Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Politik dalam suatu negara berkaitan dengan masalah kekuasaan pengambilan keputusan,
kebijakan publik, dan alokasi atau distribusi. Kekuasaan merupakan salah satu konsep politik
yang banyak dibahas, sebab konsep ini sangat krusial dalam ilmu politik khususnya. Politik
bahkan dianggap identik dengan kekuasaan. Kekuasaan itu sendiri berarti suatu hubungan
dimana seseorang atau sekelompok orang dapat menentukan tindakan seseorang atau
kelompok lain kearah tujuan dari pihak pertama.

Di beberapa negara demokrasi, pemilihan umum dianggap sebagai lambang kehidupan


demokrasi sekaligus nilai ukur dari demokrasi itu sendiri. Tetapi, pemilihan umum bukan
merupakan satu-satunya nilai ukur karena perlu dilengkapi dengan pengukuran beberapa
kegiatan lain seperti kampanye, propaganda, lobi dan negosiasi. Salah satu kegiatan yang
paling menonjol dilakukan oleh partai politik untuk memenangkan partainya dalam
pemilihan umum tidak terlepas dari strategi kampanye dan propaganda. Makalah ini akan
membahas strategi kampanye dan propaganda salah satu partai besar di Indonesia yakni
Partai Demokrat. Partai yang berlambangnya Mercy ini menjadi satu-satunya partai politik
era reformasi yang mampu menjadi partai politik besar dan memenangkan kembali pemilu
tahun 2009 yang merupakan pemilu ketiga pasca Orde Baru dari pemilu 1999 dan 2004 yang
dinilai sukses oleh berbagai pihak karena mampu mengantarkan Indonesia pada transisi dan
konsolidasi demokrasi.

Pesan merupakan salah satu aspek terpenting dalam setiap kampanye politik. Dalam
kampanye, pesan harus disusun secara cermat sebelum disebarkan dan dikonsumsi oleh
media dan publik. Dalam pemilu, kampanye berguna sebagai media untuk menyampaikan
visi dan misi kandidat agar masyarakat bisa lebih mengenal lagi siapa calon yang dipilihnya.
Kampanye menjadi sebuah tindakan dengan tujuan untuk mencapai hasil dalam bentuk
dukungan dari suatu pemungutan suara. Strategi kampanye Partai Demokrat tidak terlepas
dari peranan Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Umum Partai Demokrat yang
mencitrakan politik santun yang berlandaskan nasionalisme dan religius sesuai dengan visi
2

Partai Demokrat. Untuk memenangkan Partai Demokrat dalam dua kali periode yaitu 2004
dan 2009, DPP Partai Demokrat membentuk Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) yang
bertugas untuk menjaga, memelihara, dan meningkatkan citra partai untuk memenangkan
pemilu. Kemenangan mutlak pemilu 2009 tidak terlepas dari strategi kampanye yang sangat
tertata rapi, partai politik yang menjadi pemenang pada sistem multi partai.

Kampanye merupakan tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek
tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun
waktu tertentu (Roger dan Storey). Strategi dari Bappilu Partai Demokrat tidak terlepas dari
pemilihan caleg dan memajukan caleg yang berpengalaman seperti mantan Sekda dan
pensiunan PNS. Pengaruh peran tokoh lokal / caleg daerah juga berpengaruh atas
kemenangan Partai Demokrat. Strategi kampanye pemilu merupakan persoalan yang sangat
penting karena strategi kampanye menjadi bagian terpenting dari rangkaian kegiatan
pemilihan. Partai Demokrat sendiri tidak terlepas dari penyusunan program kerja yang
mencitrakan partai yang baik karena elemen program kerja partai dibuat untuk memengaruhi
masyarakat agar memilih partainya. Program pemerintah yang dijual oleh Partai Demokrat
menjadi rancangan dari partai itu sendiri. Program pemerintah seperti BLT, Jamkemnas,
yang pro rakyat menunjukkan keberhasilan Partai Demokrat dalam menjalankan amanah
rakyat. Artinya, keberhasilan program pemerintahan SBY dimanfaatkan oleh Partai
Demokrat untuk membentuk citra Partai Demokrat seolah-olah menjadi program dari Partai
Demokrat karena SBY merupakan Presiden sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat.

