Penulis
YULIS SEPTIA PUTRI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Asuhan Kebidanan ...............................................................................................2
2.2 Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen .......................................11
2.3 Gangguan oksigenasi .........................................................................................12
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan yang diakibatkan oleh gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi masih
menduduki peringkat tertinggi sebagai penyebab utama naiknya angka morbiditas dan
mortalitas. Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan dasar fisiologis manusia. Pemenuhan
kebutuhan oksigen merupakan komponen yang paling penting karena bertujuan untuk
menjaga kelangsungan proses metabolisme sel dalam tubuh, mempertahankan kehidupannya,
dan melakukan aktivitas bagi organ dan sel (Iqbal, 2008). Oksigen sangat dibutuhkan oleh
tubuh dan harus selalu dipenuhi dengan segera. Tanpa adanya oksigen yang cukup, sel dalam
tubuh akan mengalami kerusakan bahkan kematian. Sebagai contoh organ otak. Otak adalah
suatu organ yang sensitive akan kurangnya oksigen. Otak mampu menoleransi kurangnya
oksigen dalam jangka waktu tiga sampai lima menit. Apabila lebih dari itu, sel otak akan
mengalami kerusakan secara permanen (Haswita & Sulistyowati, 2017). Kurangnya oksigen
dalam tubuh juga dapat menyebabkan penurunan berat badan. Tubuh akan sulit
berkonsentrasi karena proses metabolism terganggu akibat kurangnya suplai oksigen dalam
darah yang akan mengedarkan makanan ke seluruh tubuh, akibatnya nafsu makan berkurang
dan berat badan mengalami penurunan.
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu asuhan kebidanan?
b. Apa faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen.?
c. Apa saja gangguan oksigenasai?
C. Tujuan Penulian
Adapum tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui asuhan kebidanan
b. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen
c. Mengetahui gangguan oksigenasai
BAB II
PEMBAHASAN
3) Pola napas
o eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 - 24 x/mnt, klien tenang,
diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya,
o tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau
bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt
o apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.
6) Kaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah reguler atau irreguler,
- cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang
diselingi apnea.
- kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu
pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode
apnea.
7) Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak napas
yang dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu kemampuan
bernapas hanya bila dalam posisi duduk atau berdiri
10) Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi
o takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah
obradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.Juga perlu dikaji tekanan
darah
o hipertensi yaitu tekanan darah arteri yang tinggi
o hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang rendah.
Palpasi :
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan,
kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.
Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem
bronkhopulmonal selama seseorang berbicara. Normalnya getaran lebih terasa pada
apeks paru dan dinding dada kanan karena bronkhus kanan lebih besar. Pada pria
lebih mudah terasa karena suara pria besar.
Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pertukaran gas
4. Penurunan kardiak output
5. Rasa berduka
6. Koping tidak efektif
7. Perubahan rasa nyaman
8. Potensial/resiko infeksi
9. Interaksi sosial terganggu
10. Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien
Kemungkinan penyebab :
Penumpukan cairan dalam paru
Gangguan pasokan oksigen
Obstruksi saluran pernapasan
Bronkhospasme
Edema paru
Pembedahan paru
Rencana Kebidanan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Inter vensi:
a. Auskultasi dada bagian anterior dan posterior
Rasional : untuk mengetahui adanya penurunan atau tidaknya ventilasi dan bunyi tambahan.
b. Lakukan pengisapan jalan napas bila diperlukan
Rasional : Merangsang terjadinya batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik pada
pasien yang tak mampu batuk secara efektif dan penurunan kesadaran
c. Pertahankan kaedekuatan hidrasi untuk menurunkan viskositas sekresi.
Rasional : memobilisasi keluarnya sputum
d. Instruksikan untuk batuk efektif & teknis napas dalam untuk memudahkan keluarnya
sekresi.
Rasional : memudahkan ekspansi maksimal paru atau jalan napas lebih kecil dan membantu
silia untuk mempermudah jalan napas
e. Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi: mukolitik, ekspektoran, bronkodilator,
analgesik
Rasional : Untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret.
f. Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi :mukolitik, ekspektoran, bronkodilator.
Rasional : untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret
g. Kolaborasi dengan bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi lain mis
: spiromerti iasentif, perkusi, drainase postural.
Rasional : memudahkan pengenceran dan pembuangan secret.
1. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru-paru
melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat
melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian oksigen tersebut
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Cek flowmeter dan humidifier
4. Hidupkan tabung oksigen
5. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
6. Berikan oksigen melalui kanula atau masker.
7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu berikan
lubrikan dan masukkan.
8. Catat pemberian dan lakukan observasi.
9. Cuci tangan