Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF

KONSEP PERAWATAN PALIATIF

Dosen Pengampu : Daryanto, S.Kp, M.Kep

Disusun oleh : Lasro Theresia Siburian


NIM : PO.71201180013

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
berkatnya sehingga penyusunan makalah dengan judul “Konsep Perawatan Paliatif”
dapat diselesaikan dengan baik. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan para pembaca.
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangaan, karena pengalaman penulis
yang masih kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 08 Agustus 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................2


Daftar Isi ......................................................................................................3
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................4
1.3 Tujuan ......................................................................................................4
BAB II Tinjauan Teori .......................................................................................................
2.1 Definisi Keperawatan Paliatif.................................................................................5
2.2 Prinsip Keperawatan Paliaitf..................................................................................5
2.3 Model Asuhan Paliatif............................................................................................6
2.4 Peran dan Fungsi Perawat Paliatif..........................................................................7
2.5 Kompetensi Perawat dalam Perawatan Palliatif.....................................................9
2.6 Asuhan Keperawatan Paliatif................................................................................15
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................17
3.2 Saran .....................................................................................................17
Daftar Pustaka .....................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Palliative care merupakan pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan masalah yang
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan menghentikan penderitaan dengan
identifikasi dan penilaian dini, penanganan nyeri dan masalah lainnya, seperti fisik,
psikologis, sosial dan spiritual. Palliatif care berarti mengoptimalkan perawatan
pasien dan keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup dengan mengantisipasi,
mencegah, dan mengobati penderitaan.
Pelayanan perawatan paliatif pada pasien dengan penyakit kronis dan stadium
lanjut atau akhir dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan atau di rumah
pasien. Beberapa model pelayanan perawatan paliatif yang biasa dilakukan seperti
perawatan di rumah, rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit yang menyediakan
layanan dan konsultasi, dan hal terseut telah dilakukan lebih dari 30 tahun di negara
yang telah menyediakan pelayanan perawatan paliatif.
Perlunya perawatan paliatif karena meningkatnya jumlah pasien dengan
penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada dewasa dan anak seperti penyakit
kanker, penyakit degenaratif, penyakit paru obstruktif kronis, parkinson, gagal
jantung dan penyakit genetika dan infeksi seperti HIV/Aids yang memerlukan
perawatan paliatif disamping kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Keperawatan Paliatif ?
2. Apa saja prinsip dari Keperawatan Paliatif ?
3. Bagaimana model asuhan Keperawatan Paliatif ?
4. Apa saja peran dan fungsi perawat paliatif ?
5. Bagaimana model asuhan Keperawatan Paliatif ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definsi keperawatan paliatif.
2. Untuk mengetahui prinsip dari keperawatan paliatif.
3. Untuk mengetahui model asuhan keperawatan paliatif.
4. Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat paliatif.
5. Untuk mengetahui model asuhan keperawatan paliatif.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Keperawatan Paliatif
Kata paliatif berasal dari bahasa Latin “pallium” yang berarti mantel.
Sedangkan dalam bahasa Inggris “to palliate” berarti mengurangi penderitaan atau
memberikan kenyamanan. Perawatan Paliatif adalah semua tindakan aktif guna
meringankan beban penderita terutama yang tidak dapat disembuhkan. Tindakan aktif
yang dimaksud ialah antara lain menghilangkan nyeri dan keluhan lain, serta
perbaikan dalam bidang psikologis, sosial dan spiritual. Tidak saja diberikan kepada
penderita yang tidak dapat disembuhkan tetapi juga penderita yang mempunyai
harapan untuk sembuh bersama-sama dengan tindakan kuratif.
Menurut WHO palliative care merupakan pendekatan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan
masalah yang mengancam jiwa, melalui pencegahan dan menghentikan penderitaan
dengan identifikasi dan penilaian dini, penangnanan nyeri dan masalah lainnya,
seperti fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Palliatif care berarti mengoptimalkan
perawatan pasien dan keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup dengan
mengantisipasi, mencegah, dan mengobati penderitaan. Palliative care meliputi
seluruh rangkaian penyakit melibatkan penanganan fisik, kebutuhan intelektual,
emosional, sosial dan spiritual untuk memfasilitasi otonomi pasien, dan pilihan dalam
kehidupan. Palliative care merupakan sebuah pendekatan yang dapat meningkatkan
kualitas hidup orang-orang dengan penyakit yang mengancam jiwa dan keluarga
mereka dalam menghadapi masalah tersebut, baik dari aspek fisik, psikologis, sosial
maupun spiritual.
Perawatan paliatif merupakan perawatan total yang dilakukan secara aktif
terutama pada pasien yang menderita penyakit yang membatasi hidup, dan keluarga
pasien, yang dilakukan oleh tim secara interdisiplin, dimana penyakit pasien tersebut
sudah tidak dapat lagi berespon terhadap pengobatan atau pasien yang mendapatkan
intervensi untuk memperpanjang masa hidup. Istilah perawatan hospis sering
digunakan sebagai sinonim untuk perawatan paliatif. Namun, di beberapa Negara
perawatan hospis merujuk pada perawatan paliatif berbasis komuniti. secara pilosofi
perawatan paliatif dan perawatan hospis memiliki makna yang sama. Akan tetapi,
“semua perawatan hospis adalah perawatan paliaitf, namun tidak semua perawatan

