Anda di halaman 1dari 17

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

MAKALAH PEMASARAN POLITIK

Dibuat oleh :

Ghassani Nadhilah - 2271502276

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN DESAIN KREATIF

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

2023
BAB I

PENDAHULUAN

Pemasaran politik adalah sebuah konsep baru yang belum begitu lama di kenal dalam
kegiatan politik. Dari konteks aktifitas politik, pemasaran politik dimaksudkan adalah
penyebar luasan informasi tentang kandidat, partai, dan program yang dilakukan oleh
aktor-aktor politik melalui saluran-saluran komunikasi tertentu yang di tunjukkan
kepada segmen tertentu dengan tujuan mengubah wawasan, pengetahuan, sikap, dan
perilaku para calon pemilih sesuai dengan keinginan pemberi informasi.

Pendekatan marketing muncul sebagai suatu pendekatan baru dalam ilmu


politik yang mampu menjawab kebutuhan strategi yang dapat menghasilkan
kemenangan dalam pemilu. Dalam iklim politik yang penuh dengan persaingan terbuka
dan transparan, konstestan memerlukan suatu metode yang dapat memfasilitasi mereka
dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi,, karakteristik
calon, serta program kerja pada masyarakat.

Inti dari political marketing adalah mengemas pencitraan, public figure dan
kepribadian seorang kandidat yang berkompetensi dalam konteks pemilihan umum
kepada masyarakat luas yang akan memilihnya. Dalam hal ini tujuan marketing dalam
politik adalah bagaimana membantu parpol untuk lebih baik dalam mengenal
masyarakat yang diwakili atau menjadi target dan kemudian mengembangkan isu
politik yang sesuai dengan aspirasi mereka.
BAB II

PEMBAHASAN

Landasan Teori

Menurut (Firmanzah, 2014), pemasaran politik adalah penggunaan pendekatan dan


metode marketing untuk membantu politikus ataupun partai politik agar lebih efisien
serta efektif dalam membangun hubungan dua arah dengan konstituen dan masyarakat.
Sedangkan menurut (Andrias, 2013) pemasaran politik adalah serangkaian aktivitas
terrencana, strategis tapi juga taktis, berdimensi jangka panjang dan jangka pendek
kepada pemilih.

Penggunaan pendekatan marketing dalam dunia politik dikenal dengan istilah


marketing politik memberikan inspirasi tentang cara seseorang kandidiat dalam
membuat produk berupa isu dan program kerja berdasrkan permasalahan-
permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat.

Marketing politik bukanlah konsep untuk menjual partai politik, namun sebuah konsep
yang menawarkan bagaimana sebuah partai politik atau kontestan bisa membuat
program yang berhubungan dengan permasalahan aktual. Marketing politik adalah
konsep permanen yang harus dilakukan kandidat dalam membangun kepercayaan
melalui proses jangka panjang.

Pendekatan marketing politik muncul sebagai suatu pendekatan baru dalam


ilmu politik yang mampu menjawab kebutuhan strategi yang dapat menghasilkan
kemenangan dalam pemilu. Dalam iklim politik yang penuh dengan persaingan terbuka
dan transparan, kontestan memerlukan suatu metode yang dapat memfasilitasi mereka
dalam memasarkan inisiatif pokok, gagasan politik, isu politik, ideologi, karakteristik
calon serta program kerja pada masyarakat.
Menurut (Firmanzah, 2014), dalam proses Political Marketing, digunakan penerapan
4P bauran marketing, yaitu :

1. Produk (product) berarti partai, kandidat dan gagasan-gagasan partai yang akan
disampaikan konstituen. Produk ini berisi konsep, identitas ideologi. Baik
dimasa lalu maupun sekarang
2. Promosi (promotion) adalah upaya periklanan, kehumasan dan promosi untuk
sebuah partai yang di mix sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Dalam hal ini, pemilihan media perlu dipertimbangkan
3. Harga (price), mencakup banyak ha, mulai ekonomi, psikologis, sampai citra
nasional. Harga ekonomi mencakup semua biaya yang dikeluarkan partai
selama periode kampanye. Harga psikologis mengacu pada harga persepsi
psikologis misalnya, pemilih merasa nyaman dengan latar belakang etnis,
agama dan pendidikan dan lain-lain. Sedangkan harga citra nasional berkaitan
dengan apakah pemilih merasa kandidat tersebut dapat memberikan citra positif
dan dapat menjadi kebanggaan negara.
4. Penempatan (place), berkaitan erat dengan cara hadir atau distribusi sebuah
partai dan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan para pemilih. Ini
berarti sebuah partai harus dapat memetakan struktur serta karakteristik
masyarakat baik itu geografis maupun demografis.

