Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

BESARAN DAN SATUAN

1. Besaran

Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka-angka.
Besaran ada dua macam, yaitu:

1) Besaran pokok, yaitu besaran yang satuannya telah ditetapkan lebih dahulu dandipakai
sebagai dasar besaran yang lain. Contoh: panjang, massa, waktu, dan suhu.

2) Besaran turunan, yaitu besaran yang diturunkan dari satu atau beberapa besaran pokok.
Contoh: Luas diturunkan dengan mengalikan dua besaran pokok panjang.
Kecepatan,diturunkan dengan membagi besaran pokok panjang dengan besaran pokok waktu.

2. Sistem Satuan

Satuan adalah ukuran tertentu dari suatu besaran atau patokan yang digunakan untuk
mengukur. Satuan ada dua macam:

a. Satuan baku, yaitu satuan yang sudah diakui secara internasional. Contoh: meter, kilogram,
gram, liter, atau menit.

b. Satuan tidak baku, yaitu satuan yang tidak diakui secara internasional sehingga
hanyadigunakan di suatu daerah atau negara. Contoh: hasta, depa, gayung, atau ember.
Sistem satuan Internasional (SI)

Sistem Satuan Internasional (SI) adalah sistem satuan yang berlaku untuk seluruh dunia.SI
dibedakan atas dua satuan, yaitu:

1) Sistem MKS (meter, kilogram, sekon)

2) Sistem cgs (sentimeter, gram, sekon)

Syarat-syarat Satuan Internasional yang baik antara lain:

1) tetap, tidak mengalami perubahan oleh pengaruh apapun

2) harus selalu sama dalam keadaan tetap, di mana pun dan kapan pun

3) harus mudah ditiru oleh orang yang menggunakannya

3. Sistem Angka Penting (AP)

Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran. Angka penting
terdiri dari atas angka pasti dan angka taksiran (angka yang diragukan) sesuai dengan alat
ukur yang digunakan.

Aturan Angka Penting

1. Semua angka bukan nol adalah angka penting. Contoh: 836,5 gr memiliki empat angka
penting

2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting. Contoh:
75,006 Kg memiliki lima angka penting

3. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, maka angka nol setelah angka bukan nol
termasuk angka penting. Contoh: 0,0060 m memiliki dua angka penting

4. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, maka angka nol sebelum angka bukan
nol tidak termasuk angka penting. Contoh: 0,006 m memiliki satu angka penting

5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya yang memiliki angka nol harus
ditulis dalam notasi ilmiah. Angka-angka pada notasi ilmiah merupakan angka penting.
Contoh: 8900 gr ditulis menjadi 8,9 x 103 gr memiliki dua angka penting

Aturan Pembulatan Angka


Ketika angka-angka ditiadakan sari suatu bilangan, nilai dari angka terakhir yang
dipertahankan ditentukan dengan suatu proses yang disebut pembulatan bilangan. Aturan
pembulatan bilangan tersebut, antara lain:

1. Angka-angka yang lebih kecil daripada 5 dibulatkan ke bawah


2. Angka-angka yang lebih besar daripada 5 dibulatkan ke atas
3. Angka 5 dibulatkan ke atas jika sebelum angka 5 adalah ganjil dan dibulatkan ke
bawah jika angka sebelum angka 5 adalah angka genap

Operasi-operasi dalam angka penting

1. Operasi penjumlahan dan pengurangan

Dalam melakukan operasi penjumlahan atau pengurangan, maka hasilnya hanay boleh
mengandung satu angka taksiran (angka terakhir dari suatu bilangan penting).

Contoh 1:

35,572 2 angka taksiran

2,2626 + 8 angka taksiran

37,8346

4 dan 6 merupakan angka taksiran, sehingga hasil penjumlahan ditulis 37,835 disesuaikan
dengan atuan pembulatan.

2. Operasi perkalian dan pembagian

Dalam operasi perkalian atau pembagian, maka hasilnya hanya boleh memiliki angka penting
sebanyak bilangan yang jumlah angka pentingnya paling sedikit.

