Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif
Disusun oleh:
KELOMPOK 2
Dosen Pengampu :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa , karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Pediatrik Care : Perspektif Hospis”. Pada makalah ini kami tampilkan hasil diskusi kami,
kami juga mengambil beberapa kesimpulan dari hasil diskusi yang kami lakukan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan laporan ini, diantaranya:
1. Yang terhormat, Dosen mata kuliah Keperawatan Paliatif
2. Pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam pelaksanaan maupun proses penyelesaian
makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran. Namun,
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun pembahasan dalam
makalah ini, sehingga belum begitu sempurna.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan- kekurangan tersebut sehingga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... . 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Hospice adalah suatu perawatan kesehatan terpadu yang menyeluruh dengan pendekatan
multi disiplin yang terintregasi. Tujuannya adalah untuk mengurangi penderita pasien,
memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya dan juga memberikan suport
kepada keluarganya. Dari definisi tersebut didapatkan bahwasana salah satu tujuan dari
Hospice adalah mengurangi penderita pasien yang termasuk didalamnya adalah
mengilangkan nyeri yang diderita oleh pasien.
Terdapat alasan mengapa pasien dengan penyakit stadium lanjut tidak mendapatkan
perawatan yang memadai, namun semua alasan itu pada akhirnya berakar pada konsep terapi
eksklusif dalam menyembuhkan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi
penderitaan. Seiring dengan perkembangannya dibidang ilmu ini yang dulunya hanya
berfokus pada memberikan kenyamanan bagi penderita sekarang telah meluas menjadi
perawatan holistik yang mencakup aspek fisik, sosial,psikologis dan spiritual. Perubahan
perspektif ini dikarenakan semakin hari semakin banyak pasien yang menderita penyakit
kronis sehingga tuntutan untuk suatu perkembangan adalah mutlak adanya.
Istilah perawatan hospis sering digunakan sebagai sinonim untuk perawatan paliatif.
Namun, di beberapa Negara perawatan hospis merujuk pada perawatan paliatif berbasis
komuniti
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perawtan paliatif dan hospis
2. Untuk mengetahui perspektif hospis keperawatan dan terminal
1
3. Untuk mengetahui program paliatif care
4. Untuk mengetahui tim dan program paliatif
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
3
Selain itu, supportive care juga sering di gunakan sebagai kata alternative untuk
menggantikan kata perawatan paliatif. Istilah tersebut awal digunakan untuk menjelaskan
kondisi penanganan pasien dengan efek samping yang berat akibat proses terapi,
terutama proses terapi penyakit kanker. Dimana efek samping yang dapat ditimbulkan
akibat proses terapi penyakit kanker tersebut dapat berupa anemia, trombositopenia, dan
neutropenic septicaemia. Namun saat ini, istilah supportive care digunakan lebih luas
lagi, termasuk untuk rehabilitasi dan dukungan psikososial. Jadi supportive care memiliki
makna yang serupa dengan perawatan paliatif dalam arti yang lebih luas dan umum.
1. Pengertian perspektif
Di Indonesia, perawatan di hospis atau Hospice care merupakan hal yang baru.
Falsafah Hospice Care “Manusia yang menderita harus dibantu dan diringankan
penderitaannya, agar kualitas hidupnya dapat ditingkatkan selama sakit sampai ajal,
dan meninggal dengan tenang.”
Hospice care adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana
pengobatan terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi. Hospice care adalah
pelayanan paliatif khusus bagi pasien yang memang benar-benar dalam kondisi
parah, dalam artian, dokter sudah memberikan angka harapan hidup kepada pasien
tak lebih dari satu tahun. Perawatan ini bertujuan meringankan penderitaan dan rasa
tidak nyaman dari pasien, berlandaskan pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual.
Ruang lingkup :
4
Pasien dengan Ca,heart disease, AIDS, kidney and lung disease.
Pasien di nursing home.
Pasien yang tinggal sendirian
1. Dokter
2. Perawat
3. Pekerja Sosial
4. Relawan
Program Paliatif merupakan bagian dari program kanker terpadu dan paripurna
yang dilaksanakan sejalan dengan upaya kuratif berkelanjutan.
