Anda di halaman 1dari 37

PROSES INDUSTRI KIMIA II

“INDUSTRI ETYLEN OKSIDA”

DISUSUN OLEH :

Rut Purnama Sari (061230400306)


Tri Rahma Agustiani (061230400308)
KELAS: 4 KA

DOSEN PEMBIMBING : Ir. Hj. Erwana Dewi, M.Eng

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
2013-2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanturkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok penulisan Makalah Proses Industri
Kimia II tentang industri Etylen Oksida secara lancar dan dapat diselesaikan sesuai waktunya.
Makalah ini kami buat sebagai pendukung dan media alat dalam program belajar
diperkuliahan .
Dan pada kesempatan ini kami sebagai pembuat makalah ingin mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Ir. Erwana Dewi, S.T, M.Eng sebagai Dosen Pembimbing pada mata kuliah
Proses Industri Kimia II Di Politeknik Negeri Sriwijaya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Makalah ini, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari segenap pembaca demi kebaikan dan kesempurnaan Makalah ini.

Palembang, 26 Maret 2014

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1


DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ....................................................................................................... 3
2. Tujuan .................................................................................................................... 3
3. Tinjauan Pustaka .................................................................................................... 4

BAB II DESKRIPSI PROSES


1. Data Kuantitatif...................................................................................................... 14
2. Bahan Baku ............................................................................................................ 14
3. Konsep Reaksi ....................................................................................................... 14
4. Langkah Proses ...................................................................................................... 16
5. Diagram Alir Proses Pembuatan Etylen Oksida ....................................................

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN


1. Reaktor ................................................................................................................... 17
2. Water Absorber ...................................................................................................... 17
3. Desorber ................................................................................................................. 17
4. Stripper................................................................................................................... 18
5. Heat Exchanger ...................................................................................................... 19
6. Kompresor ............................................................................................................. 20
7. Refining Still .......................................................................................................... 21

BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan ............................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 23

2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan intermediate maupun bahan
jadi adalah salah satu jenis industri yang berkembang pesat. Salah satu bagian dalam
industri ini adalah industri kimia, baik yang memproduksi bahan baku kimia hulu maupun
hasil olahannya. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan bahan-bahan kimia
semakin besar sehingga pembangunan industri kimia perlu untuk ditumbuh kembangkan.
Salah satu bahan kimia yang banyak digunakan adalah Etilen Oksida. Bahan kimia yang
juga dikenal sebagai Epoksietan atau Oxirane ini banyak digunakan dalam industri kimia
dan farmasi. Secara langsung Etilen Oksida digunakan sebagai bahan desinfektan yang
efektif dan banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga. Bidang kedokteran biasa
memanfaatkan Etilen Oksida untuk mensterilkan peralatan-peralatan bedah, plastik dan
alat-alat lain yang tidak tahan panas yang tidak dapat disterilkan dengan uap.
Dalam bidang industri, penggunaan Etilen Oksida juga cukup luas. Derivatif etilen
oksida banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan detergen, kosmetik, farmasi dan
sebagainya.
Proyeksi kebutuhan etilen oksida dalam negeri semakin meningkat seiring dengan
peningkatan industri-industri yang menggunakannya. Oleh karena itu, maka pendirian
pabrik etilen oksida akan membawa dampak positif, hal ini disebabkan karena di Indonesia,
belum ada industri kimia yang memproduksi etilen oksida. Selama ini etilen oksida
diimpor dalam jumlah besar dari Singapura, Cina, Jerman, Amerika Serikat, Italia,
Spanyol, Jepang dan Perancis.

2. Tujuan
Tujuan pokok bahasan ini adalah mampu memahami pembuatan Etylen Oksida
mulai dari bahan baku hingga produk. Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan
mahasiswa dapat :
- Menentukan bahan baku, produk, hasil samping, buangan dalam proses industri Etylen
Oksida.
- Menentukan sifat fisika dan kimia bahan baku.
- Mengetahui proses pembuatan Etylen Oksida.
- Menuliskan reaksi yang terjadi dalam proses.
- Menjelaskan uraian proses dari diagram alir.

3
3. Tinjauan Pustaka
1. Sejarah Etylen Oksida
Etilen Oksida yang disebut juga oxirane atau epathane adalah senyawa organik
dengan rumus C2H4O. Etilen oksida adalah senyawa yang reaktif, biasanya reaksinya
dimulai dari terbakarnya struktur cincin dan umumnya bersifat eksothermis.Etilen
oksida Ini adalah eter siklik. Ini berarti bahwa ia terdiri dari 2 kelompok alkil yang
terikat pada atom oksigen dalam bentuk siklik (melingkar). Mudah terbakar di atas
suhu 51,3 º F (10,7 º C) gas ini tidak berwarna dengan bau yang manis samar-samar,
cincin beranggota tiga terdiri dari dua karbon dan satu atom oksigen. Karena struktur
molekul khusus, etilen oksida dengan mudah berpartisipasi dalam reaksi samping itu,
membuka siklus, dan dengan demikian mudah berpolimerisasi. Etilen oksida adalah
isomerik dengan asetaldehida.
Etilen oksida pertama dilaporkan pada tahun 1859 oleh kimiawan Prancis
Charles-Adolphe Wurtz yang mempersiapkannya dengan mencoba 2-kloroethanol
dengan KOH.
Cl–CH2CH2–OH + KOH → (CH2CH2)O + KCl + H2O
Wurtz mengukur titik didih etilen oksida 13.50C, sedikit lebih besar dari nilai
sekarang, dan menemukan kemampuan etilen oksida untuk bereaksi dengan asam dan
garam logam. Wurtz salah mengasumsikan etilen oksida merupakan basa organic.
Kesalah pahaman ini bertahan sampai 1896 ketika Georg Bredig menemukan etilen
oksida bukan elektrolite. Ini jelas berbeda dengan eter, khususnya, cenderung ikut
bereaksi mengadisi senyawa tak jenuh, telah lama menjadi bahan perdebatan. Pada
1893, struktur heterocyclic triangular pada etilen oksida telah diusulkan.
Metode pembuatan pertama sudah lama ditetapkan, meskipun beberapa
ilmuwan, termasuk Wurtz sendiri, memproduksi etilen oksida langsung dari etilen.
Pada 1931, kimiawan Prancis, Theodore Lefort, mengembangkan metode oksidasi
langsung etilen dengan katalis. Sejak 1940, hampir semua industri memproduksi etilen
oksida menggunakan proses ini. Sterilisasi dengan etilen oksida untuk pengawetan
bumbu dipatenkan pada 1938 oleh Kimiawan Amerika, Lloyd Hall. Etilen oksida
menjadi industry yang sangat penting selama perang dunia I sebagai precursor untuk
pendingin etilen glikol dan senjata kimia gas mustard.

