Anda di halaman 1dari 3

Nama : Violetta Viola

Nim : 03031381823077

Kelas : A (Teknik Kimia 2018 Palembang)

Review Jurnal Pancasila Sebagai Etika Politik Di Indonesia

Judul Pancasila Sebagai Etika Politik Di Indonesia


Jurnal Jurnal Ultima Humaniora
Volume & Halaman Vol II, Nomor 1 & hal 111-123
Tahun Maret 2014
Penulis Surajiyo
Reviewer Violetta Viola (0303138181823077)
Tanggal 17 November 2018

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sebagai suatu nilai, Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan
universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat ,berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai tersebut kemudian dijabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas
sehingga merupakan suatu pedoman. Norma-norma tersebut meliputi norma moral
dan norma hukum. Dalam norma inilah maka Pancasila berkedudukan sebagai sumber
dari segala sumber hukum dinegara Indonesia. Sebagai sumber dari segala sumber
hukum nilai-nilai Pancasila yang sejak dahulu telah merupakan suatu cita-cita moral
yang luhur yang terwujud dalam kehidupan sehari-sehari bangsa Indonesia sebelum
membentuk negara. Atas dasar pengertian inilah maka nilai-nilai Pancasila sebenarnya
berasal dari bangsa Indonesia sendiri atau dengan lain perkataan bangsa Indonesia
sebagai asal-mula materi nilai-nilai Pancasila. Jadi sila-sila Pancasila pada hakikatnya
bukanlah merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun praksis
melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma
baik meliputi norma moral maupun norma hukum, yang pada giliran nya harus
dijabarkan lebih lanjut dalam norma-norma etika moral maupun norma hukum dalam
kehidupan kenegaraan maupun kebangsaan. Dalam konteks Pancasila inilah
permasalahan muncul yakni sejauh mana Pancasila merupakan etika politik di
Indonesia.

II. Metodologi
Metode pendekatan fenomenologis dengan jenis penelitian kualitatif, maksudnya
bahwa dalam penelitian ini peneliti berusaha memahami antara etika, norma, nilai
dan moral serta kaitannya terhadap Negara Indonesia pada saat ini.

III. Hasil dan Pembahasan


Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan nilai sehingga ia
menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma moral
maupun norma kenegaraan lainnya. Dari berbagai macam norma tersebut norma
hukumlah yang paling kuat keberlakuannya, karena dapat dipaksakan oleh kekuatan
eksternal seperti penguasa atau penegak hukum. Etika politik berkaitan dengan obyek
forma etika, dan obyek material politik. Secara substansial pengertian etika politik
tidak dapat dipisahkan dengan subjek sebagai pelaku etika yaitu manusia. Oleh karena
itu etika politik berkait erat dengan bidang pembahasan moral. Hal ini berdasarkan
kenyataan bahwa pengertian ‘moral’ senantiasa menunjuk kepada manusia sebagai
subjek etika. Maka kewajiban moral dibedakan dengan pengertian kewajiban-
kewajiban lainnya. Kewajiban moral adalah kewajiban yang dilakukan manusia
sebagai manusia atas kesadarannya, sedangkan kalau melakukan kewajiban atas dasar
karena perintah di luar diri maka kewajiban itu bukan kewajiban moral. Etika politik
tidak langsung mencampuri urusan politik praktis. Tugas etika politik ialah membantu
agar pembahasan masalah-masalah ideologis dapat dijalankan secara objektif. Di era
sekarang ini, tampaknya kebutuhan akan norma etika dalam kehidupan masih perlu
bahkan amat penting untuk ditetapkan. Hal ini terwujud dari keluarnya ketetapan
MPR NO.VI/MPR/2001 tentang etika kehidupan berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat. Dalam ketetapan MPR tersebut dinyatakan bahwa etika kehidupan
berbangsa,bernegara dan bermasyarakat merupakan penjabaran nilai-nilai Pancasila
sebagai pedoman dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku yang merupakan
cerminan nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan yang sudah mengakar dalam
kehidupan bermasyarakat. Jadi, Pancasila sebagai etika mengajak kita untuk berfikir
kritis, otokritik, kaji banding sehingga Pancasila yang kita terima sebagai dasar negara
dan dasar kehidupan berbangsa benar-benar hasil pilihan bangsa dan negara
Indonesia, bukan sesuatu yang dipaksakan.

IV. Kesimpulan dan Saran


Etika politik merupakan filsafat teoritis yang membahas tentang makna hakiki segala
sesuatu antara lain: manusia, alam, benda fisik, pengetahuan bahkan tentang hakikat
yang transenden. Sedangkan Pancasila sebagai etika politik, bahwa Pancasila adalah
pedoman hidup bersama bangsa Indonesia yang mengatur bagaimana harus bersikap
dan bertindak antar satu dengan lain yang disertai hak dan kewajibannya. Dengan kata
lain Pancasila adalah moral identitas bangsa, baik sebagai warga dunia, sebagai warga
negara, maupun sebagai anggota masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa pemerintahan
pada dasarnya merupakan upaya menjalankan kekuasaan untuk mencapai tujuan
tertentu. Namun demikian, dalam menjalankan pemerintahan itu, penguasa (termasuk
aparatur pemerintahan daerah, harus bersikap adil, jujur dan menjunjung tinggi
hukum. Karena itu dalam etika pemerintahan, memerintah berarti menerapkan
kekuasaan secara adil, seperti bagaimana cara menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi
di negeri ini, bukan malah melindungi dan saling tutup menutupi, hingga membuat
mereka (pelaku kejahatan, tak jerasedikitpun jika mengulang bahkan mewarisi
tindakan perusak moral danetika bangsa.
Disarankan akan lebih baik lagi jika ditambahkan poin masalah atau pertanyaan
penelitian. Hal ini tentunya akan membantu peneliti untuk mempermudah dalam hal
mengkategorikan atau mengklasifikasikan tujuan penelitiannya.

Anda mungkin juga menyukai