Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PALIATIF

PSIKOLOGI PASIEN DALAM PERAWATAN PALIATIF

Disusun Oleh :

Hesmi Fitria Dewi 1130222007

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Psikologi Pasien dalam Perawatan Paliatif”

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan
pengetahuan tentang Psikologi Pasien dalam Perawatan Paliatif. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi pembaca. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Surabaya, 25 November 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ........................................................................................................ i

Daftar isi.................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1

1.3 Tujuan enulis ..................................................................................................... 1

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................................ 1

1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Perawatan Paliatif ............................................................................................. 2

2.2 Elemen Paliatif .................................................................................................. 2

2.3 Masalah Keperawatan Pada Pasien Paliatif ...................................................... 3

2.4 Psikologi Dalam Perawatan Paliatif.................................................................. 5

2.5 Layanan Psikososial .......................................................................................... 6

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 7

3.2 Saran ................................................................................................................. 7

Daftar Pustaka ......................................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan yang sering muncul ataupun terjadi pada pasien dengan perawatan
paliatif meliputi masalah psikologi, masalah hubungan sosial, konsep diri, masalah dukungan
keluarga serta masalah pada aspek spiritual (Campbell, 2013). Perawatan paliatif ini bertujuan
untuk membantu pasien yang sudah mendekati ajalnya, agar pasien aktif dan dapat bertahan
hidup selama mungkin.
Perawatan paliatif ini meliputi mengurangi rasa sakit dan gejala lainnya, membuat
pasien menganggap kematias sebagai prosesyang normal, mengintegrasikan aspek-aspek
spikokologis dan spritual (Hartati & Suheimi, 2010). Selain itu perawatan paliatif juga
bertujuan agar pasien terminal tetap dalam keadaan nyaman dan dapat meninggal dunia
dengan baik dan tenang (Bertens, 2009). Prinsip perawatan paliatif yaitu menghormati dan
menghargai martabat serta harga diri pasien dan keluarganya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pernyataan diatas, rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan perawatan paliatif ?
2. Apa saja elemen paliatif ?
3. Bagiamana psikologi dalam perawatan paliatif ?
4. Bagiaman layanan psikososial dalam perawatan paliatif ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini antara lain:
1.3.1 Tujuan Umum :
Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui konsep psikologi dalam
perawatan paliatif.
1.3.2 Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui perawatan paliatif.
b. Untuk mengetahui elemen paliatif.
c. Untuk mengetahui psikologi dalam paliatif.
d. Untuk mengetahui psikososial dalam perawatan paliatif.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Perawatan Paliatif


Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup
pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam
jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian
yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial
atau spiritual (World Health Organization (WHO) 2016).
Perawatan paliatif merupakan perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga
dalam mengoptimalkan kualitas hidup dengan mengantisipasi, mencegah, dan
menghilangkan penderitaan. Perawatan paliatif mencangkup seluruh rangkaian penyakit
termasuk fisik, intelektual, emosional, sosial, dan kebutuhan spiritual serta untuk
memfasilitasi otonomi pasien, mengakses informasi, dan pilihan (National Consensus Project
for Quality Palliative Care, 2013). Pada perawatan paliatif ini, kematian tidak dianggap
sebagai sesuatu yang harus di hindari tetapi kematian merupakan suatu hal yang harus
dihadapi sebagai bagian dari siklus kehidupan normal setiap yang bernyawa (Nurwijaya dkk,
2010).

