Anda di halaman 1dari 3

Political Public Relation and Political Marketing Communication

Political Public Relations merupakan konsep dan bidang penelitian yang terbilang
baru. Namun, dalam praktiknya, baik political Public Relations maupun Public Relations,
keduanya meliputi menginformasikan orang, mempersuasi orang, dan menghubungkan satu
orang dengan yang lainnya. Komunikasi politik adalah sebuah proses penyampaian pesan
bercirikan politik yang disampaikan oleh aktor atau komunikator politik kepada khalayak
secara sengaja dan bertujuan untuk mempengaruhi pihak lain dalam pencapaian sebuah
tujuan tertentu. Proses untuk mencapai tujuan politik tersebut adalah melalui peran Public
Relations dalam ranah politik atau yang disebut political Public Relations.
Dari berbagai definisi umum mengenai Public Relations, terdapat empat karakteristik
yang menggambarkan konsep Public Relations. Pertama, Public Relations adalah sebuah
fungsi manajemen; kedua, Public Relations berkaitan dengan manajemen komunikasi antara
organisasi dengan publiknya; ketiga, hubungan antara organisasi dan publiknya merupakan
fokus utama Public Relations; dan keempat, hubungan yang terjalin seharusnya saling
menguntungkan.
Melihat kepada fungsi Public Relations dalam membangun dan memelihara hubungan
antara organisasi dan publik, maka hubungan keduanya tidak dapat dipisahkan. Dalam artian,
publik dapat memiliki dampak yang besar bagi organisasi, dan demikian pula sebaliknya.
Sesuai dengan konsep tersebut, maka hal ini serupa untuk menggambarkan hubungan antara
aktor politik dan institusi, aktor media dan institusi, dan publik dalam penelitian politik. Oleh
karena itu, baik komunikasi politik maupun Public Relations adalah mengenai hubungan
yang terbentuk melalui komunikasi. Terkait dengan penekanannya pada hubungan, maka baik
Public Relations maupun komunikasi politik, keduanya memiliki fokus yang sama yaitu
membangun reputasi dan berdampak pada aksi (tindakan) dan persepsi dari stakeholder
(Strömbäck & Kiousis, 2011, p. 4).
Komunikasi Marketing Politik adalah
Komunikasi politik adalah proses penyampaian pesan-pesan politik. Komunikasi
politik dalam pengertian praktis adalah pembicaraam atau “obrolan” tentang politik. Dalam
istilah akademis (ilmiah), komunikasi politik  adalah komunikasi yang melibatkan pesan-
pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan
kebijakan pemerintah.

Komunikator politik terdiri dari tiga:

1. Aktivis — menyuarakan kepentingan kelompok dengan idealisme tertentu, biasanya


dalam rangka perubahan politik.
2. Profesional — mereka yang bekerja dan dibayar untuk kepentingan politik tertentu
dari partai, kandidat, atau pejabat politik;
3. Politikus — politisi, pejabat, atau mereka yang bercita-cita menduduki atau
mempertahankan posisi tertentu dalam jaringan kekuasaan (Dann Nimmo, 1978).

Efek komunikasi politik secara umum adalah timbulnya opini publik (public opinion) yang
diorientasikan pada munculnya dukungan dan partisipasi politik.

Pemasaran Politik (Political Marketing)


Pemasaran politik adalah promosi produk politik termasuk dalam bentuk periklanan politik
(political advertising).

Pemasaran politik adalah konsep permanen yang harus dilakukan terus menerus oleh
kandidat dalam membangun kepercayaan (trust) melalui proses jangka panjang, bukan hanya
pada saat kampanye.

pemasaran politik berkaitan dengan komunikasi dengan anggota partai, media, dan calon
sumber pendanaan serta para pemilih 

Strategi Pemasaran Politik


Strategi atau cara merawat loyalitas konstituen secara umum sama dengan strategi pemasaran
dalam bisnis, yakni merawat konsumen atau menjaga hubungan baik dengan konsumen
(consumer relations).

Hubungan konsumen adalah hubungan yang dimiliki perusahaan dengan konsumennya.


Begitu seseorang membeli produk atau layanan dari sebuah perusahaan, jenis ikatan antara
perusahaan dan konsumennya adalah hubungan konsumen.

1. Pemasaran Langsung 

Pemasaran produk politik secara langsung ke calon pemilih. Strategi ini lebih berfokus pada
isu-isu yang penting bagi para electorate dan bukan hanya menjual kandidat atau partai
sebagai sebuah komunitas.

Pesan komunikasi pada strategi ini bisa disampaikan secara langsung oleh kandidat atau
partai, tapi bisa juga melalui relawan yang datang membagikan brosur, flyer, stiker, dan
sebagainya.
Relawan inilah yang bertugas untuk mengumpulkan data yang berupa persepsi electorate,
mengukur pengaruh pesan dan mencatat perubahan dalam sikap dan perilaku electorate.

2. Pemasaran Melalui Media

Strategi ini paling banyak digunakan oleh partai dan kandidat. Penyampaian pesan
strategi ini dilakukan melalui media massa baik elektronik, cetak, luar ruang, mobile,
dan internet.

Strategi ini mempunyai kelebihan dapat membombardir pesan kepada khalayak,


namun kurang dapat terukur efektivitasnya.

Karena membutuhkan biaya yang sangat besar, strategi ini biasanya dilakukan oleh
partai atau kandidat kaya atau mempunyai dana kampanye yang banyak.

Secara umum, media dalam komunikasi pemasaran politik terbagi atas enam kelompok.

1. Media lini atas (above the line): media konvensional surat kabar (koran),
majalah, radio, dan TV.
2. Media lini bawah (below the line): poster, spanduk, leaflet, sticker.
3. Kegiatan khusus (special event): kegiatan-kegiatan yang dirancang khusus untuk
tujuan politik, seperti peringatan HUT parpol, acara peluncuran buku yang ditulis
seorang tokoh politik, kegiatan konvensi parpol.
4. Media baru (new media): website dan media sosial dengan konten multimedia.
5. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication): secara langsung (dari
seorang politikus kepada politikus lainnya) dan secara tidak langsung –melalui
mediator atau penghubung.
6. Media tradisional: seni pertunjukan rakyat (falk art) seperti wayang (Jawa).

3. Pemasaran Melalui Tokoh

Strategi ini berupa penyampaian pesan dilakukan melalui individu, kelompok atau
organisasi yang mempunyai pengaruh (opinion leader).

Strategi ini memerlukan kehati-hatian dalam melakukannya karena jika terjadi


kesalahan maka akan berakibat fatal (pesan komunikasi tidak akan diterima ) bahkan ditolak.

Cara-cara pendekatan dan lobbying pada strategi ini perlu disesuaikan dengan tipe-


tipe individu, kelompok dan organisasinya. Tidak bisa satu “transaksi” digunakan untuk
semua.

Anda mungkin juga menyukai