Menggunakan 4P marketing dalam dunia politik, menjadikan marketing politik


tidak hanya sebatas masalah iklan, tetapi lebih komprehensif. Marketing politik
menyangkut cara sebuah institusi politik atau parpol ketika memformulasikan
produk politik, menyusun program ppublikasi kampanye dan komunikasi politik,
strategi segmentasi untuk memenuhi kebutuhan lapisan masyarakat sampai ke
perhitungan harga sebuah produk politik.
A. Tim Sukses Pemasaran Politik
Tim sukses direkrut dari tenaga-tenaga potensial sesuai tugas dan fungsinya.
Sebuah tim sukses biasanya terdiri dari :
 Penasihat
Berfungsi memberi masukan dalam hal strategi dan langkah-langkah yang
perlu diambil oleh partai atau calon dalam mencapai tujuan
 Tim Ahli
Ialah kelompok ahli yang diangkat menurut bidangnya. Tim ahli biasanya
terdiri atas para ahli dibidang politik, ekonomi, dan keuangan, komunikasi,
pertahanan, dan keamanan, sosial budaya, kebijakan dan kerjasama luar
negeri
 Tim Riset
Ialah kelompok para peneliti yang bertugas untuk mengumpulkan informasi
yang relevan dengan partai
 Tim Pengumpul Dana
Ialah orang yang mengetahui sumber-sumber dana yang mereka bisa
memanfaatkan
 Tim Kampanye
Ialah mereka yang merencanakan dan menggerakkan kampanye untuk
memasarkan calon yang diajukan oleh partai
 Tim Penggalang Massa
Orang-orang yang direkrut untuk menggalang massa, baik untuk
kepentingan penggumpulan suara maupun show force untuk menunjukkan
kekuatan partai kepada masyarakat dan calon pemilih
 Tim Hubungan Antar Daerah
Tim ini merupakan orang-orang yang dipercayakan untuk menangani
hubungan antara pengurus pusat dengan pengurus wilayah dan cabang yang
ada di ibukota provinsi dan kabupaten
 Tim Pengamat
Kelompok ini dibentuk untuk mengamati dan mengawasi tindak tanduk
lawan politik yang membahayakan citra partai atau calon
 Tim Pengaman
Tim pengaman biasanya direkrut dari tenaga-tenaga terlatih dalam
menggunakan senjata api, misalnya tentara atau polisi
 Tim Pengumpul Suara
Mereka terdiri dari orang-orang yang direkrut karena pengaruhnya yang
besar dalam masyarakat

B. Kampanye
Menurut (Storey, 2018) Kampanye adalah serangkaian tindakan komunikasi
yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu kepada sejumlah besar
khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.

C. Propaganda
Propaganda adalah salah satu kegiatan komunikasi yang erat kaitannya dengan
persuasi. Sekarang propaganda bertebaran dimana-mana sehingga orang
dengan mudah terkecoh, mulai dari model propaganda komersial sampai pada
propaganda politik. Lasswell melihat propaganda membawa masyarakat dalam
situasi kebingungan, ragu-ragu, dan terpaku pada suatu yang licik yang
tampaknya menipu dan menjatuhkan mereka. Propaganda diartikan sebagai
proses diseminasi untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang atau
kelompok masyarakat dengan motif indo ktrinasi ideologi.
D. Teman dan Kampanye
Tema menjadi penting karena dalam setiap pemilu partai selalu
mengetengahkan tiga hal, yakni program, citra, dan kepribadian calon yang
relevan dengan tema. Sebuah tema baik harus memenuhi syarat, antara lain ;
1. Pendek, padat, dan mudah diingat
2. Segar dan aktual
3. Menjadi slogan yang populer
4. Mencerminkan atau mewarnai program yang akan dilaksanakan
5. Menarik perhatian khalayak dan menjadi motivasi para pengurus dan
anggota partai
6. Menjadi fokus perjuangan partai

Tema harus dikemas dengan baik agar bisa menarik perhatian, sekaligus
menjadi ikon partai. Hal ini penting karena banyak isu yang diangkat secara
Nasional, tetapi tidak dikemas dengan baik sehingga tidak dapat perhatian dari
masyarakat.