2.2 Elemen Paliatif


Elemen dalam perawatan paliatif menurut National Consensus Project dalam Campbell
(2013), meliputi :
1. Populasi pasien. Dimana dalam populasi pasien ini mencangkup pasien dengan semua
usia, penyakit kronis atau penyakit yang mengancam kehidupan.
2. Perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga. Dimana pasien dan keluarga
merupakan bagian dari perawatan paliatif itu sendiri.
3. Waktu perawatan paliatif. Waktu dalam pemberian perawatan paliatif berlangsung mulai
sejak terdiagnosanya penyakit dan berlanjut hingga sembuh atau meninggal sampai
periode duka cita.
4. Perawatan komprehensif. Dimana perawatan ini bersifat multidimensi yang bertujuan
untuk menanggulangi gejala penderitaan yang termasuk dalam aspek fisik, psikologis,
sosial maupun keagamaan.
5. Tim interdisiplin. Tim ini termasuk profesional dari kedokteran, perawat, farmasi, pekerja

2
sosial, sukarelawan, koordinator pengurusan jenazah, pemuka agama, psikolog, asisten
perawat, ahli diet, sukarelawan terlatih.
6. Perhatian terhadap berkurangnya penderitaan. Tujuan perawatan paliatif adalah mencegah
dan mengurangi gejala penderitaan yang disebabkan oleh penyakit maupun pengobatan.
7. Kemampuan berkomunikasi : Komunikasi efektif diperlukan dalam memberikan
informasi, mendengarkan aktif, menentukan tujuan, membantu membuat keputusan medis
dan komunikasi efektif terhadap individu yang membantu pasien dan keluarga.
8. Kemampuan merawat pasien yang meninggal dan berduka
9. Perawatan yang berkesinambungan. Dimana seluruh sistem pelayanan kesehatan yang
ada dapat menjamin koordinasi, komunikasi, serta kelanjutan perawatan paliatif untuk
mencegah krisis dan rujukan yang tidak diperukan.
10. Akses yang tepat.
Dalam pemberian perawatan paliatif dimana timharus bekerja pada akses yang tepat bagi
seluruh cakupanusia, populasi, kategori diagnosis, komunitas, tanpa memandang ras,
etnik, jenis kelamin, serta kemampuan instrumental pasien.
11. Hambatan pengaturan. Perawatan paliatif seharusnya mencakup pembuat kebijakan,
pelaksanaan undang-undang, dan pengaturan yang dapat mewujudkan lingkungan klinis
yang optimal.
12. Peningkatan kualitas. Dimana dalam peningkatan kualitas membutuhkan evaluasi teratur
dan sistemik dalam kebutuhan pasien.

2.3 Masalah Keperawatan Pada Pasien Paliatif


Permasalahan perawatan paliatif yang sering digambarkan pasien yaitu kejadian-
kejadian yang dapat mengancam diri sendiri dimana masalah yang seringkali di keluhkan
pasien yaitu mengenai masalah seperti nyeri, masalah fisik, psikologi sosial, kultural serta
spiritual (IAHPC, 2016). Menurut Campbell, permasalahan yang muncul pada pasien yang
menerima perawatan paliatif dilihat dari persepktif keperawatan meliputi masalah psikologi,
masalah hubungan sosial, konsep diri, masalah dukungan keluarga serta masalah pada aspek
spiritual atau keagamaan).
1. Masalah Fisik
Masalah fisik yang seringkali muncul yang merupakan keluhan dari pasien paliatif yaitu
nyeri (Anonim, 2017). Nyeri merupakan pengalaman emosional dan sensori yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat rusaknya jaringan aktual yang terjadi secara tiba-tiba
dari intensitas ringan hingga berat yang dapat diantisipasi dan diprediksi. Masalah nyeri