Contoh 1:

34,231 mengandung lima angka penting

0,250 x mengandung tiga angka penting

8,557750

Penulisan hasil perkalian hanya boleh mengandung tiga angka penting, sehingga hasil
perkalian 8,557750 ditulis 8,56 (tiga angka penting).
3. Operasi Pangkat dan Akar

Hasil Pangkat atau akar akan memiliki banyak angka penting sama dengan banyak angka
penting bilangan yang dipangkatkan atau di akarkan. Hal ini karena pada dasarnya operasi
pangkat itu sama dengan operas perkalian dan operasi akar sama seperti operasi pembagian.

Contoh :

4. Alat Ukur Besaran Mekanik

1. Jangka Sorong

Jangka sorong / sigmat adalah salah satu jenis alat ukur yang bisa mengukur suatu benda
hingga ukuran terkecil mencapai seperseratus milimeter. Jangka sorong atau sigmat terdapat
dua bagian utama yaitu pertama bagian diam dan kedua bagian bergerak, kedua bagian pada
jangka sorong ini berfungsi saat kita menggunakan alat ukur ini untuk mengukur berbagai
jensi benda untuk Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan
ketelitian pengguna maupun alat.

Bagian-bagian Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri dari rahang tetap dan ragang geser. Rahang tetap dan geser ada yang di
atas dan di bawah. Dalam jangka sorong terdapat 2 skala. Skala utama pada rahang tetap dan
skala nonius (renvier*) di rahang gesernya.Skala utama memiliki skala dalamm satuan cm
dan mm sedangkan skala pada nonius memiliki panjang 9 mm yang dibagi menjadi 10 skala.
Fungsi Jangka Sorong
1. Jangka sorong berfungsi mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian sampai 0,1
mm. (rahang tetap dan rahang geser bawah)
2. Rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur diameter benda
yang cukup kecil seperti cincin, pipa, dll.
3. Tangkai ukur di bagian bawah berfungsi untuk mengukur kedalaman seperti
kedalaman tabung, lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil.

Cara Menggunakan Jangka Sorong

1.Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser, pastikan rahang geser
bekerja dengan baik. Sobat hitung jangan lupa untuk cek ketika rahang tertutup harus
menunjukkan angka nol. Jika tidak menunjukkan angka nol sobat bisa mensettingnya.

2. Langkah/ cara menggunakan jangka sorong selanjutnya adalah membersihkan permukaan


benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel yang bisa sebabkan
kesalahan pengukuran.

3. Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda sesuai dengan
pengukuran yang ingin diambil. Lalu tinggal membaca skalanya.

2. Mikrometer Sekrup

Mikrometer Sekrup atau dalam bahasa asing disebut micrometer screw gauge adalah alat
yang digunakan untuk mengukur besaran panjang yang terdiri atas poros tetap yang berperan
sebagai skala utama dan poros putar yang berperan sebagai skala nonius. Tingkat ketelitian
mikrometer sekrup ini mencapi 0,01 mm dan mampu mengukur ketebalan atau diameter
benda yang sangat kecil dengan presisi dengan batas maksimal panjang benda 25 mm.

Kegunaan Mikrometer Sekrup

Fungsi atau kegunaan mikrometer sekrup ada empat, yaitu:

1. Untuk mengukur ketebalan suatu benda yang sangat tipis seperti lempeng baja, aluminium
bahkan kertas

2. Untuk mengukur diameter luar suatu benda yang sangat kecil seperti diameter bantalan
peluru, kabel, kawat dan sebagainya.
3. Untuk mengukur garis tengah lubang pada suatu benda yang cukup kecil.

4. Untuk mengukur kedalaman suatu lubang yang cukup kecil seperti lubang pada pipa dan
sebagainya

Jenis-Jenis Mikrometer Sekrup

1. Jenis-jenis mikrometer sekrup berdasarkan jenis skalanya

A. Mikrometer Sekrup Manual

Mikrometer jenis ini, skalanya terdiri atas skala utama dan skala nonius. Sesuai namanya
peembacaan hasil pengukuran masih manual melalui serangkaian perhitungan dari hasil skala
utama dan nonius.

