Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN POLITIK ACHMAD HUSEIN DAN SADEWO

TRI LASTIONO PADA PILKADA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018

Disusun oleh

Weni Astuti

F1D020074

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN

TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU POLITIK

2022
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Indonesia telah memasuki era Reformasi sejak runtuhnya rezim
Soeharto. Era reformasi menandakan adanya kebebasan bagi warga negara
dan lebih menghargai hak-hak warga negaranya termasuk dalam menentukan
calon pemimpin mereka. Dengan kata lain, pada era Reformasi lebih
menerapkan sistem demokrasi.
Dalam memilih pemimpin mereka, Indonesia menggunakan Pemilihan
Umum (Pemilu) sebagai sarana demokrasi guna mewujudkan sistem
pemerintahan negara yang berkedaulatan rakyat. Pemilihan Umum
dilaksanakan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota. Selain Pemilu, Pilkada juga merupakan salah satu sarana
demokrasi yang digunakan untuk mewujudkan sistem pemerintahan negara
yang berkedaulatan rakyat.
Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah diatur dalam UU Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan
Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang menjadi cikal
bakal dimulainya Pilkada serentak di Indonesia. Dengan adanya Pilkada
serentak maka membuat persaingan politik yang ada semakin terbuka.
Seiring dengan berjalannya waku maka persaingan politik semakin bergerak
ke arah maju sehingga para kontestan politik membutuhkan suatu pendekatan
yang akan mengantarkan mereka kepada kemenangan.
Meningkatnya persaingan politik yang semakin terbuka ini menjadikan
pentingnya political marketing sebagai metode yang digunakan untuk
membuat berbagai strategi bagi kontestan politik meraih kemenangannya.
Semakin berkembangnya zaman, maka political marketing yang digunakan
juga semakin beragam. Pemilih pada era ini juga semakin kritis dan
berkembang dalam memilih pemimpinnya. Mereka tidak hanya melihat dari
kapabilitas para calon pemimpin saja, tetapi mereka juga mempertimbangkan
aspek lain apakah sesuai dengan orientasi mereka dan sebagainya.
Dalam implementasinya, setiap kontestan politik memiliki strategi
pemasarannya masing-masing dalam menarik perhatian masyarakat mereka
agar memilih mereka dalam Pilkada serentak. Mereka menentukan strategi
pemasarannya dengan mempertimbangkan kondisi psikologi masyarakatnya
sehingga mereka mampu menarik simpati lebih dari masyarakat. Hal ini juga
terjadi di beberapa daerah, salah satunya kabupaten Banyumas. Pilkada
serentak yang dilaksanakan di Kabupaten Banyumas. Pada tahun 2018,
Pilkada dilaksanakan di Kabupaten Banyumas dengan mengusung 2 calon,
Achmad Husein dan Sadewo Tri Lastiono dengan Mardjoko dan Ifan
Haryanto. Pilkada ini dimenangkan oleh Achmad Husein dan Sadewo Tri
Lastiono dengan total suara sebanyak 55,79%.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan konsep pemasaran politik?
2. Bagaimana strategi pemasaran politik atas kemenangan Husein – Sadewo
dalam memenangkan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Banyumas
periode 2018?
3. Apa saja faktor penghambat dan pendukung strategi marketing dalam
Pilkada Banyumas tahun 2018 terhadap Husein – Sadewo?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari dibuatnya
makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tentang konsep pemasaran politik.
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran politik atas kemenangan
Husein – Sadewo dalam memenangkan pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati Banyumas periode 2018.
3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung strategi marketing
dalam Pilkada Banyumas tahun 2018 terhadap Husein – Sadewo.
II. Isi
A. Pemasaran Politik
Pemasaran politik atau political marketing merupakan cabang ilmu
antara ilmu ekonomi dengan ilmu politik. Pemasaran politik sangat diperlukan
sebagai salah satu strategi memenangkan Pemilu. Saat ini para kontestan
politik sedang berlomba-lomba untuk menyusun strategi politik sebaik
mungkin untuk memenangkan kontestasi politik mereka.
Beberapa ahli mendefinisikan pemasaran politik, salah satunya Adman
Nursal yang mendefinisikan pemasaran politik sebagai serangkaian aktivitas
terencana, taktis, berdimensi jangka panjang dalam menyebarkan makna
politik kepada para pemilih. Tujuan dari dilaksanakannya pemasaran politik
menurut Adman Nursal adalah untuk menanamkan harapan, sikap, keyakinan,
dan orientasi perilaku pemilih agar mereka menjatuhkan pilihannya pada
kandidat atau partai politik tertentu secara konsisten. Dengan kata lain, fungsi
dari pemasaran politik adalah agar pemilih lebih mengenal para calon kandidat
dan mampu memilih mereka sesuai dengan kebutuhan dan keperluan mereka.
