Anda di halaman 1dari 49

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK KANDIDAT H.

LALU PATHUL
BAHRI DAN H M NURSIAH (DALAM PILKADA BUPATI LOMBOK
TENGAH TAHUN 2020)

Oleh
Julaeha Nurfizli
NIM 190603045

PRODI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2022

i
STARTEGI KOMUNIKASI POLITIK KANDIDAT H. LALU PATHUL
BAHRI DAN H M NURSIAH.(DALAM PILKADA BUPATI LOMBOK
TENGAH TAHUN 2020)
Proposal
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapai
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :
Julaeha Nurfizli
NIM 190603045

PRODI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2022

ii
A. Startegi Komunikasi Politik kandidat H. Lalu Pathul Bahri dan H M

Nursiah (Dalam Pilkada Bupati Lombok Tengah Tahun 2020).

B. Latar Belakang

Menurut Prof. Miriam budihardjo mendefinisikan komunikasi

politik merupakan salah satu fungsi partai politik, yakni menyalurkan

aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat serta mengaturnya

sedemikian rupa “penggabungan kepentingan” (intriset aggregation) dan

“perumusan kepentingan” (interest articulation) untuk diperjuangkan

menjadi kebijakan publik.1 Sedangkan Suwardi medefinisikan komunikasi

politik sebagai suatu jenis penyampaian pesan-pesan politik dari satu

sumber kepada sejumlah penerima, baik dalam bentuk kata-kata

terucapkan maupun dalam bentuk tertulis ataupun dalam bentuk lambang-

lambang.2

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

politik merupakan suatu strategi yang digunakan oleh partai politik

maupun politisi untuk menyampaikan pesan politik dari satu sumber

kepada kehalayak ramai baik secara langsung (verbal) maupun tidak

langsung (non verbal) yang dapat mempengaruhi pemerintah maupun

orang lain dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Selanjutanya

komunikais politik bertujuan menarik simpati khalayak dalam rangka

meningkatkan partisipasi politik saat menjelang pemilihan. Menang atau

1
Miriam budihardjo, dasar-dasar ilmu politik , Edisi Revisi, (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 2008), hlm. 124
2
Tabroni, roni, komunikasi politik pada era multimedia (bandung: simbiosa rekatama
media 2012) hlm 18.

1
kalahnya seorang kandidat ditentukan oleh strategi komunikasi yang

dilakukan.3

komunikasi politik yang dilakukan oleh kandidat memerlukan

strategi dalam komunikasi terhadap masyarakat. Strategi dalam

komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan (planing) dan

manajemen (managemen) untuk mencapai suatu tujuan. akan tetapi, untuk

mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang

hanya menunjukan arah usaha, melainkan harus mampu menunjukkan

bagaimana taktik operasionalnya.4 Jadi Strategi komunikasi politik sangat

penting untuk dianalisis. Dikarenakan strategi tersebut tidak hanya

menentukan kemenangan politik, tapi juga akan berpengaruh terhadap

perolehan suara kandidat, serta strategi juga memberikan perencanaan

taktis yang lebih muda dan cepat.

Di tengah-tengah era demokrasi, komunikasi politik merupakan

cara yang tepat untuk menghasilkan kemenangan dalam pemilihan umum,

pemilihan legislatif maupun pemilihan kepala daerah (pilkada). Tentunya

metode dan konsep komunikasi politik yang dapat langsung digunakan

dalam konteks berkampanye yaitu melalui media. Sejalan dengan

perkembangan teknologi bahwa dengan Kehadiran media juga

mempengaruhi bidang politik. Hal ini sesuai dengan Studi di Amerika

Serikat yang menunjukkan bahwa media sebagai alat kampanye yang

3
Nur, alfiyani, media sosial sebagai startegi komunikasi politik, poter pemikiran- volume
22, No 2, julli-desember 2018.
4
Ibd hlm, 58.

2
efektif untuk mempengaruhi opini publik hingga voting behavior5.

Sebelum era media, politisi di Negeri Paman Sam sudah memanfaatkan

internet untuk media berkampanye dikarenakan media berperan penting

dalam menojolkan sutau tokoh atau isu tertentu.

Perkembangan teknologi diera saat ini mendorong penggunaan

media sebagai alat untuk pemasaran politik (political barnding) didukung

dengan adanya pandemi covid-19 yang masih memiliki dampak terhadap

keterbatasan sosialisasi secara langsung untuk mengkampanyekan diri

sebagai kandidat pada pilkada 2020.

Besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh media, ditanggapi baik

oleh kandidat pathul-nursiah dalam membarndingka diri sebagai calon

Bupati Lombok Tengah Tahun 2020. Menurut J marshment political

barnding (pemasaran politik) adalah bagaimana individu atau kelompok

organisasi politik secara keseluruhan dipresepsikan oleh publik. Lebih luas

peresepsi itu meliputi perasaan, kesan, asosiasi image, dan citra yang

dimiliki publik terhadap politisi, organisasi politik, atau negara. 6 Political

barnding bertujuan membantu politisi menciptakan identitas untuk politisi.

Indetitas ini memudahkan masyarakat untuk membedakan antar satu

politisi dengan politisi lainnya. Pada akhirnya, identitas, image, dan juga

reputasi ini diharapkan dapat menciptakan hubungan saling percaya antar

politisi dan konsumen politik atau masyarakat.

5
Subiakto,henry dkk, komunikasi media, dan demokrasi (Jakarta : PRENADEMEDIA
GROUP 2015) hlm 6.
6
Marshment J. political marketing and application, London:retledge 2009 hlm 165.

3
Pemilihan kepala daerah serentak 9 desember 2020 tidak lepas dari

pertarungan brand politik yang dibangun oleh masing-masing kandidat

melalui media. Seperti halnya yang terlihat pada pemilihan kepala daerah

dikabupaten Lombok Tengah. pada pemilihan Kepala Daerah Kabupaten

Lombok Tengah 2020 terdapat lima kandidat calon, kelima kandidat calon

tersebut antara lain sebagai berikut: Pasangan No urut satu Hj. Lale

Prayitni dan H. Sumum. Pasangan no urut dua Ahmad Ziadi dan Lalu

Aswatare. Pasangan Nomor urut tiga H. Masrun dan Habib Ziadi.

Pasangan nomor urut empat H. Lalu Pathul Bahri dan H M Nursiah, dan

Pasangan nomor urut lima Saswadi dan Dahrum.

Dari kelima kandidat tersebut masing-masing membangun citra

politik melalui branding yang berbeda-beda di media seperti, pasangan

calon no urut satu Hj. Lale Prayitni dan H. Sumum yang menggunakan

baranding “PAS” merupakan singkatan atau akronim nama dari pasangan

ini7, sementara pasangan nomor urut dua Ahmad Ziadi dan Lalu Aswatare

yang menggunakan branding wayen uah berjam’ah” artinya berkah

daerahnya, sejahtra rakyatnya, maju sumber daya manusia, pendidikan dan

amanah pemimpinya.8 Pasangan Nomor urut tiga H. Masrun dan Habib

Ziadi yang menggunakan baranding “MANTAP” artinya sejahtra

warganya, agamis daerhnya.9 Sedangkan Pasangan nomor urut empat H.

7
http://www.youtube.com/chnnel/UCNht-QIpu66aw56kifSh8w dikases pada tanggal 26
oktober menit ke-13 jam 14:35.
8
/http://www.youtube.com/chnnel/UCNht-QIpu66aw56kifSh8w dikases pada tanggal
26 oktober menit ke-20 jam 14:35.
9
http://www.youtube.com/chnnel/UCNht-QIpu66aw56kifSh8w dikases pada tanggal 26
oktober menit ke-30 jam 14:35.

4
Lalu Pathul Bahri dan H M Nursiah yang menggunakan baranding “maiq

meres” artinya nikmat sesungguhnya menjadi warga Lombok

Tengah.10Adapun Pasangan nomor urut lima Saswadi dan Dahrum yang

menggunakan branding “sadar” artinya pemerintah yang bersih, aspiratif,

partisfatif, dan bersolidaritas.11

Berdasarkan brand yang dibangun oleh kelima kandidat melalui

media diatas tentunya memiliki makna terkait dengan latar belakang

kandidat beserta visi/misi-nya yang mereka tawarkan kepada pemilih,serta

menimbulkan persaingan antar kelimanya yang gencar-gencarnya mencari

dukungan masyarakat untuk menang dalam pilkada. Maka dari itu

pasangan H. Lalu Pathul Bahri dan H M Nursiah mencari suatu brand

yang mudah diingat oleh masyarakat untuk mencerminakan diri. Oleh

sebab itu bersama tim suksesnya mereka berhasil membuat suatu brand

yaitu “maiq meres”. Yang dapat menarik perhatian masyarakat dan juga

mudah diingat oleh masyarakat ditengah pendemi covid-19.

Berdasarkan rekapitulasi penetapan komisi pemiliahn umum

(KPU) kabupaten Lombok tengah tahun 2020 dimenangkan oleh pasangan

H. Lalu Pathul Bahri dan H M Nursiah. Adapun hasil prolehan suara

setiap kandidat: nomor 1 Hj. Lale Prayitni dan H. Sumum dengan

perolehan suara 67,258 suara, nomor 2 Ahmad Ziadi dan Lalu Aswatare

dengan perolehan suara 83,620, nomor 3 H. Masrun dan Habib Ziadi

10
http://www.youtube.com/chnnel/UCNht-QIpu66aw56kifSh8w dikases pada tanggal
26 oktober menit ke-37 jam 14:35.
11
http://www.youtube.com/chnnel/UCNht-QIpu66aw56kifSh8w dikases pada tanggal
26 oktober menit ke-45 jam 14:35.