Selain kampanye, partai pun tak luput dari strategi propaganda untuk memenangkan
partainya. Propaganda merupakan suatu aktivitas komunikasi yang berupaya memanipulasi
psikologis khalayak dengan cara melakukan pendekatan persuasi politik seperti periklanan
dan retorika. Propaganda dianggap negatif dalam kampanye politik karena dengan sengaja
mengajak dan membimbing untuk memengaruhi, membujuk atau merayu banyak orang guna
menerima suatu pandangan, ideologi, atau nilai (Herbert Blumer: 1969). Bahkan, propaganda
diikuti dengan janji yang muluk-muluk untuk mempersuasif rakyat agar memilih partainya.
3

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kiprah politik Partai Demokrat dari pemilihan umum 2004 hingga sekarang?
2. Menjelang pemilihan presiden 2014, apakah Partai Demokrat sudah mulai menunjukkan
program-program kerja Partai Demokrat melalui kampanye dan propaganda?
3. Bagaimana strategi kampanye dan propaganda yang dilaksanakan Partai Demokrat agar
dapat memenangkan kembali kursi di DPR periode 2014-2019?
4. Di era demokrasi yang menekankan pemilihan anggota legislatif secara bebas, apa yang
harus dilakukan Partai Demokrat agar program-program kerjanya bisa diterima rakyat
dan bisa menaikkan elektabilitas Partai Demokrat?
5. Apakah upaya Partai Demokrat dalam menentukkan Calon Presiden melalui konvensi
sudah tepat?
6. Mengapa Partai Demokrat memilih Calon Presiden melalui konvensi bukan dari
keturunan Yudhoyono?

1.3 Analisis Masalah


a. Apa yang menjadi kekuatan studi kasus partai demokrat kampanye dan propaganda
politik di Indonesia?
b. Apakah yang menjadi kelemahan studi kasus partai demokrat kampanye dan propaganda
politik di Indonesia?
c. Apakah yang menjadi peluang studi kasus partai demokrat kampanye dan propaganda
politik di Indonesia?
d. Apakah yang menjadi ancaman studi kasus partai demokrat kampanye dan propaganda
politik di Indonesia?
e. Apakah yang menjadi tantangan studi kasus partai demokrat kampanye dan propaganda
politik di Indonesia?
f. Apakah yang menjadi hambatan studi kasus partai demokrat kampanye dan propaganda
politik di Indonesia?
g. Apakah yang menjadi gangguan studi kasus partai demokrat kampanye dan propaganda
politik di Indonesia?
h. Apakah yang menjadi rekomendasi studi kasus partai demokrat kampanye dan
propaganda politik di Indonesia?
4

1.4 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui kiprah politik Partai Demokrat dari pemilihan umum 2004 hingga sekarang
2. Mengetahui Partai Demokrat sudah mulai menunjukkan program-program kerja Partai
Demokrat melalui kampanye dan propaganda
3. Mengetahui strategi kampanye dan propaganda yang dilaksanakan Partai Demokrat agar
dapat memenangkan kembali kursi di DPR periode 2014-2019
4. Mengetahui yang harus dilakukan Partai Demokrat agar program-program kerjanya bisa
diterima rakyat dan bisa menaikkan elektabilitas Partai Demokrat
5. Mengetahui upaya Partai Demokrat dalam menentukkan Calon Presiden melalui
konvensi sudah tepat
6. Mengetahui Partai Demokrat memilih Calon Presiden melalui konvensi bukan dari
keturunan Yudhoyono?

