Anda di halaman 1dari 8

DISTINGSI: JOURNAL OF DIGITAL SOCIETY,

Vol 2 No. 1 2023

ARTIKEL

PENERAPAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA BANGSA


DI INDONESIA

Lilis Yuaningsih1)*, Abil Makarima Al-Fauzy2),


Alifa Nurazizah2) & Devina Ayu2)
Universitas Widyatama Bandung1)
UIN Sunan Gunung Djati Bandung,2)
Email: Yuaningsih86@gmail.com*

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya penerapan sistem etika yang merujuk
kepada nilai pancasila sebagai dasar Negara. Hal ini disebabkan oleh masih adanya
perubahan tatanan kehidupan sosial dan budaya masyarakat Indonesia karena menyeleweng
dari nilai- nilai Pancasila seperti, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Penelitian ini
bertujuan untuk membahas pancasila sebagai sistem etika untuk mencegah penurunan moral
dan etika masyarakat Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data studi
kepustakaan. Kajian ini menunjukan bahwa penerapan pancasila sebagai sistem etika
mempunyai peran yang sangat penting dalam menghilangkan kegiatan menyeleweng para
pejabat publik. Sistem etika harus sesuai dengan nilai-nilai dalam pancasila agar para pejabat
publik dapat mempertanggung jawabkan seluruh kegiatan yang mereka kerjakan, sehingga
dapat meminimalisir penyalahgunaan kekuasaan.
Kata Kunci : Pancasila, Sistem Etika, Masyarakat Indonesia

Abstract
This research is motivated by the lack of application of an ethical system that refers to
the value of Pancasila as the basis of the State. This is due to the changes in the order of
social and cultural life of Indonesian society because it deviates from the values of Pancasila
such as Corruption, Collusion and Nepotism (KKN). This research aims to discuss Pancasila
as an ethical system to prevent the decline in morals and ethics of Indonesian society. The
research method used is a descriptive qualitative approach using literature study data
collection techniques. This study shows that the application of Pancasila as an ethical system
has a very important role in eliminating the misleading activities of public officials. The
ethical system must be in accordance with the values in Pancasila so that public officials can
be accountable for all the activities they do, so as to minimize the abuse of power.
Keyword: Ethics System,Pancasila,Indonesian Society

A. PENDAHULUAN
Etika secara etimologi merupakan kebiasaan yang baik dan benar dalam menjalankan
pergaulan. Etika menggambarkan suatu objek mengenai segala yang bersangkutan dengan
predikat dan tanggapan serta kesusilaan yang digunakan didalam masyarakat, etika
membicarakan tentang sesuatu apa yang harus dikerjakan dan apa akibat dari seseorang bila
melakukan hal yang bertentangan . Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia sebagai makhluk
social tidak dapat dipisahkan dari manusia yang lainnya, oleh karena itu setiap individu pasti
membutuhkan manusia lain dalam hidupnya. Dalam hal ini manusia juga tidak dapat
dipisahkan dari lingkungan dan kehidupan sosial. Pelaksanaan hubungan sosial dibutuhkan
etika yang digunakan untuk pedoman hidup dan tata krama yang dihayati dan diturunkan dari
generasi ke generasi. Fakta ini memperkuat pandangan bahwa masyarakat Indonesia dikenal
https://jurnal.insanipanengen.com/index.php/ 1
djods/ Publisher: Panengen Publishing
issn: 2964-4550
DISTINGSI: JOURNAL OF DIGITAL SOCIETY,
Vol 2 No. 1 2023