Dari berbagai jajak pendapat yang pernah dilakukan menjelang pemilu


presiden, tema-tema yang banyak mendapat perhatian oleh masyarakat berkisar
pada isu :

 Suksesi
 Lapangan Kerja
 Korupsi
 Keadilan Sosial
 Pembangunan Ekonomi

E. Iklan Politik
Iklan sebagai bentuk pembayaran yang dilakukan untuk membeli tempat atau
ruang dalam menyampaikan pesan-pesan lembaga atau institusi dalam media.
Oleh karena itu, iklan politik di definisikan periklanan politik mengacu pada
pembelian dan penggunaan ruang iklan, dibayar dengan harga komersial, untuk
menyampaikan pesan politik kepada khalayak ramai.

Latar Belakang Komunikasi Pemasaran Politik

Pemasaran Politik lahir dati kebutuhan bahwa untuk menjual produk politik
tidak bisa dilakukan hanya dalam suatu waktu tertentu melainkan membutuhkan waktu
jangka panjang. Hal ini tampaknya disebabkan oleh 2 faktor yang saling berkaitan,
yaitu :

1. Semakin kuatnya demokrasi tak terkecuali negara Indonesia. Pengadopsian


sistem demokrasi terlebih dengan sistem multipartai menyebabkan para pelaku
harus bersaing ketat memperebutkan dukungan politik. Sehingga kegiatan
komunikasi politik pun tidak hanya dilakukan saat kampanye saja melainkan
sepanjang waktu layaknya produsen barang dan jasa menawarkan produknya
sepanjang tahun
2. Praktik ekonomi pasar bebas yang makin meluas di muka bumi dan memberi
pengaruh juga dalam praktik berdemokrasi termasuk di Indonesia. Seperti kita
tahu dalam ekonoomi pasar bebas keputusan pembelian ditentukan oleh
mekanisme pasar. Khalayak bebas menentukan sikap politik sesuai dengan
hatinya. Mereka bebas berpindah dalam memberikan dukungan aktor politik.
Dalam situasi demikian, hanya lembaga, pejabat, kandidat politik yang dikenal
oleh khalayak politik yang akan mendapat dukungan suara atau opini publik.
Ditengah pasar politik yang bebas bukan jaminan aktor politik memaksa
apalagi mengancam untuk mencari dukungan, melainkan harus beralih kedalam
usaha mempromosikan diri dengan pendekatan komunikasi pemasaran melalui
berbagai macam saluran politik.
Penggunaan komunikasi pemasaran semakin intensif dalam aktifitas politik karena saat
ini, di berbagai negara demokrasi di dunia, terdapat kecendrungan perubahan politik
yang lebih menekankan kepada manajemen citra daripada substansi politik, lebih
menonjolkan figur politisi daripada isu-isu politik, lebih mengutamakan iklan-iklan
politik daripada dialog politik. Dalam kecendrungan baru ini, uang semakin
memainkan peran penting, karena hanya kekuatan politik yang memiliki dana memadai
yang dapat menjalankan kampanye periklanan.

Strategi Pemasaran Politik

Ada banyak strategi untuk memenangkan kampanye dalam pemilu atau pemilihan
legislatif, tetapi ada 7 strategi yang tidak boleh diabaikan, ini menyangkut personal dan
bagaimana anda melakukan hal-hal yanh akan disukai oleh pemilih.

Pemilih di era sekarang sudah cerdas, informasi tentang calon yang akan dipilih
banyak tersebar di media baik media konvesional ataupun media online. Setiap gerak-
gerik calon akan mudah dikontrol dan dilihat dengan cepat, hal ini akan membuat para
calon legislatif atau calon pemimpin negara dan pemerintahan harus kebih cerdas
dalam berkampanye.

