Anda di halaman 1dari 12

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

Jashun Syahru Ramadhan1, Zulkieflimasnyah2, Qois Syaifuddin Zayyan3


Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Sekolah Vokasi, Universitas
Sebelas Maret PSDKU, Jl. Imam Bonjol,Pandean,Kec.Mejayan,Kabupaten
Madiun, Jawa Timur 65153, Indonesia
Zulkiefli0404@student.uns.ac.id

Abstrak
Makalah ini mengkaji Pancasila sebagai etika politik yang mendasari sistem politik
Indonesia. Pancasila, sebagai dasar filsafat negara, memiliki peranan penting dalam
membentuk kerangka nilai dan norma dalam kehidupan politik, sosial, dan ekonomi
bangsa. Pancasila juga mendorong partisipasi politik aktif, demokrasi, dan penghormatan
terhadap hak asasi manusia. Makalah ini menyoroti pentingnya integritas, transparansi,
dan akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas-tugas politik berdasarkan Pancasila sebagai
etika politik. Hanya dengan mengedepankan prinsip-prinsip Pancasila, bangsa Indonesia
dapat membangun sistem politik yang berintegritas, berkeadilan, dan menghasilkan
kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.Dalam kesimpulannya, makalah ini
menggarisbawahi pentingnya Pancasila sebagai etika politik dalam membentuk dan
mengarahkan kehidupan politik Indonesia.
Kata Kunci : Pancasila,Etika,Politik

Abstrak
This paper examines Pancasila as the political ethics that underlies the Indonesian
political system. Pancasila, as the basis of the state philosophy, has an important role in
shaping the framework of values and norms in the nation's political, social and economic
life. Pancasila also encourages active political participation, democracy and respect for
human rights. This paper highlights the importance of integrity, transparency and
accountability in carrying out political tasks based on Pancasila as political ethics. Only
by prioritizing the principles of Pancasila, the Indonesian nation can build a political
system that has integrity, justice, and produces prosperity for all its people. In
conclusion, this paper underlines the importance of Pancasila as a political ethic in
shaping and directing Indonesia's political life.
Keywords: Pancasila, Ethics, Politics
LATAR BELAKANG
Pancasila merupakan cerminaa kepribadian bangsa Indonesia, sekaligus
nilai luhur yang telah ada sejak zaman dahulu, sila yang ada dalam Pancasila
berfungsi untuk menegaskan dan pedoman segala aspek kehidupan
bermasyarakat, bernegara serta berbangsa. Nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak terkecuali di
dalam pelaksanaan politik Pancasila juga harus menjadi acua dalam beretika.
Penggunaan Pancasila sebagai dasar berpolitik adalah hal yang sudah sangat
sesuai karena didalam Pancasila sudah mengatur segala aspek mulai dari
beragama hingga keadilan sehingga harapannya jika menerapkan Pancasila
sebagai dasar etika berpolitik maka akan terbentuk politik yang berorientasi untuk
rakyat Indonesia, dengan berdasar ketuhanan, kemanusian, persatuan,
musyawarah dan keadilan.

Politik menurut Deliar Noer (1983:6) “politik adalah segala aktivitas atau
sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan yang bermaksud untuk
mempengaruhi, dengan jalan mengubah atau mempertahankan, suatu macam
bentuk susunan masyrakat”, sedangkan menurut Miriam Budiarto politik dapat
diartikan sebagai macam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atu negara)
yang menyangkut proses menentukan tujuan dari suatu sistem dan melaksanakan
semua tujuan. Dapat diambil garis besar bahwa politik adalah sebuah kegaitan
aturan yang berupaya untuk merubah atau mempertahankan suatu susunan atau
sistem masyarakat.