5
paliatif adalah perawatan hospis.” perawatan paliaitf di sediakan untuk semua pasien
yang menderita penyakit kronis dengan kondisi penyakit yang membatasi masa hidup
atau mengancam jiwa maupun kondisi pasien yang mendapatkan intervensi untuk
memperpanjang masa hidup. Sedangkan perawatan hospis di peruntukkan kepada
pasien dengan kondisi masa harapan hidup yang di perkirakan kurang dari enam
bulan.
Selain itu, supportive care juga sering di gunakan sebagai kata alternative
untuk menggantikan kata perawatan paliatif. Istilah tersebut awal digunakan untuk
menjelaskan kondisi penanganan pasien dengan efek samping yang berat akibat
proses terapi, terutama proses terapi penyakit kanker. Dimana efek samping yang
dapat ditimbulkan akibat proses terapi penyakit kanker tersebut dapat berupa anemia,
trombositopenia, dan neutropenic septicaemia. Namun saat ini, istilah supportive care
digunakan lebih luas lagi, termasuk untuk rehabilitasi dan dukungan psikososial. Jadi
supportive care memiliki makna yang serupa dengan perawatan paliatif dalam arti
yang lebih luas dan umum.
2.2 Prinsip Keperawatan Palliatif
Prinsip dasar perawatan paliatif adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian adalah proses yang
wajar.
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menghilangkan nyeri serta keluhan lain yang menganggu.
4. Menjaga keseimbangan aspek psiko sosio dan spiritual.
5. Mengusahakan agar pasien tetap aktif sampai akhir hayatnya.
6. Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa dukacita.
Tujuan Perawatan Paliatif ialah meringankan atau menghilangkan rasa nyeri dan
keluhan lain, perbaikan aspek psikologis, sosial dan spiritual agar tercapai kualitas
hidup maksimal bagi pasien kanker stadium lanjut dan keluarganya. Tindakan paliatif
ini harus dapat membantu pasien untuk dapat mempertahankan secara maksimal
kemampuan fisik, emosi, spiritual, pekerjaan, dan sosial yang diakibatkan baik oleh
kanker maupun akibat tindakan.
2.3 Model Asuhan Palliatif
Perawatan paliatif dapat dilaksanakan di rumah sakit, di rumah atau di hospis.