Tujuan hal yang perlu dimasukkan dalam strategi kampanye itu adalah sebagai berikut;

1. Jadilah otentik, seorang calon pemimpin harus memiliki karakter yang kuat,
pemilih tidak suka dengan pemimpin yang hanya berisi omong kosong dan
hanya melakukan pencitraan. Jadi seorang caleg atau pemimpin harus terbuka,
tidak menutupi hal-hal yang berhubungan dengan diri anda apapun itu. Seperti
contoh dimedia ada beberapa caleg yang tidak mau biografinya ditampilkan.
2. Jangan menjadi superman, banyak para caleg yang merasa dirinya hebat.
Banyak yang berfikir bahwa dia akan menang dengan kekuatan yang
dimilikinya.
3. Character dan Positioning yang kuat.
4. Menjadi yang terdepan mempertahankan ideologi.
5. Pesan kampanye harus kuat.
6. Blusukan atau terjun langsung menemui rakyat.
7. Penggunaan media sosial. Media sosial sebagai media penyampai pesan kepada
pemilih pengguna internet di Indonesia. Banyak para caleg yang memanfaatkan
media sosial sebagai media promosi kampanye partai. Selain karna mudah
menarik audiens, media sosial juga menjadi tanda bukti bahwa para caleg
mempunyai berbagai program yang masyarakat perlu tau.

Persuasi dan Politik : Tinjauan Teori dan Penelitian

Bagaimana kita bisa menjelaskan efek pemasaran politik? Bagaimana individu


memproses pesan-pesan politik persuasif? Bagaimana kita bisa menerjemahkan
pemahaman tentang pemrosesan pemilih kedalam strategi untuk efek pemasaran?
Pengetahuan tentang pemasaran politik tidak lengkap tanpa menjawab pertanyaan-
pertanyaan ini. Kita sekarang beralih ke penelitian psikologi sosial tentang sikap
dan persuasi politik, yang membahas isu-isu proses dengan menggunakan model
klasik sumber- pesan- saluran-penerima dengan elaborasi kognitif, kami meninjau
dan mensintensis penelitian psikologi sosial tentang pemasaran politik.

Karakteristik Komunikator

Menurut (Kaid, 2021) Penelitian klasik meninggalkan sedikit keraguan bahwa


karakteristik komunikator, seperti sifat menyenangkan, daya tarik, dinamisme, dan
dua yang utama – keahlian dan keterpercayaan – mempengaruhi evaluasi calon.
Point penting tapi hampir tidak kontroversial bahwa konteks itu penting bisa dilihat
sekilas dalam upaya calon presiden untuk menekankan kualitas-kualitas menonjol
yang sangat bermanfaat dibandingkan dengan pendahulu mereka.

Ada simetri yang menarik antara temuan dari survei komunikasi bahwa
keahlian dan keterpercayaan adalah komponen kunci dari kredibilitas dan
kesimpulan yang muncul dari studi ilmu politik bahwa kompetensi dan integritas
adalah evaluasi bagi presiden. Calon memberikan penekanan khusus pada dua
dimensi ini dalam kampanye politik. Meskipun, dari perspektif penelitian, harus
diakui bahwa sedikit yang diketahui tentang bagaimana pemilih mengintegrasikan
dua komponen itu secara psikologis ketika menilai calon lain

Kualitas komunikator lain yang mempengaruhi pemilih, meskipun mungkin


jauh kurang kuat dari yang dibahas adalah daya tarik fisik. Dua penelitian
eksperimental menemukan bahwa calon yang menarik secara fisik atau visual
menimbulkan evaluasi pemilih yang lebih positif daripada pesaing yang kurang
menarik. Temuan ini, yang datang dari eksperimen laboratorium, mengecilkan
kompleksitas efek daya tarik.

Penampilan fisik sebagian dikontruksi oleh pemilih, dengan tanda-tanda


nonverbal seperti senyum ditafsirkan secara berbeda oleh lawan dan pendukung
calon. Daya tarik juga bergabung dengan informasi citra calon lain, seperti
pengalaman dan sifat menyenangkan, serta dengan posisi isu yang menunjukkan
bahwa daya tarik jarang menjadi efek utama daripada masa interaksi signifikan
dalam perhitungan ANOVA (analisis varians) mental pemilih.

Teori-teori psikologis sosial menawarkan perspektif yang lengkap dan kaya


tentang perubahan sikap. Karena alasan ini, teori-teori itu cukup penting untuk
menjelaskan persuasi pada tingkat massa yaitu, dalam pemasaran massa politik.
Setelah meninjau penelitian tingkat mikro tentang persuasif dan politik, sekarang
saatnya untuk menjembatani tingkat mikro dan makro dengan memeriksa implasi
politik dari perspektif teoritis dominan terhadap perubahaan sikap dua pendekatan
proses yang meliputi model sistematis heuristik (HSM/Heuristic Systematic
Model) dan ELM.