1.5 Manfaat Penulisan


1. Untuk menambah wawasan tentang politik dalam mata kuliah Pkn.
2. Sebagai bahan informasi bagi para mahasiswa yang ingin mengetahui mengenai studi
kasus partai demokrat kampanye dan propaganda politik di Indonesia.
5

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Teori


Komunikasi (communication) dari bahasa Latin “communis” yang berarti “sama” (Wiliam I.
Gordon, 1978:28) atau “communicare” (Judy Pearson, 1979;3) yang berati “membuat sama”
(to make common). Secara terminologi, komunikasi adalah suatu proses melalui mana
seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus dengan tujuan mengubah atau membentuk
perilaku orang lain (Hovland, Janis & Kelley, 1953). Harold Laswell mendefinisikan
komunikasi sebagai “who says what in which chanel to whom with what effect?” (1960).
Sedangkan politik diambil dari kata Latin “politicus” dan bahasa Yunani (Greek) “politicos”
yang berarti “relating to citizen”. Kedua kata tersebut berasal dari kata “polis” yang berarti
city (kota).

Secara terminologi, politik merupakan aktivitas atau sikap yang berhubungan dengan
kekuasaan dan yang bermaksud untuk memengaruhi dengan jalan mengubah atau
mempertahankan suatu bentuk susunan masyarakat (Deliar Noer, 1983: 6). Atau proses
penyampaian pesan yang bercirikan politik dari komunikator politik kepada khalayak politik
melalui media tertentu yang bertujuan memengaruhi dengan jalan mengubah atau
mempertahankan suatu kepentigan tertentu di masyarakat.

Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpatisipasi dalam
proses pengelolaan negara. Partai politik merupakan organisasi yang baru dalam kehidupan
manusia karena ia baru hadir di negara modern. Definisi partai politik itu sendiri adalah suatu
kelompok politik yang mengikuti pemilihan umum dan, melalui pemilihan umum itu, mampu
menempatkan calon-calon untuk menduduki jabatan-jabatan publik.

Pada umumnya partai politik diharapkan dapat melaksanakan tugasnya. Ia diharapkan


menjadi alat penting untuk mengorganisir kekuasaan politik, memengaruhi keputusan
pemerintah, serta turut melaksanakannya. Tak hanya itu, ia menjadi sarana penghubung
antara masyarakat umum dengan proses politik, merumuskan aspirasi dan tuntutan rakyat
serta memasukannya ke dalam proses membuat keputusan.
6

Partai politik di negara berkembang sekalipun memiliki banyak kelemahan, masih tetap
dianggap sebagai sarana penting dalam kehidupan politiknya.

Terdapat tiga kategori sistem kepartaian, antara lain:


1. Sistem Partai-Tunggal
Partai yang benar-benar merupakan satu-satunya partai dalam suatu negara maupun untuk
partai yang mempunyai kedudukan dominan diantara beberapa partai lain. Negara yang
menganutnya ialah Afrika, China, Kuba. Suasana kepartaian dinamakan non-kompetitif
karena semua partai harus menerima pimpinan dari partai yang dominan, dan tidak
dibenarkan bersaing dengannya,
2. Sistem Dwi-Partai
Ada dua partai diantara beberapa partai, yang berhasil memenangkan dua tempat teratas
dalam pemilihan umum secara bergiliran, dan dengan demikian mempunyai kedudukan
dominan. Negara yang menganutnya ialah Inggris. Sistem ini diperkuat dengan
digunakannya sistem pemilihan distrik yaitu setiap daerah pemilihan hanya dapat dipilih
satu wakil saja.
3. Sistem Multi-Partai
Sistem ini apalagi dihubungkan dengan sistem pemerintahan parlementer mempunyai
kecenderungan untuk menitikberatkan kekuasaan pada badan legislatif, sehingga peran
badan eksekutif sering lemah. Hal ini sering disebabkan karena tidak ada satu partai yang
cukup kuat untuk membentuk suatu pemerintahan sendiri, sehingga terpaksa membentuk
koalisi dengan partai-partai lain. Negara yang menganutnya ialah Indonesia, Malaysia,
Nederland, Australia, Prancis, Swedia, dan Federasi Rusia.

