Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK 4

Public Relation Politik dan Ketepatan Dalam Desain Poster Dan Pesan
Politik (Mampu Membuat Poster Dan Pesan Politik Melalui Media)

Tugas Komunikasi Politik


KELAS A

Disusun Oleh:

1. Muhammad Luthfi Thahir Yamani (E041201063)


2. Sabrina Ainun Sorraya Abrar (E041201047)
3. Nurul Izzah (E041201055)
4. Azira Faiqah Risqita (E041201053)
5. Alfito Dianova (E041201011)
6. Muhammad Dzakir (E041201017)
7. Andi Achmad Ibrahim Hasbullah (E041201051)
8. Lucky Valentino Maruru (E041201025)
9. Jefri Ardin (E041201067)

DEPARTEMEN ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
PUBLIC RELATION POLITIK

Berkenaan dengan Pembahasan Public Relation politik maka berkenaan dengan


bagaimana Marketing dan hubungan politik sampai ke masyarakat yang dalam hal ini sering
dikaitkan dengan Desain Poster dan Pesan Politik yang terkandung di dalamnya maka secara
otomatis hal ini berkenaan pula dengan yang namanya Promosi atau Marketing yang dalam
artianny ialah salah satu bentuk publikasi dan branding terhadap produk dan jasa yang
dimana tujuannya untuk mendapatkan simpati, empati, atau bahkan suara dan pengaruh
masyarakat terhadap bentuk media tersebut.
Salah satu bentuk media komunikasi visual yang berkembang dewasa ini adalah
media desain Poster yang dalam hal ini entah publikasinya menggunakan media sosial atau
bahkan billboard dan reklame jalan. Berbicara terkait Poster, Ada beberapa katagori jenis
desain poster yang merupakan bagian bidang desain komunikasi visual yang memiliki nilai
komunikasi/promosi, keindahan, bidang seni dan desain termasuk bidang sain teknologi
meliputi;(1) Desain Poster Niaga/Komersial, (2) Desain Poster Kegiatan (Event), (3) Desain
Poster Pendidikan (Ilmiah),(4) Desain Poster Layanan Masyarakat,(5) Desain Poster
Propaganda Politik. Pencitraan public yang dimaksud harus mengandung kaedah yaitu; (1)
Poster harus membuat suatu dalil kepada konsumen akan manfaat spesifik unik dan
kompetitor,(2) Produk yang dipromosikan poster adalah produk baru, (3) Benefit produk
yang utama belum semua terpakai atau belum dikomunikasikan oleh kompetitor.
Menurut Kotler and Kotler (1999) bahwa konsep political marketing merupakan suatu
penggiatan pemasaran untuk menyukseskan kandidat atau partai politik dengan segala
aktivitas politiknya melalui kampanye program pembangunan perekonomian atau kepedulian
social. Tema, isu-isu, gagasan, ideologi, dan pesan-pesan bertujuan agar program politik yang
ditawarkan memiliki daya tarik tinggi dan sekaligus mampu mempengaruhi bagi setiap warga
negara dan lembaga atau organisasi secara efektif.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pemasaran politik merupakan
serangkaian aktivitas terencana yang strategis tapi juga terbilang taktis, berdimensi jangka
panjang dan jangka pendek, serta untuk menyebarkan makna politik bagi para pemilih.
Peter dan Olson (1993) mendefinisikan makna (meaning) adalah sebagai interpretasi
seseorang terhadap stimulus yang berasal dari lingkungannya. Makna yang dihasilkan dari
interpretasi ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman, dan keyakinan yang dimiliki. Makna
yang terbentuk dalam proses interpretasi itu merupakan persepsi.
Makna politik yang tertanam dalam benak seorang pemilih dipicu oleh stimulus
politik, baik yang sengaja diciptakan maupun yang tidak sengaja diciptakan oleh
pelaku .Selain itu Marketing dan promosi yang tertanam dalam benak seorang pemilih
merupakan hasil dari interaksi dua faktor, pertama: kualitas dan kuantitas dari stimulus
politik itu sendiri, kedua: rujukan kognitif berupa kesadaran atau alam pikiran seorang
pemilih yang memaknainya (Nursal, 2004).Dalam fokus pembahasan kelompok kami pada
kesempatan ini ialah bagaimana Marketing dan promosi politik sebagai bentuk Public
relation disampaikan dalam bentuk flyer, poster atau desain lainnya yang bisa di
visualisasikan dalam bentuk media sosial ataupun selebaran dan billboard, dalam visualisasi
ini tentunya berbeda dengan visualisasi pemasaran produk bisnis sebagaimana gambar
dibawah menjelaskan perihal tersebut :