Secara umum, pemasaran politik adalah serangkaian aktivitas kegiatan
yang dilakukan secara terencana dalam jangka tertentu dengan bentuk
kampanye dan sebagainya yang didalamnya mengandung makna seperti
pencitraan kepada pemilih guna menanamkan sikap, keyakinan, kepercayaan
dan maksud politik tertentu pada pemiih khususnya untuk menjatuhkan pilihan
kepada kandidat tertentu.
Adnan Nursal membagi pendekatan marketing politik atau bauran
politik menjadi sembilan model pendekatan atau yang disebut dengan 9P yang
diimplementasikan dalam tiga pendekatan strategi dalam marketing politik.
Sembilan model pendekatan marketing politik diantaranya:
a. Positioning
Positioning adalah tindakan untuk menghasilkan citra dalam benak
para pemilih bahwa produk yang ditawarkan oleh kontestan politik ini
memiliki bekas tersendiri dalam benak pemilih. Dengan kata lain
pendekatan ini adalah strategi komunikasi politik yang digunakan untuk
memberikan kesan calon memiliki citra yang khas dibandingkan pesaing
lainnya. Penanaman informasi di benak masyarakat sangat penting
memperhatikan beberapa aspek seperti urgensi, keistimewaan,
komunikatif, dan beberapa aspek penting lainnya.
b. Policy
Policy merupakan penawaran program kerja yang diberikan kepada
masyarakat oleh calon kandidat sehingga program kerja yang ditawarkan
sesuai dengan kepentingan masyarakat dan biasanya sesuai dengan isu-isu
yang ada. Dengan kata lain policy ini merupakan solusi yang ditawarkan
kepada masyarakat atas permasalahan yang ada. Sehingga policy biasanya
meliputi aspek ekonomi, politik, hukum, sosial, pendidikanm budaya, dan
sebagainya.
c. Person
Person merupakan orang yang akan dipilih dalam pemilihan umum.
Kualitas dari kandidat yang akan dipilih biasanya dilihat melalui 3
dimensi yaitu kualitas instrumental, dimensi simbolis, dan fenotipe optis.
Dengan kata lain person ini adalah kapabilitas dari masing-masing
kandidat yang akan dipilih dalam Pemilu atau Pilkada baik soft skills
maupun hard skils yang dimiliki oleh kandidat bisa saja berupa
penampilan atau seperti apa citra tokoh ini dalam masyarakat.
d. Party
Party adalah organisasi yang didalamnya memiliki kebijakan dan
seseorang yang diunggulkan sesuai dengan keinginan rakyat yang
biasanya digunakan untuk kepentingan rakyat. Party ini juga bisa
dikatakan sebagai produk yang akan ditawarkan kepada para pemilih.
e. Presentation
Presentation adalah cara menyampaikan pesan politik kepada pemilih.
Dengan kata lain aspek ini mengimplementasikan komunikasi politik dan
menjadi kunci bagaimana aspek policy, party, dan person dikemas dan
disajikan kepada para pemilih. Cara penyampaiannya bisa menggunakan
berbagai ciri khas tertentu baik mengandung makna simbolis maupun
sebagainya.
f. Push Marketing
Push marketing adalah cara menyampaikan produk politik
menggunakan metode langsung tanpa perantara atau face to face. Dengan
bertemu langsung dengan kandidat maka pemilih mampu merasakan
kehadiran kandidat secara langsung dan menggunakan panca inderanya
untuk menilai kandidat tersebut.
g. Pull Marketing
Pull marketing adalah cara untuk memeperkenalkan kontestan atau
produk politik kepada pemilih dengan menggunakan media sosial. Media
yang digunakan juga beragam, bisa menggunakan media sosial maupun
media cetak ataupun media elektronik. Push marketing bertujuan untuk
menciptakan image yang positif sekaligus menjaganya karena kebanyakan
saat ini masyarakat menggunakan media.
h. Pass Marketing
Pass marketing adalah penyampaian produk politik menggunakan
figur seorang tokoh1 Tokoh yang digunakan biasanya tokoh yang memiliki
andil atau tokoh yang dipercaya oleh masyarakat sehingga mampu
menarik dan mempengaruhi hati pemilih untuk memilih kandidat yang
dianggap paling baik.
i. Polling
Polling adalah metode riset yang digunakan tim sukses untuk
menyusun strategi dalam melakukan pemasaran politik.
B. Strategi Pemasaran Politik Pasangan Achmad Husein dan Sadewo Tri
Lastiono pada Pilkada Banyumas Tahun 2018
Pilkada Kabupaten Banyumas tahun 2018 dilaksanakan pada 27 Juni
2018 dengan mengusung 2 kandidat, yaitu Achmad Husein dan Sadewo Tri
Lastiono dengan Mardjoko dan Ifan Haryanto. Pilkada ini dilaksanakan secara
serentak dengan menghasilkan pasangan Husein dan Sadewo menjadi
pemenangnya.
C. Faktor penghambat dan pendukung strategi marketing dalam Pilkada
Banyumas tahun 2018 terhadap Husein – Sadewo.

III. Penutup
Kesimpulan dan Saran
http://eprints.umpo.ac.id/6891/4/3.%20Bab%20II.pdf
file:///D:/Downloads/melisafd,+1-Zainal+Arifin+Hoesein1.pdf

1
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/9523/bab%20i.pdf?sequence=3&isAllowed=y
https://www.canva.com/design/DAFegBfi6rU/e1iakedtx6R7stPte1gDAA/edit?
analyticsCorrelationId=4d4c2e2f-c504-4037-acf9-3e0062cae031

Anda mungkin juga menyukai