6
1. Perawatan di Rumah
Di beberapa Negara maju seperti Australia, Inggris, Amerika Serikat, dan Belanda
petugas kesehatan di pelayanan primer (puskesmas) merupakan tim utama dalam
penyediaan layanan terhadap pasien yang mengalami sakit stadium akhir. Dokter
memiliki peran dalam menentukan rencana pengobatan pada pasien sedangkan
perawat merencanakan tindakan keperawatan berbasis kebutuhan dasar pasien.
Beberapa tenaga kesehatan lainya yang dapat berkontribusi dalam pelayanan
perawat paliatifseperti pekerja social media, fisioterapi, psikolog. Rohaniawan dan
relawan. Model terbaru perawatan rumah yang di kembangkan di Inggris dikenal
dengan istilah rapid response team dan respite care team. Tim cepat tanggap (rapid
response team) seperti layanan gawat darurat yang menyediakan layanan kondisi
kritis, di mana dokter dan perawat akan di panggil ke rumah pasien di saat pasien
mengalami kondisi kritis. Sedangkan respite care tim, merupakan tim yang
menyediakan layanan sebagai pengganti peran keluarga pasien dalam mengurusi
pasien di saat keluarga pasien beristritahat sejenak. Tujuan dari pelayanan paliatif di
rumah adalah untuk meyediakan pelayanan yang lebih nyaman bagi pasien, sehingga
pasien mampu mempersiapkan diri menghadapi kematian yang pasti akan terjadi.
2. Pelayanan Rawat Inap
a. Rumah Hospital
St Cristopher merupakan rumah hospis pertama yang didirikan di Inggris di
tahun 1960an. Rumah hopis menyediakan tim perawatan multi disiplin hal ini
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang begitu kompleks atau adanya
perubahan kebutuhan dasar dari pasien dengan kondisi dimana hidup terbatas
akibat penyakit yang di derita, serta kebutuhan keluarga pasien. Bebrapa bentuk
layanan yang diberikan di rumah hospis yaitu berupa pengontrolan gejala atau
keluhan, rehabilitasi, perawatan akhir kehidupan atau perawatan menjelang
ajal/kematian, dukungan rawat jalan, konseling keluarga, perawatan sehari dan
dukungan masa berduka.
b. Perawatan Paliatif di Rumah Sakit
Penyediaan layanan di perawatan paliatif di rumah sakit lebih menguntungkan
jika di bandingkan dengan layanan paliatif lainya. Hal tersebut di akibatkan
komposisi petugas di pelayanan perawatan paliatif memiliki standar dan
kualifikasi yang tinggi serta peluang untuk melibatkan tenaga professional
lainya seperti fisioterapi, rohaniawan, pekerja social medic, okupasi terapi

7
menjadi lebih memungkinkan terutama di saat pasien dalam kondisi terminal.
Beberapa ruang perawatan paliatif di rumah sakit didesain menyerupai suasana
rumah dimana keluarga dan kerabat diijinkan untuk tetap berada menemani
pasien hingga malam.
c. Rumah Perawatan
Di Amerika Serikat beberapa rumah perawatan memiliki kerja sama dengan
program rumah hospis, dan kerja sama tersebut dituangkan dalam sebuah
kontrak kerjasama. Ansurasi kesehatan bidang paliatif berkontribusi secara
signifikan terhadap layanan paliatif pada para pasien di rumah perawatan yang
diidentifikasi memiliki keterbatasan harapan hidup. Selain itu Asuransi
kesehatan tersebut juga menjadi pelayanan perawatan di rumah hospis, layanan
social, konsultasi melalui rumah hospis, pelayanan konselin atau pastoral care
(layanan kerohanian). Beberapa rumah perawatan menyediakan unit perawatan
khusus untuk pasien yang menjelang ajal/kematian, akan tetapi kebanyakan
fasilitas rumah perawatan mengijinkan pasien untuk menjalani perawatan
menjelang ajal/kematian, di ruang perawatan, pemilihan ruang perawatan
biasanya berdasarkan pilihan pasien.
2.4 Peran dan Fungsi Perawat Palliatif
Peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan paliatif, yaitu :
Peran perawat dalam perawatan palliatif adalah :
Beberapa bentuk peran perawat di area perawatan paliatif yang didefinisikan sebagai
satu dukungan untuk berbagai hal menurut Davies dan Oberie (1990), yaitu:
a. Valuing, memiliki kemampuan untuk menghargai terhadap nilai dan keyakinan
seseorang.
b. Connecting, menunjukkan kemampuan untuk selalu dapat berinteraksi dengan
pasien dan keluarga, dan mencoba memahami pengalaman yang dialami oleh
mereka.
c. Empowering, memberdayakan pasien dan keluarga untuk mendapat melakukan
sesuatu sesuai dengan kemampuan mereka dan untuk mereka sendiri sesuai dengan
harapan yang mereka inginkan.
d. Doing for, selain memberikan pelayanan akan kebutuhan pasien secara fisik,
perawat juga harus memaksimalkan kemampuan pasien dan keluarga untuk
mengatasi masalah atau keluhan yang dialami oleh pasien, seperti bagaimana