Komunikasi politik seolah tak terpisahkan dari dinamika politik yang terjadi sejak era dahulu
hingga sekarang. Aktivitas seperti kampanye, propaganda, retorika politik, lobi dan
negosiasi, pembentukan opini publik, publisitas politik, serta sejumlah kegiatan lainnya
begitu penting dalam upaya memengaruhi lingkungan politik.

Istilah strategi kampanye berasal dari bahasa Yunani strategos atau strategus yang berarti
jendral, tetapi dalam Yunani Kuno sering berarti perwira negara dalam fungsi yang luas.
7

Menurut KBBI, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus. Strategi ialah pola, tujuan, maksud, sasaran, dan kebijakan umum untuk
mencapai tujuan-tujuan (Learned, Christensen, Andrews, dan Guth). Sebuah strategi
biasanya mengacu pada rencana yang menyeluruh dan mencakup serangkaian tindakan perlu
menerapkan strategi tertentu. Pengembangan suatu strategi membutuhkan pengetahuan yang
menyeluruh, kritis, dan obyektif mengenai kekuatan penghalang perubahan (status quo) dan
sekaligus peta seluruh kekuatan yang ada termasuk analisis data dengan kejujuran kekuatan
internal yang dimiliki.

Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang
dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan memengaruhi khalayak sasaran yang
telah ditetapkan (Pfau dan Parrot: 1993). Kegiatan tersebut dilakukan oleh para kontestan
pemilihan umum atau partai politik yang ambil bagian dalam pemilihan umum untuk
menarik simpati masyarakat sebanyak mungkin.

Kampanye politik dalam rangka pemilihan umum merupakan kesempatan bagi para
kontestan guna menanamkan pengaruh dan simpati dikalangan msayarakat dengan
menjelaskan program-program partai. Partai politik pada waktu kampanye berusaha untuk
menarik sebanyak mungkin simpati dari pemilih.

Tujuan dari kampanye adalah:


1. Untuk menciptakan perubahan pada tataran pengetahuan kognitif. Diharapkan munculnya
kesadaran, berubahnya keyakinan atau meningkatnya pengetahuan khalayak terhadap isu
tertentu.
2. Tahap berikutnya diarahkan pada perubahan sikap. Sasarannya adalah untuk
memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian khalayak pada isu-isu yang menjadi tema
kampanye.
3. Terakhir adalah untuk mengubah perilaku khalayak secara konkret dan terukur. Tahap ini
menginginkan adanya tindakan tertentu yang dilakukan oleh sasaran kampanye.
8

Kampanye politik erat kaitannya dengan propaganda. Aktivitas yang dinilai negatif karena
berupaya memanipulasi psikologis khalayak. Propaganda berasal dari kata propagare yang
artinya menyemaikan tunas atau tanaman, yang pada awalnya digunakan oleh penganut
agama Katolik. Kemudian diambil alih oleh para politikus dan aktivis politik sebagai salah
satu bentuk komunikasi politik untuk menggalang massa dan memengaruhi, merayu dan
mebentuk opini publik. Kemudian muncullah istilah Propaganda Politik yang merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh pemertintah, partai politik, dan kelompok kepentingan untuk
membentuk dan membina opini publik dalam mencapai tujuan politik (strategi atau taktis)
dengan pesan-pesan yang khas yang lebih berjangka pendek.

Propaganda mengelaborasi pesan politik guna mendapatkan pengaruh secara persuasif. Tak
dapat dimungkiri bahwa hampir seluruh pendekatan persuasi kepada khalayak di era
informasi ini menempatkan media massa sebagai instrumen saluran yang mesti digunakan.
Media massa memengaruhi persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Dengan
menggunakan agenda setting, media massa membentuk persepsi khalayak tentang apa yang
dianggap penting.

Propaganda dalam arti yang paling luas adalah teknik memengaruhi tindakan manusia
dengan memanipulasi representasi (Harold D. Laswell: 1930). Representasi bisa berbentuk
tulisan, lisan, gambar, atau musik sehingga periklanan dan publisitas ada didalam wilayah
propaganda (Arifin, 2010 :227).