Pancasila sebagai etika politik dapat diartikan bahwa dalam kehidupan


berpolitk masyarakat Indonesia mendasarinya dengan Pncasila. Pancasila sebagai
etika politik seharusnya dapat dilakukan masyarakat indonesia tanpa harus
diingatkan tetapi melalui alam bawah sadar mereka. Etika dalam bahasa Yunani
memiliki arti “ethos” yang berarti watak adat maupun kesuslaan. Sehingga etika
dapat diartikan sebagai kesanggupan kebiasaan, kesediaan seseorang untuk
melakukan perintah atau mematuhi peraturan yang da dalam berkehidupan sosial.
Dalam konteks lain seperti filsafat etika dapat dipandang sebagai perilaku atau
tindakan manusia yang dilihat dari sisi baik buruknya, baik dan buruk disini juga
tergantung anggapan masyarakat dimana etika tersebut berlaku. Etika lebih
banyak dipandang sebagi prinsip dasar tinggkah laku yang dianggap benar oleh
sekelompok manusia.

Etika sebenarnya dapat dibagi lagi menjadi beberapa macam yaitu etika
umum dan etika khusus. Etika yang bersifat umum ini biasanya disepakati atau
dipahami oleh banyak orang, lebih apada tingkah laku umum manusia. Etika
khusus dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu etika khusus individual yaitu etika
yang dilakukan manusia untuk dirinya sendiri. Kemudian etika khusus sosial
dimana etika ini khusus dilakukan untuk manusia lain di masyarakat. Pada
dasarnya etika menyangkut nilai baik buruk nilai, nilai kesopanan, nilai susila,
nilai kebaikan.

Indonesia menggunakan pancasila sebagai dasar negara sudah semestinya


nilai nilai pancasila digunkan sebagai dasar dalam bernegara. Pnacasila sebagai
etika politik dapat diartikan secara singkat bahwa nilai-nilai jyang terkandung
dalam pancasila digunakan sebagai dasar berpolitik. Masyarakat indonesia saat ini
kebanyakan sudah melupakan Pancasila sebaai etika politik mereka. Sangat jarang
dtemui bahwa nilai pancasila masih dijadikan sebagai etika politik masyarakat
Indonesia. Pancasila jika dijadikan sebagai etika politik di Indonesia maka sudah
semestinya maka kegiatan berpolitik di Indonesia akan berjalan dengan baik dan
sehat. Saat ini dapat dilihat bagaimana kondisi politik di Indonesia dapat dinilai
kurang baik dimana dapat ditemui korupsi sudah menjadi hal yang biasa, jual beli
kekuasaan sudah menjadi tradisi, dan nepotisme sudah mendarah daging
dimasyarakat Indonesia. Kurangnya penerapan nilai nilai pancasila sebagai etika
politik dapat disebabkan karena kurangnya pemahaman, dan kesadaran
masyarakat tentang eksistensi Pancasila. Masyarakat di Indonesia saat ini
kebanyakan hanya mengetahui pancasila sebagai dasar negara, mereka sangat
jarang mengetahui dan memehami pancasila sebagai ideologi bangsa, Pancasila
sebagai sistem filsafat, maupun Pnacasila sebagai etika berpolitik bahkan jika
mereka mengetahuinya sangat jarang yang mengimplementasikannnya, mungkin
hanya sgelintir kaum terpelajar yang mampu mengimplementasikannya.

Pancasila sebagai suatu etika politik memeberikan suatu jawaban bahwa


seharusnya kehidupan berpolitik masyarakat Indonesia harus sejalan dengan nilai-
nilai pancasila. Berpolitik dengan menggunakan nilai pertama yaitu ketuhanan
yang sesuai denan agama yang dianut. Kegiatan berpolitik mempunya tujuan
untuk kepentingan bersama maka harus didasari Pancasila yaitu kemanusiaan
yang adil dan beradab sehingga tujuan dari politik dapat terwujud pada seluruh
bagian tidak hanya pada para penguasanya. Keragaman masyarakat Indonesia
yang begitu banyak baik dari agama, suku, budaya, bahasa, dan wilayah dapat
menjadi suatu hambatan dalam berpolitik apalagi jika ada yang mngutamakan
kepentingan kelompok dari ada kepentingan bersama. Keberagaman ini akan
menjadi tantangan bagi politik di Indonesia, karena Indonesia menjadikan
Pancasila sebagai dasar etika berpolitik maka sudah sewajarnya mengedepankan
“Persatuan Indonesia” dimana persatuan dan kepentingan umumlah yang
diutamakan daripada kepentingan kelompok.