4
Etilen oksida banyak digunakan dalam industri kimia dan farmasi. Secara
langsung Etilen Oksida digunakan sebagai bahan desinfektan yang efektif dan banyak
digunakan untuk keperluan rumah tangga. Bidang kedokteran biasa memanfaatkan
Etilen Oksida untuk mensterilkan peralatan-peralatan bedah, plastik dan alat-alat lain
yang tidak tahan panas yang tidak dapat disterilkan dengan uap. Dalam bidang industri,
penggunaan Etilen Oksida juga cukup luas. Derivatif etilen oksida banyak digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan detergen, kosmetik, farmasi dan sebagainya.

2. Macam-Macam Proses Pembuatan Etylen Oksida


Proses pembuatan etilen oksida dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
1. Proses Khlorohidrin
Proses khlorohidrin terdiri dari 2 langkah, yaitu proses pembuatan etilen
khlorohidrin sebagai bahan intermediate dan proses dehidrokhlorinasi etilen
khlorohidrin menggunakan sodium atau kalsium hidroksida. Reaksi yang berlangsung
adalah sebagai berikut :
CaO + Cl2 → CaCl(OCl)

CaCl(OCl) + H2O → CaCl2 + 2 HOCl

HOCl + C H → HOCH CH Cl
2 4 2 2

HOCH2CH2Cl + NaOH → CH2OCH2 + NaCl + H2O

Reaksi pembentukan kalsium oksikhlorid berlangsung pada tekanan 2900 psi


dan suhu 20°C dengan menggelembungkan gas khlor ke dalam slurry dari kapur dan
etilen. Selanjutnya gas khlor digelembungkan ke dalam larutan oksikhlorid sehingga
dihasilkan etilen khlorohidrin. Etilen oksida dihasilkan dengan mereaksikan etilen
khlorohidrin dengan sodium hidroksida pada suhu 15-25°C dan tekanan 36 psi. (
Mc.Ketta, 1979 ).

2. Proses oksidasi langsung


a. Proses Oksidasi Langsung dengan Oksigen Teknis
Dalam proses terjadi reaksi utama yaitu pembentukan etilen Oksida dan reaksi
samping menghasilkan karbon dioksida dan air.
Reaksi utama:
C2H4 + ½ O2 → C2H4O

Reaksi samping:

5
C2H4 + 3 O2 → 2CO2 + 2H2O

C2H4O + 2,5 O2 → 2CO2+ 2H2O

Reaksi dijalankan dalam reaktor Fixed bed multitube pada tekanan 1,2 atm dan
suhu 290°C dengan katalis perak pada penyangga Alumina. Konversi per passnya 15%
sedangkan selektivitas cukup tinggi yaitu sekitar 75%. Selain terbentuk etilen oksida,
terbentuk pula produk samping CO2 dan H2O jadi perlu rangkaian CO2 absorber dan

CO2 stripper untuk menggurangi kandungan CO2 sebelum gas keluar absorber tersebut

direcycle ke reaktor.
Selain itu untuk mencegah efek eksplosivitas etilen terhadap oksigen, maka
perlu penambahan gas diluent berupa nitrogen murni atau ethan murni dalam siklus
reaktor. (Mc. Ketta, 1979)
b. Oksidasi langsung dengan udara
Dalam proses terjadi reaksi utama yaitu pembentukan etilen oksida dan reaksi
samping menghasilkan karbon dioksida dan air.
Reaksi utama:
C2H4 + ½ O2 → C2H4O

Reaksi samping:
C2H4 + 3 O2 → 2CO2 + 2H2O

C2H4O + 2,5 O2 → 2CO2+ 2H2O

Dengan digunakan udara dengan kadar nitrogen tinggi, maka tidak memerlukan
gas diluent untuk mencegah eksplotivitas dan juga berfungsi sebagai pendingin reaksi.
Pada reaksi dengan menggunakan udara sebagai oksidannya didapatkan hasil samping
CO2 dan H2O. Secara ekonomi lebih menguntungkan investasi. Selain itu tidak

diperlukannya diluent khusus pada saat proses reaksi berjalan. Namun demikian dengan
digunakannya udara sebagai oksidan yang mengandung banyak nitrogen, maka
diperlukan purging untuk mencegah akumulasi nitrogen. ( Mc.Ketta, 1979 )
Dari ketiga proses di atas dipilih proses oksidasi langsung, karena proses paling
sederhana dan bahan yang digunakan tidak terlalu berbahaya. Kelemahan proses ini
adalah konversi etilen keluar reaktor yang rendah. Hal ini diatasi dengan melakukan
recycle gas keluar reaktor yang telah diambil etilen oksidanya, kemudian mencampur
dengan umpan segar.

