Anda di halaman 1dari 20

KOMUNIKASI POLITIK

MAKALAH
SOSIOLOGI POLITIK

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :


 AYUB PATA’ (20170421014078)
 MERI BAYAGE (201704210140…)
 PILATUS NERIUS MUSYERI (201704210140…)
 SARCI K. YARISETOUW (201704210140…)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI


UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS EKONOMI
2020

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
A. Pengertian Komunikasi............................................................................... 1
B. Pengertian Komunikasi Politik................................................................... 1
C. Fungsi Komunikasi Politik......................................................................... 2
1. Fungsi Informasi................................................................................... 2
2. Fungsi Pendidikan................................................................................ 2
3. Fungsi Intruksi...................................................................................... 3
4. Fungsi Persuasi..................................................................................... 4
5. Fungsi Hiburan..................................................................................... 4
D. Model Komunikasi Politik.......................................................................... 4
1. Model linier.......................................................................................... 4
2. Model interaksi..................................................................................... 5
3. Model transaksi..................................................................................... 5
E. Komunikasi................................................................................................. 6
1. Politik.................................................................................................... 6
2. Pofesional............................................................................................. 7
3. Aktivitas................................................................................................ 11
4. Tokoh Masyarakat................................................................................ 11
5. Elit Birokrasi......................................................................................... 12
6. Penyambung Lidah............................................................................... 13
F. Antara Komunikasi, Kampanye dan Markering Politik............................. 15
1. Kampanye Politik................................................................................. 15
2. Marketing.............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 18

ii
A. Pengertian Komunikasi

Secara umum, pengertian komunikasi adalah suatu aktivitas

penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan gagasan, dari satu pihak ke

pihak lainnya. Biasanya aktivitas komunikasi ini dilakukan secara verbal atau

lisan sehingga memudahkan kedua belah pihak untuk saling mengerti.

Sementara itu, komunikasi terjadi tidak tanpa melalui sebuah proses.

Proses komunikasi biasanya dimulai dengan adanya bahan pembicaraan yang

dilontarkan oleh pembicara yang kemudian diterima oleh penerima. Beberapa

ahli memiliki pendapat berbeda tentang proses terjadinya komunikasi.

Rogers & D. Lawrence Kincaid, 1981, Komunikasi adalah suatu

proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran

informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada

saling pengertian yang mendalam.

Menurut Anwar arifin (1988:17), komunikasi merupakan suatu konsep

yang multi makna. Makna komunikasi dapat dibedakan berdasarkan

Komunikasi sebagai proses sosial Komunikasi pada makna ini ada dalam

konteks ilmu sosial. Dimana para ahli ilmu sosial melakukan penelitian

dengan menggunakan pendekatan komunikasi yang secara umum

menfokuskan pada kegiatan manusia dan kaitan pesan dengan perilaku.

B. Pengertian Komunikasi Politik

Komunikasi Politik adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan

politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan,

pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai

1
sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi

politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara "yang memerintah" dan

"yang diperintah".

Mueller (1973) : Komunikasi Politik didefinisikan sebagai hasil yang

bersifat politik apabila menekankan pada hasil. Sedangkan definisi

Komunikasi Politik jika menekankan pada fungsi komunikasi politik dalam

sistem politik, adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu sistem politik dan

antara sistem tersebut dengan lingkungannya.

C. Fungsi Komunikasi Politik

1. Fungsi Informasi

Komunikasi politik dalam pemerintahan berfungsi sebagai

menyampai informasi, mengenai kebijakan pemerintah kepada

masyarakat, mengenai usaha-usaha yang dilakukan lembaga politik yang

berhubungan dengan pemerintah dan masyarakat, serta komunikasi yang

bersifat perpolitikan di dalam intern kepemerintahan sendiri.

Dengan manajemen komunikasi politik, masyarakat dapat lebih

mengerti mengenai berbagai hal mengenai perpolitikan dalam

pemerintahan, dengan begitu akan dapat menghindari kesalahpahaman

yang mungkin terjadi.