Pancasila yang berkedukan sebagai etika politik di Indonesia akan


memeberikan pandangan dan dasar bahwa kegiatan berpolitik harus berdasar pada
musyawarah serta mufakat yang berasas kerakyatan dengan selalu menerapkan
demokrasi. Indonesia yang menerapkan demokrasi drasa mampu mewadahi
perbedaan yang ada di Indonesia. Tujuan paling akhir penerapan nilai pancasila
ini adalah bagaimana melakukan dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruhrakyat Indonesia yaitu sesuai dengan sila
kelima Pancasila. Keadilan jika dapat tercapai maka ini akan menjadi sebuah
tujuan yang akhir atau puncak yang menjadi harapan bagi seluruh komponen
masyarakat Indonesia.

PERMASALAH
1. Dampak tidak menerapkan Pancasila sebagai etika politik?
2. Apa yang dimaksud dengan etika ?
3. Bagaimana peranan Pancasila sebagai etika politik Indonesia?
4. Apa yang dimaksud hakikat etika Pancasila ?
5. Bagaimana beretika politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
PEMBAHASAN
Dampak tidak menerapkan Pancasila sebagai etika politik

Buruknya etika dalam berpolitik yang sering kita temui di negara kit aini akibat
kurangnya pengetahuan tentang ilmu politik dan menerapkan Pancasila sebagai
etika politik. etika yang notabennya berkaitan tentang moral, yaitu norma yang
mengukur benar atau salahnya suatu kegiatan atau Tindakan manusia sebagai
manusia. Etika politik dapat diartikan sebuah bentuk tanggungjawab dan
kewajiban manusia sebagai manusia tidak hanya warga negara dengan negara,
hukum yang berlaku, dan masih banyak lagi. Pancasila sebagai dasar negara dan
bangsa yang sudah menjadi satu kesatuan yang sulit untuk dipisahkan Dapat kita
lihat dari setiap sila dapat ditemukan dalam setiap kehidapan berbangsa. Pancasila
adalah dasar filosofis dan ideologi negara Indonesia yang tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai etika politik, Pancasila
memiliki arti penting dalam membimbing tindakan politik, kebijakan publik, dan
pembentukan sistem pemerintahan di negara tersebut Sebagai etika politik,
Pancasila berfungsi sebagai panduan moral dan nilai-nilai dasar yang harus
dipegang dan diterapkan oleh para pemimpin politik, anggota pemerintahan, dan
masyarakat secara umum. Pancasila mencerminkan prinsip-prinsip dasar yang
meliputi Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam konteks negara tersebut, ketika Pancasila tidak diterapkan sebagai etika
politik, hal ini dapat memiliki dampak signifikan pada stabilitas politik, persatuan
sosial, dan pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, penting untuk
memahami peran dan arti Pancasila sebagai etika politik dalam konteks negara
tertentu untuk memahami konsekuensi ketika tidak diterapkan dengan baik.
Apabila Nilai-Nilai Pancasila tidak diimplementasikan dalam rancangan kebijakan
publik dan tindakan pemerintah, maka beberapa akibat yang mungkin terjadi
adalah sebagai berikut:

a) Kehilangan legitimasi:
Salah satu nilai inti Pancasila adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Jika nilai ini tidak diterapkan, kesetaraan, redistribusi kekayaan, dan
perlindungan kelompok rentan mungkin tidak tercermin dalam kebijakan publik
dan tindakan pemerintah. Hal ini dapat meningkatkan ketimpangan sosial dan
ketimpangan ekonomi, yang dapat membahayakan stabilitas sosial dan
menimbulkan ketidakpuasan dalam masyarakat.