3
dapat ditegakkan apabiladata subjektif dan objektif dari pasien memenuhi minimal tiga
kriteria (NANDA, 2015).
2. Masalah Psikologi
Masalah psikologi yang paling sering dialami pasien paliatif adalah kecemasan. Hal yang
menyebabkan terjadinya kecemasan adalah diagnosa penyakit yang membuat pasien takut
sehingga menyebabkan kecemasan bagi pasien maupun keluarga (Misgiyanto &
Susilawati, 2014). Durand dan Barlow (2006) mengatakan kecemasan adalah keadaan
suasana hati yang ditandai oleh afek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah
dimana seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan di
masa yang akan datang dengan perasaan khawatir.Menurut Carpenito (2000) kecemasan
merupakan keadaan individu atau kelompok saat mengalami perasaan yang sulit
(ketakutan) dan aktivasi sistem saraf otonom dalam berespon terhadap ketidakjelasan atau
ancaman tidak spesifik. NANDA (2015) menyatakan bahwa kecemasan adalah perasaan
tidak nyaman atau kekhawatiran yang diseratai oleh respon otonom, perasaan takut yang
disebabkan olehantisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan tanda waspada yang
member tanda individu akan adanya bahaya dan mampukah individu tersebut
mengatasinya.
3. Masalah Sosial
Masalah pada aspek sosial dapat terjadi karena adanya ketidak normalan kondisi hubungan
sosial pasien dengan orang yang ada disekitar pasien baik itu keluarga maupun rekan kerja
(Misgiyanto & Susilawati, 2014). Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang
dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam
(Twondsend, 1998). Atau suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan
yang berarti dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Kelliat,
2006 ).
4. Masalah Spiritual
Menurut Carpenito (2006) salah satu masalah yang sering muncul pada pasien paliatif
adalah distress spiritual. Distres spiritual dapat terjadi karena diagnose penyakit kronis,
nyeri, gejala fisik, isolasi dalam menjalani pengobatan serta ketidakmampuan pasien
dalam melakukan ritual keagamaan yang mana biasanya dapat dilakukan secara mandiri.
Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan mengintegrasikan
arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni, musik, literature, alam dan

4
kekuatan yang lebih besr dari dirinya (Hamid, 2008).Definisi lain mengatakan bahwa
distres spiritual adalah gangguan dalam prinsip hidup yang meliputi seluruh kehidupan
seseorang dan diintegrasikan biologis dan psikososial (Keliat dkk, 2011).

2.4 Psikologi dalam perawatan paliatif


Gejala psikologis sangat umum dijumpai pada pasien dengan kondisi kronis. Salah satu
peranan yang paling menantang dalam kedokteran psikosomatik adalah membantu pasien
dalam penyakit kronis baik secara fisik, psikologis, dan spiritual selama perjalanan proses
kematian. Beberapa bentuk sindrom psikologis pasien dengan penyakit kronis meliputi
ansietas, depresi dan delirium. Ansietas dapat muncul pada hamper semua kondisi penyakit
medis dan dapat pula muncul sebagai akibat efek pengobatan.
Pada pasien dengan penyakit kronis akan muncul gejala somatic seperti dibawah ini :
1. Gelisah
2. Hiperaktivitas
3. Takikardia
4. Gangguan pencernaan
5. Insomnia
6. Mual
7. Kebas
8. Tremor
Pasien cenderung merasa khawatir, was-was atau murung dan akan memicu eksasebasi.
Penanganan pasien cemas seringnya dengan terapi supportif, cognitivve behavioural
techniques, dan modalitas komplementer seperti relaksasi dalam, meditasi dan yoga.
Pendekatan psikosomatis sangat cocok pada penanganan pasien paliatif. Perawatan paliatif
dan psikosomatis adalah bidang medis yang menekankan pada kualitas hidup pasien yang
berfokus meringankan gejala dan memperbaiki fungsi. Sedangkan perawatan berdasarkan
gejala pada pasien kronis meliputi penanganan depresi, ansietas, delirium, nyeri dan mual.
Dalam hal ini diperlukan penapisan depresi dan ansietas pada pasien dengan perawatan
paliatif sehingga dapat segera ditangani dengan baik.
Reaksi pada pasien paliatif yang muncul berbeda tergantung pribadi dan latar belakang
psikososialkulturalnya, yaitu:
1. Penderita menghadapi dengan penuh semangat melawan penyakitnya
2. Merasa tidak berdaya untuk melakukan apapun akibat penyakitnya
3. Menerima kenyataan tanpa ada usaha untuk menyembuhkan diri

5
4. Rasa cemas berlebihan dan berkelanjutan sehingga membuat pasien semakin merasa
kecemasan dalam hidupnya
5. Menghindar dan tidak menunjukkan usaha apapun