6
3. Kegunaan Produk
Etilen oksida umumnya digunakan sebagai bahan pensteril. Dalam kehidupan
sehari-hari digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan seperti pakaian, perabot rumah
tangga dan bahkan bulu binatang. Etilen oksida juga digunakan sebagai pestisida. Di
dunia kedokteran etilen oksida dikenal luas sebagai desinfektan peralatan bedah, bahan-
bahan plastik, dan alat-alat lain yang tidak tahan panas sehingga tidak dapat disterilkan
dengan uap pada suhu tinggi. Kegunaan Etylen Oksida:
 Pembuatan Ethylene Poliester
 Pembuatan Deterjen
 Pembuatan Etanol Amin
 Pembuatan Glycol Eter
 Pembuatan Polyglikol sebagai zat anti beku
 Pembuatan Acrilonitril
Etilen oksida selain untuk penggunaan langsung, juga dapat digunakan sebagai
bahan baku pembuatan:
a. Monoetilen Glycol, dihasilkan dari reaksi etilen oksida dengan air, merupakan agen
antibeku yang digunakan pada mesin-mesin, Juga digunakan untuk bahan baku
produksi polietilen terephthalate (PET) dan sebagai cairan penukar panas.
b. Dietilen Glycol, merupakan agen pelunak yang digunakan pada gabus lem dan kertas.
Juga digunakan sebagai solven dan agen de-icing pada pesawat terbang maupun
bandara.
c. Trietilen Glycol, merupakan agen humectant yang juga digunakan sebagai solven,
pernis dan pengering gas. Sering digunakan sebagai drying agent pada pengolahan gas
alam.
d. Tetraetilen Glycol, merupakan agen ekstraksi yang digunakan dalam ekstraksi
hidrokarbon aromatik.
e. Polietilen Glycol, digunakan sebagai bahan baku pembuatan kosmetik, farmasi,
pelumas, solven, bahan penunjang pembuatan keramik dan bahan pembuat perekat
maupun tinta cetak.
f. Polietilen oksida (Polyox), dihasilkan dengan reaksi polimerisasi dengan melibatkan
logam golongan IIA dan IIIA. Digunakan dalam bidang pertanian, agen koagulasi dan
bahan pengemas.

7
g. Etilen Glycol Ether, dihasilkan dari reaksi etilen oksida dengan alkohol. Digunakan
sebagai minyak rem, detergen, solven cat. Sering juga digunakan untuk bahan
pengekstrak bagi SO2, H2S, CO2, dan merkaptan dari gas alam.

h. Ethanolamine, dihasilkan dari reaksi etilen oksida dengan amonia. Digunakan sebagai
bahan kimia dalam proses akhir tekstil, kosmetik, sabun, detergen dan pemurnian gas
alam.

4. Sifat Fisika dan Kimia dari Bahan Baku dan Produk


a. Bahan Baku
- Oksigen (O2)
Sifat fisik
Rumus molekul : O2
Berat molekul : 32,0 gr/mol
Penampilan : gas tidak berwarna, cairan berwarna biru pucat
Densitas : (0°C; 101,325 kPa) 1,429 g/l
Titik lebur : 54,36 K, -361,82°F, -218,79°C,
Titik didih : -297,31°F, 182,95°C, 90,20 K,
Titik kritis: 154,59 K, 5,043 Mpa
Kalor peleburan : 0,444 kJ/mol
Kalor penguapan : 6,82 kJ/mol
Kapasitas kalor : 29,378 J/(mol·K)

Sifat kimia
1. Mempunyai elektron terluar sebanyak 6 elektron dengan biloks
2. Mempunyai 2 alotrop, yaitu gas oksigen (O2) dan ozon (O3).
3. Mengalami reaksi oksidasi dengan sebagian besar unsur membentuk
senyawa oksida (contoh: Na2O), peroksida (contoh: Na2O2),
superoksida (contoh: NaO2), dan senyawa-senyawa karbon.
4. Mempunyai energi ionisasi sebesar 14,5 kJ/mol.
5. Mempunyai nilai keelektronegatifan sebesar 3,0.

- Etilen (C2H4)
Sifat fisik
Rumus molekul : C2H4

8
Berat molekul : 28,05 gr/mol
Densitas : 1,178 kg/m3 pada 15 oC
Titik leleh : -169,2 oC, 104,0 K, -272,6 oF
Titik didih : -103,7 oC, 169,5 K, -154,7 oF
Temperatur kritis : 9,9°C, 283,06 oK
Kelarutan dalam air : 3,5 mg/100 ml pada 17 oC
Kelarutan dalam etanol : 4,22 mg/L
Batas ledakan : Terendah 3% dalam udara, 2,9% dalam O2
Tertinggi 29% dalam udara, 79% dalam O2

Sifat kimia
1. Klorinasi
Etilen dapat diklorinasi oleh klorine menjadi dikloro etan dan dengan klorinasi
lanjutan akan terbentuk trikloroetan.
Reaksi :
CH2= CH2 + Cl2  ClCH2CH2Cl
ClCH2CH2Cl + Cl2  CH2ClCHCl2 + HCl
2. Polimerisasi
Etilen dapat dipolimerisasikan dengan cara memutuskan ikatan rangkapnya dan
bergabung dengan molekul etilen yang membentuk molekul yang lebih besar pada
tekanan dan temperatur tertentu.
Reaksi :
N (CH2=CH2)  (-CH2-CH2-)n
3. Oksidasi
Etilen dapat dioksidasi sehingga akan menghasilkan senyawa-senyawa etilen oksida,
etilendioksida, etilen glikol.
Reaksi :
CH2=CH2+½O2C2H4O
Etilen dapat juga dioksidasi oleh asam asetat dan oksigen menghasilkan vinil
asetat dengan katalis Palasium, Alumina-Silika pada temperatur 175 – 200 oC
dan tekanan 0,4 – 1 Mpa.
Reaksi :
CH2= CH2 + CH3COOH + ½ O2  H2C=CHOCOCH3 + H2

9
4. Alkilasi
Etilen dapat dialkilasi dengan katalis tertentu, misalnya alkilasi fiedel-craft,
mereaksikan etilen dengan benzena untuk menghasilkan produk etilbenzen
dengan katalis AlCl3 pada suhu 400oC.
Reaksi:CH2=CH2+C6H6C6H5C2H5
5. Oligomerisasi
Etilen dapat dioligomerisasi, misalnya menjadi Linear Alfa Olefini (LAO), C10
– C14 dengan rantai lurus dan alifatik alkohol. Reaksi dijalankan pada suhu 80 –
120oC dengan tekanan 20 Mpa.
Reaksi
Al(C2H5)3+nC2H4AlR1R2R3
6. Hidrogenasi
Etilen dapat dihidrogenisasi secara langsung dengan katalis nikel pada suhu
300oC.
Reaksi :
C2H4+H2C2H6
Atau direaksikan dengan katalis Platina pada suhu kamar
7. Adisi
Etilen klorohidrin terbentuk melalui reaksi adisi antara etilen dengan asam
hipoklorit pada suhu 20 – 30oC dan tekanan 2,5 atm.
Reaksi :
HOCl + C2H4  CH2OHCH2Cl

b. Produk
Produk Utama
- Etilen Oksida (C2H4O)
Sifat fisik
Rumus molekul : C2H4O
Wujud dalam kondisi kamar : Gas
Berat molekul : 44,05 gr/mol
Densitas : 0,882 gr/ml
Titik leleh : -111,3°C, 162 K, -168°F
Titik didih : 10,7°C, 284 K, 51°F
Titik nyala : -20°C (-4°F)