b) Persatuan dan kerukunan yang lemah:

Pancasila juga menekankan pentingnya persatuan Indonesia. Jika nilai-nilai


Pancasila tidak dilaksanakan, kebijakan publik dan kebijakan pemerintah tidak
dapat mendorong persatuan dan kerukunan di antara berbagai kelompok dalam
masyarakat, seperti: B. Suku, agama, dan budaya. Hal ini dapat menimbulkan
konflik, ketegangan sosial, bahkan perpecahan dalam masyarakat

c) Hilangnya prinsip demokrasi:

Pancasila menekankan prinsip demokrasi yang dipandu oleh kebijaksanaan


dalam tindakan refleksi/representatif. Jika nilai-nilai ini tidak diterapkan,
kebijakan publik dan tindakan pemerintah mungkin tidak mencerminkan
partisipasi yang luas, transparansi, dan akuntabilitas kepada rakyat. Hal ini dapat
membahayakan demokrasi, kepercayaan publik dan legitimasi pemerintah.

d) Kerugian untuk pembangunan berkelanjutan:

Pancasila menekankan pentingnya kesejahteraan bagi semua orang. Jika nilai-


nilai ini tidak diterapkan, keberlanjutan, termasuk lingkungan, pendidikan,
kesehatan, dan infrastruktur mungkin tidak menjadi prioritas. Hal ini dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta
mempengaruhi kualitas hidup masyarakat.

Untuk mencapai tujuan pembangunan yang diinginkan, negara perlu menerapkan


nilai-nilai Pancasila dalam perumusan kebijakan publik dan langkah-langkah
pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, harmonis, dan sejahtera.