ARTIKEL
sebagai masyarakat yang berbudaya dan memiliki etika yang luhur dalam kehidupan
bernegara dan bermasyarakat.
Dasar-dasar kebangsaan pasti sudah dimiliki di setiap masing-masing pemerintahan
negara di dunia, serta sesuai dengan karakteristik masing-masing di Negara tersebut, dasar-
dasar kebangsaan dapatvmenjadi acuan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang kita
ketahui bahwa pancasila merupakan dasar Negara Indonesia yang merupakan sebagai
identitas Indonesia di mata dunia. Pancasila juga merupakan sumber dari segala sumber
hukum di bawah UUD 1945.(Susanto,2016) Pada hakikatnya, Pancasila bukan hanya hasil
renungan dan pemikiran para pendiri bangsa, tetapi juga merupakan ideologi negara yang
muncul dari budaya, adat istiadat, dan tradisi nenek moyang bangsa Indonesia. Sehingga
dapat diartikan bahwa, Pancasila lahir dari bangsa Indonesia sendiri, yang kemudian diangkat
dan dijadikan pedoman hidup untuk mencapai tujuan bersama. Pancasila juga memiliki nilai-
nilai dasar yang dijadikan acuan dalam memahami dan mendefinisikan segala bentuk
pemerintahan dan masyarakat.(Cholisin & Rohmawati 2012)
Lima Sila yang terkandung dalam Pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia, sehingga setiap warga negara Indonesia harus memahami dan melaksanakannya
dengan benar dan penuh rasa Nasionalisme. Nilai-nilai luhur yang tercantum dalam Pancasila
mempersatukan setiap aturan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai tersebut pula yang
menciptakan Pancasila sebagai ideologi negara yang seragam Republik Indonesia. Pancasila
bukan hanya sekedar tentang pandangan hidup dan ideologi Negara saja, tetapi juga Pancasila
menerapakan semua bidang kehidupan dalam bernegara. Sistem etika didasarkan pada konsep
nilai-nilai Pancasila. Sistem etika Pancasila didasarkan pada konsep yang berfungsi sebagai
visi solusi yang rasional untuk masalah yang melekat di Indonesia. Adanya permasalahan
tersebut disebabkan karena kurangnya perhatian terhadap implementasi pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. KAJIAN
PUSTAKA Pancasila
Secara etimologis, Pancasila terdiri dari dua kata, yaitu “panca” yang berarti lima dan
“sila” yang berarti dasar, sendi, asas dan tata tertib yang penting dan baik. Pancasila juga
dapat diartikan sebagai lima prinsip yang digunakan sebagai pengatur negara. Bangsa tidak
bisa tetap kuat kecuali ada dasar negara yang kuat, dan tanpa pemahaman tentang konsep
kehidupan bernegara, tentu tidak akan tahu persis arah mana yang harus diambil. Dengan
adanya dasar negara, masyarakat memiliki pedoman dan tujuan yang jelas dalam menghadapi
masalah konflik dari dalam maupun luar. Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia, pembukaan menjelaskan bahwa pancasila dapat dijadikan sebagai dasar negara,
yang meliputi: Norma dasar negara, norma dasar negara, norma pertama, prinsip dasar
negara, cita hukum (legal idea). bahwa Pancasila adalah dasar negara, yang dapat dipahami
bahwa Pancasila menempati kedudukan sebagai dasar negara, yang menjadi sumber norma,
landasan dan mempunyai fungsi konstitutif dan pengatur dalam penyusunan hukum negara.
Pada pembukaan konstitusi, disebutkan bahwa Pancasila secara resmi dijadikan sebagai
landasan negara. Namun, penting untuk dicatat bahwa deklarasi tersebut juga menekankan
bahwa landasan negara yang disebutkan dalam konstitusi ini mencakup pentingnya ideologi
nasional sebagai tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia.
Sistem
Sistem merujuk pada sebuah kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau
elemen- elemen yang saling terkait dan berinteraksi satu sama lain dengan tujuan
memfasilitasi aliran informasi, material, atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem
nilai Pancasila, di sisi lain, adalah kumpulan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila,
yang saling berkaitan dan
https://jurnal.insanipanengen.com/index.php/ 2
djods/ Publisher: Panengen Publishing
issn: 2964-4550
DISTINGSI: JOURNAL OF DIGITAL SOCIETY,
Vol 2 No. 1 2023

