KEPERAWATAN PALIATIF
Pengkajian Fisik Dan Psikologis, Tentang Perawatan Paliatif
DI SUSUN OLEH
LIPEON ARUMAN
KATA PENGANTAR..................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................. 2
C. Rumusan masalah............................................................. 3
BAB IIPEMBAHASAN
1. Pengertian.......................................................................... 4
2. Pengkajian fisik dan psikologis dalam perawatan paliatif. . 5
1) PEMERIKSAAN FISIK............................................. 6
2) Pengkajian Psikologis............................................. 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
a) Mengetahui pengkajian Fisik Dan Psikologis
C. Rumusan masalah
a) Bagaimana pengkajian Fisik Dan Psikologis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. PEMERIKSAAN FISIK
1) Pengkajian
a. Identitas Klien: Nama, Umur, No Reg, Ruang, Agama,
Pekerjaan, Alamat, Suku Bangsa, Pendidikan, MRS, DX Medis
b. Keluhan Utama:Saat MRS: Klien dibawa ke rumah sakit dengan
keluhan diare dan demam tinggi.
Saat pengkajian:Klien mengatakan badan terasa lemah, dan tidak
mampu melakukan aktifitas.
c. Riwayat Penyakit Sekarang: Apakah klien mengalami diare, nafsu
makan menurun, dan kesulitan menelan (disfagia), demam,
kelelahan dan mengeluhkan badan terasa lemah.
d. Riwayat Penyakit Dahulu: apakah mengalami diare tak terkontrol
tanpa merasakan sakit perut, penyebabnya tidak diketahui,
dengan faktor yang memperberat adalah bergerak sehingga
usaha yang dilakukan adalah diam,demam tinggi, diare disertai
darah, apakah pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
f. Riwayat Psikososial
-Persepsi Klien Terhadap Masalah Apakah pasien mengatakan
bahwa penyakitnya ini merupakan masalah yang
mengkhawatirkan, ekspresi wajah terlihat lemah dan badannya
terlihat lemas.
Pola Kesehatan Sehari
g. hari Selama Di Rumah dan RS
-Pola Nutrisi dan Metabolisme Di Rumah : makan 3x/hari. Minum
air putih 8 gelas/hari
Di Rumah Sakit : saat pengkajian klien menunjukkan gejala
anoreksia dan kesulitan menelan atau tidak, terjadi perubahan
nafsu makan Pola Eliminasi
a. Kebiasaan Devekasi Sehari-hari Di Rumah : jumlah, warna,
bau, disertai darah ataupun nanah Di Rumah Sakit
b. Kebiasaan Miksi Di Rumah : warna, bau,adakah kesulitan
BAK Di Rumah Sakit : klien BAK dengan alat bantu atau tidak.
c. Pola Tidur dan Istirahat Dirumah Klien : jumlah jam tidur,
apakah mengalami gangguan tidur Di Rumah Sakit : jumlah
jam tidur, apakah mengalami gangguan tidur
d. Pola Aktivitas Di rumah: klien beraktifitas secara mandiri
tanpa bantuan orang lain apakah memiliki kebiasaan olah
raga Di rumah sakit: apakah klien mendapatkan bantuan
dari orang lein ketika akan melakukan aktivitas
e. Pola Reproduksi dan Seksual Usia, anak, riwayat
penggunaan kontrasepsi
f. Pemeriksaan Fisik
-Keadaan umum : apakah klien lemah, terpasang infus atau
tidak Keadaan sakit : Klien sering mengeluh lemas, sakit,
tidak nyaman, dll. Tekanan darah : mengalami penurunan
Nadi : mengalami penurunan Respirasi :12- 24 x/menit Bising
Usus : 6-12 x/menit Suhu 37,5-38,5 C ̊ Tinggi badan : Berat
badan : menurun
-Review of System (ROS)
a) Kepala : Posisi kepala, bentuk kepala, warna rambut,
distribusi rambut, apakah terlihat bayangan pembuluh
darah, apakah terdapat luka, tumor, edema, ketombe, dan
bau.
b) Mata : tidak terdapat vesikel, tidak ada masa, nyeri tekan,
dan penurunan penglihatan, konjungtiva anemis.
c) Hidung
d) apakah terdapat sekret, danlesi
e) Mulut : apakah terdapat lesi, gigi ada yang tanggal,
membran mukosa kering, apakah ada bercak-bercak
keputihan pada lidah, dan halitosis.