8
pasien mampu mengatasi nyeri yang dirasakan dengan mengelola nyeri secara
mandiri melalui teknik relaksasi.
e. Finding meaning, dalam pelayanan perawatan paliatif mendorong pasien untuk
menemukan makna dari kondisi sakitnya atau kondisi kekiniannya merupakan hal
yang penting dalam membantu menentukan tata kelola keluhan yang dirasakan
oleh pasien. Sehingga dengan menemukan makna dari suatu penderitaan atau sakit
dapat memberikan kekuatan. Sebagai contoh dalam perspektif Islam, sakit dapat
dimaknai sebagai salah jalan Allah untuk mengingatkan manusia akan pentingnya
menjaga kesehatan atau sakit dapat pula menjadi jalan untuk menggugurkan dosa-
dosa.
f. Preserving own integrity, menjaga dan mempertahankan integritas diri merupakan
hal yang terpenting untuk mempertahankan harga diri, keyakinan diri serta
semangat atau spirit sehingga mampu menjalankan peran dan fungsi sebagai
anggota tim secara selektif.
Untuk fungsi perawat keperawatan palliatif, yaitu :
Fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan paliatif di rumah
sebagai berikut:
1. Pengelola
a. Menyusun rencana pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan lainnya di
rumah.
b. Mengkoordinasikan aktifitas tim kesehatan interdisiplin dalam memberikan
pelayanan di rumah.
c. Memantau kualitas pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan lainnya
yang diberikan.
d. Mengelola pelayanan keperawatan yang komprehensif untuk individu dan
keluarganya.
2. Pelaksana / pemberi pelayanan
a. Melakukan pengkajian fisik, psikososial dan spiritual serta fungsi keluarga.
b. Menetapkan masalah dan diagnosa keperawatan.
c. Menyusun rencana keperawatan dengan mempertimbangkan kebutuhan fisik,
psikososial dan spiritual pasien dan keluarga.
d. Melakukan tindakan keperawatan : perawatan luka, kolostomi, dll.
e. Melaksanakan evaluasi keperawatan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah diberikan

9
3. Pendidik
a. Mengidentifikasi kebutuhan individu (pasien) dan keluarga akan pendidikan
kesehatan.
b. Memilih metode pembelajaran dan menyiapkan materi pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan dan masalah pasien atau keluarga.
c. Menyusun rencana kegiatan pendidikan kesehatan.
d. Melaksanakan pendidikan kesehatan terkait dengan masalah kesehatan pasien.
e. Mengajarkan anggota keluarga tentang ketrampilan dan strategi yang
dibutuhkan dalam mengasuh anggota keluarga yang sakit.
f. Menganjurkan keluarga untuk melakukan upaya pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan seperti perilaku hidup sehat : Nutrisi, Latihan fisik,
Manajemen stress.
g. Melakukan evaluasi pendidikan kesehatan yang telah dilakukan
h. Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.
4. Kolaborator
a. Melakukan kerjasama dengan anggota tim kesehatan lain untuk menyelesaikan
masalah kesehatan pasien.
b. Melakukan kerjasama dengan sumber-sumber / fasilitas pelayanan yang ada di
masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan pasien.
5. Advocate/Pembela
a. Mendemonstrasikan tehnik komunikasi efektif dengan pasien
b. Menyeleksi tindakan dan prosedur pelayanan pasien.
c. Menghormati hak pasien.
d. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
e. Melaksanakan fungsi pendampingan ( memberikan support fisik, mental dan
spiritual pada pasien dan keluarga selama pasien dalam perawatan ).
f. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan sumber-
sumber yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kesehatan.
g. Memfasilitasi pasien untuk dapat memanfaatkan sumber-sumber yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kesehatannya.
6. Konselor
a. Membantu menyelesaikan masalah pasien dan keluarga.

