POLITIK
DI SUSUN OLEH :
SYAHRUL (4122110013)
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mengetahui peranan Pancasila sebagai paradigma pembangunan politik.
1) Pengertian pancasila
Pancasila adalah sebuah dasar negara yang dimiliki oleh negara Republik
Indonesia, pancasila juga dikenal sebagai dasar falsafah negara dan juga
ideologi negara. Dalam penggunaanya, Pancasila merupakan sebuah dasar dalam
pemerintahanan negara Republik Indonesia. Pancasila juga digunakan sebagai
dasar dalam mengatur seluruh penyelnggaraan negara Rebublik Indonesia. Dalam
pembukaan UUD 1945 Aliena ke-4 jelas digambarkan jika Pancasila adalah dasar
negara Republik Indonesia, berikut adalah bunyi dari Pembukaan UUD 1945 Aliena
ke-4 tersebut :
“Kemudian dari pada itu untuk dapat membentuk suatu pemerintahan negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia serta seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta ikut dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi serta keadilan sosial maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang suatu Dasar
Negara Indonesia yang berbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil serta beradab, Persatuan Indonesia, serta
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, serta untuk mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.”
Sebagai dasar negara Republik Indonesia, Pancasila digunakan
agar mampu untuk mengatur segala tatanan kehidupan negara Republik Indonesia.
Yang dimaksud dalam hal ini adalah semua yang memiliki hubungan
dengan pelaksanaan kenegaraan harus selalu berlandaskan Pancasila. Selain itu
dalam seluruh pembentukan suatu peraturan dan juga peraturan yang telah
berlaku di negara Republik Indonesia juga harus belandaskan kepada Pancasila.
Jadi dapat dikatakan pancasila merupakan landasan/yang mengatur berbagai aspek
tak terkecuali dalam aspek perkembangan Etika Politik, yang bertujuan dalam
perkembangannya Etika Politik tidak melanggar nilai-nilai sila pancasila yang
merupakan sebuah dasar negara Republik Indonesia.Pancasila memiliki fungsi
utama sebagai sumber dari segala sumber hukum di negara Repbulik Indonesia,
yang membuat peraturan perundang-undangan yang ada di negara Republik
Indonesia haruslah berlandaskan kepada Pancasila dan tidak boleh bertentangan
dengan Pancasila. Adapun fungsi-fungsi lain dari Pancasila adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai asas kerohanian tertib hukum bagi negara Republik Indonesia
2. Sebagai suasana kebatinan dari Undang Undang Dasar
3. Merupakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara Republik Indonesia
4. Merupakan pandangan hidup bagi masyarakat Indonesia
5. Merupakan jiwa dari bangsa Indonesia
6. Merupakan kepribadian bangsa Indonesia, dalam hal ini Pancasila lahir
bersamaan dengan lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia dimana hal
tersebut menjadikan suatu ciri khas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
dalam berprilaku yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya
7. Merupakan perjanjian luhur, dalam hal ini Pancasila sudah disepakati
secara nasional pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang PPKI dimana
pancasila disepakatkan untuk menjadi dasar negara Repbulik Indonesia
8. Merupakan ideologi dari Bangsa Indonesia
9. Merupakan falsafah hidup yang menyatukan Bangsa Indonesia
Etika berkaitan dengan norma moral, yaitu norma untuk mengukur betul salahnya tindakan
manusia sebagai manusia. Dengan demikian, etika politik mempertanyakan tanggung jawab dan
kewajiban manusia sebagai manusia dan bukan hanya sebagai warga negara terhadap negara,
hukum yang berlaku dan lain sebagainya.
Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis untuk
mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab. Jadi, tidak
berdasarkan emosi, prasangka dan apriori, melainkan secara rasional objektif dan argumentative.
Etika politik tidak langsung mencampuri politik praktis. Tugas etika politik membantu agar
pembahasan masalah-masalah idiologis dapat dijalankan secara obyektif.
Hukum dan kekuasaan negara merupakan pembahasan utama etika politik. Hukum sebagai
lembaga penata masyarakat yang normatif, kekuasaan negara sebagai lembaga penata
masyarakat yang efektif sesuai dengan politik membahas hukum dan kekuasaan. Prinsip-prinsip
etika politik yang menjadi titik acuan orientasi moral bagi suatu negara adalah adanya cita-cita
the rule of law, partisipasi demokratis masyarakat, jaminan ham menurut kekhasan paham
kemanusiaan dan sturktur kebudayaan masyarakat masing-masing dan keadaan sosial.
1. Pluralisme
Pluralisme adalah kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya untuk hidup dengan positif,
damai, toleran, dan biasa/normal bersama warga masyarakat yang berbeda pandangan hidup,
agama, budaya, adat. Pluralisme mengimplikasikan pengakuan terhadap kebebasan beragama,
kebebasan berpikir, kebebasan mencari informasi, toleransi. Pluralisme memerlukan kematangan
kepribadian seseorang dan sekelompok orang.