2. Fungsi Pendidikan

Komunikasi politik dalam dunia pendidikan dapat digunakan untuk

mengontrol sistem pendidikan, kemudian memasukkan pesan-pesan

politik dalam metode bahan ajar. Misalnya seperti yang dilakukan di

negara komunis, yaitu metode brain washing yang dilakukan untuk

2
membentuk pola pikir gengerasi muda agar sejalan dengan doktrin

komunisme.

Melalui komunikasi politik, pemerintah dapat mengerti besaran

subsidi pendidikan yang diperlukan. Sehingga dapat sekolah bisa

mendapatkan subsidi dari pemerintah untuk mengembangkan pendidikan

dengan baik, sebagaimana mestinya. Kontribusi pemerintah sangat penting

bagi keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan, terutama bagi sekolah-

sekolah negri di pedalaman.

Melalui komunikasi politik, sekolah-sekolah serta lembaga

pendidikan lainnya dapat dijadikan sebagai agen sosialisasi politik.

Dimana generasi muda mempelajari mengenai sikap serta perasaaan

mengenai sistem politik, serta peran politik yang diharapkan dari mereka.

Komunikasi politik dalam dunia pendidikan dapat melancarkan

hubungan fungsional politik dan pendidikan. Dimana pendidikan

menyiapkan sumber daya manusia untuk keperluan politik, dan politik

mengusahakan pealokasian dana bagi kelancaran pendidikan.

3. Fungsi Intruksi

Komunikasi politik merupakan salah studi yang bersifat

interdisipliner. Karena terdapat berbagai macam disiplin ilmu yaitu

komunikasi dan politik. Namun, ketika bidang komunikasi dikaitkan

dengan politik, terkadang terdapat pengakuan tentang aspek-aspek politik

dari komunikasi publik. Sehingga kerap kali dikaitkan dengan kegiatan

seperti kampanye politik, persuasif pemilihan, hingga debat calon

pemerintah dengan menggunakan media massa sebagai alatnya. 

3
4. Fungsi Persuasi

Komunikasi Politik memiliki peranan yang sangat penting dalam

kepekaan hingga menangkap dengan jelas keberadaan sesuatu yang

ditimbulkan dalam dunia politik. Seperti kejadian politik yang dapat

ditangkap langsung oleh Komunikasi Politk.

Komunikasi Politik ini nantinya akan diperlukan dalam

komunikasi internasional, hubungan internasional, maupun dalam lingkup

internasional Komunikasi Politik.

5. Fungsi Hiburan

Motivasi yang diberikan komunikasi politik disini merupakan

motivasi bagi bara politisi, fungsionaris, serta para pendukung partai.

D. Model Komunikasi Politik

1. Model linier

Model komunikasi linier adalah model komunikasi satu arah. Inti

dari model ini adalah penyampaiana pesan dari komunikasor kepada

audiens. Dalam model ini jelas siapa yang bertindak sebagai komunikator

dan siapa yang bertindak sebagai komunikan. Umunya bentuk komunikasi

linier adalah bentuk komunikasi perintah atau penyampaian informasi

sederhana. Sebagai contoh adalah erintah dari ketua partai politik untuk

4
mengadapak rapat terbatas. Komunikasi jenis ini dpaat dilakukan secara

bermedia maupun komunikasi langsung tanpa media. Contohnya adalah

pengumuman KPU tentang jadwal pemilu di suatu daerah.

2. Model interaksi

Interaksi selalu diorganisasikan ke dalam pola-pola yang

mempunyai arti oleh komunikator. Ini disebut pengelompokan. Tahap-

tahap interaksi, seperti kalimat tidak dapat dipahami sebagai rangkaian

elemen yang terpisah-pisah supaya bisa diterima ia harus dikelompokkan.

Keempat, orang mengunakan kode-kode digital dan juga analog.

