafat bukan hanya menjadi aspek teoretis
tetapi juga menjadi panduan praktis untuk menghadapi dan merespons perubahan
dinamis di berbagai sektor kehidupan di Indonesia.
Subjektivitas dan kesadaran ber-Pancasila memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cara
individu dalam mengambil keputusan dan bertindak. Berikut adalah beberapa aspek yang dapat
menjelaskan pengaruh tersebut:
1. Penentuan Nilai dan Prioritas:* Subjektivitas individu dalam ber-Pancasila memengaruhi cara
individu menentukan nilai-nilai yang diutamakan dan prioritas dalam hidup. Kesadaran akan
nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial dan persatuan, memandu individu dalam mengambil
keputusan yang sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut.
2. Orientasi pada Kesejahteraan Bersama: Kesadaran ber-Pancasila memicu orientasi individu
pada kesejahteraan bersama dan keberlanjutan masyarakat. Ini mempengaruhi cara individu
memilih tindakan yang tidak hanya menguntungkan diri sendiri tetapi juga memberikan
kontribusi positif pada lingkungan sekitarnya.
4. Pemilihan Karir dan Pelayanan Masyarakat: Individu yang memiliki kesadaran ber-Pancasila
mungkin cenderung memilih karir atau bentuk kegiatan yang dapat memberikan kontribusi pada
kesejahteraan sosial dan keadilan. Pilihan ini tercermin dalam tindakan nyata yang mendukung
pembangunan masyarakat.
6. Penanaman Nilai pada Generasi Berikut: Kesadaran ber-Pancasila juga mencakup tanggung
jawab untuk menanamkan nilai-nilai tersebut pada generasi berikut. Ini dapat tercermin dalam
cara individu mendidik anak-anak atau memberikan pengaruh positif pada lingkungan sekitar
mereka.
Dengan demikian, subjektivitas dan kesadaran ber-Pancasila tidak hanya menciptakan kerangka
nilai personal, tetapi juga membentuk tindakan dan keputusan individu dalam arah yang sesuai
dengan prinsip-prinsip Pancasila
3. Apa dampak dari implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai sistem filsafat terhadap
etika dan moralitas masyarakat?
Implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki dampak yang signifikan
terhadap etika dan moralitas masyarakat. Beberapa dampak tersebut meliputi:
1. Pembentukan Dasar Etika Sosial: Nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial, persatuan, dan
ketuhanan yang maha esa, membentuk dasar etika sosial yang menjadi pedoman perilaku
masyarakat. Ini menciptakan norma-norma moral yang mengarah pada kehidupan bermasyarakat
yang adil dan seimbang.
5. Basis untuk Pembangunan Moral Individu: Implementasi Pancasila memberikan dasar untuk
pembangunan moral individu. Nilai-nilai seperti integritas, tanggung jawab, dan gotong royong
ditekankan, memandu individu dalam mengambil keputusan moral yang bertanggung jawab.
6. Pengaruh pada Pendidikan dan Sosialisasi: Implementasi nilai-nilai Pancasila tercermin dalam
sistem pendidikan dan proses sosialisasi. Pendidikan Pancasila memberikan pemahaman
mendalam tentang nilai-nilai moral, membentuk karakter siswa, dan menyebarkan prinsip-
prinsip etika kepada generasi muda.
7. Landasan untuk Kebijakan Publik: Nilai-nilai Pancasila menjadi landasan bagi pembuatan
kebijakan publik yang berorientasi pada keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat. Ini
menciptakan kerangka kerja yang mendukung pembangunan masyarakat yang berlandaskan
etika.
8. Penguatan Solidaritas dan Kebersamaan: Nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong dan
persatuan, memperkuat solidaritas dan kebersamaan dalam masyarakat. Ini menciptakan
lingkungan di mana individu saling mendukung demi kepentingan bersama.
Dengan demikian, implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki dampak
positif yang luas terhadap etika dan moralitas masyarakat, menciptakan dasar untuk kehidupan
bermasyarakat yang adil, harmonis, dan bertanggung jawab.