Program Paliatif pasien kanker adalah pendekatan terintegrasi oleh tim paliatif
untuk mencapai kualitas hidup pasien dan kematian yang bermartabat serta memberikan
dukungan bagi keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan kondisi
pasien dengan mencegah dan mengurangi penderitaan melalui identifikasi dini, penilaian
yang seksama, serta pengobatan nyeri dan masalah masalah lain, baik masalah fisik,
psikososial dan spiritual (WHO, 2002).
Program Paliatif pasien kanker anak adalah pendekatan aktif, menyeluruh meliputi
badan, pikiran, semangat anak serta melibatkan dukungan bagi keluarganya, dimulai
5
sejak diagnosis ditegakkan dan terus berlanjut; terlepas pasien anak menerima perlakuan
seperti dimaksud dalam standar penanganan penyakitnya; yang bertujuan untuk mencapai
kualitas hidup terbaik bagi anak dan keluarganya (WHO, 1998).
Hospis adalah jenis pelayanan pasien kanker stadium terminal dengan suasana
lingkungan rumah tinggal pasien. Konsep ini dapat dilakukan di suatu institusi tersendiri,
atau di rumah sakit (hospital based hospis).
Pelayanan holistik adalah pelayanan yang meliputi semua aspek kehidupan, yaitu
fisik, psikologis, sosial, kultural dan spiritual. Pelayanan interdisipliner adalah pelayanan
yang dilakukan oleh tim multidisipliner yang bekerja sama untuk menentukan, mencapai,
dan mengevaluasi tujuan program paliatif.
Komunikasi efektif adalah tata cara memberikan informasi yang adekuat, mudah
dimengerti, saling timbal balik dalam rangka memfasilitasi pengambilan keputusan dan
mengkoordinasikan pelayanan kepada pasien, keluarga, dan penyedia layanan lainnya.
Stadium lanjut adalah suatu tahapan penyakit dengan tujuan pengobatan bukan
untuk penyembuhan namun untuk memper-panjang harapan hidup. Stadium terminal
adalah stadium lanjut yang tidak berespon dan mengalami progesifitas terhadap
pengobatan kanker yang diberikan.
Prinsip tersebut di bawah ini merupakan acuan dalam melaksana-kan program paliatif
pasien kanker (Adaptasi WHO, 2007):
6
6. Memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa dukacita.
Modifikasi dari American Association Institute for Medical Ethics (1999). EPEC =
education for physician on end of life care.
Program Paliatif dimulai sejak diagnosis kanker ditegakkan serta bila didapatkan satu
atau lebih kondisi di bawah ini :
4. Permasalahan dalam pengambilan keputusan tentang terapi yang akan atau sedang
dilakukan.
6. Angka harapan hidup < 12 bulan (ECOG> 3 atau Karnofsky <50%, metastasis otak dan
leptomeningeal, metastasis di cairan interstisial, sindromvena cava superior, kaheksia,
serta kondisi berikut bila tidak dilakukan tindakan atau tidak respon terhadap tindakan,
yaitu kompresi tulang belakang, bilirubin ≥2,5 mg/dl, kreatinin ≥3 mg/dl ) *.
7. Pasien kanker stadium lanjut yang tidak memberikan respon dengan terapi yang
diberikan.
7
Langkah-langkah dalam Program Paliatif:
1. Melakukan penilaian aspek fisik, psikologis, sosial dan kultural, dan spiritual.
5. Melakukan tata laksana gejala, dukungan psikologis, sosial dan kultural, dan spiritual.
6. Memberikan tindakan sesuai wasiat atau keputusan keluarga bila wasiat belum dibuat,
misalnya: penghentian atau tidak memberikan pengobatan yang memperpanjang proses
menuju kematian (resusitasi, ventilator, cairan, dan lain-lain).
7. Membantu pasien dalam membuat Advanced Care Planning (wasiat atau keingingan
terakhir).
1. Tim Paliatif
Tim paliatif dibentuk berdasarkan ketersediaan sumber daya pada tempat layanan
paliatif. Dalam mencapai tujuan program paliatif pasien kanker, yaitu mengurangi
penderitaan pasien, beban keluarga, serta mencapai kualitas hidup yang lebih baik,
diperlukan sebuah tim yang bekerja secara terpadu, termasuk keluarga. Menggunakan
prinsip interdisipliner (koordinasi antar bidang ilmu dalam menentukan tujuan yang akan
dicapai dan tindakan yang akan dilakukan guna mencapai tujuan), tim paliatif secara
berkala melakukan diskusi untuk melakukan penilaian dan diagnosis bersama pasien dan
keluarga untuk membuat tujuan dan rencana Program Paliatif pasien kanker serta
melakukan monitoring dan evaluasi.