2.2 Referensi
o Budiharjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politk. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2013.
o Budiharjo, Miriam. (ed), Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia. 1998.
o Heryanto Gun Gun. Dinamika Komunikasi Politik. Jakarta: PT. Lasswell Visitama.2011.
o Heryanto Gun Gun dan Rumaru Shulhan. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar. Bogor:
Ghalia Indonesia. 2013.
o Redaksi Partai Demokrat. (2013). Pramono Edhie Berharap masyarakat memahami
Pentingnya Empat Pilar Kebangsaan. http://www.demokrat.or.id/. 1 oktober 2013.
9

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Masalah


a. Yang menjadi kekuatan studi kasus partai demokrat kampanye dan propaganda politik di
Indonesia
Partai Demokrat sangat bertumpu pada sosok SBY sebagai pemimpinnya. Oleh sebab itu,
dalam perkembangannya, sosok untuk menggantikan SBY sulit ditemukan karena kader
Partai Demokrat belum ada figur yang cukup kuat seperti SBY. Ignatius Haryanto,
seorang pengamat media mengatakan bahwa Anas Urbaningrum sempat ditarik untuk
memperkuat Partai Demokrat karena dahulu Anas adalah ketua HMI (Himpunan
Mahasiswa Islam), diharapkan dia bisa memperkuat. Namun, pada akhirnya Anas pun
dikeluarkan oleh Demokrat karena kasus korupsi Hambalang. Sehingga ia menyimpulkan
bahwa Partai Demokrat belum memiliki akar yang cukup kuat karena masih
mengandalkan sosok SBY dalam kepemimpinannya.

b. Yang menjadi kelemahan studi kasus partai demokrat kampanye dan propaganda politik
di Indonesia
Jelang Pemilu yang akan dilakukan pada 2014 nanti, ada 12 partai yang ditetapkan oleh
KPU sebagai peserta pemilu 2014, salah satunya adalah Partai Demokrat. Berbagai
survei yang telah dilakukan menyatakan bahwa elektabilitas Demokrat telah menurun.
SBY pun tidak bisa maju sebagai capres lagi untuk pemilihan berikutnya karena sudah
menjabat dua periode. Oleh sebab itu di bukalah konvensi Partai Demokrat yang
mengusung 11 nama capres dari Demokrat. Tanggapan dari berbagai pihak pun
bermunculan perihal konvensi yang dilakukan oleh Demokrat. Beberapa optimistis
bahwa konvensi mampu menaikan elektabilitas partai. Tidak sedikit juga yang
berpendapat bahwa konvensi hanya upaya Demokrat untuk pencitraan diri.

c. Yang menjadi peluang studi kasus partai demokrat kampanye dan propaganda politik di
Indonesia
Berbeda dengan partai lainnya, Demokrat menampilkan konvensi 11 capres dalam
memilih calon yang akan menggantikan sosok SBY. Ini merupakan bentuk kampanye
10

dari Partai Demokrat. Mulai dari pengenalan akan konvensi itu sendiri, lalu sosialisasi 11
capres kepada masyarakat, dan pembentukan opini publik terhadap Partai Demokrat
lewat konvensi maupun program-program yang lain.

Bila tim penulis menapak tilas mengenai perjalanan kampanye Partai Demokrat, salah
satu iklan yang ditampilkan pada saat jelang pemilu 2009, Demokrat mencitrakan dirinya
sebagai partai yang bebas korupsi dan memikat hati khalayak. Perwakilan cabang pun
satu suara mengatakan bahwa Partai Demokrat memiliki program yang pro rakyat,
sehingga tercipta kesan di khalayak tentang Partai Demokrat itu partai yang kuat (karena
sosok SBY sebagai figur utama) serta bersih dan pro-rakyat, dan mencoba menghapus
citra partai yang kadernya banyak korupsi selama periode ke-2 (2009-2014).