10
Batas ledakan : Terendah 7% di udara
Tertinggi 73% volume di udara
Batas keracunan ` : min 3%, max 80% dalam udara

Sifat kimia
Etilen oksida adalah senyawa yang reaktif. Biasanya reaksinya dimulai dari
terbakarnya struktur cincin dan umumnya bersifat eksothermis. Suatu ledakan
dapat terjadi jika etilen oksida dalam bentuk uap mendapatkan pemanasan yang
berlebihan.
1. Dekomposisi
Etilen oksida dalam bentuk gas akan mulai terdekomposisi pada 400oC
membentuk CO, CH4, C2H2, H2 atau CH3COH. Langkah pertama yang terjadi
adalah isomerisasi menjadi asetaldehid.

2. Adisi oleh atom hidrogen labil


Etilen bereaksi dengan senyawa yang mengandung atom hidrogen yang
labil dan membentuk gugus hidroksi etil XH-C2H4O  XC2H4OH
Contoh senyawa XH ini adalah HOH, H2NH, HRNH, R2NH, RCOOH,
RCONH2, HSH, ROH, NCH dan B2H6 (R= aril, alkil). Reaksi berlangsung makin
cepat dengan adanya asam atau basa.

3. Isomerisasi katalitik
Etilen oksida dapat bereaksi membentuk asetaldehid dengan bantuan
katalis perak pada suhu 170 – 300oC.
Reaksi : C2H4O  CH3COH

4. Reduksi menjadi etanol


Etilen oksida dapat direduksi menjadi etanol dengan katalis Ni, Cu
dan Cr pada Al2O3.
Reaksi : C2H4O + H2  C2H5OH

5. Reaksi dengan pereaksi Grignard


Etilen oksida dapat bereaksi dengan pereaksi grignard membentuk senyawa
dengan gugus hidrosil primer

11
C2H4O + RMgX + H2O  RC2H4OH + MgOHX

Produk Samping
- Karbon Dioksida (CO2)
Sifat fisik
Rumus molekul : CO2
Berat molekul : 44,0095 gr/mol
Densitas : 1,600 g/l (padat)
1,98 g/l (gas)
Titik lebur : -57⁰C (216 K)
Titik didih : -78°C (195 K)
Kelarutan dalam air : 1,45 g/l
Viskositas : 0,07 cP pada -78°C

Sifat kimia
1. CO2 dapat dihasilkan melalui pembakaran dari semua bahan bakar yang
mengandung karbon, seperti metana (gas alam), destilat minyak bumi (bensin,
diesel, minyak tanah, propana), arang dan kayu. Sebagai contohnya reaksi antara
metana dan oksigen:
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
2. Khamir mencerna gula dan menghasilkan karbon dioksida beserta etanol pada
proses pembuatan anggur, bir, dan spiritus lainnya:
C6H12O6 → 2CO2 + 2C2H5OH

a. Air (H2O)
Sifat fisik
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,0153 gr/mol
Densitas : 0,998 gr/cm3 (cair pada 20oC)
0,92 gr/cm3 (padatan)
Titik beku : 0⁰C, (273,15 K) (32 °F)
Titik didih : 100 °C (373,15 K) (212 °F)
Kalor jenis : 4184 J/(kg·K) (cairan pada 20 °C)

12
Sifat Kimia
1.Bereaksi dengan karbon menghasilkan metana, hidrogen, karbon
dioksida, monoksida membentuk gas sintetis (dalam proses gasifikasi
batubara).
2.Bereaksi dengan kalsium, magnesium, natrium dan logam-logam
reaktif lain membebaskan H2.
3.Air bersifat amfoter.
4.Bereaksi dengan kalium oksida, sulfur oksida membentuk basa kalium
dan asam sulfat.
5.Dengan anhidrid asam karboksilat membentuk asam karboksilat.

13
BAB II
DESKRIPSI PROSES

1. Data Kuantitatif
 Basis : 1 ton pada C2H4O (99% kemurnian dan 70% yield)
 Etilen : 0,92 ton
 Etilen Diklorida : 0,05 ton
 Udara : 9 ton
 Kapasitas Produksi : 30 – 300 ton/hari
 Perak (Ag) : 0,3 kg in fixed bed
0,7 kg in fluidized bed
 Listrik : 1500 KWH
 Steam : 0,1 ton
 Air : 180 ton

2. Bahan Baku:
o Etilen
o Etilen Diklorida
o Udara

3. Reaksi Kimia yang Terjadi


Reaksi kimia yang terjadi pada proses dengan oksidasi langsung dari etilen adalah :
Reaksi Utama : C2H4 + ½ O2 C2H4O
Reaksi Samping : C2H4 + 3O2 2H2O + 2CO2

4. Flowsheet

5. Langkah Proses
Pada pembuatan Etilen oksida dengan proses Oksidasi langsung digunakan etilen
dengan kemurnian 95-98% yang digunakan sebagai umpan dialirkan kedalam fixed bed
tubular reactor dengan bantuan kompresor, kemudian ditempat terpisah udara ditekan
dan dialirkan kedalam reactor juga. Pada fixed bed tubular reactor tersebut terjadi
reaksi antara etilen dan udara dengan mekanisme reaksinya C2H4 + O2 → C2H4O +