ARTIKEL
tidak dapat dipisahkan atau digantikan satu sama lain karena adanya hubungan yang erat di
antara nilai-nilai tersebut. Nilai yang relevan adalah:
Pertama, Nilai Ketuhanan: Secara hierarki, nilai ini dinyatakan sebagai nilai yang paling
tinggi karena mencerminkan nilai yang benar dan mutlak. Prinsip pertama ini mengakui
bahwa segala kebaikan berasal dari nilai ini (nilai ketuhanan). Sebuah tindakan dapat
dianggap baik jika tidak bertentangan dengan nilai-nilai, aturan, dan hukum Tuhan.
Kedua,nilai kemanusiaan, Tindakan dapat dianggap baik jika sejalan dengan nilai-nilai
kemanusiaan atau hak asasi manusia. Prinsip utama dalam nilai kemanusiaan Pancasila
adalah keadilan dan kesopanan. Keadilan menuntut keseimbangan antara fisik dan spiritual,
baik secara individu maupun sosial, serta hubungan yang harmonis antara makhluk bebas dan
makhluk Tuhan, yang tunduk pada aturan atau hukum Tuhan.
Ketiga, Nilai Persatuan, Suatu tindakan bisa disebut positif jika dapat tindakan tersebut
menjadikan kesatuan dan persatuan lebih kuat. Adapun sikap egois dan menang sendiri, ini
adalah perbuatan buruk, termasuk sikap yang membuat persatuan dan kesatuan menjadi
pecah, yang merupakan tindakan negatif.
Keempat, Nilai Kerakyatan, dalam konteks nilai kerakyatan, terdapat juga aspek lain
yang memiliki kepentingan besar, yaitu nilai kebijaksanaan dan keterlibatan aktif dalam
proses musyawarah. Kebijaksanaan mengacu pada tindakan yang mendasarkan pada nilai-
nilai kebaikan yang dianggap paling utama. Dalam upaya mencapai kebaikan, pandangan dari
kelompok minoritas tidak selalu dianggap kalah jika dibandingkan dengan pandangan
mayoritas.
Kelima, Nilai Keadilan, Keadilan dalam perintah kelima lebih menekankan pada konteks
sosial. Tindakan dianggap baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan publik dan kebaikan
bersama. Keadilan merupakan kebajikan yang sangat penting bagi setiap individu dan
masyarakat. Keadilan menuntut perlakuan yang setara terhadap orang lain sebagai rekan yang
bebas dan memiliki nilai yang sama. Dari nilai keadilan ini, tumbuh perbuatan-perbuatan
mulia yang mencerminkan sikap dan atmosfer kekeluargaan serta semangat gotong royong.
Oleh karena itu, seseorang mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta menghormati hak-hak orang lain. Dari nilai
keadilan ini pula, mengalir nilai-nilai kepedulian, pemerataan ekonomi, kemajuan bersama,
dan lain sebagainya. . (Ngadino, et al, 2015)
Etika
Etika memiliki akar kata dalam bahasa Yunani "ethos" yang memiliki beberapa makna
seperti tempat tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan, tata krama, watak, sikap, dan cara
berpikir. Bentuk jamaknya adalah "ta" atau "etha" yang mengandung arti jalan. Dalam
konteks ini, kata "etika" sering kali dianggap identik dengan moralitas. Moral sendiri berasal
dari kata Latin "mos" (tunggal) atau "moral" (jamak) yang memiliki makna tata krama, budi
pekerti, tingkah laku, budi pekerti, sifat, watak, dan pandangan hidup. Etika adalah disiplin
ilmu yang mempelajari tentang kebaikan dan keburukan serta terkait dengan hak dan
kewajiban moral (akhlaq). Selain itu, etika juga merujuk pada kumpulan prinsip atau nilai-
nilai yang terkait dengan moralitas, yaitu nilai-nilai yang mempertimbangkan apa yang benar
dan salah dalam kelompok masyarakat tertentu., yaitu:
Etika umum yang mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku pada setiap aktivitas
manusia; dan Etika khusus, yaitu etika yang menyangkut prinsip-prinsip yang berkaitan
dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individu) maupun
sebagai makhluk sosial (etika sosial). Dengan demikian, etika mencakup pemahaman tentang
prinsip-prinsip moral yang melibatkan pertimbangan mengenai kebaikan, keadilan, tanggung
jawab, dan perilaku yang benar dalam konteks yang berbeda.

