Anda di halaman 1dari 8

ETIKA BERKAMPANYE DALAM ISLAM

Disusun Oleh :

Andi Fahrul Azis 30600119048

Muhammad Aldiguna A 30600119060

Aninda Tiara S 30600119038

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2021 – 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
penyusunan laporan penelitian yang berjudul “Etika Berkampanye dalam Islam” ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
matakuliah Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dengan ini Prof. Dr. Muhammad
Saleh Tajuddin, M.Am Ph.D dan juga kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga penyusunan laporan penelitian yang berjudul “Etika
Berkampanye dalam Islam” ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Gowa, 1 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika, Kampanye dan Politik


B. Etika Berkampanye Politik dalam Islam

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pemilihan umum merupakan suatu sarana dalam demokrasi politik di Inodensia,


dan hal tersebut merupakan hal yang penting karena mengandung intisari didalamnya
yaitu : pertama, Pemilu sebagai sarana untuk tegaknya demokrasi dan hukum, kedua
pemilu adalah media untuk bagaimana rakyat dapat menyampaikan aspirasi serta
kepentingannya terhadap lembaga politik yang ada seperti DPR/MPR/DPD/DPRD, ketiga,
pemilu menjadi sarana komunikasi rakyat dengan pemimpinnya, dan keempat, pemilu
membutuhkan dana yang besar. Kampanye menurut UU No.7 Tahun 2017 tentang Pemilu
menjelaskan bahwa kampanye adalah kegiatan peserta pemilu atau pihak lain yang
ditunjuk oleh peserta pemilu untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi,
program dan/atau citra diri peserta pemilu. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa
kampanye sangan penting bagi penyelenggaraan pemilu. Seperti yang diketahui bahwa
kampanye memiliki pengeluaran yang besar untuk bagaimana pemimpin dapat
menunjukkan eksistensinya untuk menunjang popularitas yang tinggi sehingga dapat
dikenali oleh banyak kalangan di masyarakat.

Dalam kampanye diperlukan tim sukses serta komunikasi yang baik untuk
menyampaikan ideologi ataupun program yang ditawarkan kepada massa untuk
mendapatkan dukungan pada saat pemilu atau pilkada. Selain itu, publik speaking yang
baik diberikan kepada tim sukses agar dapat mengelola publik speaking dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etika, kampanye dan politik?
2. Bagaimana etika Berkampanye politik dalam islam?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini agar para pembaca dapat mengetahui etika
kampanye politik dalam islam.
D. Manfaat
Manfaatnya pembaca dapat memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika, Kampanye dan Politik


Etika
Dalam kehidupan bernegara, bermasyarakat, dan tingkat internasional, diperlukan
adanya suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia berlaku. Sistem
tersebut mengatur pergaulan tentang bagaimana manusia dapat menghargai, menghormati,
atau memiliki sopan santun dan tata krama. Hal tersebut memiliki peran penting untuk
menjaga dan menjamin agar seluruh perilaku yang dilakukan manusia telah dijalankan
sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak asasi pada
umumnya. Hal tersebut merupakan dasar berkembangnya etika dalam masyarakat.
Menurut H. Burhanudin Salam mengenai etika adalah suatu cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Etiak merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana
dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kira harus
mengambil sikap yang bertanggungjawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.

Kampanye

Menurut UU No.7 Tahun 2017 tentang Pemilu menjelaskan bahwa kampanye


adalah kegiatan peserta pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh peserta pemilu untuk
meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, program dan/atau citra diri peserta
pemilu. Adapun menurut Rogers dan Storey, bahwa kampanye adalah serangkaian
kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan suatu akibat
tertentu terhadap sasaran secara berkelanjutan dalam periode tertentu. Dan menurut
Internatonal Freedom of Expression Exchange (IFEX), mendefinisikan bahwa kampanye
adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan-tujuan praktis yang mengejar perubahan sosial
publik dan semua aktifitas kampanye memiliki dampak untuk mempengaruhi dengan
mengharapkan komunikasi dua arah. Pembuat keputusan pun mempunyai dua
pilihan,yaitu: pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung yakni melalui saluran
media tertentu yang membentuk pendapat umum lalu memberikan dukungan terhadap
kegiatan kampanye tersebut.
Dari beberapa pengertian diatas yang intinya bahwa kampanye adalah sebuah
usaha untuk mendapatkan pencapaian dukungan. Maka dari itu kampanye memerlukan tim
sukses serta komunikasi yang baik untuk menyampaikan ideologi, visi dan misi, ataupun
program yang ditawarkan kepada massa untuk mendapatkan dukungan pada saat pemilu
atau pilkada. Selain itu, publik speaking yang baik diberikan kepada tim sukses agar dapat
mengelola publik speaking dengan baik.