2.5 Layanan Psikososial


Layanan psikososial adalah pelayanan dengan pendekatan psikologi dan social pada
pasien penyakit kronis. Merawat pasien kritis harus secara seimbang memenuhi kebutuhan
fisik, emosional pasien dan keluarganya. Kegiatan psikososial yang baik di awali dengan
kemampuan komunikasi baik verbal maupun non verbal yang didasari oleh kepercayaan,
keterbukaan, kejujuran, pengertian, kesediaan untuk hadir, peduli, membuat tujuan yang
ingin dicapai, serta memberikan dukungan social.
Bentuk-bentuk psychososial care dapat dilakukan dengan beberapa tindakan:
1. Menjalin hubungan melalui komunikasi yang baik dalam memberikan informasi penyakit
maupun pengobatan yang berhubungan dengan penyakit pasien.
2. Pemberian dukungan social dapat dilakukan untuk menumbuhkan perasaan nyaman dan
membuat individu percaya bahwa individu dihormati, dihargai, dicintai, dan bahwa orang
lain bersedia memberikan perhatian dan keamanan.
Konseling yang diberikan pada pasien dan keluarganya yang membutuhkan dukungan
psikologis. Selain konseling, juga diberikan relaksasi dan hipnoterapi bagi pasien sebelum
dan sesudah kemoterapi. Tujuannya untuk mengurangi stress mengatasi ketidaknyamanan
karena efek samping kemoterapi. Draeger (2018) yang menyatakan bahwa terapi psikologis
semakin banyak digunakan dalam perawatan paliatif. Teknik seperti terapi kognitif, dan
perilaku telah diadaptasi untuk digunakan pada pasien kronis yang menderita kecemasan,
suasana hati rendah, dan stress. Intervensi psikologis menjadi efektif dalam mengatasi
penyakit dan mengurangi gejala psikologis. Strategi koping positif yang didukung oleh
perawatan psikososial akan meningkatkan peluang untuk bertahan hidup.

6
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Prinsip pelayanan perawatan paliatif yaitu menghilangkan nyeri dan mencegah
timbulnya gejala serta keluhan fisik lainnya, penanggulangan nyeri, menghargai kehidupan
dan menganggap kematian sebagai proses normal, tidak bertujuan mempercepat atau
menghambat kematian, memberikan dukungan psikologis, sosial dan spiritual,
memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin, memberikan dukungan
kepada keluarga sampai masa dukacita, serta menggunakan pendekatan tim untuk
mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya. Permasalahan yang sering muncul ataupun
terjadi pada pasien dengan perawatan paliatif meliputi masalah psikologi, masalah
hubungan sosial, konsep diri, masalah dukungan keluarga serta masalah pada aspek
spiritual. Perawatan paliatif ini bertujuan untuk membantu pasien yang sudah mendekati
ajalnya, agar pasien aktif dan dapat bertahan hidupselama mungkin. Perawatan paliatif ini
meliputi mengurangi rasa sakit dan gejala lainnya, membuat pasien menganggap kematias
sebagai prosesyang normal, mengintegrasikan aspek-aspek spikokologis dan spritual
(Hartati & Suheimi, 2010). Selain itu perawatan paliatif juga bertujuan agar pasien terminal
tetap dalam keadaan nyaman dan dapat meninggal dunia dengan baik dan tenang.
3.2 Saran
1. Bagi keluarga
Keluarga adalah psikolog terbaik bagi klien dalam perawatan paliatif diharapkan
keluarga mampu mendampingi klien selama menjalankan perawatan.
2. Bagi Perawat
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien paliatif perawat mendampingi secara
komprehensif dalam setiap asuhan yang diberikan

7
DAFTAR PUSTAKA

Fitriana, Yosi, et al. 2022. Paliatif dan Home Care. Bandung: Media Sains Indonesia

Keliet, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16227/BAB%20II.pdf?sequenc
e=6&isAllowed=y diakses pada tanggal 22 November 2022 Pukul 09.00

Anda mungkin juga menyukai