Anda di halaman 1dari 9

Pancasila Sebagai Etika Politik

1. AMINUN FAIS SAIDUN BASYAR (201953100)


2. AHMAD HENDRI HERMAWAN (201953136)
3. MUHAMMAD ZAINAL ARIFIN (201953088)
4. AHAZIA PHILIP KRISTONO (201953063)
5. BACHTIAR HAFIDZ RINALDI (201953042)
Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu "ethikos" yang berarti
" kebiasaan." Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari nilai
atau kualitas mengenai standar dan penilaian moral. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab.
Etika Politik
Etika politik adalah filsafat moral tentang dimensi politis kehidupan
manusia, atau cabang filsafat yang membahas prinsip-prinsip moralitas
politik. Dengan kata lain, etika politik merupakan prinsip moral tentang
baik-buruk dalam tindakan atau perilaku dalam berpolitik.

Dalam praktiknya, etika politik menuntut agar segala klaim atas hak
untuk menata masyarakat dipertanggungjawabkan pada prinsip-prinsip
moral dasar. Untuk itu, etika politik berusaha membantu masyarakat
untuk mengejawantahkan ideologi negara yang luhur ke dalam realitas
politik yang nyata.
Etika Pancasila
Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila
Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu, dalam etika
Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Peran sentral terhadap cita demokrasi yang
beriringan dengan cita nomokrasi adalah suatu keniscayaan.
Pancasila Sebagai Etika Politik
Pancasila sebagai etika politik adalah melaksanakan kegiatan berpolitik
kita harus berpedoman pada butir-butir yang terdapat dalam Pancasila,
bagaimana cara kita bersikap dan bertindak antar satu dengan yang lain
sesuai dengan hak dan kewajiban kita. karena Pancasila sebagai
pandangan hidup dan pedoman hidup kita bersama, sebagai contoh:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
› maka dalam kegiatan politik, kita tidak boleh melupakan apa yang menjadi kewajiban kita sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
› maka dalam kegiatan politik, kita harus mengikuti aturan-aturan yang telahditetapkan, bersikap
sopan santun sesuai adat istiadat yang berlaku.
3. Persatuan Indonesia
› maka dalam kegiatan politik, kita harus mengutamakan kepentingan Negara dan Masyarakat
daripada kepentingan pribadi atau golongan.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/Perwakilan
› maka dalam kegiatan politik kita selalu berkoordinasi/ musyawarah untuk mencapai kesepakatan
dan selalu bijaksana dalam bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, dan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
› maka dalam kegiatan politik kita harus jujur, adil dan bersifat sosial tanpa pamrih apapun, kecuali
demi kesejahteraan bersama.
Nilai Etika Politik dalam Pancasila
Pancasila merupakan sistem etika dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Sebagai suatu sistem, keseluruhan susunan Pancasila merupakan satu
kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu sama lain. Sistem nilai
Pancasila bersifat hierarkies piramidal, masing-masing nilai yang
terkandung didalam Pancasila memiliki bobot nilai yang berbeda akan
tetapi saling menjiwai dan dijiwai.

Nilai-nilai pancasila bersifat universal dan dapat diterima oleh siapapun,


nilai digali dari dudaya manusia artinya apa yang sudah ada sekarang
merupakan warisan dari nenek moyang, berarti pancasila adalah milik
bangsa Indonesia yang menjadikan bangsa Indonesia memiliki ciri khas
dibanding bangsa yang lain. Nilai etika dalam pancasila dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Nilai Ketuhanan yang maha esa
Pada prinsipnya mengandung makna bahwa negara kita adalahnegara yang monoteisme. Artinya bangsa Indonesia harus
memeluks alah satu agama atau ajaran kepercayaan yang diyakininya dan dapat menjalankan ibadahnya dengan baik.
Negara melindungi kehidupan bangsa Indonesia dalam menjalankan ibadahnya masing-masing.
2. Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab
Manusia pada dasarnya adalah makhluk monopluralisme yaitumansuia yang memiliki susunan kodrat, sifat kodrat dan
kedudukankodrat. Manusia sebagai makhluk jiwa-raga, sosial-individu, dan pribadi-Tuhan Yang Maha Esa. Perpaduan
tersebut harus berjalan harmonis untuk mewujudkan suatu kehidupan yang baik. Konsekuensi dari nilai kemanusiaan ini
seluruh bangsa Indonesia haruslah menjunjung tinggi nilai tersebut tanpa meninggalkan sila-sila lain.
3. Nilai Persatuan Indonesia
Sila ini mengandung arti bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi peraturan dan kesatuan dengan mengutamakan
kepentingan-kepentingan bersama dibandingkan dengan kepentingan pribadi/golongan.
4. Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalampermusyawaratan/perwakilan
Kerakyatan menjadi ciri khas bagi pancasila. Nilai kerakyatan ini diwujudkan dalam berbagai segi kehidupan, terutama
dalamkehidupan politik. Kehidupan politik yang berdasarkan kerakyatan akan lebih mengutamakan kepentingan rakyat
dibandingkan dengan kepentingan pribadi/golongan. Bukan berdasar egoitisme dan individu tetapi berdasarkan
kepentingan bersama.
5. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Keadilan yang dimaksud sila ini adalah seluruh masyarakat Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan. Hal ini berarti rakyat berkewajiban untuk mengadakan keadilan. Keadilan akan terwujud apabila
seluruh masyarakat berperan serta dan terlihat di dalamnya untuk bersama-sama menciptakan keadilan
Arah Kebijakan untuk membangun Etika
Kehidupan dalam Berbangsa
1. Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya luhur bangsa dalam kehidupan
pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pendidikan formal,
informal dan nonformal dan pemberian contoh keteladanan oleh para pemimpin
negara, pemimpin bangsa, dan pemimpin masyarakat.
2. Mengarahkan orientasi pendidikan yang mengutamakan aspek pengenalan
menjadi pendidikan yang bersifat terpadu dengan menekankan ajaran etika yang
bersumber dari ajaran agama dan budaya luhur bangsa serta pendidikan watak
dan budi pekerti yang menekankan keseimbangan antara kecerdasan intelektual,
kematangan emosional dan spritual, serta amal kebijakan.
3. Mengupayakan agar setiap program pembangunan dan keseluruhan aktivitas
kehidupan berbangsa dijiwai oleh nilai-nilai etika dan akhlak mulia, baik pada
tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai