Anda di halaman 1dari 2

Normalisasi Pejabat Mantan Koruptor Terhadap Pemahaman Masyarakat Kota Batu

Public relations saat ini terus menjadi salah satu bidang yang sangat dinamis
dalam kehidupan beroganisasi. Dewasa ini public relations dibutuhkan untuk
membangun citra positif para tokoh yang bersaing dalam pemiluhan umum kepala
daerah. Upaya membangun citra positif yang dilakukan public relations adalah dengan
merancang sebuah strategi pencitraan. Menurut Lattimore, strategi pencitraan merupakan
suatu proses atau cara bertindak yang dilakukan secara sadar, terencana, dan sistematis
untuk membentuk gambaran diri atau lembaganya dibenak khalayak dengan memberikan
informasi secara langsung ataupun melalui media (Lattimore, 2004:6). Heath dan
Coombs (2006:36) juga menambahkan bahwa public relations juga dipakai oleh
organisasi non profit untuk sebuah keanggotaan poloitik, dukungan keuangan, dan
sebagainya. Didalam praktiknya, public relations, kedua jenis oranisasi tersebut jelas
membutuhkan public ralations untuk menjalin dan mengembangkan relasi serta
melakukan komunikasi yang efektif antara organisasi maupun publiknya.

Saat ini, usaha dalam membangun citra positif tidak hanya dibutuhkan pada
tatanan organisasi saja, para tokoh ataupun individu yang terjun didunia politik juga
membutuhkan citra positif. Hal ini dibuktikan dengan adanya tokoh-tokoh politik yang
melakukan upaya bersaing dengan melakukan aksi pencitraan melalui berbagai media,
diantaranya iklan, baliho, spanduk, dan sebagainya. Fenomena ini dimaknai sebagai
ajang pencitraan para tokoh (Nugroho, 2013) dalam rangka mempromosikan diri ke
masyarakat untuk mendapatkan dukungan agar dipilih pada pemilihan umum kepala
daerah atau pemilihan walikota.

Public relations menyiapkan panggung bagi orang ketiga, dan memberi kesempatan
untuk berbicara dari sudut pandang terhadap kapabilitas partai, tokoh politik, ataupun pesan
yang diusung kepada target audien (Wasesa, 2011:119). Pencitraan dipahami tidak hanya
sebatas pada sesuatu yang melekat pada diri seseorang atau individu saja, namun juga
dipahami sebagai sesuatu yang bersifat politis. Kemudian Firmanzah (2007:230) juga
mengatakan bahwa image politik didefinisikan sebagai konstruksi atas representasi dan
persepsi masyarakat suatu partai politik atau individu mengenai semua hal yang terkait
dengan aktivitas politiknya. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa citra politik,
merupakan suatu representasi seorang pemimpin politik, kandidat, atau suatu organisasi,
yang didasarkan pada hasil kontruksi masyarakat mengenai perilaku individu atau organisasi
serta cara maupun gaya yang dibentuk melalui media.
Seperti yang telah dilakukan oleh Eddy Rumpoko, mantan walikota Batu dua periode,
juga melakukan strategi pencitraan, sehingga berhasil menarik dukungan dari masyarakat
kelas bawah dan menggalang dana untuk kampanye. Dalam proses pencalonan yang
dilakukan oleh Eddy Rumpoko yang berpasangan dengan Punjul Santoso mengalami
masalah dikarenakan berkas pendidikan Eddy Rumpoko yang tidak memenuhi syarat (Irfan,
2012). Hal ini berpengaruh terhadap citra Eddy Rumpoko sebagai kandidat walikota, karena
banyaknya berita yang mengatakan bahwa Eddy Rumpoko menggunakan ijazah palsu
beredar dimasyarakat, sehingga juga menimbulkan konflik diantara kandidat-kandidat yang
bersaing. Pada akhirnya tim sukses bertugas dalam merancang strategi untuk berusaha
membawa kembali citra Eddy Rumpoko agar menang dalam pemiluhan umum walikota
Batu periode 2012-2017.

Tim sukses Eddy Rumpoko dalam hal ini melakukan fungsinya sebagai public
relations politik untuk melakaukan pencitraan kepada masyarakat. Salah satu strateginya
adalah dengan memnggunakan pendekatan ke masyarakat khususnya masyarakat kalangan
menengah ke bawah dengan menampilkan jargon “Menyapa Rakyat, Mendekat Pada
Rakyat”. Tujuan yang ingin dicapai oleh tim pemenangan adalah berupa dukungan atau simpati
publik melalui citra positif yang dibangun oleh kandidat walikota yaitu Eddy Rumpoko.
Timsukses memahami konsep pencitraan ini sebagai suatu proses pengenalan dan penyamopaian
pesan-pesan positif melalui kegiatan-kegiatan sosial yuang dilakukan oleh kandidat yang
dipublikasi melalui media yang disampaikan kepada masyarakat. Tujuannya adalah agar
masyarakat dapat memahami siapa sosok kandidat yang akan dipilih dalam pemilu nantinya.

Setelah berhasil memenangkan pemilukada periode 2012-2017, Eddy Rumpoko


merawat ketokohan yang sudah dicitrakan kepada masyarakat dengan cara berusaha
konsisten terhadap komitmen yang sudah diambil. Hal ini dapat dilihat dari komitmen Eddy
Rumpoko dalam mewujudkan Kota Batu sesuai dengan visi misi serta program kerja pada
periode pemerintahannya. Konsistensinya dibuktikan denganadanya hasil-hasil
pembangunan yang dicapai pada periode pemerintahannya dan berhasil menyerap banyak
tenaga kerja. Selain itu, Eddy Rumpoko juga dicitrakan sebagai sosok yang dekat dengan rakyat,
hal ini dibuktikan dengan adanya grup relawan Sahabat ER yang mendukung penuh apapun yang
dilakukan oleh Eddy Rumpoko.

Anda mungkin juga menyukai