f) Telinga : apakah ada nyeri tekan, dan luka Leher : apakah
trakea simetris, adakah pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis, nyeri tekan
g) Thoraks : dilihat bentuk, apakah terdapat masa, dan otot
bantu napas
h) Paru : bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi
interkosta, ekspansi kanan dan kiri sama, perkusi paru
didapat suara sonor di seluruh lapang paru, batas paru
hepar dan jantung redup, Jantung : ictus cordis terlihat di mid-
clavicula line sinistra ICS 5,
i) Ketiak dan Payudara : apakah didapatkan pembesaran
kelenjar limfe dan benjolan, keadaan puting dan areola
Abdomen : bentuk simetris atau tidak, adakah nyeri tekan,
apakah ada benjolan, tanda pembesaran hepar, tidak didapati
asites, dan hasil perkusi didapat suara timpani,
j) Genetalia : Tn. T adalah klien laki-laki,
k) Penis ; klien di sirkumsisi, gland penis terdapat bercak,
pada batang penis ada tanda jamur , tidak ada tanda
herpes, ada lesi.
l) Skrotum ; tidak ada lesi, tidak ada tanda jamur, tidak ada
tanda herpes
m) Uretra ; tidak terdapat kelainan, tidak ada lesi
n) Anus dan Rektum : tidak ada abses, hemoroid, apakah
padar ektum didapati lendir, darah, atau nanah
o) Ekstremitas : kekuatan otot menurun, terdapat oedema,
tampak tanda atropi
p) Integumen : warna , tekstur kering, terdapat kemerahan pada
area , turgor buruk , terdapat tanda sianosis, akral dingin,
capill ary refill time >3 detik, ada tanda inflamasi pada kuku
q) Status Neurologis
-Tingkat kesadaran : Kompos Mentis
-Tanda–tanda perangsangan otak Pusing, Suhu tubuh 37,8
-Uji saraf kranial N I : Klien tidak dapat membau dengan baik
N II : Klien dapat melihat dengan jelas N III : Klien dapat
menggerakkan bola mata N IV : Klien dapat melihat gerakan
tangan perawat baik ke samping kiri ke kanan. N V : Klien
dapat menggerakan rahang N VI : Klien dapat menggerakan
mata kesamping N VII : Klien dapat merasakan pahit, manis,
asam, dan manis N VIII : Klien dapat mendengarkan degan
baik 5 N IX : Klien dapat berbicara N X : Klien dapat
mengangkat bahuN XI : Klien dapat berbicara dengan baik N
XII : Klien dapat menggerakan lidah dan dapat berbicara
dengan baik
-Funsi Motorik Tidak ada gerakan yang tidak disadari klien,
klien mampu bergerak tanpa perintah.
-Fungsi Sensorik Klien tidak merasakan usapan kapas pada
area maksilaris, dapat merasakan benda tajam, tidak dapat
merasakan hangat, panas, dan dingin. Refleks Pantologis
Reflek babinsky negatif, reflek cadlok negatif, reflek Gordon
negatif.
-Pemeriksaan Penunjang
a) Hasil Test Enzime Linked Sorbent Assay (ELISA) : dari hasil
test ELISA yang dilakukan, menunjukkan hasil bahwa Tn. T
Positif dibuktikan dengan antibodi dalam serum mengikat antigen
virus murni di dalam enzyme linked antihuman globulin.
b) Hasil Test Western Blot : Positif
c) P24 Antigen Test : Positif
d) Kultur HIV : Positif, dengan kadar antigen P24 Meningkat
C. Pengkajian Psikologis
Reaksi Proses psikologis Hal- hal yang biasa di jumpai Reaksi Proses
Psikologis Hal- hal yang biasa Dijumpai Shock (kaget, goncangan
batin) Merasa bersalah, marah, tidak berdaya Rasa takut, hilang akal,
frustasi, rasa sedih, susahm acting out. Mengucilkan diri Merasa cacat
dan tidak berguna, menutup diri Khawatir menginfeksi orang lain,
murung Membuka status secara terbatas Ingin tahu reaksi orang
lain, pengalihan stress, ingin dicintai Penolakan, stress, konfrontasi
Mencari orang lain yang HIV positif Berbagi rasa, pengenalan,
kepercayaan, penguatan, dukungan social Ketergantungan, campur
tangan, tidak percaya pada pemegang rahasia dirinya. Status
khusus Perubahan keterasingan Ketergantungan,
PENUTUP
A. Simpulan