Pembahasan ini menekankan ELM karena ia menyediakan analisis yang agak


lebih terintegritasi tentang variabel persuasi, terutama yang berhubungan dengan
politik. Inti dari ELM adalah proses. Ini menekankan bahwa pesan mengubah sikap
dengan menghubungkan strategi pilihan individu untuk memproses komunikasi
dalam situasi tertentu. Warga dapat menjadi prosesor yang baik dan bijaksana atau
ceroboh atas pesan-pesan politik, tergantung pada motivasi dan kemampuan
mereka untuk menguraikan informasi politik. Ketika mereka termotivasi dan
mampu, individu memproses informasi melalui rute pusat dengan pemikiran dan
objektivitas.

Diterapkan pada pemasaran politik, ELM menetapkan bahwa strategi yang


berbeda harus digunakan mencapai segmen khalayak bermotivasi atau kemampuan
rendah. Pemiih akan memproses kampanye secara terpusat, dengan menguraikan
pesan-pesan calon. Dalam seperti itu, argumen politik meyakinkan bisa efektif
karena argumen itu cocok dengan orientasi untuk kepentingan posisi isu dalam
perdebatan, daya penarik yang ditawarkan untuk mendukung satu atau lain
proposal yang cocok dengan nilai-nilai inti khalayak yang ditargetkan, dan
artikulasi filsafat politik yang secara positif kontras dengan orientasi filosofis yang
diambil oleh calon lawan.

Pesan memiliki efek yang berbeda dalam kondisi kemungkinan elaborasi


rendah, yang di operasionalkan sebagai relevansi probadi pesan yang di persepsi
rendah, kepentingan rendah, kemampuan untuk memutuskan siapa yang akan
memilih sampai akhir kampanye. Untuk pemilih dalam mode keterlibatan rendah,
sikap politik sering dibangun dari informasi apapun yang dapat diakses. Sikap
pemilih ini sangat elastis, rentan mengalami pergeseran selama kampanye.

Saluran dan Konteks

Variabel saluran sejak dulu dibahas dalam ringkasan variabel komunikasi


persuasif, meskipun mengingat televisi ada dimana-mana, penyebutan seperti itu
tampaknya ketinggalan zaman. Meskipun demikian, beberapa point layak untuk
dibahas. Pertama, bukti bahwa pesan sederhana lebih menarik di televisi, sementara
pesan yang kompleks lebih menarik melalui media cetak.
Konteks yang sering dibahas pada saat ini, termasuk mood (suasana hati),
variabel yang telah membangkitkan minat yang cukup besar dalam beberapa tahun
terakhir. Orang sering marah kepada politisi, takut kemerosotan dalam
perekonomian dan dengan bangga merasa patriotik. Ada beberapa teori yang
berbeda tentang peran suasana hati dalam persuasi. Beberapa sarjana berpendapat
bahwa ketika dalam suasana hati yang baik, orang kurang cocok secara sistematis
untuk memproses pesan politik, dengan gigih menghindari kegiatan yang akan
menganggu keadaan afektif positif mereka.

Proses Marketing Politik

1. Proses strategi marketing segmentasi melalui proses delivery pull marketing


dengan pasar politiknya, yaitu : media massa
2. Stretegi marketing targeting melalui bauran politik presentasi dan substansi
kemudian melalui proses delivery pass marketing dengan pasar politiknya
influecer orang yang ketiga dan berpengaruh
3. Strategi marketing positioning melalui bauran politik dan proses delivery push
marketing dengan mempunyai pasar politik yaitu langsung kepada pemilih

Dari ketiga proses marketing diatas menghasilkan output political marketing, yaitu
orientasi perilaku pemilih diantaranya :

 Makna Politik
 Makna Subjektif
 Representatif Kognitif

Fungsi Political Marketing

Fungsi dari political marketing adalah menganalisis posisi pasar, yakni memetakan
persepsi dan preferensi para pemilih, dan mengorganisir harapan-harapan dari
masyarakat sehingga dapat menjadikan suatu acuan dalam berkampanye dan untuk
mencapkan citra tertentu ke dalam benak para pemilih agar tawaran produk politic dari
suatu kontestan memiliki posisi khas,jelas dan penuh arti.