10
b. Membantu anggota keluarga mempertimbangkan berbagai solusi dalam rangka
menetapkan cara yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
c. Mensupport keluarga untuk melakukan komunikasi yang efektif untuk
menunjang penyelesaian masalah.
d. Mengkomunikasikan bahwa keluarga bertanggung jawab memilih alternatif
penyelesaian masalah.
7. Penemu Kasus dan Melakukan rujukan
a. Meningkatkan pengetahuan tentang tanda-tanda dan gejala yang akan
memperburuk kondisi pasien.
b. Melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengidentifikasi adanya timbulnya
masalah baru.
c. Menetapkan kebutuhan rujukan yang sesuai.
d. Melakukan rujukan terhadap kasus yang perlu penanganan dari tim kesehatan
lainnya.
e. Menyediakan pelayanan tindak lanjut terhadap kasus yang teridentifikasi.
8. Memodifikasi Lingkungan
a. Memodifikasi lingkungan rumah yang memungkinkan pasien dilakukan
asuhan keperawatan paliatif di rumah.
b. Memodifikasi lingkungan yang memungkinkan pasien mandiri dalam
perawatan dirinya.
9. Peneliti
a. Perawat paliatif harus dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat
diteliti ( mengumpulkan data sebagai bahan penelitian keperawatan).
b. Mengaplikasikan hasil-hasil penelitian keperawatan
2.5 Kompetensi Perawat dalam memberikan Perawatan Palliatif
Untuk di area perawatan paliatif definisi kompetensi di adopsi dari Royal College of
Nursing (RCN) tahun 2002. Dimana kompetensi di definisikan sebagai;
“keterampilan, pengetahuan, pengalaman, kualitas dan karakteristik, serta perilaku
yang menjadi syarat pada seseorang untuk melakukan kerja atau tugasnya secara
efektif.” Berikut ini, akan di jelaskan beberapa komptensi perawat yang bekerja di
area paliatif yang didesain oleh Becker, 2000.
1. Keterampilan Komunikasi
Keterampilan berkomunikasi merupakan hal yang terpenting dalam pelayanan
perawatan paliatif. Perawat mengembangkan kemampuan berkomunikasinya

11
untuk dapat meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan pasien dan
keluarga. Sehingga perawat dapat memberikan informasi yang penting dengan
cara yang lebih baik saat pasien membutuhkannya, atau menjadi pendengar
yang baik saat pasien mengungkap keluhannya tanpa memberikan penilaian
atau stigma yang bersifat individual. Komunikasi menjadi keterampilan yang
sangat dasar pada perawat paliatif, dimana dengan keterampilan tersebut
perawat akan mampu menggali lebih dalam mengenai perasaan pasien,
keluhan pasien tentang apa yang dirasakannya. Selain itu dengan keterampilan
berkomunikasi tersebut maka perawat dapat mengidentifikasi untuk memenuhi
kebutuhan pasien, kapan saja, atau bahkan di saat pasien mengajukan
pertanyaan yang rumit seperti tentang kehidupan dan kematian. Kemampuan
berkomunikasi juga akan membantu membangun kepercayaan diri perawat,
tahu kapan mengatakan tidak terhadap pasien, dan dengan komunikasi yang
disertai dengan sentuhan, maka hal tersebut dapat menjadi terapi bagi pasien.
2. Keterampilan Psikosoial
Elemen psikososial merupakan bagian dari proses perawatan yang biasanya di
delegasikan ke pekerja social medic. karena pekerja social medic memiliki
wawasan dan akses yang lebih luas ke berbagai macam organisasi atau
instansi yang dapat diajak bekerja sama untuk memberikan dukungan kepada
pasien. karena mengingat peran perawat dalam tim paliatif begitu banyak
sehingga tidak memungkin untuk melakukannya. Akan tetapi bila, dalam tim
interprofesional tidak ada tenaga pekerja social medic, maka perawatlah yang
akan melakukannya. Membangun rasa percaya dan percaya diri selama
berinteraksi dengan pasien dan dengan menggunakan diri sendiri sebagai
bentuk terapeutik melalui proses komunikasi terapeutik maka hal tersebut
merupakan inti dari pendekatan psikososial dalam perawatan paliatif.
3. Keterampilan Bekerja Tim
Bekerja bersama dalam tim sebagai bagian dari tim interprofesional
merupakan hal yang sangat vital untuk dapat melakukan praktik atau
intervensi yang baik terhadap pasien. Mengingat layanan perawatan paliatif
saat ini tidak hanya tersedia di fasilitas rumah sakit, namun juga tersedia di
rumah hospis, rumah perawatan maupun di rumah pasien. Seiring dengan
meningkat peran perawata di area paliatif sehingga keterampilan untuk dapat
bekerja dalam tim menjadi suatu keharusan dan keniscayaan.