Etika Politik
Pengertian etika politik tidak dapat dipisahkan dengan sujek sebagai
pelaku etika , yakni manusia. Oleh karena itu etik politik berkaitan erat denga
Pengertian etika politik tidak dapat dipisahkan dengan subjek sebagai
pelakuetika, yakni manusia. Oleh karena itu etika politik berkaitan erat dengan
bidangpembahasan moral. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertian
«moral» senantiasa menunjuk kepada manusia sebagai subjek etika. Dapat
disimpulkan bahwadalam hubungannya dengan masyarakat, bangsa, maupun
negara.
Dasar ini lebih menguatkan akar etika politik bahwa kebaikan senantiasa
didasarkan kepada hakikat manusia sebagai makhluk beradab dan berbudaya.Etika
politik merupakan sebuah cabang dan ilmu etika yang membahas hakikat manusia
sebagai makhluk yang berpolitik dan dasar-dasar norma yang dipakaidalam
kegiatan politik. Etika politik sangat penting karena mempertanyakan hakikat
manusia sebagai makhluk sosial dan mempertanyakan atas dasar apa sebuah
normadigunakan untuk mengontrol perilaku politik. Etika politik menelusuri
batas-batasilmu politik, kajian ideologi, asas-asas dalam ilmu hukum, peraturan-
peraturanketatanegaraan dan kondisi psikologis manusia sampai ke titik terdalam
dari manusia melalui pengamatan terhadap perilaku, sikap, keputusan, aksi, dan
kebijakan politik.
Etika politik tidak menerima begitu saja sebuah norma yang melegitimasi
kebijakan-kebijakan yang melanggar konsep nilai intersubjektif dan sekaligus
nilai baga penata masyarakat yang normatif, kekuasaan Negara sebagailembaga
penata masyarakat yang efektif sesuai dengan struktur ganda kemampuan
manusia . Pokok permasalahan etika politik adalah legitimasi etis
kekuasaan. Sehingga penguasa memiliki kekuasaan dan masyarakat berhak untuk
menuntut pertanggung jawaban. Legitimasi etis mempersoalkan keabsahan
kekuasaan politik dari segi norma-norma moral. Legitimasi in munculdalam
konteks bahwa setiap tindakan Negara baik legislatif maupun eksekutif
dapatdipertanyakan dari segi norma-norma moral. Moralitas kekuasaan lebih
banyak ditentukan oleh nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat.
Pancasila sebagai etika politik
Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan napas
humanisme,karenanya Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa
saja. Sekalipun Pancasila memiliki sifat universal, tetapi tidak begitu saja dapat
dengan mudah diterima oleh semua bangsa. Perbedaannya terletak pada fakta
sejarah bahwa nilai-nilai secara sadar dirangkai dan disahkan menjadi satu
kesatuan yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap moral
bangsa. Dalam arti bahwa Pancasilaadalah milik khas bangsa Indonesia dan
sekaligus menjadi identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa
Indonesia sendiri. Nilai-nilai khusus yang termuat dalam Pancasila dapat
ditemukan dalam sila-silanya.
Berdasarkan sila pertama Negara Indonesia bukanlah negara teokrasi yang
mendasarkan kekuasaan negara pada legitimasi religius. Kekuasaan kepala negara
tidak bersifat mutlak berdasarkan legitimasi religius melainkan berdasarkan
legitimasi hukum dan demokrasi. Walaupun Negara Indonesia tidak mendasarkan
pada legitimasi religius, namun secara moralitas kehidupan negara harus sesuai
dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan terutama hukum serta moral dalam
kehidupan negara. Manusia merupakan dasar kehidupan dan penyelenggaran
negara.
Oleh karena itu asas-asas kemanusiaan adalah bersifat mutlak dalam
kehidupan negara dan hukum Dalam kehidupan negara kemanusiaan harus
mendapatkan jaminan hukum, maka hal inilah yang diistilahkan dengan jaminan
atas hak-hak dasar manusia. Selain itu asas kemanusinan juga harus merupakan
prinsip dasar moralitas dalam penyelenggaraan negara. Indonesia sebagai negara
plural yang memiliki beraneka ragam corak tidak terbantahkan lagi merupakan
negara yang rawan konflik.
keutuhan negara dan kebaikan bersama. Oleh karena itu sila ketiga in juga
berkaitan dengan legitimasi moral.
Oleh karena itu rakyat merupakan asalmuasal kekuasaan negara. Dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan negarasegala kebijaksanaan, kekuasaan serta
kewenangan harus dikembalikan kepadarakyat sebagai pendukung pokok
negara. Maka dalam pelaksanaan politikpraktis, hal-hal yang menyangkut
kekuasaan legislatif, eksekutif serta yudikatif,konsep pengambilan
keputusan, pengawasan serta partisipasi harus berdasarkan legitimasi dari
rakyat, atau dengan kata lain har memiliki «legitimasi demokratis».
 Dalam penyelenggaraan negara, segala kebijakan, kekuasaan,kewenangan serta
pembagian senantiasa harus berdasarkan hukum yangberlaku. Pelanggaran atas
prinsip-prinsip keadilan dalam kehidupan kenegaraan akan menimbulkan ketidak
seimbangan dalam kehidupan negara. Pola pikiruntuk membangun kehidupan
berpolitik yang murni dan jernih mutlak dilakukan sesuai dengan kelima sila yang
telah dijabarkan diatas. Etika politik harus direalisasikan oleh setiap individu yang
ikut terlibat secara konkrit dalam pelaksanaan pemerintahan negara. Para pejabat
eksekutif, legislatif, yudikatif, para pelaksana dan penegak hukum harus
menyadari bahwa legitimasi hukum dan legitimasi demokratis juga harus
berdasarkan pada legitimasi moral. Seperti tindak pidana korupsi, kolusi dan
nepotisme, penyuapan, pembunuhan, terorisme, dan penyalah gunaan narkotika
sampai perselingkuhan dikalangan elit politik yang menjadi momok masyarakat.
Hakikat Etika Pancasila
Rumusan Pancasila yang otentik dimuat dalam Pembukan UUD 1945
alinea keempat. Dalam penjelasan UUD 1945 yang disusun oleh PPKI ditegaskan
bahwa "pokok-pokok pikiran yang termuat dalam Pembukaan dijabarkan ke
dalam pasal-pasal Batang Tubuh. Dan menurut TAP MPRS No.XX/MPRS/1966
dikatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum. Sebagai sumber segala sumber, Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum. Sebagai sumber segala sumber Pancasila merupakan satu-satunya
sumber nilai yang berlaku di tanah air. Dari satu sumber tersebut diharapkan
mengalir dan memancar nilai-nilai ketuhanan, kemanusian, persatuan, kerakyatan
penguasa. 
Hakikat Pancasila pada dasarnya merupakan satu sila yaitu gotong royong
atau cinta kasih dimana sila tersebut melekat pada setiap insane, maka nilai-nilai
Pancasila identik dengan kodrat manusia. oleh sebab itu penyelenggaraan Negara
yang dilakukan oleh pemerintah tidak boleh bertentangan dengan harkat dan
martabat manusia, terutama manusia yang tinggal di wilayah nusantara.
Etika Politik Dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan napas
humanism, karenanya Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa
saka. Perbedaannya terletak pada fakta sejarah bahwa nilai-nilai secara sadar
dirangkai dan disahkan menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai basis
perilaku politik dan sikap moral bangsa. Nilai-nilai khusus yang termuat dalam
Pancasila dapat ditemukan dalam sila-silanya. Pancasila sebagai nilai dasar yang
fundamental adalah seperangkat nilai yang terpadu berkenaan dengan hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Apabila kita memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945, yang pada hakikatnya adalah nilai-nilai Pancasila. Nilai
dasar yang fundamental suatu Negara dalam hukum mempunyai hakikat dan
kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengna jalan hukum
apapun tidak mungkin lagi untuk dirubah. Berhubung Pembukaan UUD 1945 itu
memuat nilai-nilai dasar yang fundamental, maka Pembukaan UUD 1945 yang di
dalamnya terdapat Pancasila tidak dapat diubah secara hukum.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penulisan maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada
beberapa dampak negatif apabila tidak menerapkan Pancasila sebagai etika dalam
berpolituk diantaranya aadalah terjadinya ketimpangan sosial terhadap kelompok
tertentu, lemahnya persatuan dan kerukunan karena salah satu nilai pancasila
adalah persatuan maka jika pancasila tidak dijadikan sebagai etika politik perstuan
dan kerukunan Indonesia akan lemah, selanjutnya dapat menyebabkan hilangnya
prinsip demokrasi, dan yang terakhiir dapat menimbulkan kerugian yang
berkelanjutan