https://jurnal.insanipanengen.com/index.php/ 3
djods/ Publisher: Panengen Publishing
issn: 2964-4550
DISTINGSI: JOURNAL OF DIGITAL SOCIETY,
Vol 2 No. 1 2023

ARTIKEL
C. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, pendekatan deskriptif
dengan menggunakan teknik pengumpulan data penelitian kepustakaan. Penelitian
kepustakaan merupakan metode pengumpulan informasi melalui kajian dan pemahaman teori
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Maret dengan lokasi yang terkoreksi karena penelitian mencari informasi melalui internet.
Langkah-langkah penelitian terdiri dari empat langkah penelitian, yaitu mengklarifikasi
masalah, membuat daftar referensi, mencari literatur yang tepat, menentukan masa studi dan
menyimpan bahan kajian. (Zed, 2004) Pengumpulan bahan penelitian menggunakan metode
pencarian dan pembandingan sumber referensi dari berbagai sumber seperti buku, jurnal dan
kajian.

D. HASIL DAN
PEMBAHASAN Pancasila
Sebagai Sistem Etika
Etika merupakan bagian dari ilmu filsafat pancasila yang dijelaskan melalui sila-sila
yang terkandung dalam pancasila yang mengatur tata kehidupan bermasyarakat dan
bernegara di negara kita Indonesia. Pancasila sangat berkaitan dengan etika kebajikan di
dalam sistem pemerintahan. Hal tersebut disebabkan karena adanya konsep deontologis dan
teologis yang terdapat dalam pancasila. Deontologis memiliki makna bahwa didalam
pancasila terkandung tanggung jawab apa saja yang harus dipenuhi oleh warga negaranya.
Sedangkan teologis sendiri bermakna bahwa pancasila menjadi patokan dalan tujuan negara
Indonesia. Pemaknaan tersebut diperoleh dari macam etika yang selalu berkaitan dengan
bagaimana manusia berperilaku. Etika mempunyai arti watak, cara berpikir, adat atau sikap.
Secara etimologis etika berarti ilmu yang terkait dengan kebiasaan tingkah laku yang biasa
dijalankan. Etika juga sangat erat kaitannya dengan kebiasaan hidup yang baik bagi diri
sendiri maupun orang lain. Etika berkaitan dengan kata moralitas yang artinya timbul dari
hati nurani setiap orang. Jadi etika adalah cara berpikir yang bertujuan untuk menuntut
perilaku manusia.
Pancasila sebagai sistem etika lahir karena adanya kehidupan dalam masyarakat yang
melanggar dan tidak sesuai dengan berbagai macam etika seperti adanya kurang toleransi
atau adanya diskriminasi antar etnik. Selain daripada itu, pancasila sebagai sistem etika yang
terkandung didalam norma dasar (grundnorm) juga dipergunakan untuk menjadi landasan
dalam menyusun peraturan. Adapun secara politis, relavansi pancasila dengan sistem etika
yaitu dengan mengatur para politikus dalam behubungan dengan praktik hukum, struktur
sosial, komunitas, ekonomi, politik serta institusi sosial. dengan arti lain, para pejabat negara
dan penyelenggara pemerintahan harus berbeprilaku sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat
dalam pancasila. Adapun hal-hal krusial dalam mendukung perkembangan pancasila sebagai
sistem etika:
1) Menjadikan pancasila sebagai sumber, patokan ataupun pedoman dalam bermoral dan
bersikap bagi setiap warga negara. 2). Pancasila memberi pedoman untuk setiap warga negara
dalam berinteraksi secara regional, nasional maupun internasional. 3). Pancasila dijadikan
sebagai pondasi atau sumber analisis kebijakan yang dibuat oleh aktor pemerintahan hingga
dapat mencerminkan sikap semangat nasionalisme yang berjiwa pancasila. 4). Pancasila
sebagai filter terhadap kemajemukan nilai yang berkembang dalam kehidupan.
Alasan Diperlukannya Sistem Etika Dalam Pancasila
Pancasila sebagai sistem etika sangat diperlukan dalam kehidupan politik untuk
mengatur sistem kenegaraan. Bayangkan saja jika tidak ada sistem etika dalam
penyelenggaraan ketatanegaraan yang menjadi pedoman penyelenggaraan negara, maka
negara tersebut akan hancur. Beberapa alasan mengapa pancasila diperlukan sebagai sistem
https://jurnal.insanipanengen.com/index.php/ 4
djods/ Publisher: Panengen Publishing
issn: 2964-4550
DISTINGSI: JOURNAL OF DIGITAL SOCIETY,
Vol 2 No. 1 2023