5
dengan perolehan suara 155,391, nomor 4 H. Pathul Lalu Bahri dan H M

Nursiah dengan perolehan suara 199,299 dan nomor 5 Saswadi dan

Dahrum dengan perolehan suara 16,974.12

Berdasarkan rekapitulasi suara yang menetapkan pasangan H.

Lalu Pathul Bahri dan H M Nursiah. menjadi pemenang pada pilkada

kabupaten Lombok Tengah terkait dengan baranding yang dibangun

dikalangan pemilih melalu media. Yang dimana barnding yang dibangun

kandidat H. Pathul Lalu Bahri dan H M Nursiah menggunakan brand

“maiq meres” yang merupakan perwujudan dari visi/misinya yaitu

memberikan program beasiswa kepada masyarakat miskin, beasiswa

berprestasi, beasisiwa tahafiz al-qur’an dan memberikan asuransi kepada

petani yang mengalami gagal panen serta program unggulannya

menjadikan pemuda yang terampil dan berdaya saing di dunia pekerjaan.

Kombinasi antara startegi komunikasi politik dan pemasaran

politik (political barnding) melalui media yang dilakukan oleh H. Pathul

Lalu Bahri dan H M Nursiah pada pilkada, dianggap kuat dalam

mempengaruhi keputusan pemilih untuk memberikan dukungan kepada

kandidat yang mengusung barnd “maiq meres” berdasarkan penjelasan

diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Strategi Komunikasi Politik Kandidat Pathul-Nursiah Dalam

Pilkada Bupati Lombok Tengah Tahun 2020”.

12
https://mataram.antaranews.com/berita/142548/ini-hasil-penetapan-perolehan-suara-
calon-bupati-dan-wakil-bupati-lombok-tengah-di-pilkada-2020diakses tanggal 14 September 2022
Pukul 2:57.

6
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi komunikasi politik kandidat Pathul-Nursiah dalam

Pilkada Bupati Lombok Tengah Tahun 2020?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi strategi

komunikasi politik kandidat Pathul-Nursiah dalam Pilkada Bupati Lombok

Tengah Tahun 2020?

D. Tujuan dan manfaat

1. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut;

a. untuk mengetahui bagiamana strategi komunikasi politik kandidat Pathul-

Nursiah dalam Pilkada Bupati Lombok Tengah Tahun 2020.

b. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat yang

mempengaruhi strategi komunikasi politik melalui media sosial kandidat

Pathul-Nursiah dalam Pilkada Bupati Lombok Tengah Tahun 2020.

2. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat teoritis

Pembahasan terhadap permasalahan sebagaimana yang telah

diuraikan diatas diharapkan memberi pemahaman bagi pembaca mengenai

Bagaimana strategi komunikasi politik melalui media sosial kandidat

Pathul-Nursiah dalam Pilkada Bupati Lombok Tengah Tahun 2020. Secara

otomatis manfaat tulisan ini akan membawa perkembangan terhadap ilmu

pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan sekaligus rujukan

7
pembelajaran ilmu politik pada umumnya, dan politik islam pada

khususnya.

b. Manfaat praktis

Tulisan dari hasil penelitian yang penulis lakukan diharapkan

memberi manfaat dikalangan mahasiswa dan lapisan masyarakat luas

terutama setiap orang yang ingin mempelajari ilmu politik islam di setiap

pengguruan tinggi, serta menjadi kontribusi pemikiran ilmiah bagi yang

berkaitan dengan ilmu pemikiran politik islam.

E. Ruang Lingkup Dan Seting Penelitian

1. Supaya peneliti ini terarah dengan baik, maka peneliti membatasi ruang

lingkup penelitian ini, yang hanya berfokus pada hal-hal yang berkaitan

dengan fokus masalah sebagai yang telah diuraikan pada rumusan masalah

yaitu, Bagaimana strategi komunikasi kandidat Pathul-Nursiah dalam

Pilkada Bupati Lombok Tengah Tahun 2020 dan Apa saja faktor

pendukung dan penghambat yang mempengaruhi strategi komunikasi

politik kandidat Pathul-Nursiah dalam Pilkada Bupati Lombok Tengah

Tahun 2020.

2. Adapun penelitian ini telah dilakukan di kabupaten Lombok Tengah,

Kecamatan Praya Barat Daya.

F. Telah Pustaka

Telah pustaka merupakan salah satu penelusuran terhadap karya-

karya atau studi terdahulu yang terkait dengan masalah yang diangkat oleh

peneliti, dimana berfungsi untuk menghindari duplikasi, palagiat, repetisi

8
serta terjaminnya keaslian dan keabsahan pada penelitian yang telah

dilakukan. Pada telaah pustaka ini peneliti mengagkat beberapa penelitian

terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang telah

dilakukan peneliti, sebagai berikut:

1. Misliyah, komunikasi politik melalui media massa pasangan mochtar

Muhammad dan rahmat effendi (murah) dalam pilkada walikota bekasi

periode 2008-2013. Jurusan komunikasi dan penyiaran islam fakultas

ilmu dakwah dan ilmu komunikasi universitas islam negeri (UIN) syarif

hidayatullah Jakarta 2010.13

Skripsi yang berjudul , komunikasi politik melalui media massa

pasangan mochtar Muhammad dan rahmat effendi (murah) dalam pilkada

walikota bekasi periode 2008-2013 yang dimana Kegiatan sosialisasi

politik pasangan Moctar Mohammad-Rahmat Effendi banyak

menggunakan media massa dalam berkampanye dikarenakan besarnya

pengaruh yang diberikan oleh media, khususnya media cetak dan

elektronik. karena pada konteksnya media massa memengang peran

penting dalam pilkada Bekasi Pada Tahun 2010. Faktor utama yang

mempengaruhinya adalah masyarakat bekasi cendrung tertarik membaca

berita-berita dalam surat kabar Daerah dibandingkan dalam surat kabar

nasional. Diakrenakan berita yang disajikan lewat media surat kabar dapat

disimpan dan dibaca kembali pada saat dibutuhkan oleh karena itu calon

Kepala Daerah ibarat sebuah merek yang perlu ditawarkan ke masyarakat


13
Misliyah, “Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan Mochtar Muhammad
Dan Rahmat Effendi (Murah) Dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013. (Skripsi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.

9
ibarat sebuah produk baru ia perlu dikenalkan dan di ungkapkan

kelebihannya pada khalayak luas lewat media massa khusunya surat kabar.

Persamaan antar penelitian yang dilakukan oleh Misliyah dengan

peneliti adalah sama-sama membahas tentang komunikasi politik dalam

konteks pemilihan kepala daerah tahun 2020. Demikian pun Perbedaan

antara penelitian tersebut dengan yang telah diteliti oleh peneliti adalah

berfokus pada strategi komunikasi politik Pathul-Nursia pada pilkada

Bupati Lombok Tengah Tahun 2020). Dan apa saja fator pendukung dan

penghambat yang mempengaruhi strategi komunikasi politik kandidat

Pathul-Nursiah dalam Pilkada Bupati Lombok Tengah Tahun 2020.

2. Rosnaeni, pemasaran politik melalui media sosial (studi: prilaku

pemilihan pemula terhadap pemasaran politik calon gubenur Sulawesi

selatan tahun 2018). Jurusan studi ilmu pemerintahan fakultas ilmu sosial

dan ilmu politik universitas muhmmadiyah makasar 2019.14

Skripsi yang berjudul, pemasaran politik melalui media sosial

(studi: prilaku pemilihan pemula terhadap pemasaran politik calon

gubenur Sulawesi selatan tahun 2018) ini membahas tentang fenomena

perkembangan teknologi informasi melalui internet sebagai sarana

pemasaran politik, khususnya penggunaan media sosial seperti facebook,

instagram, dan twitter yang merupakan media sosial yang sangat banyak

penggunanya termasuk dikalangan pemilih pemula di pada pilgub sulsed

tahun 2018. Hal inilah yang membuat masing-masing paslon dan maupun
14
Rosnaeli, Pemasaran Politik Melalui Media Sosial (Studi: Prilaku Pemilihan Pemula
Terhadap Pemasaran Politik Calon Gubenur Sulawesi Selatan Tahun 2018). Skripsi Universitas
Muhamaddiyah Makasar 2019.

10
relawan dan tim sukses para pasangan calon gubenur dan calon wakil

gubenur Sulawesi selatan berpotensi meningkatkan persaingan di media

sosial khususnya media sosial facebook.

Persamaan antar peneliti yang dilakukan oleh rosnaini dengan

peneliti adalah sama-sama membahas tentang peran media sosial dalam

berkapmanye bakal calon bupati dan wakil bupati dalam media sosial.

Demikian pun Perbedaan antar penelitian yang akan peneliti lakukan

adalah berfokus pada strategi komunikasi politik Pathul-Nursia pada

pilkada Bupati Lombok Tenga Tahun 2021 dan Apa saja faktor pendukung

dan penghambat yang mempengaruhi strategi komunikasi politik kandidat

Pathul-Nursiah dalam Pilkada Bupati Lombok Tengah Tahun 2020.