d. Yang menjadi ancaman studi kasus partai demokrat kampanye dan propaganda politik di
Indonesia
Peran SBY di partai segitiga biru ini sangat besar dan kuat. Partai Demokrat pun
mendulang suksesnya karena merupakan partai baru yang dipilih secara demokratis oleh
seluruh penduduk Indonesia lewat pemilu untuk yang pertama kalinya. Sosok SBY
memikat hati khalayak karena dianggap memiliki kharisma untuk memimpin bangsa
Indonesia. Akan tetapi, menjelang pemilu 2014 nanti, Partai Demokrat menunjukan
kinerja yang mengecewakan masyarakat. Beberapa tokoh penting dalam partai justru
mengingkari ikrar janjinya dan melakukan tindak korupsi. Hal itu membuat elektabilitas
partai menurun drastis. Upaya menaikan citra diri atau kampanye lewat konvensi 11
capres pun menuai tanggapan di berbagai pihak.

Konvensi capres Demokrat yang ditujukan untuk memulihkan citra partai sekaligus
mendongkrak elektabilitas partai dinilai kurang efisien bahkan terancam gagal. Banyak
lembaga survei yang menyatakan bahwa cara konvensi justru memperburuk nama partai
karena terlihat jelas dari tidak adanya antusiasme masyarakat akan program pemilihan
presiden melalui sistem konvensi ini dan yang paling dicemaskan adalah bisa saja partai
ini “menganak-emaskan” adik ipar dari Ketua Umum Partai Demokrat, Pramono Edhie.
Namun, tim penulis menghargai upaya konvensi ini karena lebih demokratis. Selain itu,
11

sosok SBY yang kian menurun popularitasnya, membuat masyarakat ingin melihat
“wajah baru” di dalam partai yang sedang berkuasa ini.

e. Yang menjadi tantangan studi kasus partai demokrat kampanye dan propaganda politik di
Indonesia
Konvensi dalam partai politik itu sendiri merupakan pertemuan partai politik untuk
memilih para calon presiden melalui beberapa tahap. Apabila seorang calon berhasil
memenangkan pemilihan, maka ia berhak menjadi utusan partai untuk diusung ke tingkat
nasional. Peserta konvensi tidak hanya berasal dari internal partai tetapi juga dari
eksternal partai. Melihat konvensi yang terjadi di Amerika Serikat ada yang berbeda
dengan di Indonesia. Negara pimpinan Barack Obama tersebut melakukan konvensi
dengan kandidat-kandidat yang memang berasal dari dalam partai itu sendiri saja.
Beberapa kader yang dinilai potensial, diadu melalui test dan survei. Siapa yang paling
berpotensial dari hasil penilaiannya, maka ia yang dinyatakan sebagai pemenang.
Nyatanya, di Indonesia konvensi lebih banyak dari luar partai itu sendiri. Hal ini justru
membuat gambaran nyata bahwa partai politik di Indonesia tidak memiliki kader yang
potensial dari dalam partainya sehingga harus mencari kader dari luar partai. Artinya
siapapun orang yang berpotensial dapat mengikuti konvensi ini.

Tetapi perlu diketahui dan di ingat, untuk menaikan elektabilitas Partai Demokrat sendiri
diperlukan tiga syarat. Pertama, tidak ada perpecahan dalam partai. Kedua, setiap tokoh-
tokoh dalam partai menjalankan fungsinya dengan baik dan bersih. Lalu yang terakhir,
membatasi nafsu akan materi, kemapanan, dan tahta.

f. Yang menjadi hambatan studi kasus partai demokrat kampanye dan propaganda politik di
Indonesia
Stigma positif mengenai partai Demokrat nampaknya hanya saat periode pertama
kepemimpinan SBY. Bapak Bian Harnansa, Redaktur Wartawan Foto Tribunnews
berpendapat bahwa awalnya Demokrat adalah suatu partai yang baru dan menjanjikan
dalam pemerintahan Tata Negara dan korupsi. Namun ditengah perjalanannya melibatkan
12

oknum yang terlibat korup dari partai tersebut sehingga menimbulkan keanjlokan
elektabilitas.