ARTIKEL
etika bagi terwujudnya kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia adalah sebagai
berikut:

https://jurnal.insanipanengen.com/index.php/ 5
djods/ Publisher: Panengen Publishing
issn: 2964-4550
DISTINGSI: JOURNAL OF DIGITAL SOCIETY,
Vol 2 No. 1 2023

ARTIKEL
Pertama, Saat ini kasus korupsi meningkat secara eksponensial, karena penyelenggaraan
Negara tidak memiliki indicator normative untuk pelaksanaan tugasnya. Alasan utama
seseorang melakukan korupsi adalah adanya kesempatan serta kurangnya pengawasan,
system yang lemah, serta kebutuhan atau keserakahan yang mendorong niat atau keinginan
yang sengaja (Engkus et al., 2022) Tindakan korupsi juga disebabkan oleh ketidakmampuan
penyelenggara Negara untuk mengenali dan membedakan apa yang dapat diterima dan tidak,
apa yang pantas dan apa yang tidak pantas, apa yang baik dan apa yang buruk. Pancasila
sebagai sistem etika mengacu pada pengertian kriteria baik dan buruk. Archie Bahm
menjelaskan dalam Axiology of Science bahwa baik dan buruk adalah dua hal yang berbeda.
Namun,tidak bisa dipungkiri bahwa dalam kehidupan manusia ada baik dan buruk, yang
berarti bahwa helaan untuk melakukan hal-hal yang tidak baik dalam menjalankan etika akan
selalu hadir. Demikian juga bisa terjadi pada siapa saja ketika mereka menjadi pegawai
negeri dan memiliki kesempatan untuk melakukan hal-hal buruk (korupsi). Oleh karena itu
kesimpulan Archie Bahm: "Maksimalkan kebaikan, Minimalkan keburukan”. (Bahm, 1980)
Kedua, Kebobrokan moral yang terus merusak sikap dan kualitas moral kehidupan
masyarakat, terutama terjadi di kalangan generasi muda, sehingga dapat mengancam
keberlangsungan hidup bangsa. Hal tersebut disebabkan generasi muda yang tidak
mendapatkan pendidikan karakter menghadapi banyak nilai-nilai yang begitu sulit bagi
Indonesia di era globalisasi sehingga terdistorsi. Kerusakan moral terjadi ketika pengaruh
globalisasi tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila, tetapi nilai-nilai eksternal lah yang
mendominasi. Adapun contoh kemorosotan moral antara lain yaitu kecanduan narkoba,
kecanduan judi, kebebasan, kurangnya rasa hormat kepada orang tua, kurangnya kejujuran
dan kurangnya rasa toleransi. Semua itu menunjukan kurangnya nilai moral dan etika dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem etika harus
diajarkan sejak masih dini, seperti diajarkan dalam bentuk pendidikan karakter di sekolah
sejak dini.
Ketiga, pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara Indonesia
dibuktikan dengan menurunnya rasa menghargai terhadap hak-hak pihak lain. Saat ini juga
sudah banyak kasus-kasus tentang pelanggaran HAM yang diberitakan diberbagai media
seperti penganiayaan terhadap murid Sekolah Dasar, penelantaran anak yatim oleh orang
yang seharusnya melindunginya, Pelecehan seksual dan lain-lain. Semua itu menunjukkan
bahwa kesadaran umum akan nilai-nilai Pancasila sebagai sistem etika belum berfungsi
secara optimal. Maka dari itu, system etika harus di transformasikan kepada undang-undang
tentang hak asasi manusia, selain itu perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang
pentingnya sistem etika Pancasila.
Keempat, kerusakan lingkungan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
masyarakat, seperti kesehatan, kelancaran perjalanan udara, kehidupan generasi yang akan
datang, pemanasan global, perubahan iklim, dll. Masalah-masalah tersebut membuktikan
bahwa kesadaran akan nilai-nilai Pancasila sebagai sistem etika belum diterapkan dengan
baik di dalam masyarakat. Pada kenyataannya saat ini masyarakat Indonesia dalam
mengambil keputusan masih berdasarkan sikap emosional, masih mementingan kepentingan
pribadi tanpa memikirkan orang lain, serta bertindak semaunya tanpa memikirkan akibat dari
tindakannya. Contoh paling nyata adalah kasus pembakaran hutan di Riau yang disengaja
untuk membuka lahan baru sehingga hal tersebut berakibat munculnya kabut asap yang
meresahkan masyarakat. Oleh karena itu, peraturan dan undang-undang harus ditegakkan
dengan tegas dalam mengangani pemimpin yang terlibat dalam kebakaran hutan, serta
Pancasila sebagai sistem etik harus diimplementasikan.