Dapat diketahui bahwa etika adalah suatu norma-norma atau aturan baik
buruk yang digunakan manusia dalam berperilaku. Hakikat etika Pancasila tidak
bisa lepas dari sifat Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum. Nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila diantaranya nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyataan, dan keadilan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
ini idealnya bisa diterapkan dalam kehdupan sehari-hari, maupun dalam
berpolitik. Dalam berbangsa dan bernegara etika politik menggunakan dasar
Pancasila hal ini merujuk pada perilaku dalam bernegara para pejabat baiknya
menerapkan pancasila dalam mengatur segala urusan bernegara begitupun kita
sebagai rakyat juga hurus bisa menerapkannya dalam kehidupan berbangsa.
DAFTAR PUSTKA

Mahendra, P. R. A. (2015). Pancasila Sebagai Etika Politik. Widya Accarya, 4(1).


Kartika, I. M. (2015). Nilai-nilai Pancasila dalam membangun etika politik
di Indonesia. Widya Accarya, 4(1).

Yanto, D. (2017). Etika politik pancasila. ITTIHAD, 15(27).

Nambo, A. B., & Puluhuluwa, M. R. (2005). Memahami tentang beberapa konsep


politik (suatu telaah dari sistem politik). MIMBAR: Jurnal Sosial Dan
Pembangunan, 21(2), 262-285.

Anda mungkin juga menyukai