Abstrak
Berita politik terkait dengan Kandidat Presiden dan Wakil Presiden yang disampaikan oleh media
televisi dijadikan alternatif masyarakat dalam pendidikan politik. Di sisi lain, media televisi di Indonesia
dikuasi oleh swasta yang juga politisi. Hal ini berdampak pada penyampaian berita politik menjadi tidak
netral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan dan peran media televisi swasta
dalam Pemilu Presiden tahun 2019 dengan perspektif agenda setting. Peneliti menggunakan metode
kualitatif deskripitif dengan pendekatan konten analisis. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang
tidak seimbang antara media televisi swasta, politik, dan masyarakat. Media televisi swasta di Indonesia
tidak dapat menjaga profesionalismenya sebagai sarana informasi politik yang akurat, sehingga
merugikan masyarakat karena tidak terpenuhinya hak untuk mengetahui informasi terkait kedua figur
kandidat Presiden. Mayoritas media televisi swasta berperan sebagai peliput dan sosialisator kampanye
Jokowi-Amin dari pada Prabowo-Sandi. Selain itu media televisi swasta juga berperan sebagai
penggiring opini negatif untuk kandidat Presiden Prabowo-Sandi. Media televisi swasta pendukung
Jokowi-Amin mampu mempengaruhi masyarakat untuk mendukung kandidat yang mereka usung.
Mayoritas media televisi swasta menjalankan fungsi agenda setting dengan menampilkan berita politik
terkait elektabilitas dan prestasi yang dimiliki oleh Jokowi, sehingga masyarakat dengan sendirinya
terdorong untuk memilih Jokowi-Amin.
Kata Kunci: Agenda Setting, Pemilihan Presiden, dan Media Televisi.
Abstract
Political news related to the Presidential and Vice-Presidential Candidates delivered by television
media is used as an alternative for the community in political education. However, the television medias
in Indonesia are dominated by the private entrepreneur who are politicians too, then this has an impact
on the delivery of political news being unneutral. The purpose of this research is to analyze the
relationship and roles of private television media with a setting agenda perspektive. Researchers use
descriptive qualitative methods with analysis content approaches. As for research result, research shows
an unbelenced relationship between private televsion media, political, and society. Private media
television in Indonesia are unable to keep its profesionalism as an acccurate tool of political
information, an is damaging people’s rights to know information about the two candidates’ figur. The
majority of private television media serve as entertainment outlets and socialist Jokowi-Amin campaign
rather than Prabowo-Sandi. In addition, private television media also coached negative opinions to
Prabowo-Sandi candidate. Private television media supporter Jokowi-Amin are able to influence the
public to support their candidate. The majority of private televison media to enforce the agenda setting
function by displaying the political news on electability and achievements that Jokowi had, which
basically encouraged people to choose Jokowi-Amin.
Keywords: Agenda Setting, Presidential Election, and Television Media.
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 24 No. 2, Desember 2020: 113-122
Umum Partai Perindo. Relasi antara Partai Pilpres 2019 tetap memilih untuk
perindo dan Harry Tonoesoedibjo mendukung Jokowi, hal ini ditunjukkan
menunjukkan bahwa partai politik dan dengan Partai Nasdem yang menggandeng
media televisi merupakan milik privat PDIP untuk mengusung Jokowi (Khatami,
(Sabri, 2019). Pada Pilpres 2019 Partai 2018). Hal berbeda tampak dilakukan oleh
Perindo berserta MNC TV, Global TV, Kompas TV dimana dukungan diberikan
serta RCTI memilih untuk bergabung kepada kubu Prabowo pada pemilihan
dengan koalisi Jokowi (Khatami, 2018). Presiden tahun 2019. Ditahun 2019 Trans
Kemudian untuk TV One dan ANTV yang TV dan Trans 7 yang bergabung dalam CT
merupakan milik Bakrie Group Corp memilih untuk menjaga netralitasnya,
memutuskan untuk menjaga netralitasnya, tetapi nama pemilik Chairul Tanjung masuk
akan tetapi melihat dari background Abu kedalam daftar cawapres Jokowi (Khatami,
Rizal Bakrie yang merupakan sebagai kader 2018).Berikut tabel menggambarkan
dari Golkar maka kedua stasiun televisi ini dukungan media televisi terhadap kandidiat
berada pada kubu Jokowi (Soelistyowati, Presiden dari tahun 2014 hingga 2019
2019). Selanjutnya untuk Metro TV pada
: Terutama pada pasal pasal 36 ayat 4, pada
Tabel 1 Dukungan media televisi terhadap kandidat bagian ini diwajibkan untuk menjaga
Presiden netralitas pada isi siaran dan dilarang
Stasiun Pemilik Dukungan
televisi 2014 2019
mengutamakan kepentingan golongan
TV One dan Abu Rizal Prabowo Jokowi tertentu. Satriani (2018) menjelaskan
ANTV Baktrie beberapa media televisi menguntungkan
Metro TV Surya Paloh Jokowi Jokowi
MNC TV, Hary Tanoe- Prabowo Jokowi
pihak-pihak tertentu. Artinya dalam
RCTI, dan soedibjo melakukan siaran lembaga televisi tidak
Global TV boleh memihak kepada kandidat Presiden
Kompas TV Dahlan Iskan Jokowi Prabowo
Trans TV Chairul Prabowo Jokowi ataupun partai politik tertentu. Meskipun
dan Trans 7 Tanjung telah jelas bunyi dari pasal tersebut, akan
Sumber: Media (Pres) sebagai Pilar Pengawas tetapi faktanya terdapat media televisi yang
demokrasi. Khatami, 2018.
melakukan pelanggaran. Media televisi saat
Dari gambaran singkat penjelesan di ini menjadi alat propaganda masing-masing
atas, tampak bahwa media televisi di kubu politik.