14
( CO2 + H2O ) pada temperatur 250 – 300°C dan pada tekanan 4 – 5 atm. Reaksi yang
terjadi dalam reaktor dipercepat dengan ditambahkan katalis perak oksida (AgO)
dengan tujuan untuk mempercepat jalannya reaksi itu sendiri, reaksi tersebut
berlangsung secara eksotermis. Didalam tubular reaktor ini terjadi 2 tahapan reaksi,
yang menghasilkan C2H4O sebagai reaksi utama, H2O dan CO2 sebagai reaksi samping
dan sisa-sisa gas dari hasil reaksi yang tidak dibutuhkan akan keluar melalui bagian
steam, sedangkan hasil produk tersebut yaitu etilen oksida yang masih mengandung air
dan gas lain akan menuju ke water absorber yang berfungsi untuk menyerap air dari
campuran etilen oksida yang terbentuk, tetapi terlebih dahulu campuran tersebut
didinginkan melalui HE (cooler) sebelum masuk ke dalam water absorber.
Pada water absorber ini terjadi proses pemisahan dengan menggunakan air
(H2O) sebagai medium penyerap. Gas yang tidak diserap dan memiliki titik didih yang
rendah atau memiliki fase yang ringan akan teruapkan keluar ke atas untuk direcycle ke
tubular reaktor dan sebagiannya lagi dibuang ke purge steam. Sedangkan gas yang
memiliki titik didih yang lebih tinggi atau yang memiliki fase berat yaitu gas H2O akan
dipanaskan melalui HE (heater) menuju desorber. Campuran etilen oksida yang masih
mengandung pelarut air akan dipisahkan atau dilepaskan dari air yang dikandungnya
didalam desorber. Pada alat ini terjadi proses pemisahan antara etilen oksida dengan
sisa – sisa air media penyerap. Gas yang memiliki titik didih yang rendah akan keluar
pada bagian atas. Sedangkan gas yang memiliki titik didih yang tinggi akan keluar pada
bagian bawah untuk kemudian direcycle kembali ke water absorber yang dapat
digunakan sebagai media penyerap.Lalu hasil keluaran pada bagian atas didinginkan
dengan kondensor kemudian dikompresi oleh kompresor masuk kedalam stripper.
Setelah air terpisah dengan etilen oksida pada desorber kemudian produk yang berupa
etilen oksida dialirkan ke stripper dimana sisa uap air yang telah terpisah akan keluar
melalui keluaran atas yang terlebih dahulu didinginkan pada bagian kondenser,
sedangkan campuran etilen oksida yang masih mengandung gas atau zat lain yang
bercampur dimurnikan didalam refinning still.
Proses pemisahan pada alat refinning still ini berdasarkan perbandingan titik didih dari
komponen – komponen yang ada pada campuran. Dimana etilen oksida akan menguap dan
terpisah dari zat – zat pengotor masuk kedalam kondensor untuk didinginkan.Etilen oksida
yang telah murni dari gas atau zat yang lainnya dan merupakan fase ringan dengan memiliki
titik didih lebih rendah keluar melalui bagian atas sedangkan gas atau zat yang telah terpisah
dengan etilen oksida tersebut keluar melalui bagian bawah (Heavy ends).

15
Diagram Alir Proses Produksi Etylen Oksida

16
BAB IV
SPESIFIKASI PERALATAN PROSES
1. Reaktor
Reaktor pada prinsipnya dibagi menjadi 3 jenis utama, yaitu :
1. Batch Reaktor : Umumnya digunakan untuk reaksi dengan waktu reaksi yang sangat lama,
menggunakan mikrobia, dan atau kapasitas produksi kecil atau musiman.
2. Tubular Reactor : Tubular Reactor ada bermacam macam,antara lain adalah :
a. Reaktor Alir Pipa: Biasanya berupa gas-gas,caifr-cair dimana reaksi tidak menimbulkan
panas yang terlalu tinggi. Reaktor memiliki alran plugflow yang optimal untuk kecepatan
reaksi tetapi cukup sulit untuk alat transfer panasnya.
b. Reaktor Pipa Shell And Tube : Seperti reaktor pipa di atas tetapi berupa beberapa pipa
yang disusun dalam sebuah shell, reaksi berjalan di dalam pipa pipa dan
pemanas/pendingin di shell. Alat ini digunakan apabila dibutuhkan sistem transfer panas
dalam reaktor. Suhu dan konversi tidak homogen di semua titik.
c. Fixed Bed : Reaktor berbentuk pipa besar yang didalamnya berisi katalisator padat.
Bisanya digunakan untuk reaksi fasa gas dengan katalisator padat. Apabila diperlukan
proses transfer panas yang cukup besar biasanya berbentuk fixed bed multitube, dimana
reaktan bereaksi di dalam tube2 berisi katalisator dan pemanas/pendingin mengalir di luar
tube di dalam shell.
d. Fluidized bed reaktor : Biasanya digunakan untuk reaksi fasa gas katalisator padat
dengan umur katalisator yang sangat pendek sehingga harus cepat diregenerasi.Atau
padatan dalam reaktor adalah merupakan reaktan yang bereaksi menjadi produk.

2. Water Absorber : adalah alat yang digunakan untuk air dari larutan yang terbentuk
(etilen +oksigen).pendingin yang mengalir melalui tabung.

17
3. Desorber : adalah alat yang digunakan untuk menyerap atau memisahkan etilen oksida
dari pelarutnya.