3. Andi Nur Amalia, Political Marketing Dalam Pilkada : (Studi Kasus

Terhadap Kemenangan Pasangan Chaidir Syam Dan Suhartina Bohari

Pada Pilkada Maros 2020). Jurusan Departemen Ilmu Politik Fakultas

Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar 2021.15

Skripsi yang berjudul, political marketing dalam pilkada (studi

kasus terhadap kemenangan pasangan chaidir syam dan suhartini bohari

pada pilkada maros 2020) membahas tentang bagaimana pengaruh brand

serta strategi marketing yang dibangun oleh pasangan Chaedir Syam dan

Suhartina Bohari pada pilkada Maros 2020. yaitu brand Maros keren atau

hati keren sedangkan dalam memasarkan brand tersebut, para tim

kemenangan menggunakan dua cara yaitu offline dan online. sehingga


15
Amalia, nur,andi, political marketing Dalam Pilkada, (Studi Kasus Terhadap
Kemenangan Pasangan Chaidir Syam Dan Suhartina Bohari Pada Pilkada Maros 2020), skripsi
Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar 2021.

11
menghasilkan kemenangan pasangan Chaedir Syam dan Suhartina Bohari

pada pilkada Maros 2020.

Persamaan antar peneliti yang dilakukan oleh Andi Nur Amalia

dengan peneliti adalah sama-sama membahas tentang bagiaman

pemasaran politik lewat media sosial oleh para kandidat pasangan bupati

dan wakil bupati Demikian pun Perbedaan antar penelitian yang akan

peneliti lakukan adalah berfokus pada strategi komunikasi politik Pathul-

Nursia dalam pilkada Bupati Lombok Tenga Tahun 2020 dan Apa saja

faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi strategi

komunikasi politik Pathul-Nursia dalam pilkada Bupati Lombok Tengah

Tahun 2020.

4. pada pilkada Sasha Chairannisa, evaluasi pelaksanaan kampanye melalui

media sosial kota Makassar tahun 2020 di tengah pendemi covid 19.

Jurusan Depertemen ilmu politik fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

universitas hsanuddin Makassar 2021.16

Skripsi yang berjudul, evaluasi pelaksanaan kampanye melalui

media sosial pada pilkada kota Makassar Tahun 2020 di tengah pendemi

covid 19 ini membahas penyelenggaraan pilkada serentak tahun 2020

dihadapkan banyak tantangan karena dilaksanakan di tengah pendemi

covid 19, terkait dengan pelaksanaan pilkada serentak di tengah pendemi

covid 19 membuat para kandidat pasangan calon berusaha agar visi dan

misinya dapat diketahui oleh masyarakat melalui media sosial ataupun


16
Sasha Chairannisa, Evaluasi Pelaksanaan Kampanye Melalui Media Sosial Pada
Pilkada Kota Makassar Tahun 2020 Di Tengah Pendemi Covid 19. Skripsi Universitas
Hasanuddin Makasar 2021.

12
media daring. Kampanye dapat dikatakan efektif apabila cara atau strategi

bisa dijalankan dengan baik, begitu pula bagi para pasangan calon wali

kota dan wakil wali kota Makassar Tahun 2020 ini yang mempunyai target

tertentu dalam berkampanye melalui media sosial.

Perbedaan, Demikian pun Perbedaan antar penelitian yang akan

peneliti lakukan adalah berfokus pada strategi komunikasi politik yang

dilakukan Pathul-Nursia dalam pilkada Bupati Lombok Tenga Tahun 2020

dan Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi

strategi komunikasi politik yang dilakukan Pathul-Nursia dalam pilkada

Bupati Lombok Tenga Tahun 2020.

G. Krangka Teori

1. Teori Communication function of political campaign

Strategi komunikasi politik merupakan sebuah kajian komunikasi

politik yang sangat diperlukan setiap kandidat politik dalam meraih tujuan

politiknya. Dalam bukunya yang berjudul political campaign

communication : principal and practicles Judith S. Trend & Robert V.

Friedenberg mencoba menjelaskan tentang prinsip dan praktik dari sebuah

komunikasi politik terhadap sebuah kampanye politik.17

Salah satu cara untuk mengkaji kampanye politik dan strategi

komunikasi sebuah aktor politik adalah dengan menganalisis komunikasi

kampanye yang mereka berikan kepada pemilih dan kandidat itu sendiri. 18

17
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 22
18
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 21

13
Kampanye politik modern melewati tahap yang relatif terpisah, dalam

teori ini dikategorikan sebagai pra-pemilu, primer, konvensi, dan

pemilihan umum. Fungsi sebuah komunikasi dalam sebuah kampanye

politik dibahas dalam empat tahap khusus, dimulai dari tahapan pertama;

pemunculan (surfacing), tahapan kedua: primer (primary), tahapan ketiga;

konvensi nominasi, dan tahapan keempat yang terakhir adalah pemilihan

umum. Penting untuk diingat, bahwa setiap tahap, meskipum terpisah,

tahapan ini memiliki hubungan langsung dan saling mempengaruhi satu

sama lain. Dengan demikian, fungsi dari setiap tahap sangat

mempengaruhi keseluruhan dari kampanye politik dan akan ditemukan

strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh kandidat dalam

memenangkan sebuah kontestasi politik.

a. Tahap Politik Pertama : Pemunculan (Surfacing)19

Setiap warga negara berhak terlibat aktif dalam kehidupan

berpolitik. Hak ini terkandung dalam berbagai ketentuan hukum baik yang

bersifat internasional maupun nasional. Hak memilih dan hak dipilih

merupakan hak yang dilindungi dan diakui keberadaannya dalam

Konstitusi Negara Republik Indonesia (UndangUndang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945). Adapun ketentuan yang mengatur

adalah Pasal 27 Ayat (1), Pasal 28D Ayat (3), Pasal 28E Ayat(3). Hal

19
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 22

14
tersebut juga diatur di dalam Pasal 43 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 39

Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.20

Tahapan politik pertama disebut sebagai pemunculan karena istilah

ini lebih lengkap mengonseptualisasikan aktivitas komunikasi yang terjadi.

Pemunculan awalnya diberi label dan didefinisikan sebagai rangkaian

transaksi retoris yang dapat diprediksi dan diatur waktunya secara khusus

yang melayani fungsi penyempurnaan dan instrumental selama fase pra-

utama kampanye. Akan sulit untuk menetapkan batas waktu yang tepat

pada tahap pertama karena dapat bervariasi dari calon ke calon dan

pemilu ke pemilu. Calon politik harus menilai visibilitas dan kredibilitas

mereka serta menentukan dukungan keuangan dan kekuatan organisasi

mereka. Kegiatan retorika yang dapat diprediksi (tindakan komunikasi

verbal dan nonverbal) selama tahap pemunculan termasuk membangun

organisasi politik di setiap kota, distrik, negara bagian, atau wilayah

(tergantung pada cakupan geografis yang dicakup oleh kantor yang dicari),

berbicara kepada berbagai jenis pertemuan publik dalam upaya untuk

menarik perhatian (perhatian media untuk kampanye negara bagian dan

nasional), melakukan jajak pendapat publik untuk menilai visibilitas atau

untuk menentukan masalah potensial yang sikapnya nanti harus dirancang,

menyusun struktur organisasi dan cetak biru kampanye, dan

mengumpulkan uang. Kegiatan ini membutuhkan waktu apakah seseorang

mencalonkan diri sebagai walikota atau presiden.

20
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia,
1999

15
Bukan mengetahui apa yang biasanya dituntut dari kandidat selama

tahap pertama, tetapi dari teori ini juga memiliki beberapa gagasan tentang

fungsi karakteristik yang dilayani oleh tindakan komunikasi pada periode

pemunculan. Meskipun ini dapat bervariasi dengan tingkat jabatan yang

dicari (seperti halnya periode waktu), dalam teori ini telah mengamati

tujuh fungsi yang tampaknya penting dalam semua kampanye politik.

1. Mendemonstrasikan Kebugaran/sehat untuk pekerjaan (demonstrating

fitness for office)21

Fungsi pertama adalah untuk memberikan indikasi kelayakan

kandidat untuk jabatan-“kaliber” individu. Selama kampanye, terutama

bagian paling awal ketika citra publik calon potensial mulai terbentuk,

pemilih menarik kesimpulan dari tindakan kampanye tentang bagaimana

pesaing tertentu akan berperilaku sebagai walikota, gubernur, atau bahkan

presiden. Pemilih tidak ingin pejabat terpilih yang dipandang tidak jujur,

membosankan, tidak adil, tidak bermoral, korup, tidak kompeten, atau

licin-atau bahkan mereka yang menjadi sasaran lelucon larut malam

pembawa acara televisi. Dengan kata lain, pemilih AS secara historis

memiliki beberapa prasangka tentang orang-orang yang mencalonkan diri

untuk jabatan publik. Umumnya, kandidat yang berhasil akan dianggap

dapat dipercaya, cerdas, atau cukup kompeten untuk melakukan pekerjaan

itu, penuh kasih, pandai berbicara, siap, dan terhormat.22


21
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 25 -
27
22
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 25 -
27

16
Dalam hal ini, fungsi pertama merupakan sebuah langkah awal

dalam periode atau tahapan komunikasi politik kandidat yang

berhubungan langsung dengan kandidat dan pemilih, apakah seorang

kandidat itu layak untuk dipilih menjadi seorang kepala daerah.

2. Memulai Ritual Politik/initiating political ritual (pengumuman ke

publik).23

Fungsi komunikasi kedua dari tahap pemunculan adalah bahwa ia

memulai kegiatan ritualistik yang penting bagi sistem politik. Dalam

bukunya The Symbolic Uses of Politics, ilmuwan sosial Murray Edelman

membahas gagasan kampanye politik AS sebagai ritual tradisional yang

diatur sebuah aturan dan kemudian menggambarkan ritual sebagai

semacam aktivitas motorik yang melibatkan pesertanya secara simbolis

dalam perusahaan bersama. Setiap tahap kampanye menuntut ritual

tertentu, tidak ada yang lebih jelas dari kegiatan seputar pidato,

pengumuman, pendahuluan,pembukaan. Ketika calon memutuskan untuk

memasuki arena politik secara formal, mereka harus melakukan protokol

tertentu karena mereka diharapkan. Misalnya, konferensi pers diadakan,

kandidat dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman saat mengumumkan

keputusan untuk mencalonkan diri, dan kemudian kandidat segera

memulai kampanye melalui distrik, negara bagian, atau bangsa. Kandidat

23
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 27 -
29

17
mungkin hanya mengumumkan kampanye untuk kantor walikota, tetapi

ada harapan tentang bagaimana hal itu dilakukan.24

Seperti yang ditulis oleh pakar komunikasi Bruce E. Gronbeck,

“kampanye menciptakan citra, persona, mitos, asosiasi, dan reaksi sosial-

psikologis tingkat kedua atau metapolitik, yang bahkan mungkin terlepas

atau setidaknya berbeda dari kandidat tertentu, masalah, dan kantor “Jadi,

komunikasi selama tahap pertama memainkan dua peran simbolis tetapi

penting. Itu memberikan indikasi kelayakan kandidat untuk jabatan, dan

itu memulai ritual yang kita harapkan dalam kampanye politik. Namun,

ada lima kontribusi tambahan yang diberikan oleh tindakan dan simbol

komunikasi selama periode pemunculan. Fungsi-fungsi ini terkait dengan

aspek pragmatis kampanye dan karenanya diberi label “instrumental”.

3. Belajar tentang seorang Kandidat/learning abut a candidate.25

Yang pertama dari fungsi instrumental ini adalah bahwa pemilih

mulai memiliki pengetahuan tentang tujuan kandidat, program potensial,

atau pendirian awal tentang masalah. Selama periode pemunculan, dalam

upaya untuk menentukan apakah dan dengan siapa kampanye mereka

memiliki daya tarik, kandidat harus berbicara di banyak luar

lingkungannya, makan malam seadanya, dan pertemuan klub layanan

Selama pencalonan ini, mereka harus menjawab pertanyaan tentang

mengapa mereka mencalonkan diri. Untuk jabatan dan menyatakan posisi


24
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 27 -
29
25
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 27 -
29

18
mereka pada isu-isu khusus yang penting bagi mereka yang menghadiri

pertemuan Jawaban mungkin pada awalnya samar, tetapi sebagai frekuensi

berbicara kesempatan dan penerimaan yang dirasakan penonton

meningkat, begitu juga kepercayaan diri calon pelanggan. Pernyataan

tentang tujuan dan aspirasi politik serta posisi tentang isu-isu menjadi

lebih halus. Apa yang pada awalnya agak tentatif sekarang menjadi lebih

pasti ketika kandidat mulai merumuskan pernyataan filosofi yang

tampaknya dapat diterima oleh sebagian besar konstituen potensial.26

4. Mengembangkan Harapan Pemilih terhadap Gaya Kandidat/candidate

style.27

Fungsi instrumental kedua: harapan pemilih mengenai gaya

administrasi dan pribadi kandidat mulai terbentuk. Misalnya, calon yang

memiliki staf yang terorganisir dengan baik dan disiplin memberikan

beberapa pengetahuan tentang jenis administrasi yang mungkin mereka

miliki jika mereka terpilih. Bahkan dalam kampanye untuk kursi di dewan

sekolah lokal, para kandidat yang sejak awal tampak beroperasi dari

rencana atau cetak biru yang tepat mengenai di mana dan kapan mereka

akan menjelajahi distrik, mendistribusikan literatur, atau berbicara di kopi

lingkungan menyediakan pemilih dengan informasi mengenai tingkat

organisasi dan efisiensi mungkin masuk akal untuk mengharapkan jika dan

ketika mereka terpilih menjadi dewan sekolah.


26
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 27 -
29
27
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 30 -
31

19
Bagi para kandidat yang saat ini tidak memegang jabatan elektif,

jenis atau organisasi yang dapat mereka bentuk bersama untuk

merencanakan dan mengelola kampanye mereka di negara bagian

pemungutan suara awal, keterampilan mereka, atau kekurangannya, dalam

penggalangan dana, dan kreativitas serta penggunaan mereka.

5. Menentukan Masalah Utama Kampanye/determining main campaign

issues.28

Fungsi instrumental ketiga dari surfacing atau tahap pemunculan

adalah membantu menentukan tema atau isu kampanye yang akan

dominan. Kandidat awal menetapkan agenda retoris untuk kampanye. Saat

mereka melintasi negara, negara bagian, distrik kongres, atau bahkan kota,

mereka mulai mengatasi masalah di benak orang dan mulai menangani

masalah itu sendiri. Dalam pemilihan nasional atau negara bagian, media

mengulangi pernyataan kandidat dan dengan demikian membantu

menerjemahkan masalah dan posisi ke dalam masalah nasional atau negara

bagian. Dalam kampanye lokal, dapatkah kandidat sering menentukan

masalah dari mulut ke mulut daripada media.

Wajar, jika seorang petahana mencalonkan diri untuk pemilihan

kembali, mereka menggembar-gemborkan catatan prestasi mereka di

berbagai bidang dan masalah untuk menunjukkan rekor yang sukses.

Dengan demikian, tahap surfacing menjadi penting karena agenda retorika

mulai terbentuk. Jika kekhawatiran awal ini cukup luas, mereka dapat
28
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 31 -
32

20
menjadi isu yang dominan dalam tahap kampanye selanjutnya. Dan para

kandidat yang muncul lebih awal membantu menentukan apa yang akan

menjadi agenda.

6. Memilih Pesaing Serius/selecting serious contenders.29

Tahap pertama juga penting karena memulai proses pemilihan

peluncur atau memisahkan pesaing yang serius dari yang tidak begitu

serius. Menjadi kandidat yang serius selama periode pemunculan

melibatkan perolehan visibilitas. Bahkan dalam perlombaan kecil, seperti

dalam kontes negara bagian atau nasional, memperoleh visibilitas

membutuhkan meyakinkan media bahwa seseorang adalah kandidat yang

cukup layak untuk mendapatkan perhatian.

Hampir sejak awal, setidaknya dalam kontestasi tingkat negara

bagian dan nasional, media sangat mempengaruhi siapa yang akan

dianggap sebagai calon utama. Secara umum, media cenderung lebih

banyak memberikan paparan kepada satu calon dari masing-masing partai

di awal proses pemunculan.

7. Membangun Hubungan Kandidat-Media/establishing candidate-media

relationship30

Fungsi komunikatif terakhir dari tahap surfacing adalah agar media

dan kandidat saling mengenal satu sama lain. Meskipun fungsi ini

seringkali tidak penting untuk kampanye lokal, fungsi ini dapat menjadi
29
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 32 -
35
30
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 36 -
37

21
penting dalam pemilihan kongres dan negara bagian, dan sangat penting

dalam kampanye presiden. Dalam kontes ini, kita dapat sepenuhnya

memahami pentingnya fungsi tersebut bagi keseluruhan kampanye. Pada

setiap tahap kampanye, hubungan antara kandidat dan media yang

meliputnya sangat penting tidak hanya bagi kandidat tetapi juga bagi

perwakilan media individu. Kandidat membutuhkan visibilitas yang hanya

dapat diberikan oleh media, dan media membutuhkan informasi yang

hanya dapat diakses oleh mereka.

Agak umum bagi kandidat untuk memiliki reporter favorit, mereka

yang cenderung memberikan liputan yang lebih menguntungkan atau

memiliki pandangan yang sama tentang suatu isu. Beberapa kandidat

sebenarnya mencari nasihat “tidak direkam” dari reporter kunci. Ada lebih

banyak frekuensi kontak informal pada tahap awal kampanye Ini,

kemudian, adalah fungsi-fungsi yang diperlukan yang dilayani oleh

tindakan komunikatif yang dilakukan pada tahap politik pertama.

b. Tahap Politik Kedua: Primer/primary31

Pemilihan primer, pada tingkat apa pun, adalah “sumbangan paling

orisinal Amerika bagi seni demokrasi.” Di bawah sistem primer, pemilih

yang membentuk partai politik menentukan siapa calon partainya.

Meskipun sistemnya bervariasi dari satu negara bagian ke negara bagian

lainnya, umumnya, pemilihan pendahuluan menyediakan pemilihan

intrapartai lengkap dengan tujuan memilih satu kandidat dari setiap partai
31
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 37 -
50

22
untuk maju dalam pemilihan umum Pemilihan pendahuluan langsung.

Namun, dari semua masalah pada tahap politik kedua ini, ada lima fungsi

yang diberikan oleh tindakan komunikasi dan simbol pada periode

tersebut. Meskipun kami tidak ingin menyarankan bahwa pemilihan

pendahuluan (khususnya sistem pemilihan presidensial) tidak perlu

direvisi, kami percaya bahwa kelima fungsi ini penting bagi keseluruhan

proses kampanye politik. Yang pertama berhubungan langsung dengan

kandidat dan keempat berhubungan langsung dengan pemilih.32 Pada

tahapan ini, merupakan tahapn seorang kandidat berhubungan langsung

dengan pemilih dan internal partai yang akan mengusung.

1. Sumber Umpan Balik untuk Kandidat/a source of feedback for candidate

Bagi calon, musim pendahuluan merupakan sumber umpan balik

dari pemilih tentang kampanye mereka, organisasi yang mereka dirikan,

kompetensi staf, upaya penggalangan dana, dan stamina fisik dengan kata

lain, kekuatan dan kelemahan mereka sebagai juru kampanye. Selama

periode kemunculan, satu-satunya ukuran kandidat tentang kinerja mereka

adalah komentar media dan, dalam beberapa kasus, hasil jajak pendapat.

Tetapi pemilihan pendahuluan memberikan umpan balik langsung dari

para pemilih dan dengan demikian kesempatan untuk memposisikan ulang

dalam hal pendirian tentang masalah, tema, gambar, dan strategi

kampanye keseluruhan.

32
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 37 -
50

23
Jelas, bagi para kandidat yang hanya memiliki satu pemilihan

utama untuk bersaing (kebanyakan pesaing lokal, negara bagian, dan

kongres), baik umpan balik tidak ada gunanya (kecuali karena dapat

menjelaskan detail) atau digunakan untuk merencanakan pemilihan umum.

pemilu Untuk calon presiden, kontes awal adalah sumber umpan balik

langsung yang dapat digunakan segera sebagai persiapan untuk kampanye

di negara bagian berikutnya.

2. sumber Informasi Pemilih/ a source of information for voters

Pengetahuan dan gambaran tentang kandidat agak mudah diperoleh

oleh pemilih selama pemilihan pendahuluan. Saat kandidat melintasi kota

atau negara bagian berbicara di semua jenis resepsi politik, biaya kopi,

rapat umum, atau acara penggalangan dana, pemilih memiliki kesempatan

untuk melihat dan mendengar calon walikota, gubernur, atau presiden.

Mereka dapat menyaksikan sendiri pola kebiasaan berpikir dan bertindak

kandidat. Mereka tidak perlu lagi hanya mengandalkan penjelasan

sebelumnya, yang mungkin tidak akurat, tentang gaya atau posisi kandidat

dalam suatu isu. Seorang calon walikota memang terlihat dan terdengar

mampu mengatasi pekerja sanitasi dan transportasi kota yang mogok.

Dengan demikian, ketika para kandidat mencari semua

kemungkinan arena pembicaraan politik selama tahap utama kampanye,

para pemilih dapat melihat secara langsung bagaimana pasangan calon

menangani diri mereka sendiri secara verbal dan nonverbal. Informasi

yang mereka terima membantu dalam menentukan atau menyesuaikan

24
kembali pendapat mereka. Faktanya, ilmuwan politik Thomas E. Patterson

telah menemukan bahwa kesan awal yang diperoleh selama tahap utama

ini cenderung tetap ada selama kampanye. Dari pidato dan jawaban atas

pertanyaan audiens, pemilih mulai memiliki beberapa informasi mengenai

keyakinan, sikap, dan orientasi nilai kandidat.

3. Keterlibatan Warga Negara dalam Proses Politik

Fungsi ketiga periode primer adalah melibatkan banyak warga

negara dalam proses demokrasi. Keterlibatan dalam proses politik dapat

mengambil sejumlah bentuk yang berbeda. Misalnya, seseorang dapat

terlibat dalam aksi politik terbuka dengan berpartisipasi dalam kegiatan

seperti mengumpulkan uang untuk kandidat, menyiapkan plakat,

melakukan kampanye dari pintu ke pintu untuk partai atau kandidat,

menghadiri rapat umum atau ngopi di lingkungan sekitar atau

penggalangan petisi, mendistribusikan lektur dan memberikan suara.

Pesta demokrasi memang sejatinya harus di rayakan di sebuah

negara demokrasi, karena hal ini merupakan peristiwa sakral yang akan

menentukan nasib sebuah daerah atau sebuah tempat yang akan dipimpin

oleh seorang kepala daerah yang baru.

4. Janji Dibuat dalam Pengaturan yang Dipersonalisasi/promises made in

personalized settings.

Namun, ada fungsi keempat dan terkait erat dari periode primer.

Saat kandidat berkampanye, terlepas dari tingkat jabatan apa yang dicari,

mereka sering membuat janji tentang apa yang akan mereka lakukan jika

25
terpilih. Beberapa menjanjikan sedikit, yang lain menjanjikan segalanya

mulai dari pajak yang lebih rendah hingga moralitas yang meningkat,

tetapi hanya sedikit yang benar-benar memenuhinya begitu mereka

menjabat. Kami percaya bahwa salah satu fungsi komunikasi penting dari

kampanye utama adalah terkait dengan janji-janji yang dibuat oleh para

kandidat selama kampanye yang panas.

Janji–janji politik bisa dibilang merupakan sebuah strategi tiap

calon agar bisa memikat hati parah pemilih untuk memilih mereka pada

saat waktu pemilihan, janji yang dibuat beragam, bisa seputar isu yang

sedang hangat, infrastruktur, dan banyak lagi. Setiap kandidat harus punya

pegangan dan komitmen untuk mewujudkan setiap janji politiknya.

5. Penentuan Pelari Depan Sejati/determination of the true front runners.

Akhirnya, kami menyarankan fungsi kelima yang dilakukan oleh

tahap utama kampanye . Para pemilih memiliki kesempatan untuk

menentukan calon terdepan atau pesaing utama untuk nominasi tersebut.

Sepanjang periode kemunculan, media melabeli kandidat sebagai

“kemungkinan pemenang” atau “kuda hitam” atau “favorit” atau bahkan

“pelari terdepan”. Dengan pemilihan primer, pemilih memiliki kesempatan

untuk melampaui media dan benar-benar memilih calon atau setidaknya

memberikan arti sebenarnya dari istilah calon terdepan. Meskipun kami

tidak akan menyangkal bahwa pengaruh media telah meluas selama

bertahun-tahun dalam ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya dari label

26
mereka, masih ada banyak contoh ketika para pemilih, bukan media, telah

menentukan kandidat yang serius.

Hal ini merupakan fungsi komunikasi dari tahap utama kampanye

kampanye. Mereka penting karena tahap kedua sangat penting bagi sistem

politik kita. Kampanye utama memungkinkan orang untuk menentukan

siapa kandidatnya. Selama pemilihan pendahuluan, pengambilan

keputusan dipalsukan dari tangan partai politik dan media dan diberikan

kepada pemilih. Fungsi komunikasi sangat penting untuk proses dalam

sebuah kampanye politik.

c. Tahap Politik Ketiga: Konvensi Nominasi33

Pada tahap ini, partai politik secara resmi menominasikan

pasangan nama yang diusung dalam pemilihan setelah melalui rangkaian

proses politik yang panjang dan melibatkan banyak kepentingan.Tahap ini

juga disebut sebagai fungsi simbolis, berbeda dari tahap sebelumnya yang

sifatnya instrumental atau pragmatis, Dengan kata lain, tahap konvensi

adalah periode penting dan berbeda karena fungsi simbolis yang

diberikannya pada tahap pencalonan kandidat. Ada 4 fungsi komunikasi

yang penting dibahas dalam tahap nominasi ini.

1. Menegaskan Kembali dan Melegitimasi Proses Pemilihan

Fungsi pertama, dan salah satu yang paling signifikan, adalah bahwa

ritual konvensi memberikan kesempatan untuk legitimasi dan penegasan

kembali "kebenaran" cara atau impian Amerika. Berbagai tindakan


33
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 50 -
65

27
komunikasi dan simbol konvensi (pidato utama, pidato pencalonan, debat,

demonstrasi, pemungutan suara negara bagian, "sapaan" resmi dari

pahlawan partai masa lalu, musik patriotik, kancing, topi, plakat, serta

pidato penerimaan nominasi) berfungsi untuk memperbarui keyakinan kita

bahwa warga AS tidak hanya berbagi tradisi yang mulia tetapi juga masa

depan yang megah dan membanggakan. Dalam arti tertentu, setiap

konvensi dapat dilihat sebagai reli politik besar di mana kandidat berbagi

sorotan dengan sistem demokrasi yang memungkinkan keberhasilan.

Dalam menulis tentang konvensi sebagai ritual legitimasi, seorang ahli

komunikasi menemukan bahwa biasanya ritual memiliki tiga langkah: (1)

Dimulai dengan pernyataan dan demonstrasi tema (biasanya tanggung

jawab pembicara utama); (2) itu berkembang menjadi pengelompokan atau

pengumpulan tipe karakter stereotip yang diberikan waktu konvensi untuk

pidato atau “salam” kepada para delegasi (pahlawan atau pahlawan wanita,

juga-rans atau mereka yang berjuang dalam pertarungan yang baik tetapi

kalah dalam bangsawan penyebab dan sekarang dibuktikan melalui

sejarah, dan para pemimpin yang mewakili kanan dan kiri dan semua

kelompok kepentingan yang berbeda dalam partai); (3) berpuncak pada

pelantikan calon yang melambangkan dan memberlakukan tema konvensi.

2. Melegitimasi Calon Partai

Tidak hanya tindakan komunikatif konvensi berfungsi untuk

menegaskan kembali komitmen umum kita untuk proses pemilihan, tetapi

ada fungsi kedua dan terkait erat. Konvensi tersebut memberikan

28
legitimasi bagi calon-calon partai. Ketika perjuangan untuk pencalonan

berlangsung lama dan intens (seperti yang terjadi pada calon presiden

sejak 1972), atau ketika pemilihan telah beralih ke pendatang baru (seperti

yang terjadi ketika Demokrat menominasikan Jimmy Carter pada 1976,

Michael Dukakis pada 1988, Bill Clinton pada 1992, dan Barack Obama

pada 2008), atau bahkan ketika konvensi menominasikan kandidat

nontradisional (seperti yang dilakukan Demokrat dengan Geraldine

Ferraro sebagai calon wakil presiden pada 1984 dan seperti yang

dilakukan Partai Republik pada 2008 dalam menominasikan Sarah Palin) ,

ritual konvensi menegaskan atau melegitimasi kandidat sebagai calon dari

partai sebagai calon gubernur atau, senator, atau bahkan presiden Amerika

Serikat Seseorang mungkin telah memenangkan pemilihan pendahuluan

setelah pemilihan pendahuluan, tetapi tidak sampai delegasi konvensi

menegaskan pemilihan melalui suara mereka di konvensi dapat menjadi

calon.

3. Mendemonstrasikan Kesatuan Partai

Fungsi ketiga yang diberikan oleh tahap konvensi adalah bahwa

partai memiliki kesempatan untuk menunjukkan kesatuannya. Apakah

kohesi lebih jelas daripada nyata, konvensi adalah waktu ketika kesalahan

dari kampanye primer dapat diatasi dan disembuhkan. Mungkin

pentingnya sebuah partai yang bersatu untuk keberhasilan kampanye yang

29
mendekat dapat dipahami dengan memeriksa contoh-contoh ketika ritual

konvensi gagal menghasilkan kekompakan.

4. Memperkenalkan Tema dan Isu Kampanye Kandidat( slogan/visi)

Fungsi komunikasi keempat yang dilayani oleh konvensi

pencalonan adalah menyediakan pengenalan publik tentang agenda

retorika kandidat untuk kampanye pemilihan umum. Baik Partai Republik

atau Demokrat, pidato penerimaan para calon sering kali mengisyaratkan

isu-isu yang mereka rencanakan untuk dikampanyekan (biasanya melalui

pengenalan slogan tertentu) dan/atau telah mengumumkan keseluruhan

gaya/rencana kampanye yang ingin mereka ikuti ( kadangkadang dicapai

melalui tantangan langsung ke oposi.

d. Tahap Politik Keempat: Pemilihan Umum34

Tahap pemilihan menjadi penentu karena pada akhirnya mandat

kekuasaan adalah milik rakyat Indonesia. “Waktu pemilihan” berarti

pidato, parade, debat, stiker bumper, iklan media, permainan band, bel

pintu berbunyi, poster, papan iklan, polling, soundbite, pertemuan balai

kota, penggalangan dana melalui pos langsung, talk show panggilan, dan

tempat televisi yang tak terhitung jumlahnya. Seperti yang telah kita bahas

di sepanjang bab ini, tindakan dan simbol ini tidak lagi dikhususkan untuk

tahap terakhir, meskipun mereka tetap menjadi bagian yang penting dan

diharapkan. Adegan terpenting. Tentu saja, para kandidat mungkin telah

muncul dan berbicara di semua jenis pertemuan selama berbulan-bulan.


34
Judith S. Trend & Robert V. Friendberg, Political Campaign Communciation Principles
and Practices, ( Miami, University of Ohio: Rowman & Littlefield, 2019 ), ninth edition, hal 65 -
67

30
Namun, begitu tahap akhir dimulai, komunikasi kampanye menjadi

lebih intens, kurang interpersonal, tetapi lebih langsung dan tentu saja

lebih penting karena calon yang muncul adalah walikota, gubernur,

legislator, atau presiden baru. Justru karena pentingnya tahapan pemilihan

umum, kita harus membahas secara singkat tiga fungsi komunikatif, yang

meskipun tidak unik pada tahap ini, namun dapat merefleksikan setiap

tahap–tahapan sebelumnya.

1. Mendapatkan Informasi

Fungsi pertama adalah kognitif. Pemilih secara sukarela mencari

atau mempelajari informasi tentang beberapa fitur pemilu atau kandidat.

Berita tentang kampanye begitu tersebar luas selama tahap keempat

sehingga informasi tambahan atau yang direstrukturisasi dapat diperoleh

dari sesuatu yang sederhana seperti berbicara dengan seorang teman,

menonton malam Berita, atau membaca koran atau majalah. Karena begitu

banyak informasi yang merasuk ke lingkungan selama pemilihan umum,

mayoritas pemilih setidaknya memiliki pengetahuan yang minim tentang

pemilihan.

2. Melegitimasi Sistem Politik

Tindakan komunikatif juga melayani fungsi kedua. Pemilihan

umum memberikan legitimasi, gagasan bahwa proses kampanye itu sendiri

memberikan bukti lebih lanjut bahwa sistem bekerja. Setelah membahas

fungsi ritual dari konvensi pencalonan, kami menemukan pentingnya

31
legitimasi dalam mengukuhkan kandidat sebagai pilihan partai dan sistem

pemilihan sebagai superior. Legitimasi juga merupakan fungsi penting dari

pemilihan umum. Saat orang-orang mengantre untuk menyambut seorang

kandidat, memasang poster untuk kandidat “mereka” untuk dewan kota,

menghadiri rapat umum, menonton debat kandidat presiden, berdiskusi

dengan teman tentang keunggulan salah satu kandidat walikota, memilih,

atau terlibat dalam salah satu kegiatan partisipatif yang khas dari tahap

akhir kampanye, mereka secara simbolis memperkuat nilai-nilai yang

menjadi dasar kegiatan tersebut.

3. Memenuhi Harapan Kampanye

Terakhir, kampanye politik tahap keempat berkontribusi untuk

memenuhi harapan kami tentang ritual kampanye. Kami mengharapkan

kandidat untuk mengatasi masalah masyarakat; kita mengharapkan debat,

rapat umum, sukarelawan dari pintu ke pintu, stiker bemper, kancing, iklan

khusus pemilu berkelanjutan dan iklan di radio dan televisi, jajak

pendapat, dan segala macam drama, kegembiraan, dan bahkan arak-

arakan. Dengan kata lain, kami memiliki sejumlah harapan terkait

kampanye politik. Sementara tahap sebelumnya juga berfungsi untuk

memenuhi “tuntutan” kita, keterusterangan, intensitas, dan finalitas tahap

keempat menekankan kesenangan atau ketidaksenangan kita dengan cara

pemilihan tertentu telah atau belum memenuhi harapan pragmatis atau

ritualistik kita. Jika selama tahap pemilihan umum para kandidat gagal

untuk mengatasi isu-isu yang sangat penting bagi kita, gagal untuk

32
berdebat satu sama lain, atau bahkan gagal untuk memberikan kita

kegembiraan atau drama yang biasanya kita harapkan, kita mungkin

merasa tertipu. Singkatnya, klimaks dari musim politik—waktu untuk

pengambilan keputusan dan partisipasi. Ini adalah waktu pemilihan

Dengan perubahan kampanye pemilu dalam beberapa tahun

terakhir, banyak proposal telah dibuat untuk memodifikasi atau mengubah

masing-masing dari empat tahapan politik. Meskipun banyak saran

mungkin terbukti bermanfaat, kami berharap Anda sekarang dapat lebih

menghargai bahwa sistem kami jauh dari tanpa tujuan. Berbagai tindakan

komunikasi verbal dan nonverbal menyediakan berbagai fungsi

instrumental dan penyempurnaan untuk kandidat dan pemilih di setiap

tahap politik. Sementara beberapa fungsi mungkin lebih penting daripada

yang lain, secara bersama-sama, mereka cukup menjadi pembenaran untuk

rutinitas dan ritual yang di negara ini terdiri dari kampanye pemilihan

politik.

Menurut peneliti teori communication function of political

campaing, ini sangat relevan dengan permasalahan yang dialami oleh

peneliti yaitu untuk mengetahui bagaimana startegi komunikasi politik

yang dibagun oleh kandidat H.L Pathul Bahri dan H.M Nursiah dalam

pilkada Bupati Lombok Tengah 2020.

2. Teori Modalitas

Pierre Bourdieu (1998), adalah seorang sosiologi yang berasal dari

parnccis dan yang dikenal sebagai penulis dengan pandangan politiknya

33
yang vocal dan keterlibatanya dalam isu-isu politik. Bourdieu merintis

krangka investigasi dan termenologi seperti modal kultural, modal

simbolik, serta konsep habitus, ranahm destinction, dan kekuasaan

simbolik.35

Teori modal yang dicetuskan oleh Bourdieu ini sangat berkaitan

erat dengan kekuasaan.36 Titik berangkat Bourdieu dalam mengkonstruksi

teori modalnya adalah masalah dominasi, dalam sebuah masyarakat politik

persoalan dominasi termasuk persoalan utama sebagai salah satu bentuk

aktualisasi kekuasaan.37 Teori modal sosial pada intinya dapat diringkas

dalam dua kata, yaitu membangun hubungan dengan sesama, dan mampu

bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui serangkaian

jaringan.

Menurut Bourdieu modal adalah sekumpulan sumber kekuatan dan

kekuasaan dalam msyarakat itu sendiri. Bourdieu juga membagi sumber

modal atas empat komponen yang menjadi bagian penting diantaranya

sebagai berikut:

a. Modal Ekonomi. Modal ekonomi menurut Bourdieu merupakan sumber

daya yang bisa menjadi sarana produksi dan sarana finansial. Modal ini

paling mudah dikonversikan ke modal-modal lainnya.

35
Mecheal Rush Dan Philip Athoff, pengantar sosiologi politik, (Jakarta: PT Raja
Garpindo Presada, 1997) hlm 24.
36
Satrio Aris Munandar, “pierre bordieu dan pemikiranya tentang habitus, doxa dan
kekerasan simbolik” porgaram S3 ilmu filsafat, fakultas ilmu budaya universitas Indonesia, 2019.
Hlm 2.
37
Halim, Abd, politik lokal acktor problem dan konflik dalam arus demokratisasi (jatim,
wisma kalimetro, 2018) hlm 92.

34
b. Modal Kultural. Modal kultural merupakan konversi budaya, seperti

pengetahuan ilmiah, kualifikasi pendidikan, ataupun fasilitas verbal

(bahasa). Jadi, menurut Bourdieu, budaya (kultur) dalam arti luas dapat

menjadi modal.

c. Modal Sosial. Modal sosial adalah jumlah sumber daya, baik aktual

ataupun maya, yang bertambah pada seorang individu atau kelompok

karena memiliki jaringan tahan lama melalui hubungan timbal balik dari

perkenalan dan pengakuan yang kurang lebih terlembagakan.

d. Modal Politik. Pengertin Modal Politik dalam ilmu sosial memang masih

terus dipertajam dan publikasi mengenai modal politik ini jauh lebih

sedikit dibangian publikasi mengenai modal simbolik (symbolic capital),

modal sosial (social capital).

Kompetisi yang terjadi dalam pemilihan kepala daerah bukan

persaingan antar partai namun yang lebih menonjol yaitu figur kandidat

tersebut seperti ketokohan, popularitas dan moralitas, latar belakang

pendidikan dan pekerjaan. Hal ini dapat menjadi sangat penting dalam

suatu kontestasi, dimana seseorang hanya dengan mengandalkan

popularitas dan figur mampu bersaing dalam pemilukada. Modal ini

adalah bangunan relasi dan kepercayaan (trust) yang dimiliki oleh

pasangan calon dengan masyarakat yang memilihnya.

Modalitas dalam kontestasi politik selain peran figur/modalitas

kandidat, juga sangat ditentukan oleh peran dukungan politik dan

ekonomi, aktor-aktor sosial politik dan ekonomi. Dalam kontestasi

35
pemilukada, dana politik juga pasti sangat menentukan strategi

pemenangan yang dijalankan oleh kandidat dan tim suksesnya. Modalitas

ekonomi sangat diperlukan untuk membiayai semua tahap-tahap

pemilukada oleh kandidat dan tim pemenangan. Selain itu juga peran

modal politik menunjukkan bahwa dari fungsi partai juga tidak terlepas

sebagai pintu masuk bagi calon terutama bukan kader partai dan sementara

itu partai-partai yang ada boleh jadi telah gagal menemukan figur-figur

yang dianggap mampu bersaing terutama berkaitan dengan dukungan

politik dan dana politik.

Teori modalitas dari Pierre Bourdieu ini digunaan oleh peneliti

untuk menganalisis faktor pedukung dan faktor penghambat strategi

komunikasi yang dialami kandidat Pathul-Nursia dalam pilkada di

Kabupaten Lombok Tengah 2020. Dengan adanya keempat modalitas

yang dimiliki seorang kandidat maka akan memberikan kemudahan dalam

mempengaruhi keputusan pemilih opini publik.

Strategi komunikasi politik kandidat H.Lalu pathul


bahri dan H.M Nursiah pada Pilkada Bupati Lombok
Tengah 2020.

Landasan36
Teori

1. Teori Judith S. trend & roberth v. friendberg


a. Pemunculan surfacing (dalam proses
komunikasi politik, dimana calon
1. Strategi komunikasi politik kandidat pathul-
nursiah dalam pilkada bupati Lombok tengah
2020.
2. Faktor pendukung dan penghambat
komunikasi politik kandidat pathul-nursiah
dalam pilkada bupati Lombok tengah

1. Metode penelitian

Sebuah penelitian agar bisa berjalan dengan baik dan benar, maka

salah satu yang harus diperhatikan oleh seorang peneliti adalah memilih

metode riset atau cara penelitian yang dilakukan. Adapun metode atau

cara penelitian harus dilakukan dengan cara sistematis dan terarah dengan

37
baik dalam rangka dapat mencapai tujuan yang diharapkan, karena

kegiatan pengumpulan data merupakan prosedur yang sangat menentukan

baik tidaknya dalam penelitian.

Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan

untuk mendekati masalah dan mencari jawaban. Dengan kata lain,

metodologi adalah suatu pendekatan umum mengkaji topik penelitian.38

1. Pendekatan penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan Desain penelitian kualitatif

sebagai patokan dalam penelitian mulai dari cara pengumpulan data,

analisis data, sehingga dapat memperoleh kesimpulan agar penelitian

dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan tujuan penelitian.

Penelitian kualitatif merupakan salah satu metode penelitian yang

bersifat deskriptif dan cenderung mencari sebuah makna dari data yang

didapatkan dari hasil sebuah penelitian, metode ini biasanya digunakan

seseorang ketika akan meneliti terkait dengan masalah sosial dan budaya,

menurut Sugiyono mengatakan bahwa metode penelitian kualitatif sering

disebut juga metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan

pada kondisi yang masih alami (natural setting).39

Menurut Suparlan seperti dikutip patilima, kualitatif tidak dikenal

adanya sempel, tetapi peneliti harus melakukan dengan teliti, mendalam,

dan menyeluruh untuk memperoleh gambaran mengenai prinsip-prinsip

umum atau pola-pola yang berlaku umum, sehubung dengan gejala-gejala


38
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya., 2008). Hlm 145
39
Pupu Saiful Rahmat, “Penelitian Kualitatif”, Equilibrium, Vol. 5, Nomor. 9, Juni 2009.

38
yang ada pada kehidupan sosial masyarakat yang diteliti sebagai kasus itu

sendiri.40

2. Kehadiran peneliti

Kehadiran peneliti di lokasi penelitian adalah sebagai instrumen

kunci untuk mengumpulkan data, dengan mengajukan beberapa

pernyataan yang berkaitan dengan isi dari penelitian dan peneliti langsung

melibatkan diri di dalam kegiatan subjek dan semua hal yang berkaitan

dengan subjek peneliti yang sudah ditetapkan oleh peneliti sesuai dengan

jadwal penelitian. Sehingga peneliti mendapatkan data yang akurat dan

dapat dipertanggungjawabkan. Pada kegiatan pengumpulan data peneliti

berusaha mengumpulkan data diperoleh baik dari hasil wawancara,

observasi, dan metode dokumentasi.

3. Subejek penelitian

Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut subjek penelitian

adalah responden atau partisipan, yaitu orang yang memberi respon atau

suatu perlakuan yang diberikan. Peneliti dalam memilih orang tertentu

yang dipertimbangkan memberikan data yang diperlukan, melalui teknik

snowball, mengambil stempel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya

sedikit, lama-lama menjadi besar.41

Peneliti menentukan informan kunci terlebih dahulu, kemudian

informan kunci tersebut mengarahkan peneliti untuk mencari data dari

informan lainnya adapun yang menjadi kunci informan dalam penelitian


40
Patelima Haid, Metode Penelitian Kualitatif, cet. ke-2, (Bandung, Penerbit Alfabeta,
2017), hlm. 3
41
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: BPFE, 2006), hlm. 59.

39
ini adalah Tim Sukses kandidat Pathul-Nursiah dalam pilkada Bupati

Lombok Tengah 2020.

4. Data dan Sumber Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan dalam

mengumpulkan data yang ada dalam suatu penelitian. 42 Sumber data yang

digunakan dalam penelitian sehingga mendapat data cocok dengan situasi

yang empiris dan melakukan fungsi teori, yaitu meramalkan,

menerangkan, dan menafsirkan.43 Sehingga untuk keakuratan, kualitas, dan

validitas informasi sumber data dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Sumber data primer

Sumber data primer diperoleh secara langsung dari lapangan

melalui proses observasi dan wawancara yang dilkakukan oleh peneliti,

serta tindakan yang dilakukan oleh subjek penelitian. Sumber data primer

dalam penelitian ini yaitu Tim Sukses Pathul-Nursia di Desa Teduh

Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah dalam

memenangkan Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Lombok Tengah 2020.

b) Sumber data sekunder

Sumber data sekunder diperlukan untuk mendukung dan

melengkapi data primer. Sumber data primer dalam penelitian ini Tim

Sukses Pathul-Nursiah berupa dokumen atau arsip, foto-foto maupun

sumber-sumber tertulis lainnya yang berguna untuk memperkuat bukti

42
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,
2015), cet. ke-14, hlm. 117
43
Saebani, Metodologi Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hlm. 93.

40
penelitian dan memperkuat data hasil penelitian secara verbal maupun non

verbal.

5. Teknik analisis data

Analisis data adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah

atau fokus kajian menjadi bagian-bagian sehingga susunan atau tatanan

bentuk sesuatu yang di urai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa

secara lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti suatu

perkaranya.44

Maka dalam penelitian ini, di mana setelah data terkumpul,

kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan instrumen analisis

data kualitatif deskriptif. Dengan pengertian bahwa data yang dipakai

tidak mempergunakan perhitungan angka, melainkan mempergunakan

sumber informasi yang relevan berupa hasil observasi, wawancara, serta

dokumentasi dengan beberapa orang.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan tiga cara,

yaitu:

a. Observasi, atau pengamatan langsung yakni peneliti mengadakan

penelitian secara langsung terhadap objek yang akan diteliti dan

mengamatai komunikasi politik Pathul-Nursiah melalui tim suksenya di

Desa Teduh Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah.