Poster kerap kali digunakan sebagai media kampanye yang memiliki daya jangkau
dan daya gugah yang cukup memadai. Dalam sejarahnya, poster bukan sekadar media untuk
propaganda atau ekspresi ketertindasan, tetapi ia adalah sebentuk karya seni yang sama
pentingnya dengan karya-karya seni yang lain.
Dalam membuat poster seperti halnya kampanye politik, setiap unsur-unsur visual
mempunyai fungsi yang berkaitan erat dengan unsur tema dimana Tema membentuk pesan
yang memiliki daya tarik tersendiri, Sehingga dikatakan satu ide yang terdiri dari satu konsep
dari kombinasi kata-kata, gambar, dan warna. Di lain pihak, melalui media komunikasi, pihak
pemberi pesan ingin mempengaruhi dan membentuk pikiran para penerimanya agar mereka
menangkap pesan yang dianggap penting. Seperti yang dikatakan oleh Astrid S, Susanto
dalam bukunya Globalisasi dan Komunikasi (1997: 210), menyatakan bahwa pada
komunikasi yang dilakukan melalui iklan terdapat enam tahapan sebagai proses pembentukan
komunikasi yaitu: Attention; tahap untuk menarik perhatian, Interest; tahap perangsang
minat, Desire; tahap membangkitkan minat, Convition; tahap untuk menyakinkan, Decision;
tahap mengambil keputusan, Action; tahap melalukan usaha atau tindakan.
Adapun contoh Tampilan visual dalam poster pemilu 1955 adalah para tokoh
perjuangan kemerdekaan yang terkenal dengan gestur berpidato dengan isi teks poster yang
mereprentasikan tututan kesatuan dan persatuan bagi bangsa yang baru merdeka dan
memerlukan kesatuan rakyat untuk membangun Negara. Contohnya ialah sebagai berikut

Sedangkan Pemilihan umum tahun 1999 merupakan pemilu pembaharuan memasuki


melenium baru yang menjadi masa-masa perubahan. Situasi politik mengalami reformasi, di
mana kejatuhan pemerintah Orde Baru dan wacana kebudayaan baru yang berkembang ke
arah keterbukaan dan menciptakan pegeseran nilai-nilai estetik, yaitu dengan berkembangnya
kondisi sosial, budaya, dan politik di Indonesia. Contoh posternya ialah sebagai berikut :
Dan pada Periode pemilu 2004, situasi politik dan ekonomi mengalami perkembangan
yang baik. Politik Indonesia memasuki proses demokrasi, di mana pemilihan umum berjalan
lebih demokratis untuk memilih para pemimpin legislatif dan eksekutif.

Sedangkan Pada periode Pemilu 2009 sasaran dari kampanye secara langsung mengarah
kepada isu-isu faktual yang menyentuh kehidupan, serta berani dalam menentukan sikap,
pandangan, dan opini. Untuk pemilu 2009 ini para calon legislatif dipilih secara langsung
oleh rakyat, tidak lagi berdasarkan nomer urut partai politik atau kuota jumlah kursi di
parlemen.
Dan tentunya seiring berjalannya waktu, saat ini desain poster kian berkembang
mengikuti tren dan teknologi serta tentunya situasi yang sifatnya current bahkan menjelang
pemilu serentak 2019 kemarin sudah sangat berkembang dari segi kualitas, warna, dan
keestetikaannya, tinggal bagaimana kemudian poster itu membawa pesan yang baik serta
tentunya simpati masyarakat, seperti halnya contoh poster PDIP Menjelang PEMILU 2019
Kemarin sebagai berikut :

Dan Adapun contoh yang kami bawah pada kelompok kami, terkait bagaimana kami
Menyusun desain poster politik maka kami mengambil contoh berikut ;
DAFTAR PUSTAKA

Hanso, B. (2016). Strategi Promosi Politik. 4, 1–23.

I Komang Dewanta Pendit. (2019). Strategi promosi melalui media desain poster dalam
pencitraan publik. Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Seni, 7(5), 192–210.
https://doi.org/10.5281/zenodo.3900626

Kharima, A. G. (2014). Strategi Pemasaran Politik (Political Marketing) Dpc Partai Gerindra
Kota Semarang Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014. Departemen Politik Dan
Pemerintahan, 1–19.

Setianto, D. (2016). Perkembangan Visual Poster Pemilu Di Indonesia. Jurnal Dimensi DKV
Seni Rupa Dan Desain, 1(1), 15–24. https://doi.org/10.25105/jdd.v1i1.406

Anda mungkin juga menyukai