4. Stripper
Absorber dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu
komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan.
Solut adalah komponen yang dipisahkan dari campurannya sedangkan pelarut (solvent ;
sebagai separating agent) adalah cairan atau gas yang melarutkan solut. Karena
perbedaan kelarutan inilah, transfer massa solut dari fase satu ke fase yang lain dapat
terjadi. Stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu komponen atau
lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan titik didih dari campuran yang
akan dipisahkan. Pada operasi yang ideal disetiap stage akan terjadi kontak fase antara
fase cair dengan fase uap yang diikuti perpindahan panas.
Stripping adalah operasi pemisahan solute dari fase cair ke fase gas, yaitu
dengan mengontakkan cairan yang berisi solute dengan pelarut gas ( stripping agent)
yang tidak larut ke dalam cairan.
Berdasarkan cara kontak antar fase, alat transfer massa difusional dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu :
1. proses keseimbangan dimana operasi dengan keseimbangan antar fase, yaitu
alat dengan kontak bertingkat ( stage wise contact / discreet ), misalnya menara
menggunakan plat atau tray.
2. proses dikontrol kecepatan transfer massa, yaitu alat dengan kontak kontinyu (
continuous contact ), misalnya menara sembur, gelembung atau menggunakan
bahan isian (packing).
18
Air stripping adalah proses pemisahan komponen yang mudah menguap
(volatile), bahan kimia (EPA, 2001) dalam suatu cairan dengan cara mengalirkan udara
ke dalam cairan. Proses air stripping banyak digunakan dalam bidang teknik kimia
terutama untuk memurnikan air tanah atau limbah cair yang mengandung bahan
volatile (Wikipedia, 2011). EPA (2001) menambahkan bahwa pemisahan bahan kimia
dalam cairan terjadi melalui proses evaporasi atau perubahan fasa cair menjadi gas.
Senyawa volatile dalam cairan dicirikan dengan tekanan uap yang tinggi dan
kelarutan rendah. Hal tersebut digambarkan dalam persamaan tanpa dimensi koefisien
hukum Henry (Henry’s law coefficient). Koefisien tersebut menunjukkan perbandingan
antara konsentrasi bahan tertentu (polutan) di udara dengan konsentrasi bahan di dalam
air dalam kondisi equilibrum. Polutan yang memiliki koefisien Hukum Henry yang
tinggi, secara ekonomi dapat dipisahkan (stripped) dari air. Air Stripping hanya efektif
digunakan pada senyawa volatile atau semi volatile dengan bilangan Henry diatas 0,01
(CPEO, 2011).

5. Heat Exchanger
Heat Exchanger adalah alat penukar panas yang dapat digunakan untuk
memanfaatkan atau mengambil panas dari suatu fluida untuk dipindahkan ke fluida
lain. Proses perpindahan panas ini biasanya terjadi dari fase cair ke fase cair atau dari
fase uap ke fase cair. Alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan panas suatu
aliran fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu :
 Memanaskan fluida
 Mendinginkan fluida yang panas
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan
kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana fluida yang

19
berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari tube fluida yang mengalir adalah
kerosene yang semuanya berada didalam shell.

6. Kompresor

Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara dengan kata lain
kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses pemampatan, udara mempunyai
tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan udara lingkungan (1atm). Dalam
keseharian, kita sering memanfaatkan udara mampat baik secara langsung atau tidak langsung.
Sebagai contoh, udara manpat yang digunakan untuk mengisi ban mobil atau sepeda montor,
udara mampat untuk membersihkan bagian-bagian mesin yang kotor di bengkel-bengkel dan
manfaat lain yang sering dijumpai sehari-hari.

Pada industri, penggunaan kompresor sangat penting, baik sebagai penghasil udara
mampat atau sebagai satu kesatuan dari mesin-mesin. Kompresor banyak dipakai untuk mesin
pneumatik, sedangkan yang menjadi satu dengan mesin yaitu turbin gas, mesin pendingin dan
lainnya.

20
7. Refining Still : adalah alat untuk memurnikan etilen oksida dari Campuran atau kotoran
yang tidak diinginkan.

21
6. Data Kuantitatif
 Basis : 1 ton pada C2H4O (99% kemurnian)
 Etilen : 0,92 ton
 Udara : 9 ton
 Kapasitas Produksi : 30 – 300 ton/hari
 Perak (Ag) : 0,3 kg in fixed bed
0,7 kg in fluidized bed

7. Bahan Baku:
o Etilen
o Udara

8. Reaksi Kimia yang Terjadi


Reaksi kimia yang terjadi pada proses dengan oksidasi langsung dari etilen adalah :
Reaksi Utama : C2H4 + ½ O2 C2H4O
Reaksi Samping : C2H4 + 3O2 2H2O + 2CO2

22
N2 = ....... kg
9. Flowsheet
O2 = ....... kg
N2 = ....... kg
H2O = ....... kg
O2 = ....... kg
CO2 = ....... kg
CO2 = ......... kg
Total = ....... kg
Total = ......... kg

Purge Steam light ends


C2H4 = ....... kg

STRIPPER
Recyle

WATER ABSORBER

STRIPPER
DESORBER
H2O = ....... kg

REAKTOR

N2 = ........... kg
C2H4 = .......kg C2H4 = .......... kg C2H4O = ........... kg
N2 = .......kg N2 = ............ kg O2 = ........... kg
N2 = ....... kg
O2 = .......kg O2 = ........... kg
C2H4O = ........... kg
Total = ......... kg C2H4O = ............. kg O2 = ....... kg
H2O = ............ kg
H2O = ............ kg CO2 = ....... kg
CO2 = ........... kg
CO2 = ............. kg
Total = ............ kg H2O = ....... kg
Total = ............. kg
Total = ........... kg

C2H4O = .......... kg

CO2 = ......... kg

Total = ............ kg

C2H4O = ........ kg
H2O = ....... kg
REFINING STILL

CO2 = ......... kg

Total = ........ kg

Heavy Ends
H2O = ......... kg
Total = ......... kg

23
10. Neraca Massa

1. Neraca Massa Pada Reaktor


 Pembuatan Etylen Oksida

Bahan Baku:

1. C2H4 = 0,92 ton


2. Udara = 9 ton

Basis 1 ton Etylen Oksida

C2H4 = … kg
N2 = … kg
FIXED BED O2 = … kg
REAKTOR C2H4O = … kg
H2 O = … kg
C2H4 = 920 kg CO2 = … kg
N2 = 6864,8272 kg
O2 = 2085,5168 kg
Diketahui:
Reaktan :
1000 kg 1
 mol C2 H4 = 0,92 ton × × kg = 32,7986 kmol
1 ton 28,05 ⁄kgmol

1000 kg 1
 mol udara = 9 ton × × 29 kg⁄kgmol = 310,3448 kmol
1 ton

 mol O2 = 21% × 310,3448 kmol = 65,1724 kmol


 mol N2 = 79% × 310,3448 kmol = 245,1724 kmol

Produk:

1000 kg 1
 mol C2 H4 O 99% = 99% × 1 ton × × 44,05 kg⁄kmol = 22,4745 kmol
1 ton

Reaksi Utama:
24
C2H4 + ½ O2 C2H4O

Mula : 32,7986 65,1724 - kmol

Reaksi: 22,4745 11,2372 22,4745 kmol

Sisa : 10,3241 53,9352 22,4745 kmol

BM : 28,05 32 44,05 kg/kmol

Mass : 289,5910 1725,9264 990,0017 kg

Reaksi Samping : (konversi 80%)

C2H4 + 3O2 2CO2 + 2H2O

Mula : 10,3241 53,9352 - - kmol

Reaksi: 8,2593 24,7778 16,5186 16,5186 kmol

Sisa : 2,0648 29,1574 16,5186 16,5186 kmol

BM : 28,05 32 44,05 18 kg/kmol

Mass : 57,9176 933,0368 727,6443 297,3348 kg

Disini C2H4 bereaksi dengan O2 diasumsikan dengan konversi 80%

Tabel 1. Neraca Massa pada Fixed Bed Reaktor

Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)

C2H4 920 57,9176


O2 2085,5168 933,0368
N2 6864,8272 6864,8272
C2H4O - 990,0017
CO2 - 727,6443
H2O - 297,3348
Steam 100 100

Total 9970,344 9970,7624

C2H4 = 57,9176 kg
25 N2 =6864,8272 kg
O2 = 933,0368kg
C2H4O = 990,0017 kg
Steam = 0,1 ton

FIXED BED
Steam = 0,1 ton REAKTOR

C2H4 = 920 kg
N2 = 6864,8272 kg
O2 = 2085,5168 kg
Total = 9870,344 kg

2. Neraca Massa Pada Water Absorber

N2 = … kg
C2H4 = … kg O2 = … kg
CO2 = … kg

A H2O = … kg
H2O = … kg W B
A S
T O
E R
C2H4 = 57,9176 kg R B
N2 = 6864,8272 kg E
R
O2 = 933,0368kg
C2H4O = 990,0017 kg N2 = … kg
H2 O = 297,3348 kg O2 = … kg
CO2 = 727,6443 kg C2H4O = … kg
H2O = … kg
Total = 9870,7624 kg CO2 = … kg

Pada water absorber tejadi penyerapan gas-gas yang titik didihnya lebih rendah dari pada
etylen oksida dengan menggunakan penyerap air dengan efisiensi sebesar 88,75%

Tabel 2. Neraca Massa pada Water Absorber

26
Keluar (kg)

Komponen Masuk (kg) Ke Purge


Ke Ke
Steam &
Desorber Penyerap
recycle

C2H4 57,9176 - 57,9176 -


O2 933,0368 104,9666 828,0702 -
N2 6864,8272 772,2931 6092,5341 -
C2H4O 990,0017 990,0017 - -
CO2 727,6443 81,86 645,7843 -
H2O 327,0218 33,4502 - 293,5716

Total 990,4494 990,4494

N2 = 6092,5341 kg
O2 = 828,0702 kg

C2H4 = 57,9176 kg CO2 = 645,7843 kg


Total = 7566,3886 kg

H2O = 293,5716 kg
A H2O = 29,6870 kg
W B
A S
T O
E R
C2H4 = 57,9176 kg R B
N2 = 6864,8272 kg E
R
O2 = 933,0368kg
C2H4O = 990,0017 kg N2 = 772,2931 kg
H2 O = 297,3348 kg
O2 = 104,9666 kg
CO2 = 727,6443 kg
C2H4O = 990,0017 kg
Total = 9870,7624 kg
H2 O = 33,4502 kg
CO2 = 81,86 kg
3. Neraca Massa Pada Desorber Total = 1982,5716 kg
N2 = … kg
27
O2 = … kg
C2H4O = … kg
H2 O = … kg
D
N2 = 772,2931 kg E
O2 = 104,9666 kg S
O
C2H4O = 990,0017 kg R
H2 O = 33,4502 kg B
CO2 = 81,86 kg
E
R
Total = 1982,5716 kg
H2O = … kg

Pada desorber terjadi pemisahan kandungan air dari komponen yang masuk untuk kemudian
di recycle kembali sebagai absorben di water absorben dengan efisiensi sebesar 88,75%.

Tabel 2. Neraca Massa pada Desorber

Keluar (kg)

Komponen Masuk (kg) Ke


Ke
Water
Stripper
Absorber

O2 104,9666 104,9666 -
N2 772,2931 772,2931 -
C2H4O 990,0017 990,0017 -
CO2 81,86 81,86 -
H2O 33,4502 3,7632 29,6870

Total 1982,5716 1982,5716

N2 = 772,2931 kg
28
O2 = 104,9666 kg
C2H4O = 990,0017 kg
D
N2 = 772,2931 kg E
O2 = 104,9666 kg S
O
C2H4O = 990,0017 kg R
H2 O = 33,4502 kg B
CO2 = 81,86 kg
E
R
Total = 1982,5716 kg
H2O = 29,6870 kg

4. Neraca Massa Pada Stripper


N2 = … kg
O2 = … kg
H2 O = … kg
S CO2 = … kg
N2 = 772,2931 kg T
R
O2 = 104,9666 kg
I
C2H4O = 990,0017 kg P
P
H2 O = 3,7632 kg
E
CO2 = 81,86 kg R
Total = 1952,8846 kg
C2H4O = … kg
H2 O = … kg
CO2 = … kg

Pada stripper terjadi pemisahan kandungan air dari komponen yang masuk dengan efisiensi
sebesar 83,32%.