3. Model transaksi

Model komunikasi transaksional adalah jenis komunikasi 2 arah.

Dalam komunikasi jenis ini pelaku komunikasi dapat bertindak sebagai

komunikator dan dapat juga bertindak sebagai komunikan. Komunikasi

jenis ini biasanya memberikan feedback secara langsung. Dapat dilakukan

dengan menggunakan media maupun tidak.

Sebagai contoh adalah siaran langsung debat kandidat yang

dilakukan oleh KPU. Publik diberikan kesempatan bertanya kepada calon

kepala daerah yang akan mereka pilih dengan mengajukan pertanyaan dan

pertanyaan tersebut dijawab oleh kandidat. Kandidat dalam hal ini dapat

5
juga bertanya terkait hal yang ingin ditanyakan semisal adalah harapan apa

terhadap pemimpin yang akan terpilih.

E. Komunikasi

1. Politik

Kata politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang berarti

kota yang berstatus negara (city state). Aristoteles dan plato menganggap

politik adalah suatu usaha untuk mencapai masyarakat politik yang

terbaik.

Pada waktu itu Aristoteles menyebut politik dengan zoon politikon

yang kemudian terus berkembang menjadi polites (warga negara), politeia

(hal-hal yang berhubungan dengan negara), politika (pemerintahan

negara), lalu terakhir menjadi politikos (kewarganegaraan).

Miriam Budiardjo menyampaikan bahwa politik merupakan

bermacam kegiatan dalam suatu sistem politik yang menyangkut proses

menentukan tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan

tersebut.

Sebagai suatu kegiatan dalam sistem politik maka politik sendiri

memiliki beberapa tujuan. Tujuan politik yang ada di Indonesia dan secara

umum dapat dilihat sebagai berikut:

 Adanya suatu politik memiliki tujuan agar kekuasaan yang ada di

masyarakat maupun pemerintah diperoleh, dikelola, dan diterapkan

sesuai dengan norma hukum.

6
 Kedua, adanya politik dapat menciptakan kekuasaan di masyarakat

maupun pemerintah yang demokratis.

 Adanya politik dapat membantu terselenggaranya kekuasaan

pemerintah dan masyarakat yang mengacu pada prinsip Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

 Politik bertujuan mensejahterakan seluruh masyarakat Indonesia.

 Melindungi hak-hak semua warga negara Indonesia dan menjamin

terlaksananya kewajiban-kewajiban warga negara.

 Menjaga keamanan dan perdamaian negara.

 Menjaga kehidupan sosial yang seimbang untuk kemajuan bangsa.

2. Pofesional

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh

seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah

sikap, pendapat atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tidak

langsung melalui media, proses penyampaian bentuk interaksi gagasan

kepada orang lain dan proses penciptaan arti terhadap gagasan, atau ide

yang disampaikan, baik sengaja maupun tidak disengaja. Dalam

implementasinya melibatkan lingkungan komunikasi (fisik, sosial-

psikologis, dan waktu), sumber penerima, enkoding-dekoding, kompetensi

komunikasi, pesan, saluran, umpan balik, gangguan dan pola aliran

informasi komunikasi organisasi (pola lingkaran, pola roda, pola Y, pola

rantai dan pola bintang).

Dalam organisasi dikenal komunikasi formal dan informal

komunikasi ke atas, ke bawah, horizontal dan silang; komunikasi lisan dan

7
tertulis, serta komunikasi nonverbal (body language). Hal ini

menunjukkan pentingnya komunikasi di dalam kehidupan, aktivitas

kompleks, kedudukan/posisi efektif, kompetensi dan hal popular. Maka

dalam praktiknya dikenal tingkatan komunikasi yang bersifat intrapribadi,

antarpribadi, kelompok, organisasi dan massa. Keberhasilan komunikasi

ditentukan oleh the seven communication (credibility, contect, content,

clarity, contuinity dan consistency, serta capability of audience dan

channel of distribution) yang dalam kesehariannya disederhanakan

menjadi menulis, membaca, mendengar dan berbicara.