12
4. Keterampilan dalam Perawatan Fisik
Untuk area ini, perawat di tuntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
baik untuk dapat melakukan asuhan keperawatan secara langsung pasien
dalam kondisi apapun dan kapanpun, sehingga perawat dapat bertindak dan
mengambil keputusan yang tepat sesuai kondisi pasien.Pengkajian nyeri
secara akurat dan holistic dengan menggunakan berbagai macam bentuk
metode menjadi hal yang dasar. Pemilihan metode yang tepat untuk mengkaji
pasien seperti nyeri, menjadi hal yang penting, mengingat kondisi pasien yang
kadang berubah dan tidak memungkin merespon beberapa pertanyaan yang di
ajukan. Sehingga keterampilan observasi dan kemampuan intuisi perawat yang
dapat digunakan untuk mengenali tanda atau gejala yang mana boleh jadi
pasien tidak dapat atau mampu untuk melaporkannya. Dengan pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki perawat maka perawat dapat memberikan
masukan kepada anggota tim untuk tidak lebih fokus pada pemberian obat-
obatan berdasarkan perkembangan kondisi pasien.
5. Keterampilan Intrapersonal
Salah satu area yang menjadi komponen kunci untuk dapat bekerja dengan
baik dan sukses dalam area perawatan paliatif adalah keterampila
intrapersonal. karena kematangan secara pribadi dan professional akan dapat
membantu perawat dalam mengatasi masalah yang terkait dengan isu
intrapersonal yang bersifat intrinsic terutama saat melayani atau melakukan
asuhan keperawatan pasien yang menjelang ajal dan keluarganya. perawat
harus dapat mengenali dan memahami reaksi dan perasaan pasien yang
merupakan konsekuensi alamiah dari bekerja dengan pasien sekarat atau
keluarga yang mengalami kedukaan, sehingga perawat mampu menentukan
sikap dan menyesuaikan diri dengan kondisi atau situasi yang sarat dengan
emosi dan perasaan sensitive. Jika dibandingkan dengan keterampilan
kompetensi lainnya, maka keterampilan intrapersonal merupakan hal yang
sangat menantang. Dan hal ini juga memiliki andil yang besar untuk
membantu membangun keribadian yang lebih baik. Akan tetapi, kondisi
tersebut juga mambawa perawat dalam posisi dilematis, karena terkadang
perawat terlalu terbawa emosi dengan perasaan yang di alami pasien.

13
2.6 Asuhan Keperawatan Palliatif
Asuhan Keperawatan paliatif dilaksanakan dengan pendekatan proses keperawatan
mulai dari tahap pengkajian sampai dengan melakukan evaluasi keperawatan.
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
o Data Umum : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Alamat, Pekerjaan,
Pendidikan, Status perkawinan, Suku bangsa, dst.
o Riwayat penyakit masa lalu
o Riwayat penyakit keluarga
o Status kesehatan saaat ini
o Pengobatan yang sedang dan pernah dilaksanakan: Kemoterapi paliatif,
pembedahan paliatif, radioterapi paliatif, pengobatan Nyeri, Anti
RetroViral (ARV) dan keluhan lain.
o Sirkulasi cairan
o Pernafasan
o Neueosensori
o Sistem pencernaan
o Eliminasi
o Integumen
o Reproduksi
o Mobilisasi
o Makan dan minum
o Kebutuhan higiene
o Kebutuhan istirahat tidur
o Komunikasi
o Faktor Keamanan dan lingkungan
o Faktor psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual.
2. Pemeriksaan Fisik
o Keadaan Umum dan Kesadaran
o Tanda-tanda Vital
o Pemeriksaan Dari Ujung Rambut sampai ujung Kaki

14
o Pemeriksaan Khusus pada kasus paliatif : luka, stoma, dekubitus, udema
ekstremitas/ anasarka.