29
Tabel 2. Neraca Massa pada Stripper

Keluar (kg)

Komponen Masuk (kg) Ke


Ke light
Refinning
ends
Still

O2 104,9666 104,9666 -
N2 772,2931 772,2931 -
C2H4O 990,0017 - 990,0017
CO2 81,86 68,2057 13,6543
H2O 3,7632 3,1355 0,6277

Total 1952,8846 1952,8846

N2 = 772,2931 kg
O2 = 104,9666 kg
H2 O = 3,1355 kg
S CO2 = 68,2057 kg
N2 = 772,2931 kg T
R Total = 948,6009 kg
O2 = 104,9666 kg
I
C2H4O = 990,0017 kg P
H2 O = 3,7632 kg P
E
CO2 = 81,86 kg R
Total = 1952,8846 kg
C2H4O = 990,0017 kg
CO2 = 13,6543 kg
H2 O = 0,6277 kg
Total = 1004,2837 kg

30
5. Neraca Massa Pada Refining Still
C2H4O = … kg
CO2 = … kg

R
C2H4O = 990,0017 kg E S
CO2 = 13,6543 kg F T
I I
H2 O = 0,6277 kg
N L
Total = 1004,2837 kg I L
N
G

H2O = … kg

Pada Refining Still terjadi proses pemurnian Etylen Oksida dari impurities yang terkandung
dalam komponen masuk sehingga di dapatkan produk etylen oksida sebesar 1003,656 kg
dengan efisiensi pemurnian sebesar 93,5%.

Tabel 2. Neraca Massa pada Refining Still

Keluar (kg)

Komponen Masuk (kg) Ke


Ke
Heavy
Produk
Ends

C2H4O 990,0017 - 990,0017


CO2 13,6543 - 13,6543
H2O 0,6277 0,6277 -

Total 1004,2837 1004,2837

31
C2H4O = 990,0017 kg
CO2 = 13,6543 kg
Total = 1003,656 kg
R
C2H4O = 990,0017 kg E S
CO2 = 13,6543 kg F T
H2 O = 0,6277 kg I I
N L
Total = 1004,2837 kg
I L
N
G

H2O = 0,6277 kg

N2 = 6092,5341 kg N2 = 772,2931 kg

O2 = 828,0702 kg O2 = 104,9666 kg

CO2 = 645,7843 kg 32 H2O = 3,1355 kg


Total = 7566,3886 kg CO2 = 68,2057 kg

Total = 948,6009 kg
Purge Steam light ends
C2H4 = 57,9176 kg

STRIPPER
Recyle

WATER ABSORBER

STRIPPER
DESORBER
H2O = 29,6870 kg
REAKTO
R

C2H4 = 920 kg C2H4 = 57,9176 kg


N2 = 772,2931 kg N2 = 772,2931 kg
N2 = 6864,8272 kg N2 =6864,8272 kg
O2 = 104,9666 kg O2 = 104,9666 kg
O2 = 2085,5168 kg O2 = 933,0368kg
Total = 9870,344 kg C2H4O = 990,0017 kg C2H4O = 990,0017 kg
C2H4O = 990,0017 kg
H2O = 297,3348 kg H2O = 3,7632 kg
H2O = 33,4502 kg
CO2 = 727,6443 kg CO2 = 81,86 kg
Total = 9870,7624 kg CO2 = 81,86 kg
Total = 1952,8846 kg
Total = 1982,5716 kg

C2H4O = 990,0017 kg

CO2 = 13,6543 kg

Total = 1003,656 kg

C2H4O = 990,0017 kg
CO2 = 13,6543 kg
H2O = 0,6277 kg
REFINING STILL

Total = 1004,2837 kg

Heavy Ends

H2O = 0,6277 kg

Neraca Massa Over All


33
Komponen Input (kg) Output (kg)

C2H4 920 57,9176

O2 2085,5168 933,0368

N2 6864,8272 6864,8272

C2H4O - 990,0017

CO2 - 727,6443

H2O - 297,3348

Total 9970,344 9970,7624

BAB IV
PENUTUP

34
1. Kesimpulan
Etilen oksida adalah senyawa organik dengan rumus C2H4O. Gas yang
mudah terbakar ini tidak berwarna dan dapat dihasilkan dari oksidasi antara
senyawa etilen dengan oksigen. Proses pembuatan etilen oksida dengan bahan baku
etilen dan oksigen merupakan reaksi oksidasi dengan reaksi sebagai berikut :
Reaksi utama :
C2H4 + ½ O2  C2H4O
Reaksi samping :
C2H4 + 3 O2  2CO2 + 2H2O
Klasifikasi proses etilen oksida terbagi dua, yaitu oksidasi langsung dari
etilen dan klorohidrinasi dari etilen,tetapi yang dibahas hanya proses oksidasi
langsung dari etilen.Hal ini dikarenakan proses oksidasi langsung merupakan
proses yang paling sederhana dan bahan yang digunakan tidak terlalu bahaya.
Etilen oksida umumnya digunakan sebagai bahan pensteril. Dalam
kehidupan sehari-hari digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan seperti pakaian,
perabot rumah tangga dan bahkan bulu binatang.

DAFTAR PUSTAKA

35
Erlinawati,dkk. 2012. Modul Kuliah Proses Industri Kimia. Politeknik Negeri
Sriwijaya: Palembang.
Cahyono,Riyan.2009.Prarancangan pabrik etilen oksida dari etilen dan udara dengan
proses oksidasi langsung kapasitas 50.000 ton/tahun.Universitas
Muhamadiyah:Surakarta.
http://kimiadotcom.wordpress.com/2008/08/23/ethilene-oxide/ (tanggal akses 14 Maret
2014)
http://id.scribd.com/doc/180706545/Fix-ETILEN-OKSIDA-doc (tanggal akses 14
Maret 2014)
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-8696-2306030035-Chapter1.pdf (tanggal
akses 14 Maret 2014)
http://en.wikipedia.org/wiki/Ethylene (tanggal akses 14 Maret 2014)
http://en.wikipedia.org/wiki/Ethylene_oxide (tanggal akses 14 Maret 2014)
http://sonyaza.blogspot.com/2009_04_01_archive.html (tanggal akses 14 Maret 2014)
http://id.scribd.com/doc/52121060/pp (tanggal akses 14 Maret 2014)
http://www.scribd.com/doc/211110583/Efisiensi-Dan-Evaluasi-Hp-Stripper

36

Anda mungkin juga menyukai