B. Mikrometer Sekrup Digital

Skala mikrometer digital berbentuk layar digital dimana hasil pengukuran dengan mikrometer
ini langsung terbaca oleh layar tanpa harus melalui proses perhitungan.

2. Jenis-jenis mikrometer sekrup berdasarkan fungsinya

A. Mikrometer Luar

Mikrometer luar adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur diameter luar
suatu benda.
B. Mikrometer Dalam

Mikrometer dalam adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur diameter suatu
lubang.

C. Mikrometer Kedalaman

Mikrometer dalam adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur kedalaman
suatu lubang

Bagian-Bagian dan Fungsi Mikrometer Sekrup

Fungsi bagian-bagian mikrometer sekrup adalah sebagai berikut:

1. Frame (bingkai)

Frame ini menyerupai bentuk huruf C atau U. frame ini terbuat dari bahan logam tahan panas
dengan desain yang cukup tebal dan kuat bertujuan untuk meminimalisir terjadinya pemuaian
panjang yang bisa mengganggu proses pengukuran. Selain itu, frame ini juga dilapisi dengan
lapisan plastik guna menghindari terjadinya transfer panas dari tangan pengukur terhadap
logam saat pengukuran

2. Anvil (poros tetap)

Poros tetap berfungsi sebagai penahan saat sebuah benda akan diukur.
3. Spindle (poros gerak)

Poros gerak merupakan sebuah silinder logam yang dapat digerakkan maju-mundur, menjau
atau mendekati poros tetap.

4. Lock Nut (pengunci)

Pengunci berfungsi untuk menahan poros gerak agar tidak bergerak saat proses pengukuran
suatu benda.

5. Sleeve

Merupakan batang logam tempat terletaknya skala utama (dalam satuan mm)

6. Thimble

Merupakan batang logam yang dapat diputar, berukuran lebih besar dari sleeve dan
merupakan tempat terletaknya skala nonius atau skala putar (dalam satuan mm)

7. Ratchet

Berfungsi untuk mengencangkan poros gerak jika sudah menyentuh benda dengan cara
diputar searah jarum jam sampai terdengar suatu bunyi ketukan logam (tik). Untuk
memastika ujung poros gerak telah menempel sempurna dengan benda maka ratchet dapat
diputar sebanyak 2-3 putaran.

Prinsip Kerja Mikrometer Sekrup

Pada bagian Sleeve terdapat skal utama yang berisi angka 1,2,3,4 dst (bagian atas) dan angka
0,5, 1,5, 3,5 dst (bagian bawah), sehingga jarak antar 2 skala terkecil skala utama adalah 0, 5
mm.

Sedangkan pada bagian Thimble terdapat skala nonius yang berisi angka 1-50 (kelipatan 5).
Jika thimble diputar satu kali putan penuh (maju atau mundur) maka skala utama akan
bertambah 0,5 mm atau berkurang 0,5 mm. Sehingga 1 skala putar = 0,5/50 = 0,01 mm,
artinya jarak antara 2 skala terkecil skala nonius adalah 0,01 mm.

3. Mistar

Pada mistar 30 cm terdapat dua gores/strip pendek berdekatan yang merupakan skala terkecil
dengan jarak 1mm atau 0,1cm. Ketelitian mistar tersebut adalah setengah dari skala
terkecilnya. Jadi ketelitian atau ketidak pastian mistar adalah (½ x 1 mm ) = 0,5 mm atau
0,05 cm.

Langkah-langkah melakukan pengukuran panjang dengan menggunkan mistar/penggaris


dengan benar :

Letakan benda yang akan diukur pada tepi skala mistar (lihat gambar).

