Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ASUHAN KEBIDANAN KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI”

DOSEN PENGAMPU : TANI ASTUTI, S.ST,M.Kes


DISUSUN OLEH : YULIS SEPTIA PUTRI
NIM : 22013011026

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN IKA BINA


KABUPATEN LABUHAN BATU
TAHUN AJAR 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamulillah Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan nikmat
dan Rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
“ASUHAN KEBIDANAN KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI” pada waktunya
dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana. Adapun tujuan penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dari ibu TANI ASTUTI, S.ST,M.Kes selaku dosen pengampu
mata kuliah Pendidikan keterampilan dasar praktik kebidanan. Selain itu,makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan tentang ilmu keterampilan dasar praktik kebidanan bagi
pembaca dan penulis. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan.

Rantau Prapat, Desember 2022

Penulis
YULIS SEPTIA PUTRI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Asuhan Kebidanan ...............................................................................................2
2.2 Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen .......................................11
2.3 Gangguan oksigenasi .........................................................................................12
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan yang diakibatkan oleh gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi masih
menduduki peringkat tertinggi sebagai penyebab utama naiknya angka morbiditas dan
mortalitas. Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan dasar fisiologis manusia. Pemenuhan
kebutuhan oksigen merupakan komponen yang paling penting karena bertujuan untuk
menjaga kelangsungan proses metabolisme sel dalam tubuh, mempertahankan kehidupannya,
dan melakukan aktivitas bagi organ dan sel (Iqbal, 2008). Oksigen sangat dibutuhkan oleh
tubuh dan harus selalu dipenuhi dengan segera. Tanpa adanya oksigen yang cukup, sel dalam
tubuh akan mengalami kerusakan bahkan kematian. Sebagai contoh organ otak. Otak adalah
suatu organ yang sensitive akan kurangnya oksigen. Otak mampu menoleransi kurangnya
oksigen dalam jangka waktu tiga sampai lima menit. Apabila lebih dari itu, sel otak akan
mengalami kerusakan secara permanen (Haswita & Sulistyowati, 2017). Kurangnya oksigen
dalam tubuh juga dapat menyebabkan penurunan berat badan. Tubuh akan sulit
berkonsentrasi karena proses metabolism terganggu akibat kurangnya suplai oksigen dalam
darah yang akan mengedarkan makanan ke seluruh tubuh, akibatnya nafsu makan berkurang
dan berat badan mengalami penurunan.
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu asuhan kebidanan?
b. Apa faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen.?
c. Apa saja gangguan oksigenasai?

C. Tujuan Penulian
Adapum tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui asuhan kebidanan
b. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen
c. Mengetahui gangguan oksigenasai
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan
dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kkebutuhan dan / atau
masalah kebidanan meliputi masa kehanilan,persalinan,nifas,bayi dan keluarga
berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan serta pelayanan kesehatan
masyarakat.
Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :
1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun
psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan
pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat
berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.
2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat
bidan mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya mengandung
unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)
3. Riwayat perkembangan
a. Neonatus : 30 - 60 x/mnt
b. Bayi : 44 x/mnt
c. Anak : 20 - 25 x/mnt
d. Dewasa : 15 - 20 x/mnt
e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah / penyakit
Yang sama .
5. Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok, pekerjaan,
rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.
6. Riwayat psikologis
Disini bidan perlu mengetahui tentang :
a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya
b. Pengaruh sakit terhadap cara hidup
c. Perasaan klien terhadap sakit dan therapi
d. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi
7. Riwayat spiritual
8. Pemeriksaan fisik
a. Hidung dan sinus
Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak,
eksudat, darah), kesimetrisan hidung.
Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
b. Faring
Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak
c. Trakhea
Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada
bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping sehingga
kedudukan trakhea dapat diketahui.
e. Thoraks
Inspeksi :
Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis klavikulanya
menjadi elevasi ke atas.
Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk
bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama dengan diameter tranversal
(1:1). Pada orang dewasa perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal
adalah (1 : 2)

Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya :


a. Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit,
diameter antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan.
b. Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan dengan pigeon
chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior mengecil. Barrel
chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan tranversal sama atau
perbandingannya 1 : 1.

Kelainan tulang belakang diantaranya :


a. Kiposis atau bungkuk dimana punggung melengkung/cembung ke belakang.
b. Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung.
c. Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.

3) Pola napas
o eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 - 24 x/mnt, klien tenang,
diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya,
o tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau
bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt
o apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.

4) Kaji volume pernapasan


o hiperventilasi yaitu bertambahnya jumlah udara dalam paru-paru yang ditandai
dengan pernapasan yang dalam dan panjang
o hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai dengan
pernapasan yang lambat.

5) Kaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan pernapasan dada yaitu


pernapasan yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah pernapasan perut
yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan perut.

6) Kaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah reguler atau irreguler,
- cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang
diselingi apnea.
- kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu
pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode
apnea.
7) Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak napas
yang dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu kemampuan
bernapas hanya bila dalam posisi duduk atau berdiri

8) Perlu juga dikaji bunyi napas


o stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas bagian
atas
o stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat inspirasi
o wheezing yaitu bunyi napas seperti orang bersiul,
o rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan didengar saat
inspirasi
o ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi.

9) Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami


o batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi,
o non produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi
o hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah

10) Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi
o takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah
obradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.Juga perlu dikaji tekanan
darah
o hipertensi yaitu tekanan darah arteri yang tinggi
o hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang rendah.

11) Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah


o anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam jaringan kurang
o hipoxemia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah kurang
o hipoxia yaitu berkurangnya persediaan oksigen dalam jaringan akibat kelainan
internal atau eksternal
o cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau kulit
akibat deoksigenasi yang berlebihan dari Hb
o clubbing finger yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen
dalam waktu yang lama.

Palpasi :
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan,
kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.
Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem
bronkhopulmonal selama seseorang berbicara. Normalnya getaran lebih terasa pada
apeks paru dan dinding dada kanan karena bronkhus kanan lebih besar. Pada pria
lebih mudah terasa karena suara pria besar.

Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pertukaran gas
4. Penurunan kardiak output
5. Rasa berduka
6. Koping tidak efektif
7. Perubahan rasa nyaman
8. Potensial/resiko infeksi
9. Interaksi sosial terganggu
10. Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien

1. Bersihan jalan napas tidak efektif


Yaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas.
Tanda-tandanya :
 Bunyi napas yang abnormal
 Batuk produktif atau non produktif
 Cianosis
 Dispnea
 Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasan

Kemungkinan faktor penyebab :


 Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi
 Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)
 Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada
 Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan
 Hilangnya kesadaran akibat anasthesi
 Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk di
expektoran
 Immobilisasi
Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi

2. Pola napas tidak efektif


Yaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak adekuat
Tanda-tandanya :
 Dispnea
 Peningkatan kecepatan pernapasan
 Napas dangkal atau lambat
 Retraksi dada
 Pembesaran jari (clubbing finger)
 Pernapasan melalui mulut
 Penambahan diameter antero-posterior
 Cianosis, flail chest, ortopnea
 Vomitus
 Ekspansi paru tidak simetris
Kemungkinan faktor penyebab :
 Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas, nyeri
 Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala, keracunan obat anasthesi
 Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang menyebabkan kolaps
paru
 CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli
 Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi
 Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan spasme
bronchial atau oedema
 Penimbunan CO2 akibat penyakit paru

3. Gangguan pertukaran gas


Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan alkalosis
respiratori.
Tanda-tandanya :
 Dispnea,
 Abnormal gas darah arteri
 Hipoksia
 Gelisah
 Takikardia
 Sianosis
 Hipoksemia
 Tingkat kedalaman irama pernafasan abnormal

Kemungkinan penyebab :
 Penumpukan cairan dalam paru
 Gangguan pasokan oksigen
 Obstruksi saluran pernapasan
 Bronkhospasme
 Edema paru
 Pembedahan paru

Rencana Kebidanan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Inter vensi:
a. Auskultasi dada bagian anterior dan posterior
Rasional : untuk mengetahui adanya penurunan atau tidaknya ventilasi dan bunyi tambahan.
b. Lakukan pengisapan jalan napas bila diperlukan
Rasional : Merangsang terjadinya batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik pada
pasien yang tak mampu batuk secara efektif dan penurunan kesadaran
c. Pertahankan kaedekuatan hidrasi untuk menurunkan viskositas sekresi.
Rasional : memobilisasi keluarnya sputum
d. Instruksikan untuk batuk efektif & teknis napas dalam untuk memudahkan keluarnya
sekresi.
Rasional : memudahkan ekspansi maksimal paru atau jalan napas lebih kecil dan membantu
silia untuk mempermudah jalan napas
e. Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi: mukolitik, ekspektoran, bronkodilator,
analgesik
Rasional : Untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret.
f. Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi :mukolitik, ekspektoran, bronkodilator.
Rasional : untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret
g. Kolaborasi dengan bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi lain mis
: spiromerti iasentif, perkusi, drainase postural.
Rasional : memudahkan pengenceran dan pembuangan secret.

2. Pola napas tidak efektif


a. Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi semi fowler
Rasional : Merangsang fungsi pernapasan atau ekspansi paru
b. Bantu klien untuk melakukan batuk efektif & napas dalam
Rasional : Meningkatkan gerakan sekret ke jalan napas, sehingga mudah untuk dikeluarkan
c. Berikan tambahan oksigen masker/ oksigen nasal sesuai indikasi
Rasional : Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru untuk kebutuhan sirkulasi.
d. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian ekspektoran
Rasional : Membantu mengencerkan secret, sehingga mudah untuk dikeluarkan

3. Gangguan pertukaran gas


a. Berikan O2 sesuai indikasi
Rasional : Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar dan dapat memperbaiki hipoksemia
jaringan
b. Pantau GDA Pasien
Rasional : Nilai GDA yang normal menandakan pertukaran gas semakin membaik
c. Pantau pernapasan
Rasional : Untuk evaluasi distress pernapasan

Beberapa Metode pemenuhan kebutuhan oksigen

1. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru-paru
melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat
melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian oksigen tersebut
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.