Indonesia pada tahun 2014 sebanyak Akibat dari media televisi yang tidak
delapan stasiun televisi yang memberikan dapat menjaga netralitasnya ialah muncul
dukungan kepada Parabowo. Sedangkan pesimisme di kalangan masyarakat.
ditahun 2014 hanya dua stasiun televisi Disamping itu kita sebagai masyarakat
yang mendukung Jokowi. Kemudian tahun berharap media televisi dapat dijadikan
2019 terdapat satu stasiun televisi yang sebagai alternatif informasi politik dan
mendukung Prabowo, dan sembilan stasiun pendidikan politik yang dapat menjaga
televisi yang mendukung Jokowi. netralitasnya sebagai sumber informasi.
Berdasarkan data diatas menunjukkan Akan tetapi realitas yang ada media televisi
bahwa media televisi di Indonesia belum justru tidak dapat menjalankan fungsinya
sesuai dengan peraturan Undang-Undang sebagai sumber informasi yang terpercaya.
Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran. Kegagalan media televisi dalam
memberikan informasi politik kepada
115
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 24 No. 2, Desember 2020: 113-122
119
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 24 No. 2, Desember 2020: 113-122
berita Election Update milik Metro TV. berhasil mengarahkan masyarakat untuk
Berita yang ditayangkan berjudul memilih Jokowi. Sebab tayangan iklan
“Pedagang pasar Khawatir Kampanye politik dan berita politik yang disampaikan
Sandi”. Pedagang pasar merasa dirugikan kepada masyarakat lebih menonjolkan figur
dengan kampanye yang dilakukan Sandi, Jokowi-Amin dari pada Prabowo-Sandi.
karena Sandi menyatakan harga kebutuhan Tampak pada tayangan Metro TV
pokok di pasar selalu meningkat. Pedagang memberitakan elektabilitas Jokowi lebih
pasar merasa menjadi “alat” kampanye unggul dimata masyarakat dari pada
yang dilakukan Sandi, kemudian Prabowo. Hal ini menunjukkan media
menimbulkan reaksi besar bagi pedagang televisi swasta di Indonesia gagal dalam
dan masyarakat Indonesia. Masyarakat memberikan opsi kepada masyarakat. Hal
merasa bahwa kampanye Sandi lebih ini dikarenakan produksi berita politik
mengutamakan kepentingannya sendiri dari mengikuti arah politik pemilik media
pada kepentingan kelompok. televisi, sehingga banyak informasi politik
terutama isu-isu yang diliput merugikan
Media Televisi Swasta dan Politik dalam salah satu kandidat pasangan Presiden.
Perspektif Agenda Setting Akibatnya media televisi swasta yang tidak
Media televisi swasta mayoritas yang dapat bersikap netral, justru menimbulkan
berpihak kepada Kubu Jokowi-Amin kegaduhan di tengah masyarakat. Sebab
mampu mengemas tayangan politik yang pendukung antar kandidat Presiden dan
menunjukkan Jokowi-Amin lebih cocok Wakil Presiden akan saling membela Calon
untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden Presiden yang mereka dukung.
daripada Prabowo-Sandi. Disamping itu
mayoritas masyakat menyaksikan tayangan PENUTUP
politik yang menonjolkan figur Jokowi dari
Berdasarkan pertanyaan penelitian
pada Prabowo. Hal ini dikarenakan stasiun
yang telah disajikan, peneliti memiliki
televisi yang mendukung Jokowi-Amin
beberapa kesimpulan, yang meliputi:
adalah stasiun televisi swasta besar dan
1. Hubungan media televisi swasta, politik,
telah diminati oleh masyarakat. Disisi lain
dan masyarakat di Indonesia pada
stasiun televisi yang mendukung Prabowo-
Pilpres 2019 menunjukkan kesenjangan.
Sandi adalah stasiun televisi swasta yang
Hal ini disebabkan media televisi swasta
sedikit masyarakat saksikan. Maka Jokowi
tidak dapat menjaga profesionalismenya
lebih mudah untuk melakukan pencitraan
sebagai sumber berita politik yang
melalui tayangan politik dan
akurat, sehingga masyarakat tidak
mempengaruhi masyarakat untuk
mendapatkan hak atas informasi politik
mendukungnya.
yang tepat.
Masyarakat juga tidak memiliki pilihan
2. Media televisi swasta di Indonesia pada
lain, selain melihat keunggulan Jokowi,
Pilpres 2019, tidak dapat menjalankan
sehingga secara tidak langsung masyarakat
perannya sebagai peliput dan sosialisator
dengan sendirinya terpengaruhi oleh
kampanye Presiden dan Wakil Presiden.
tayangan politik dan menentukan pilihan
Sebab 8 (delapan) media televisi swasta
untuk Jokowi. Agenda setting yang
mayoritas dikuasai oleh politisi dari
dilakukan media televisi swasta selaku
partai yang mendukung Jokowi-Amin,
pendukung Kubu Jokowi-Amin telah
120
Pemanfaatan Pemberitaan Di Media Televisi Dalam Promosi Potensi Objek Wisata Di Era Konvergensi Media
Hendra Sapitri, Nisma Laela Nurafifah