1. Pastikan bahwa benda telah sejajar dengan mistar dan salah satu ujung benda tepat berada
di angka nol (0)

2. Baca skala mistar yang terletak diujung lain benda (bukan ujung yang di titik nol mistar).

3. Lihat angka yang dekat dengan akhir ujung benda, pada gambar tersebut akhir ujung benda
berada di skala 2, maka panjang benca adalah 2 cm

4. Lihat juga setelah angka 2 ada garis-garis, lihatlah garis-garis tersebut dengan cara
menghitungnya setelah angka 2. Maka ujung benda tersebut berakhir di garis ke 5, maka
skalnya di baca 5 mm atau 0,5 cm

5. Panjang benda tesebut adalah 2 cm + 5 mm atau 2 cm + 0,5 cm. Dengan demikian panjang
benda tersebut adalah 2,5 cm atau 25 mm.

4. Neraca Ohaus Tiga Lengan

Neraca ini mempunyai tiga lengan dan satu cawan tempat benda.
Bagian – bagian Naraca :

1. Lengan Depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, …, 10
gram. Masing-masing skala bernilai 1 gram.

2. Lengan Tengah, tiap skala dalam lengan ini bernilai 10 gram.

3. Lengan Belakang, sama seperti lengan depan dan tengah tetapi dengan nilai tiap skalanya
100 gram dari 100 gram hingga 500 gram (setengah kilo)

Cara Menggunakan Neraca Ohaus Tiga Lengan :

Cukup lepas pengunci kemudian taruh beda dalam cawan atau wadah. Jangan lupa terlebih
dahulu lakukan kalibrasi dengan cara dengan cara memutar sekrup yang berada disamping
atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar. Pastikan benar-
benar sejajar agar tidak terjadi keslahan penimbangan. Setelah itu geser anting di ketiga
lengannya mulai dari lengan belakang ke lengan depan. Setelah itu jumlahkan nilai dari
ketiga lengan tersebut.

Gambar Cara membaca hasil pengukuran neraca ohaus tiga lengan

5. Stopwatch

Stopwatch adalah suatu alat ukur yang dugunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan
dalam melakukan kegiatan yang memiliki ketelitian sampai tingkat detik. Stopwatch ada dua
jenis yaitu stopwatch analog dan stopwatch digital. Kedua stopwatch tersebut mempunyai
fungsi yang sama yaitu untuk mengukur lama waktu. Perbedaannya hanya terletak pada
komponen penyusunnya dan tampilan pembacaannya

Kekurangan dan Kelebihan Stopwatch

a. Kelebihan

 Proses perhitungan lebih cepat


 Setiap jenis gerakan waktunya diketahui
 Biayanya lebih murah
 Lebih praktis dalam mencatat data
 Data yang di peroleh lebih akurat

b. Kekurangan

Dibutuhkan ketelitian bagi seorang pengamat yang melakukan perhitungan, karena akan
mempengaruhi hasil perhitungan.

Stopwatch Analog

Stopwatch analog berfungsi sebagai alat untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan
dalam suatu kegiatan. Misalnya, stopwatch dapat digunakan untuk mengukur lamanya waktu
yang dibutuhkan oleh seorang pelari untuk dapat mencapai jarak 50 km. Selain itu,dalam
ilmu kimia stopwatch juga dapat digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan
oleh suatu larutan agar dapat mengalami perubahan suhu. Stopwatch analog mempunyai
penunjuk seperti jarum jam dan mempunyai dua buah tombol yaitu tombol start/stop dan
tombol kalibrasi . Perhitungan waktu pada stopwatch analog ini berdasarkan gerakan
mekanik.

Bagian-Bagian Stopwatch Analog :

 Tombol start / stop, untuk menjalankan dan menghentikan stopwatch.


 Tombol riset, untuk meriset stopwatch ke nol.
 Jarum besar, berfungsi sebagai jarum penunjuk dalam satuan detik
 Jarum kecil, berfungsi sebagai jarum penunjuk satuan menit
 Lingkaran detik, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari angka 1
sampai 60 dalam satuan detik
 Lingkaran menit, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari 5 sampai
30 dalam satuan menit.