3. Menganalisa hasil pemeriksaan penunjang yang pernah dilakukan.


o Darah lengkap, gula darah, fungsi lever, fungsi ginjal dll. Foto thorax
untuk melihat kondisi jantung / paru.
o USG : melihat adanya massa dan kelainan organ.
o Biopsi : untuk mendeteksi adanya keganasan
o Pemeriksaan penunjang lain
B. DIAGNOSA (MASALAH) KEPERAWATAN PALIATIF
Diagnosa atau masalah keperawatan dapat teridentifikasi sesuai kategori urgensi
masalah berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, diagnosa keperawatan yang
mungkin pada kasus paliatif sesuai 14 kebutuhan Handerson adalah sbb:
1. Gangguan oksigenisasi dan sirkulasi
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan
3. Gangguan Kebutuhan nutrisi
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas sehari-hari,
5. Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAK/BAB,
6. Gangguan citra diri/konsep diri,
7. Gangguan istirahat
8. Gangguan mobilisasi,
9. Gangguan psikologis putus asa dan merasa tidak berguna,
10. Gangguan rasa aman, nyaman
11. Gangguan reproduksi
12. Gangguan integritas kulit
13. Gangguan neurosensori
14. Gangguan komunikasi
C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KASUS TERMINAL
Perencanaan dilakukan berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul dan
diprioritaskan untuk:
a. Meningkatkan kualitas hidup ( contoh : mengurangi nyeri, mengurangi
sesak nafas, menangani perawatan luka)
b. Meningkatkan daya tahan tubuh,

15
c. Mengajarkan pasien dan keluarga untuk menerima kenyataan yang ada.
d. Mengajarkan keluarga untuk menghubungi petugas bila terjadi kondisi
darurat
e. Mencegah timbulnya masalah baru.
D. PELAKSANAAN
Prinsip-prinsip didalam penanganan masalah keperawatan palliatif didasarkan
pada prioritas masalah keperawatan yang timbul
E. EVALUASI
Evaluasi berdasarkan pada kategori masalah keperawatan disesuaikan dengan
kondisi pasien. Evaluasi mencakup dua elemen yakni evaluasi proses dan
evaluasi hasil. Untuk dapat melihat keberhasilan setiap diagnosa keperawatan
diukur sesuai dengan kriteria hasil.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawatan paliatif bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga
baik pelayanan di rumah maupun pelayanan di rumah sakit yang di lakukan oleh
dokter, perawat serta tenaga medis lainya secara profesional dan bersifat care terhadap
pasien untuk menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan,
identifikasi dini dan penilaian yang tertib penanganan nyeri dan masalah lain baik
fisik, psikososial dan spritual.
3.2 Saran
Pelayanan keperawatan paliatif sudah di terapkan di luar negeri tetapi belum di
terapkan di negara kita sendiri (Indonesia) maka dari itu kita sebagai mahasiswa
keperawatan indonesia mari sama-sama memahami asuhan keperawatan paliatif dan
mampu memahami apa itu keperawatan paliatif agar bisa di terapkan di Indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Aitken, S. (2009). Community palliative care: the role of the clinical nurse specialist. John
Wiley & Sons.
Becker, R. (2015). Fundamental Aspects of Palliative Care Nursing 2nd Edition: An
Evidence-Based Handbook for Student Nurses (Vol.3). Andrews UK Limited.
Kemenkes RI. (2013). Pedoman teknis pelayanan paliatif kanker. Diakses pada tanggal 09
Agustus 2020.
McIntyre. R. (2005). Palliative Care: The Nursing Role. Edinburgh London New York,
Philadelphia St. Louis.

18

Anda mungkin juga menyukai