3. Solidaritas bangsa
Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi diri sendiri, melainkan juga demi orang
lain, bahwa kita bersatu senasib sepenanggungan. Manusia hanya hidup menurut harkatnya
apabila tidak hanya bagi dirinya sendiri, melainkan menyumbang sesuatu pada hidup manusia-
manusia lain. Sosialitas manusia berkembang secara melingkar yaitu keluarga, kampung,
kelompok etnis, kelompok agama, kebangsaan, solidaritas sebagai manusia. Maka di sini
termasuk rasa kebangsaan. Manusia menjadi seimbang apabila semua lingkaran kesosialan itu
dihayati dalam kaitan dan keterbatasan masing-masing.
4. Demokrasi
Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tak ada manusia atau sebuah elit atau
sekelompok ideologi berhak untuk menentukan dan memaksakan orang lain harus atau boleh
hidup. Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa mereka yang dipimpin berhak menentukan
siapa yang memimpin mereka dan kemana mereka mau dipimpin. Jadi demokrasi memerlukan
sebuah system penerjemah kehendak masyarakat ke dalam tindakan politik.
5. Keadilan sosial
Keadilan merupakan norma moral paling dasar dalam kehidupan masyarakat. Moralitas
masyarakat mulai dengan penolakan terhadap ketidakadilan. Tuntutan keadilan sosial tidak boleh
dipahami secara ideologis, sebagai pelaksanaan ide-ide, ideologi-ideologi, agama-agama
tertentu, keadilan sosial tidak sama dengan sosialisme. Keadilan sosial adalah keadilan yang
terlaksana. Dalam kenyataan, keadilan sosial diusahakan dengan membongkar ketidakadilan-
ketidakadilan yang ada dalam masyarakat. Ketidakadilan adalah diskriminasi di semua bidang
terhadap perempuan, semua diskriminasi atas dasar ras, suku dan budaya.
2.3 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik
Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku
politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka pembangunan
politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem politik Indonesia yang
bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan tertinggi pada
rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem politik Indonesia
yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi bukan otoriter Berdasar
hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas kerakyatan (sila IV Pancasila).
Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik didasarkan pada asas-asas moral
daripada sila-sila pada pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem politik Indonesia
dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral kerakyatan,
dan moral keadilan. Perilaku politik, baik dari warga negara maupun penyelenggara negara
dikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkan perilaku politik yang santun dan
bermoral.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politik diartikan bahwa Pancasila
bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan
menggunakan nilai-nilai dalam Pancasila. Pemahaman untuk implementasinya dapat dilihat
secara berurutan-terbalik:
a) Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya, agama, dan
ekonomi dalam kehidupan sehari-hari,
b) Mementingkan kepentingan rakyat atau bersama (demokrasi) dalam pengambilan keputusan,
c) Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan berdasarkan konsep
mempertahankan persatuan,
d) Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan kemanusiaan yang adil dan
beradab,
e) Tidak dapat tidak, nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan, dan kemanusiaan (keadilan-
keberadaban) tersebut bersumber pada nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, implementasi tersebut perlu
direkonstruksi kedalam pewujudan masyarakat-warga (civil society) yang mencakup masyarakat
tradisional (berbagai asal etnik, agama, dan golongan), masyarakat industrial, dan masyarakat
purna industrial. Dengan demikian, nilai-nilai sosial politik yang dijadikan moral baru
masyarakat informasi adalah,
a) Nilai toleransi,
b) Nilai transparansi hukum dan kelembagaan,
c) Nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai dengan kata),
d) Bermoral berdasarkan konsensus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus mampu menyesuaikan diridengan zaman.
Tetapi tidak berarti bahwa nilai dasar Pancasila dapat diganti dengan nilai dasar lain. Dengan
meniadakan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung makna
bahwa nilai-nilai dasar Pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa
Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman secara kreatif, dengan memperhatikan tingkat
kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia sendiri.
Pancasila harus memberikan orientasi ke depan, mengharuskan bangsa Indonesia untuk
selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya, terutama menghadapai
globalisasi dan keterbukaan. Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap
bertahan dalam jiwa dan budaya bangsa Indonesia dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Kemudian peranan Pancasila dalam bidang Politik itu sendiri adalah sebagai dasar
kemanusiaan. Oleh karenanya, sistem politik yang berlaku dalam negara harus mampu
mewujudkan sistem yang menjamin tegaknya HAM.
Para penyelenggara negara beserta elit politik harus senantiasa memegang budi pekerti
kemanusiaan, serta memegang teguh cita-cita moral rakyat Indonesia. Memposisikan rakyat
Indonesia sebagai subjek dalam kehidupan politik dan tidak hanya sekedar menjadikannya
sebagai objek politik penguasa semata.
Mewujudkan tujuan Negara demi meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesi.
Mencerdaskan rakyat dan memahami politik, tidak hanya menjadikan rakyat sebagai sarana
mencapai tujuan pribadi ataupun golongan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gudangmateri.com/2010/04/makalah-pancasila-sebagai-paradigma.html
http://www.scribd.com/doc/18184016/Pancasila-Sebagai-Sumber-Nilai-Dan-Paradigma-
Pembangunan
http://ayya3.blogspot.com/2008/12/bab-i-pendahuluan-1.html