Persiapan Alat dan Bahan :


1. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
2. Nasal kateter, kanula, atau masker
3. Vaselin,/lubrikan atau pelumas ( jelly)

Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Cek flowmeter dan humidifier
4. Hidupkan tabung oksigen
5. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
6. Berikan oksigen melalui kanula atau masker.
7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu berikan
lubrikan dan masukkan.
8. Catat pemberian dan lakukan observasi.
9. Cuci tangan

2.2 Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen


1. Faktor Fisiologi
a. Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas
bagian atas.
c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O 2
terganggu.
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan
lain-lain.
e. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.
2. Faktor Perkembangan
a. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
b. Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
c. Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
d. Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
e. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.
3. Faktor Perilaku
a. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang
buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak
menimbulkan arterioklerosis.
b. Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
d. Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun
mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat pernapasan.
e. Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat
4. Faktor Lingkungan
a. Tempat kerja
b. Suhu lingkungan
c. Ketinggian tempat dan permukaan laut.

Perubahan-perubahan fungsi jantung yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi :


1. Gangguan kondiksi seperti distritmia (takikardia/bradikardia).
2. Perubahan cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti pada pasien dekom
menimbulkan hipoksia jaringan.
3. Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang
mengakibatkan ventrikel bekerja lebih keras.
4. Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari arteri
koroner ke miokardium.

2.3 Gangguan Oksigenasi


Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari adanya
gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun fisiologi dari organ-
organ respirasi.
Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh karena peradangan,
obstruksi, trauma, kanker, degeneratif, dan lain-lain. Gangguan tersebu akan menyebabkan
kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan
respirasi dikelompokkan menjadi tiga. Yaitu:

a) Gangguan irama/frekuensi pernapasan


1. Gangguan irama pernafasan antara lain :
a. Pernafasan 'cheyne-stokes' yaitu siklus pernafasan yang amplitudonya mula-mula
dangkal, makin naik kemudian makin menurun dan berhenti. Lalu pernafasan dimulai
lagi dengan siklus baru. Jenis pernafasan ini biasanya terjadi pada klien gagal jantung
kongesti, peningkatan tekanan intrakranial, overdosis obat. Namun secara fisiologis,
jenis pernafasan ini terutama terdapat pada orang di ketinggian 12.000-15.000 kaki
diatas permukaan laut dan pada bayi saat tidur.
b. Pernafasan 'biot' yaitu pernafasan yang mirip dengan pernafasan cheyne-stokes,
tetapi amplitudonya rata dan disertai apnea, keadaan pernafasan ini kadang
ditemukan pada penyakit radang selaput otak.
c. Pernafasan 'kussmaul' yaitu pernafasan yang jumlah dan kedalaman meningkat
sering melebihi 20 kali/menit. Jenis pernafasan ini dapat ditemukan pada klien dengan
asidosis metabolik dan gagal ginjal.
2. Gangguan frekuensi pernafasan
a. Takipnea/ hipernea, yaitu frekuensi pernafasan yang jumlah nya meningkat diatas
frekuensi pernafasan normal.
b. Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea dimana frekuensi pernafasan yang jumlahnya
menurun dibawah frekuensi pernafasan normal .
b) Insufisiensi pernafasan
Penyebab insufisiensi pernafasan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus
2. Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru.
3. Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari paru-paru
kejaringan.
c) Hipoksia.
Hipoksia adalah kekuranga oksigen dijaringan, istilah ini lebih tepat daripada anoksia.
Sebab jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksia dapat
dibagi kedalam kelompok yaitu :
1. Hipoksemia
2. Hipoksia hipokinetik (stagnant anoksia/anoksia bendunga)
3. Overventilasi hipoksia
4. Hipoksia histotoksik
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan
dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kkebutuhan dan / atau
masalah kebidanan meliputi masa kehanilan,persalinan,nifas,bayi dan keluarga
berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan serta pelayanan kesehatan
masyarakat.
3.1.2 Faktor faktor yang mempengaruhi kebutuhan okssigen ada 3 antara lain: faktor
fisiologi, Faktor perkembangan dan faktor perilaku
3.1.3 Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen
(O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO 2) sebagai hasil sisa
oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi
(pernafasan), kardiovaskuler dan hematology. gangguan oksigenasi antara lain :
gangguan irama/frekuensi pernapasan, insufisiensi pernapasan dan hipoksia.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unissula.ac.id/13723/5/Bab%20I.
https://www.academia.edu/36038589/ASKEP_Pemenuhan_Kebutuhan_Oksigenasi

Anda mungkin juga menyukai