E. SIMPULAN

https://jurnal.insanipanengen.com/index.php/ 6
djods/ Publisher: Panengen Publishing
issn: 2964-4550
DISTINGSI: JOURNAL OF DIGITAL SOCIETY,
Vol 2 No. 1 2023

ARTIKEL
Setiap bangsa dan negara memiliki pedoman atau dasar negara. Indonesia sendiri
mempunyai dasar negara yakni pancasila. Dengan adanya pedoman atau dasar negara, suatu
bangsa dan negara sudah memiliki arah dan tujuannya dengan jelas untuk menghadapi
persoalan yang akan dihadapi nantinya. Pancasila dan etika merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan karena merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan menjadi
pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Di Indonesia sendiri
saat ini masih kurangnya penerapan etika pancasila dengan masih adanya berbagai
penyelewengan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Itu sebabnya perlu tindakan
penerapan etika yang lebih maksimal dengan cara pengimplementasian nilai-nilai pancasila di
dalam penerapan etika,selain itu perlu adanya sosialisasi yang mengedukasi masyarakat
Indonesia dari pihak pemerintah agar tidak terjadi lagi ketidaksesuaian penerapan etika
terhadap pancasila. Disamping itu di dalam kehidupan berbangsa dan benegara pastinya akan
menemui berbagai Tantangan Pancasila sebagai Sistem Etika. Oleh karena itu, bangsa
Indonesia harus menerapkan prinsip-prinsip etika yang terkandung dalam setiap butir
Pancasila untuk menjawab tantangan penerapan Pancasila sebagai sistem etika. Dalam
bernegara dan juga bermasyarakat, etika sangat diperlukan untuk menjadikan tatanan
masyarakat yang beretika karena etika berkaitan dengan hak dan kewajiban moral (akhlak)
serta bagaimana cara manusia berperilaku. Dalam artikel ini, peneliti sudah menjelaskan
berbagai hal mengenai pancasila, sistem etika, dan bagaimana sistem etika itu merujuk pada
pancasila. Tentu artikel ini masih memiliki banyak kekurangan. Dengan ini penulis
menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mencari sumber yang lebih relevan dengan
pembahasan penerapan sistem etika pancasila agar lebih memahami lebih dalam mengenai
etika dalam nilai-nilai pancasila.