44
Djam’an Satorik dkk, metodologi penelitian kualitatif…, hlm.103.

41
serta mengadakan pencatatan dari hasil observasi yang dilakaukan secara

sistematis dari fenomena yang ada.45

b. Metode wawancara (interview)

Metode wawancara adalah suatu percakapan, Tanya jawab secara

lisan antara dua orang atau lebih. Wawancara di gunakan sebagai tehnik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk nemukan permasalahan yang harus di teleliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informasi yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit atau kecil. 46 Dalam hal ini penulis

menggunakan interview yang di lakukan oleh pewawancara dengan

membawa sederet pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang di

maksud dalam interview terstruktur47

Teknik wawancara yang penulis gunakan adalah teknik wawancara

snowballing yaitu pewawancara tidak menentukan jumlah informan.

Apabila responden pertama di rasa sudah cukup memberikan semua data

yang di butuhkan, maka wawancara selesai. Namun, jika responden

pertama memberikan arahan kepada responden ke dua maka pewawancara

harus melakukan wawancara kembali kepada responden kedua. Peneliti

dalam penelitian ini melakukan wawancara langsung dengan tim sukses

45
Arikanto, suharsimi, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta : Rineka
cipat 1996) hlm 145-146.
46
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2013), hlm 137.
47
Suharsimin Arikundo, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Dan Praktek, (Jakarta :
Reneka Cipta, 1998) Hlm. 145-146.

42
pemenangan dari Pathul-Nursiah di Desa Teduh Kecamatan Praya Barat

Daya.

c. Dokumentasi adalah pengumpulan bukti dan keterangan seperti gambar,

poster, kutipan dan bahan referensi lain yang ada di media.

Mengumpulkan data atau bukti-bukti yang mendukung proses penelitian

tentang permasalahan yang telah peneliti paparkan di rumusan masalah.

Dokumen tertulis merupakan pengumpulan data yang sering memiliki

posisi yang penting dalam penelitian kualitatif.

Data yang berupa arsip dan dokumen merupakan teknik

pengumpulan data pokok dalam penelitian kesejarahan, terutama untuk

mendukung proses interpretasi dari setiap peristiwa yang diteliti.48

2. Sistematika pembahasan

Adapun laporan hasil penelitian ini dituangkan dalan bentuk karya

tulis skripsi dengan sistematika penulisan seperti di bawah ini: Pada BAB

I yaitu pendahuluan, peneliti mengungkapkan latar belakang masalah

sehingga memunculkan keinginan untuk mengkaji permasalahan yang

menjadi tema dasar dari penelitian ini. Termasuk juga dalam bab ini

diantaranya fokus kajian, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka,

kerangka teori yang menjadi acuan teori dari penelitian lapangan ini.

Kemudian pada bab ini terdapat juga metode penelitian yang peneliti

gunakan dalam melakukan penelitian.

48
Sutopo. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Surakarta: Sebelas Maret University Press,
2012). hlm. 54 dan 68

43
Pada BAB II, yang berisi paparan data dari penelitian yang

ditemukan di lapangan. Dalam hal ini peneliti menggambarkan secara

singkat tentang lokasi penelitian dan temuan-temuan dalam melakukan

penelitian dan tanggapan dari beberapa responden mengenai pembahasan

dari penelitian ini. Pada BAB III, berisi tentang pembahasan dari

penelitian ini yang termasuk di dalamnya temuan penelitian yang telah

dipaparkan di bab III. Pada BAB IV, berisi penutup yang membuat

kesimpulan dan saran dalam penelitian ini.

3. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

Minggu Ke-

No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 13

44
0 1 2

1 Penyusunan √

Proposal

2 Seminar Proposal √

3 Memasuki √

Lapangan

4 Tahap Seleksi dan √

Analisis

5 Membuat Draf √

Laporan

6 Diskusi Draf √

Laporan

7 Penyempurnaan √

Laporan

8 Ujian Skripsi √

9 Perbaikan Hasil √

Ujian

DAFTAR PUSTAKA

Sutopo. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Surakarta: Sebelas Maret University


Press, 2012).

45
Engkus Kuswarno. Metodologi Penelitian Komunikasi “Fonomenologi”
(Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitiannya). (Bandung: Widya
Pedjajaran, 2009).
Thubany, syamsul hady, editor : fahmi wibawa, pilkada bima 2005 (era baru
demokratisasi lokal Indonesia), yogyakarta : nuansa aksara , cetakan ke-1,
oktober, 2005.
Arikanto, suharsimi, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta :
Rineka cipat 1996).
Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja
Rosadakarya, 2006).
Nindito Stefanus. Fenomenologi Alferd Schutz: Studi tentang Kontruksi Makna
dan Realitas dalam Ilmu Sosial. (Jurnal Ilmu Komunikasi
Volume2,Nomor I, Juni 2005).
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya., 2008).
Heryanto, gun gun, komunikasi politik di era industry citra, (Jakarta : PT lasswell
vistama, 2010).
S, Marshment J. Political Marketing; Principles and Aplications.
London;Routledge 2009).
Bachtiar, wardi, metodologi penelitian ilmu dakwah , (jakrta : Logos, 1997).
Lexis,J. Meleong, metode penelitian kualitatif , Jakarta : Remaja karya, cetakan
ke-23, Januari, 2007.
Arikanto, suharsimi, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta :
Rineka cipat 1996).
Kriyantono, Rachmad, S.Sos, M.Si, riset komunikasi, Jakarta :kencana prenada
Group 2010.
Arum Wahyuni Purbohastuti,Efektivitas Media Sosial Sebagai Media
Komunikasi, Tritayasa Ekonomika vol. 12, No.2, oktober 2012.
Micheal Rush dan Philip Althoff, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta: PT Raja
Garfindo Persada, 1997).
Asep Setiawan, Komunikasi Politik, Program Studi Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Jakarta, 2018.
Heryanto, Gun-Gun, komunikasi politik di era industry citra, (Jakarta :PT,
lasswell vistama, 2010).
Faridhian Anshari, Komunikasi Politik Di Era Media Sosial, Jurnal Komunikasi,
ISSN 1907-898X volume 8, nomor 1, oktober 2013.
Amalia, Nur,Andi, political marketing Dalam Pilkada, (Studi Kasus Terhadap
Kemenangan Pasangan Chaidir Syam Dan Suhartina Bohari Pada Pilkada
Maros 2020), skripsi Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar 2021.
Sasha Chairannisa, Evaluasi Pelaksanaan Kampanye Melalui Media Sosial Pada
Pilkada Kota Makassar Tahun 2020 Di Tengah Pendemi Covid 19. Skripsi
Universitas Hasanuddin Makasar 2021.
Rosnaeli, Pemasaran Politik Melalui Media Sosial (Studi: Prilaku Pemilihan
Pemula Terhadap Pemasaran Politik Calon Gubenur Sulawesi Selatan
Tahun 2018). Skripsi Universitas Muhamaddiyah Makasar 2019

46
Misliyah, “Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan Mochtar
Muhammad Dan Rahmat Effendi (Murah) Dalam Pilkada Walikota Bekasi
Periode 2008-2013. (Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2010.
http://www.youtube.com/chnnel/UCNhtT-Qlpu66aw56kifSh8w diakses pada
tanggal 26 oktober, jam 14 : 46
http://www.youtobe.com/c/Azwanku diakses pada tanggal 26 oktober 2022 menit
ke-01 jam 15:20.
http://www.youtobe.com/c/AmaqRempong dikases pada tanggal 26 oktober 2022
jam 15:25
http://www.youtube.com/channel/UCMajUUxMbMeGJsqBRtO46ZA dikases
pada tanggal 26 oktober 2022 Jam 15:18.
http://www.youtube.com/channel/UCMajUUxMbMeGJsqBRtO46ZA, diakses
pada tanggal 7 oktober 2022 jam 01:15
http://www.youtobe.com/channel/UCwUKO7-eu5N8OvIcwNR6uSA diakses pada
tanggal 26 oktober 2022 jam 15:08.
http://www.youtube.com/channel/UCb3NSdnq68GSH3ym7ybJgjA dikases pada
tanggal 26 oktober 2022 jam 15:08.
http://www.youtobe.com/channel/UCahhOytlH3qWxfJhlppZWkw dikases pada
tanggal 26 oktober 2022 jam 15:12.
http://www.youtube.com/chnnel/UCNhtT-Qlpu66aw56kifSh8w diakses pada
tanggal 26 oktober jam 14 : 35.
http://www.youtube.com/channel/UCb3NSdnq68GSH3ym7ybJgjA dikases pada
tanggal 26 oktober jam 15:03.
http://www.youtube.com/chnnel/UCNhtT-Qlpu66aw56kifSh8w diakses pada
tanggal 26 oktober jam 15: 04
http://www.youtube.com/chnnel/UCNhtT-Qlpu66aw56kifSh8w diakses pada
tanggal 26 oktober jam 14 : 35.
https://lombokpost-jawapos-com.cdn.ampproject.org diakses pada tanggal 9 oktober
jam 22:34.
http://www.youtobe.com/user/Sanusy83 di akses pada tanggal 26 oktober jam
14:54.
http://www.youtobe.com/channel/UCTOuf3rhuwkCzHEzkrweKEw diakses pada
tanggal 26 oktober jam 14:57.
http://www.talikanews.com diakses tanggal 13 november 2022. Jam 12:00
http://www.suaralomboknews.com diakses tanggal 31 november 2022 jam 23:35.
http://www.suaralomboknews.com dikases tanggal 13 november 2022. Jam 20:23
http://www.ntbpos.com. Dikases pada tanggal 13 November 2022 jam 12:30
http://corongrakyat.co.id. Diakses tanggal 31 november 2022. Jam 19:20

47

Anda mungkin juga menyukai