Prinsip kerja stopwatch Analog adalah sebagai berikut :

 Saat tombol start ditekan penahan pegas pertama akan terbuka sehingga gerigi
berputar dan pegas pertama akan terkalibrasi secara periodik. Sehingga jarum
bergerak.
 Pada saat yang sama pegas kedua tertekan sehingga tercipta kombinasi kerja secara
mekanik. Pada saat kalibrasi penekan pegas akan membuat pegas kedua terkalibrasi
sehingga pegas pertama kembali ke tertekan seperti semula. Dan jarum kembali ke
posisi nol.

Stopwatch Digital

Stopwatch digital merupakan jenis stopwatch yang menggunakan layar/monitor sebagai


penunjuk hasil pengukuran. Waktu hasil pengukuran dapat kita baca hingga satuan detik.

Adapun bagian-bagian dan dari stopwatch digital adalah sebagai berikut :

 L.C.D
 4 digit tampilan waktu menunjukkan menit ("M") dan waktu detik ("S")
 Timer dapat diprogram maksimum sampai 99 menit, 59 detik dan menghitung
mundur
 Bel alarm output saat waktu menghitung mundur ke nol
 Timer ini juga dapat berfungsi sebagai memory recall
 Masing-masing tombol untuk setting menit dan detik

Prinsip kerja stopwatch digital adalah sebagai berikut :


Cara kerja stopwatch digital dimulai saat tombol dalam keadaan ON arus dari sumber
tegangan (baterai) akan mengalir ke komponen-komponen elektronik dalam stopwatch
digital. Komponenen-komponen elektronik tersebut yang melakukan perhitungan waktu dan
menampilkannya dalam monitor dalam bentuk angka digital.

Prosedur Penggunaan Stopwatch :

1. Stopwatch Analog

Adapun prosedur penggunaan stopwatch analog adalah sebagai berikut :

 Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.


 Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau terkalibrasi.
 Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu, maka jarum besar pada
lingkaran besar akan berjalan.
 Satu putaran penuh jarum besar pada lingkaran detik sama dengan 60 detik. Jadi satu
kali putaran penuh jarum besar sama dengan satu menit. Apabila jarum besar sudah
berputar satu kali putaran penuh, maka jarum kecil akan berada pada angka satu pada
lingkaran kecil.
 Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
 Membaca hasil pengukuran.
 Untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan jarum
akan kembali ke nol kemudian ulangi langkah 1 s/d 5.

2. Stopwatch Digital

Adapun prosedur penggunaan stopwatch digital adalah sebagai berikut :

 Menyiapkan stopwatch yang digunakan untuk mengukur.


 Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau dalam keadaan terkalibrasi.
 Menekan tombol start untuk memulai pengukuran, maka waktu berjalan seperti yang
ditunjukkan angka pada stopwatch digital.
 Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran.
 Membaca hasil pengukuran.
 Unuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol reset dan jarum akan kembali
ke nol kemudian ulangi langkah diatas.

Pembacaan Hasil Pengukuran :

1. Stopwatch analog

Hasil pengukuran stopwatch analog dengan melihat apakah hasil pengkuran lebih dari satu
menit atau tidak. Jika lebih dari satu menit maka yang pertama kita lihat adalah jarum
penunjuk menit dan setelah itu melihat jarum penunjuk detik kemudian menjumlahkannya.

2. Stopwatch digital

kita bisa melihat langsung hasil pengukuran waktu pada layer/monitor berupa angka digital.
https://www.fisikabc.com/2017/04/mikrometer-sekrup-bagian-1.html

https://rumushitung.com/2013/01/31/cara-menggunakan-jangka-sorong-2/

https://mafia.mafiaol.com/2012/12/definisi-dan-jenis-mistar-sebagai-alat.html

http://www.fungsiklopedia.com/fungsi-neraca-ohaus/

https://rumushitung.com/2013/06/02/neraca-ohaus-dua-lengan-dan-tiga-lengan/

http://www.damaruta.com/2015/02/fungsi-dan-prinsip-kerja-stopwatch.html

Anda mungkin juga menyukai