Politik

Politik (secara etimologis kata politik berasal dari bahasa Yunani, politikos yang
berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara) adalah proses pembentukan
dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud kepada proses
pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Politik secara umum menyangkut proses
penentuan tujuan negara dan cara melaksanakannya, di mana dalam pelaksanaannya
membutuhkan kebijakan-kebijakan umum (public policies) untuk mengatur, membagi,
atau mengalokasikan sumber-sumber yang ada. Beberapa pengertian menurut Miriam
Budiarjo, politik adalah bermacam-macam kegiatan dari suatu sistem politik (negara) yang
menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari sistem Indonesia dan melaksanakan
tujuan-tujuan.

B. Etika Berkampanye Politik dalam Islam

Dalam Islam, berkampanye harus memerhatikan beberapa hal: Pertama, ikhlas,


yaitu membebaskan diri dari motivasi yang salah dan rendah. Kampanye dalam Islam
merupakan bagian dari amal saleh dan ibadah, maka dari itu perlu diperhatikan keikhlasan
niat dan ketulusan motivasi setiap hati nurani para penyelenggara, peserta, terutama juru
kampanye. Kampanye yang dilakukan tidak hanya berdampak pada masalah-masalah
keduniaan, tetapi juga mendapat keridhaan dan keberkahan dari Allah Swt serta pahala
kebaikan di akhirat. Allah berfirman, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
dengan lurus.” (QS. Al-Bayyinah;5). Kedua, ketaatan, yakni komitmen kepada seluruh
aturan Allah Swt, peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan arahan dari partai
politik dan pasangan calon (capres/cawapres). Pada saat kampanye terkadang larut dalam
berbagai acara dan pembicaraan yang membuat lupa atau mengabaikan ketaatan kepada
Allah, seperti kewajiban salat, dan lain-lain. Bagi seorang Muslim, saat berkampanye
jangan sampai mengabaikan ketaatan kepada Allah Swt, apalagi sampai kepada tingkat
melalaikan diri dan orang lain dari jalan Allah. Demikian halnya dengan ketaatan kepada
aturan yang berlaku, dan arahan partai yang berkenaan dengan kampanye sebagai bentuk
ketaatan kepada ulil amri.

Ketiga, keteladanan (uswah), yaitu menampilkan dan menyampaikan program-


program partai atau pasanagan calon dengan cara dan keteladanan yang terbaik (ihsan).
Menyampaikan atau mengedepankan keunggulan partai yang bersangkutan, tanpa perlu
menjelekkan dan mengejek orang, partai atau golongan lain seperti black campaign, hate
speech, dan hoax. Partai yang baik dan program yang bagus, tentunya harus disampaikan
dengan cara yang bagus pula. Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya Allah mewajibkan
untuk berbuat sebaik-baiknya (ihsan) dalam segala sesuatu.” (HR. Muslim).

Kemudian di antara kampanye yang efektif adalah dengan cara memberi


keteladanan yang terbaik. Bahasa perilaku sering lebih efektif daripada bahasa lisan.
Kampanye adalah memikat dan menarik simpati orang. Rasulullah saw bersabda,
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling sempurna akhlaknya.” (HR.
Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ahmad). Keempat, jujur (shiddiq), yaitu tidak
berdusta/berbohong atau mengumbar janji. Bagi sebagian orang mengubar janji bohong
merupakan satu kunci sukses berkomunikasi politik, padahal hal itu tidak dibenarkan
dalam Islam. Kampanye tidak boleh menghalalkan segala cara. Tujuan luhur tidak boleh
dirusak oleh cara yang kotor. Berbohong adalah perbuatan terlarang dalam Islam, apalagi
yang dibohongi itu orang banyak, sudah tentu bahayanya lebih berat. Berbohong adalah
menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Menurut UU No.7 Tahun 2017 tentang Pemilu menjelaskan bahwa kampanye


adalah kegiatan peserta pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh peserta pemilu untuk
meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, program dan/atau citra diri peserta
pemilu. Adapun menurut Rogers dan Storey, bahwa kampanye adalah serangkaian
kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan suatu akibat
tertentu terhadap sasaran secara berkelanjutan dalam periode tertentu. Dan menurut
Internatonal Freedom of Expression Exchange (IFEX), mendefinisikan bahwa kampanye
adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan-tujuan praktis yang mengejar perubahan sosial
publik dan semua aktifitas kampanye memiliki dampak untuk mempengaruhi dengan
mengharapkan komunikasi dua arah. Pembuat keputusan pun mempunyai dua
pilihan,yaitu: pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung yakni melalui saluran
media tertentu yang membentuk pendapat umum lalu memberikan dukungan terhadap
kegiatan kampanye tersebut.

Anda mungkin juga menyukai