Komunikasi tidal lepas dari fase fact finding, planning,

communication dan evaluation, dimana dalam prosesnya terkait secara

primer (penggunaan symbol) maupun sekunder (penggunaan

sarana/media) dalam menyampaikan pesan. Hal tersebut erat kaitannya

dengan kaidah komunikasi yang disebut Respect, Empathy, Audible,

Clarity dan Humble (REACH). Namun demikian, disadari bahwa dalam

komunikasi ditemui hambatan dari proses komunikasi yang terkait dengan

komponen komunikasi, hambatan fisik, hambatan tematik dan psikologis.

Dalam melaksanakan pekerjaan untuk mendukung komunikasi

efektif diperlukan adanya bekerja dalam kelompok, baik kelompok kecil

maupun besar. Hal ini erat kaitannya dengan penumbuhan karakteristik

pribadi anggoata di dalam proses pemecahan masalah yang muncul,

dimulai dari langkah pendefinisian dan membatasi masalah sampai

langkah melaksanakan pemecahannya. Untuk itu pendekatan SW (What,

Why, Who, When dan Where) dan 1 H (How) diperlukan untuk

8
memudahkan intrepretasi dalam bentuk values, security dan impacts.

Dalam hal ini dibutuhkan fungsi kepemimpinan yang mampu memenuhi

fungsi instruktif, konsultatif, partisipasi, delegasi dan pengendalian.

Dalam kesempatan berbicara di depan publik (memberi informasi,

menghibur dan membujuk), perlu dipahami kapasitas penerimaan indra

manusia, yaitu pendengaran 11% dan 75% visual. Oleh karena itu,

diperlukan persiapan mental, materi dan pengembangan topik, komunikasi

nonverbal (55 bahasa tubuh), di samping upaya pemanfaatan pengetahuan

(analisa pendengar, peninjauan lokasi, kerangka dan susunan, penelitian

dan penerapan, penulisan naskah/catatan, penyajian dengan alat, praktik

dan latihan, serta presentasi). Hal tersebut secara praktis dinyatakan oleh

prinsip the eight’s be (front, presentable, prepared, relevant, organized,

receptive, through, dan brief).

Dalam komunikasi bisnis diperlukan proses pengambilan

keputusan yang dikenal sebagai proses negosiasi, baik formal dan informal

yang berlangsung singkat dan sederhana. Di dalam proses tersebut ditemui

persoalan yang dikarenakan oleh peran ciri kepribadian, perbedaan jenis

kelamin dan budaya, serta perundingan pihak ketiga. Hal tersebut

berdampak terhadap munculnya konflik beserta penanganannya.

Dalam praktiknya, negosiasi membutuhkan penentuan tujuan,

penggunaan sumber informasi resmi, pemahaman peran-peran, pengaturan

tempat duduk, penjadwalan agenda, penentuan suasana, pengenalan siasat

dan penutupannya.

9
Komunikasi dalam konteks pekerjaan direpresentasikan oleh

wawancara, baik yang baku maupun tidak baku yang bertujuan

mempertukarkan perilaku dan melibatkan tanya jawab dengan

pertanyaan/pernyataan terbuka maupun tertutup. Untuk memenuhi

persyaratan wawancara dalam konteks pekerjaan, dibutuhkan surat

lamaran kerja dan kesiapan diwawancara. Bentuk komunikasi lain dalam

pekerjaan pada konteks organisasi diperankan oleh Public Relation (PR)

sebagai upaya membangun opini dan citra di tingkat publik atau rincinya

menjalankan hal seperti communication technician, expert prescriber,

communication facilitator, yang telah dikemukakan, maka PR harus

memiliki kompetensi, yaitu semi berkomunikasi, kemampuan

mengorganisir, kemampuan bergaul dengan orang/publik, integritas

pribadi dan memiliki kualifikasi manusia kreatif.