Menerapkan tujuan objektif kampanye dang pengalokasian sumberdaya,


implementasi strategi untuk membidik segmen-segmen tertentu yang disasar
berdasarkan sumber daya yang ada sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
partai ataupun kandidat dalam pemetaan massa dalam pemilu.

Memantau dan mengendalikan penerapan strategi dan taktik untuk mencapai


sasaran obyektif agar tidak berubah sesuai dengan apa yang diinginkan dan menjadikan
suatu kekuatan dalam mencapai tujuan.

Pendekatan Marketing Politik

1. Pull Marketing, yakni penyampaian produk politik kepada para pemilih melalui
saluran media massa seperti yang dilihat melalui iklan politik dan kampanye
seperti yang dapat kita saksikan melalui berita-berita politik yang disiarkan oleh
stasiun televisi, radio, internet bahkan melalui koran.
2. Push Marketing adalah usaha agar produk politik dapat menyentuh para pemilih
secara langsung atau dengan cara yang lebih customeized (personal) atau
disebut experiential marketing yang berintikan pada usaha agar pemilih
merasakan dengan panca indra, perasaan, pikiran, tindakan, dan mengaitkan
dirinya dengan produk politik yang disampaikan kandidat.
3. Pass Marketing, yakni penyampaian produk politik kepada influencer melalui
orang ketiga seperti individu-individu dan kelompok 2 yang terorganisasi atau
tidak terorganisir yang mempunyai pengaruh besar atau menjadi rujukan bagi
para pemilih sehingga sangat mempengaruhi persepsi para pemilih untuk
memilih dalam pemilu.

Dari beberapa definisi political marketing dapat disimpulkan bahwa politik marketing
adalah serangkaian aktivitas terencana, strategis,bergulir jangka panjang dan pendek,
untuk menyebarkan makna poliitik kepada para pemilih. Hal ini adalah salah satu
metode barometer bagi partai ataupun kandidat yang akan ikut bertarung dalam ranah
politik guna mengetahui sejauh mana pemilih atau massa yang akan memilih partai
ataupun kandidat tersebut melalui produk politik diantaranya :

a. Kebijakan, melalui issue yang diangkat dan kebijakan yang akan dikeluarkan.
Kemudian program kerja baik itu jangka pendek maupun jangka panjang
b. Seseorang/Person, figur kandidat adalah nilai jual dalam politik, dimana track
record mereka dalam politik sangat dipertanyakan
c. Partai, visi misi dan ideologi partai
d. Presentasi, medium komunikasi baik itu melalui temu ramah, meskipun diskusi
kepada massa dan calon lain, ini biasanya lebih kepada person atau pelaku.
BAB III
KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan

Marketing politik dalam pemilu akan semakin intensif karena dukungan media massa.
Saat ini industri media di indonesia sangat maju pesat, sehingga memungkinkan
digunakan secara intensif dalam marketing politik para kandidat baik perseorangan
maupun kelompok.

Dari model penyampaian produk marketing itu merupakan hal yang sangat
pokok dalam political marketing diantaranya :

 Pull marketing pemasaran politik marketing melalui media massa


 Push marketing melalui personal kandidat dan figur
 Pass marketing pemasaran politik melalui orang ketiga ataupun tim sukses
dan para tokoh penting yang dapat mempengaruhi para pemilih

Saran

Dalam dinamika politik modern seperti ini indonesia merupakan negara yang sudah
mulai menjurus kepada negara yang lebih demokratis, seperti pemilihan umum baik itu
tingkat daerah maupun tingkat nasional yang berjalan dengan baik dan aman, namun
kita sebagai masyarakat indonesia yang dijadikan sebagai objek dari pemilu sebaiknya
harus kritis dalam memilih pemilih dan jangan sampai termakan janji-janji politik
penguasa, sebab kalau pilihan kita salah akan berkibat fatal untuk jangka panjang
dalam hal pemerintahan yang sesuai dengan pemerintahan atau pemimpin yang kita
cita-citakan selama ini.
DAFTAR PUSTAKA

Andrias, M. ,. (2013). Partai Politik dan Pemilukada. Jakarta.

Firmanzah. (2014). Marketing Politik. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Kaid, L. L. (2021). Pemasaran Politik (Teori, Penelitian, dan Aplikasi). Jakarta: Nusamedia.

Storey, R. &. (2018). Venus.

Anda mungkin juga menyukai