g. Yang menjadi gangguan studi kasus partai demokrat kampanye dan propaganda politik di
Indonesia
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Bian Harnansa yang tim penulis wawancarai.
Mengenai konvensi 11 capres tersebut, sebenarnya Partai Demokrat sedang
mempersiapkan yang terbaik. Akan tetapi karena pengaruh SBY sangat kuat, tidak
menutup kemungkinan bahwa SBY mendukung iparnya sendiri, Pramono Edhie W. yang
maju sebagai capres. Ia juga mengungkapkan sistem dinasti politik juga tercermin di
dalam partai-partai lain, seperti PDI-P ( Megawati Soekarnoputri ). Tak hanya itu,
Gubernur Banten, Hj. Ratu Atut C. mengerahkan keluarganya untuk menjadi kader dan
anggota legislatif, seperti Airin Rachmy D. (adik ipar Hj. Ratu Atut C.) yang menjadi
walikota Tangerang Selatan.

h. Yang menjadi rekomendasi atau strategi studi kasus partai demokrat kampanye dan
propaganda politik di Indonesia
Kampanye merupakan suatu proses yang dirancang bertahap untuk mempengaruhi
khalayak sasaran yang telah di tetapkan. Di dalam kampanye terdapat strategi untuk
mengkomunikasikan pesan-pesan politik dan menarik simpati masyarakat sebanyak
mungkin. Dalam rangka pemilihan umum, kampanye politik harus dilakukan untuk
menjelaskan program partai kepada khalayak. Pertama, kampanye diciptakan untuk
memberi pengetahuan kepada khalayak. Kedua, diarahkan untuk perubahan sikap dan
menarik simpati terhadap isu-isu partai yang bersangkutan. Lalu yang terakhir adalah
untuk mengubah perilaku khalayak kemudian berujung kepada keputusan mendukung
atau tidak mendukung.
13

BAB IV
PENUTUP

a. Kesimpulan
Propaganda pada kegiatan pemilu dianggap sah dan tentunya akan dilakukan oleh semua
partai politik yang tentunya mempunyai capres dan cawapres yang sedang berusaha untuk
menang dalam pemilu. Tidak terlepas dari itu Partai Demokrat pun demikian, namun terlihat
ada yang berbeda pada propaganda Partai Demokrat saat ini. Propaganda yang dilakukan
partai ini terkesan lebih halus dan private atau terkesan diam-diam. Seperti contohnya
mendatangi rumah-rumah warga, atau juga dengan mengajak anak-anak muda untuk bekerja
sama ikut serta kedalam partainya. Mungkin juga ini adalah suatu taktik Partai Demokrat
yang sekarang sedang di pandang sebelah mata oleh banyak kalangan masyakarat karena
begitu banyaknya kasus-kasus yang terjadi dalam ruang lingkup partai pimpinan SBY ini.

Jenis propaganda lain yang dilakukan partai demokrat selain dengan mencoba menjadi begitu
dekat dengan rakyat adalah dengan melakukan konvensi. Konvensi yang dilakukan oleh
partai ini sendiri adalah sebuah kemajuan yang artinya bahwa Partai Demokrat memberikan
kesempatan pada orang lain untuk berkompetisi namun pertanyaannya adalah, apakah
konvensi ini sesungguhnya adalah wujud pencitraan semata? Hal tersebut terlihat dari
tercalonkannya Pramono Edhie yang merupakan ipar dari ketua Partai Demokrat itu sendiri
yaitu Susilo Bambang Yudhoyono dalam jajaran sebelas calon peserta konvensi pemilihan
capres partai demokrat.

