BAB II
MARKETING POLITIC
2.1 Pendahuluan
Di era keterbukaan sekarang ini, politik tidak boleh hanya dimenangkan
lewat pengerahan massa, tapi juga melalui penggunaan strategi pemasaran yang
jelas, Menurut pakar politik Eep Saefulloh Fatah, political Marketing di Indonesia
berfungsi agar ada pendekatan antara partai atau kandidat dengan pemilih.
“Political marketing berarti partai atau kandidat datang ke publik, melalui media,
dan melalui pendekatan dengan tokoh-tokoh atau organisasi tertentu“.
Marketing politik dalam sebuah Pemilihan Umum (Pemilu) memainkan
peran yang sangat penting karena merupakan bagian dari aktivitas persuasi dalam
pendekatan marketing politik. Kampanye mengemas pesan politik secara intensif
dalam kurun waktu tertentu yang dibatasi, guna mendapatkan pengaruh di
kalangan khalayak politik. Dengan harapan, khalayak mendukung dan
menjatuhkan pilihan pada kandidat yang mengkampanyekan diri tersebut.
2.2 Pengertian
Secara sederhana marketing politik berarti aplikasi kegiatan marketing di
dalam ruang politik yang umumnya terkonsentrasi pada saat pemilu atau pilkada.
Jika melihat definisi sederhana ini, maka sesungguhnya dalam praktiknya
pelaksanaan marketing politik bukanlah hal baru, termasuk di Indonesia. Berikut
pengertian marketing politic menurut para ahli :
7. Philip Kotler dan Neil Kotler (1999) menyatakan bahwa untuk dapat sukses,
seorang kandidat perlu memahami market atau pasar, yakni para pemilih, beserta
kebutuhan dasar mereka serta aspirasi dan konstituensi yang ingin kandidat
representasikan.
a. kebijakan
Melalui issue yang diangkat dan Kebijakan yang akan dikeluarkan.
kemudian program kerja baik itu jangka pendek maupun jangka
panjang.
b. Seseorang / Person
Figur kandidat adalah nilai jual dalam politik, dimana track record
mereka dalam politik sangat dipertanyakan.
c. Partai
Visi misi dan ideologi partai
d. Presentasi
Medium komunikasi baik itu melalui temu ramah, maupun diskusi
kepada massa dan calon lain, ini biasnya lebih kepada person atau
pelaku.
2.3. Tujuan
agar tawaran produk politik dari suatu kontestan memiliki posisi khas, jelas dan
penuh arti.
Menetapkan tujuan obyektif kampanye dan pengalokasian sumberdaya,
Implementasi strategi untuk membidik segmen-segmen tertentu yang disasar
berdasarkan sumberdaya yang ada sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh partai ataupun kandidat dalam pemetaan massa dalam pemilu.
Memantau dan mengendalikan penerapan strategi dan taktik untuk mencapai
sasaran obyektif agar tidak berubah sesuai dengan apa yang diinginkan dan
menjadikan suatu kekuatan dalam mencapai tujuan.
2. Promosi (promotion)
Dalam mempromosikan produk, parpol dapat bekerjasama dengan agen
iklan dalam membangun slogan, jargon dan citra yang akan ditampilkan. Ia juga
dapat dilakukan dengan cara pagelaran musik outdoor, debat di TV dan
pengerahan massa dalam jumlah besar untuk menghadiri temu kader atau pun
tabligh akbar. Promosi politik tidak hanya dilakukan semasa kampanye saja, tetapi
harus terus menerus dan permanen.
3. Harga (price)
Harga dalam kampanye meliputi harga ekonomi, psikologis, dan citra
nasional. Harga ekonomi berkait dengan semua biaya yang dikeluarkan selama
masa kampanye. Harga psikologis mengacu pada harag persepsi psikologis,
misalnya apakah pemilih merasa nyaman dengan latar belakang parpol, kandidat
anggota legislatif atau kandidat presiden yang diusung parpol. Harga nasional
berkait demham apakah pemilih merasa bahwa parpol dapat memberi citra positif
bangsa atau menjadi kebanggaan nasional.
18
4. Penempatan (place)
Penempatan (place) berkait erat dengan cara hadir atau distribusi sebuah
institusi politik dan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan para pemilih
atau calon pemilih. Kampanye politik memang harus bisa mengidentifikasi dan
memetakan struktur serta karakteristik masyarakat. Pemetaan penematan bisa
dilakukan secara geografis, demografis, dan keberpihakan pemilih.
5. Segmentasi
segmentasi sangat memperhitungkan kelompok masyarakat yang
dimasuki. Menggelar musik dangdut saat kampanye akan sangat efektif di daerah
pedesaan dan grasroot secara umum, tetapi tidak sesuai jika dilakukan di tengah
kalangan akademisi. Segmentasi penting dilakukan mengingat institusi politik
diharapkan dapat hadir dalam berbagai karakteristik pemilih.
stimulan berupa sejumlah alasan rasional dan emosional kepada pasar politik
untuk memotivasi dan bersedia mendukung kontestan. Produk politik
disampaikan kepada pasar politik yang meliputi media massa dan influencer
group (kelompok berpengaruh) sebagai pasar perantara, dan para pemilih
sebagai pasar tujuan akhir.
2. Pass Marketing menggunakan individu maupun kelompok yang dapat
memengaruhi opini pemilih. Sukses tidaknya penggalangan massa akan
sangat ditentukan oleh pemilihan para influencer. Semakin tepat influencer
yang dipilih, efek yang diraih pun menjadi semakin besar dalam
memengaruhi pendapat, keyakinan dan pikiran publik.
3. Pull Marketing menitikberatkan pada pembentukan image politik yang
positif. Robinowitz dan Macdonald menganjurkan bahwa supaya simbol
dan image politik dapat memiliki dampak yang signifikan, kedua hal
tersebut harus mampu membangkitkan sentimen. Pemilih cenderung
memilih partai politik atau kontestan yang memiliki arah yang sama
dengan apa yang mereka rasakan
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
https://teorimp.wordpress.com/2010/12/28/pengertian-marketing-politik/
https://dokumen.tips/download/link/makalah-tentang-pemasaran-politik
20