8
Kepemimpinan yang kuat dan manajemen program secara keseluruhan harus
memastikan bahwa manajer lokal dan penyedia layanan kesehatan bekerja sebagai tim
interdisiplin dalam sistem kesehatan dan berkoordinasi erat dengan tokoh masyarakat dan
organisasi yang terlibat dalam program ini untuk mencapai tujuan bersama.
a. Dokter
1) Dokter umum:
Dokter umum memiliki peranan penting terutama pada perawatan pasien terminal di
tingkat layanan primer (di puskesmas dan di rumah pasien) sehingga tata laksana gejala
fisik dan kebutuhan psikososial dan spiritual dapat berjalan baik.
b) Mengantisipasi dan mencegah timbulnya gejala dengan obat dan modalitas lain
c) Mengidentifikasi gejala secara dini dan masalah psikologis, sosial dan spiritual
2) Dokter Paliatif
9
b) Melakukan penatalaksanaan nyeri dan gejala lain apabila terapi kausatif belum
atau tidak dilakukan
3) Dokter Spesialis
c) Dokter berperan penting dalam tim paliatif yang bersifat interdisipliner. Dokter
tersebut harus memiliki pengeta-huan dan keterampilan sesuai prinsip-prinsip
pengelolaan paliatif. Dokter yang bekerja di pelayanan paliatif bertanggung
jawab dalam penilaian, pengawasan, dan pengelolaan pasien paliatif.
b. Perawat Paliatif
10
a) Menyiapkan pelaksanaan program paliatif, baik rawat jalan, rawat inap atau
rawat rumah.
11
i) Melakukan pencatatan dan pelaporan
3) Perawat Homecare:
12
d) Mengidentifikasi dan melaporkan gejala fisik dan gejala lain kepada
perawat
c. Apoteker
Perannya membantu pasien dan keluarganya dalam mengatasi masalah pribadi dan
sosial akibat kanker, dan kecacatan, serta memberikan dukungan emosional selama
perjalanan penyakit dan proses berkabung.
13
e) Evaluasi program yang telah dilaksanakan dan melaporkan perkembangan
pasien, serta mengusulkan program baru bila diperlukan
2) Psikolog :
e. Rohaniawan
f. Terapis
g. Relawan
Peran relawan dalam tim perawatan paliatif bervariasi sesuai dengan keperluan.
Relawan dapat terlibat dalam perawatan di rumah sakit, atau di rumah. Relawan
berasal dari semua sektor masyarakat, diharapkan menjembatani antara institusi
14
layanan kesehatan dan pasien. Dengan pelatihan dan dukungan yang tepat, relawan
dapat memberikan pelayanan langsung kepada pasien dan keluarga, membantu tugas-
tugas administratif, atau bahkan bekerja sebagai konselor. Selain itu, dapat berperan
membantu meningkatkan kesadaran, memberikan pendidikan kesehatan, menggalang
bantuan dana, membantu rehabilitasi, atau bahkan memberikan beberapa jenis
perawatan medis.
a. Rumah Sakit
b. Masyarakat
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah perawatan hospis sering digunakan sebagai sinonim untuk perawatan paliatif.
Namun, di beberapa Negara perawatan hospis merujuk pada perawatan paliatif berbasis
komuniti. Secara pilosofi perawatan paliatif dan perawatan hospis memiliki makna yang
sama. Akan tetapi, “semua perawatan hospis adalah perawatan paliatif, namun tidak semua
perawatan paliatif adalah perawatan hospis.” perawatan paliatif di sediakan untuk semua
pasien yang menderita penyakit kronis dengan kondisi penyakit yang membatasi masa hidup
atau mengancam jiwa maupun kondisi pasien yang mendapatkan intervensi untuk
memperpanjang masa hidup. Sedangkan perawatan hospis di peruntukkan kepada pasien
dengan kondisi masa harapan hidup yang di perkirakan kurang dari enam bulan.
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
White,PG,2002 , Word Hospice Palliative Care The Loss of Child Day, Pediatric Heart Network,
www.hospiceinternational.com, diambil pada tanggal 08 September 2019
Yodang. (2018). Buku ajar keperawatan paliatif berdasarkan kurikulum AIPNI2015. Jakarta:
Trans Info Media.
17