Memang masih abu-abu apakah Pramono Edhie lah yang akan di menangkan menjadi
Capres Demokrat 2014 namun, tidak menutup kemungkinan hal itu akan terjadi. Apalagi
sudah terpampang jelas bahwa sosok dominan yang ada di Partai Demokrat hanyalah Susilo
Bambang Yudhoyono itu sendiri. Hal ini memungkinkan munculnya pertimbangan-
pertimbangan tertentu pada ketua Partai Demokrat dan oleh Partai Demokrat itu sendiri untuk
lebih mencondongkan capres dari keluarga atau keturunannya Yudhoyono saja atau malah
berbelok ke calon lain diluar keturunan dan keluarga Yudhoyono.
14

Sebenarnya elektabilitas Partai Demokrat sendiri akan menjadi baik apabila tidak ada lagi
kader yang terlibat kasus, mampu meningkatkan kualitas kinerja pemerintahan yang kini
masih di isi mayoritas oleh kader Partai Demokrat, mencari cara untuk membangun kembali
rasa kepercayaan masyarakat terhadap Demokrat, dan juga konvensi yang benar-benar
bertujuan untuk mencari sosok pemimpin yang dapat membangun Indonesia dari
keterpurukan di beberapa aspek bukan semata untuk pencitraan partai saja.

Meskipun Pemilu 2014 semakin mendekat, tak ada salahnya jika partai ini membenahi semua
kesalahan dari partainya yang sedang berkuasa dan mempertahankan program pro-rakyatnya.
Bukankah pemilu akan terus berlanjut di setiap lima tahun ke depannya? Namun, jika
ternyata konvensi tersebut hanya di alamatkan untuk propaganda itu sendiri atau juga hanya
untuk membangun dinasti politik, hal tersebut sepertinya justru akan semakin menjatuhkan
nama Partai Demokrat di mata warga Indonesia. Sekali lagi, konvensi seharusnya tidak
dijadikan ajang untuk pencitraan dan untuk membangun elektabilitas semata. Namun, ajang
untuk menampilkan “wajah baru” dari sosok yang berpotensial yang lahir dari partai yang
memiliki slogan “nasionalis dan religius” ini.

Berdasarkan uraian ini, tim penulis pun menyusun makalah ini agar dapat menelusuri lebih
jauh mengenai kiprah, kinerja, dan strategi Partai Demokrat dalam pemilihan umum 2014
mendatang.

b. Saran
1. Partai democrat penting untuk selalu menciptakan budaya rekruitmen politik tidak hanya
menjadikan faktor kemampuan financial sebagai faktor utama dalam proses rekruitmen
keanggotaan, karena hal itu hanya akan menjadi partai demokrat sebagai partai kompetisi
bagi kalangan yang mampu, sementara yang membedakan partai demokrat dengan partai
yang lainnya di lapangan adalah keunggulan program-program prorakyat selama ini telah
dijalankan dibawah pemerintahan SBY .
2. Partai demokrat yang berkomitmen memperjuangkan program-program prorakyat maka
penting untuk terus melakukan strategi pengembangan sumber daya manusia.
15

3. Disamping itu, partai demokrat juga harus menyiapkan dan mendidik pimpinan-pimpinan
partai agar dapat mengelolah partai dengan baik dalam rangka menyiapkan para calon
kepala daerah maupun legislatif agar dapat melakukan tugasnya dengan baik.
4. Fenomena rekultmen politik dalam partai demokrat yang belakangan cenderung merekrut
orang-orang diluar partai untuk dicalonkan kepala daerah/kota legislatif hal ini dapat
menjadi boomerang bagi partai demokrat karena banyak dari kader yang hanya memiliki
kepentingan prakmatis sehingga lupa dengan tugasnya sebagai seorang kader yang harus
membesarkan partai.
5. Keberadaan partai demokrat belum menunjukkan sebagai partai kader yang kuat dan
mandiri karena secara kelembagaan partai ini masih tergantung pada sosok SBY.
6. Penelitian ini memiliki kebatasan baik dari segi konseptual teoritis, metodologis, maupun
operasional teknis termasuk variasi sumber data. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian
lebih mendalam dan berkelanjutan baik dalam rangka konsep, metodologis, maupun
operasional teknis sehingga lebih mampu mengungkapkan pola-pola rekrultmen dalam
partai politik.

Anda mungkin juga menyukai