REFERENSI

Adlini, M. , Dinda, A, Yulinda, S., Chotimah, O., & Merliyana, S. (2022). Metode Penelitian
Kualitatif Studi Pustaka. Jurnal Pendidikan, 6 No 1.
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.3394
Aini, N. , & Dewi, D. (2022). Sistem Etika Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara. 6, 11120–11125.
Azzahrah, B. H., Cahyarosari, G. S., & ... (2022). Korupsi Sebagai Tindak Penyelewengan
Pancasila Sila Ke-5. Jurnal Ekonomi …, 4(4), 32–41.
https://www.jurnalintelektiva.com/index.php/jurnal/article/view/899%0Ahttps://www.jur
nalintelektiva.com/index.php/jurnal/article/download/899/663
Cholisin, & Rohmawati, R. (n.d.). Implementasi Pendidikan Politik Dalam Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Guna Pengembangan Budaya Demokratis di SMA Negeri
se-Kabupaten Bantul. Universitas Negeri Yogyakarta.
Engkus, E. (2017). Administrasi Publik dalam Perspektif Ekologi. JISPO Jurnal Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, 7(1), 91-101
Engkus, Naufal Ridha, F., Komarasari, F., Damayanti, I., & Sunan Gunung Djati Bandung,
U. (2022). Dampak Masif Korupsi Terkait Dengan Penyalahgunaan Anggaran Di Masa
Pandemi Covid-19. Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara, 9(1), 38–50.
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/dinamika/article/view/6639
Ferdinand, G., Madallo, E., Palamba, R., Josua, R., Manajemen, J., Ekonomi, F., & Jaya, U.
A. (n.d.). Ferdinand, Gregorius Ricky Madallo, Efendi Palamba, Reinaldi Josua, Rigel
Manajemen, Jurusan Ekonomi, Fakultas Jaya, Universitas Atma.
Hakim, A., & Dewi, D. . (2021). Pentingnya Implementasi Nilai Pancasila Agar Tidak
Terjadi Penyimpangan Dalam Masyarakat Luas. Jurnal Kewarganegaraan, 5(1), 239–
248. https://doi.org/10.31316/jk.v5i1.1391
https://jurnal.insanipanengen.com/index.php/ 7
djods/ Publisher: Panengen Publishing
issn: 2964-4550
DISTINGSI: JOURNAL OF DIGITAL SOCIETY,
Vol 2 No. 1 2023

ARTIKEL
Komariah, M. (2016). Integritas Penegak Hukum (Kepolisian,Kejaksaan, KPK) Dalam
Tindak Pidana Korupsi. 2.
N, S., S, S., & Rahman, H. (2015). Pancasila dalam makna dan aktualisasi (A. Aditya (ed.)).
Yogyakarta : Andi.
Nafisah, A. ., Sobah, A., Yusuf, N. A. K., & Hartono, H. (2022). Pentingnya Penanaman
Nilai Pancasila dan Moral pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 6(5), 5041–5051. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i5.1865
Susanto. (2016). Pancasila Sebagau Identitas Dan Nilai Luhur Bangsa: Analisis Tentang
Peran Pancasila Sebagai Modal Sosial Berbangsa Dan Berbangsa. Ilmu Pemerintahan, 2.

https://jurnal.insanipanengen.com/index.php/ 8
djods/ Publisher: Panengen Publishing
issn: 2964-4550

Anda mungkin juga menyukai