Komunikasi profesional sebagai bagian dari komunikasi khusus

memerlukan dukungan multimedia seperti video, audio TV, komputer,

internet dan bentuk-bentuk lainnya; agar memudahkan pemahaman,

pemunculan daya tarik, kejelasan dan kemudaham diingat. Dengan kata

lain, komunikasi profesional dapat diarikan sebagai komunikasi efektif

yang terkait dengan penggunaan teknologi komunikasi dan informatika,

serta peningkatan efisiensi melalui kontaksi sosial media. (linera dan

interaktif) yang dicirikan oleh komunikasi baru yang sesuai keinginan

individu atau tepatnya sebagai “if the medium fit use it”.

10
3. Aktivitas

Aktivitas Komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap

manusia dalam kesehariannya menjalankan kehidupan, aktivitas komuniasi

muncul berupa gejala dengan memiliki proses komunikasi yang tidaklah

sederhana. Aktivitas komunikasi mempunyai ciri khas yang berbeda pada

setiap individu, setiap aktivitas mengandung makna yang perlu

diterjemahkan berupa situasi komunikatif, peristiwa komunikatif dan

tindakan komunikatif. hal ini tentulah membutuhkan sebuah pemahaman

mendalam untuk bisa membahas setiap aktivitas komunikasi yang mucul

ke permukaan.

Bentuk aktivitas komunikasi ini juga bisa dilihat dalam sebuah

tradisi, dimana terdapat makna dalam setiap aktivitas yang dijalankan,

salah satunya adalah aktivitas komunikasi yang terjadi di pesantren salaf,

interaksi dalam kegiatan di pesantren salaftimbul dalam keseharian

merupakan bentuk interaksi yang dimunculkan dengan kekhasan karena

lingkungan pesantren yang akhirnya menuntut adanya sebuah interaksi

yang khas.

4. Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat adalah orang-orang yang memiliki pengaruh

di masyarakat, baik tokoh masyarakat yang dipilih secara formal (seperti

lurah, wali kota dll.) maupun yang didapatkan secara informal (seperti

kiai, dukun, seniman, guru). Seorang tokoh masyarakat adalah seseorang

yang memiliki posisi dalam lingkungan tertentu dan memiliki pengaruh

11
besar. Mereka umumnya dianggap penting oleh masyarakat dan dekat

dengan kepentingan umum.

Istilah komunikasi saat ini telah digunakan dalam arti yang sangat

luas, artinya mengalami perluasan makna. Kalau dulu komunikasi

diartikan percakapan atau interaksi antar individu. Namun saat ini

komunikasi sudah dianggap sebagai upaya untuk mempengaruhi dan

menyampaikan pemikiran dari sebuah pemikiran ke pemikiran yang

lainnya. Karena semua proses komunikasi adalah upaya untuk

mempengaruhi orang lain. Secara tekstual-normatif, ilmu komunikasi

sudah ada dan berkembang dalam tradisi Islam, hanya saja karena

pengkajian, penelitian dan perkembangannya secara ilmiah dimulai dari

Barat (Eropa AS) maka secara historis-kontekstual, ilmu komunikasi

sebagai ilmu muncul dan berkembang dari barat.

5. Elit Birokrasi

Reformasi birokrasi menjadi jargon klise dalam pemerintahan

pasca reformasi. Sejak pemerintahan B.J. Habibie sampai dengan

kekuasaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada periode ke dua,

sepertinya masih jauh dari harapan dan belum menampakkan hasil

maksimal. Ini bisa dilihat dari berbagai masalah pelayanan kepada publik

yang tersendat dan berbelit – belit.Untuk mendukung keberhasilan

reformasi birokrasi, diperlukan kepemimpinan birokrasi yang mampu

menangani program pemerintah lebih baik. Sebuah pernyataan yang tidak

mudah untuk dijalankan oleh organ – organ kekuasaan negara yang berniat

untuk menciptakan good governance.

12
Tidak bisa dipungkiri, bahwa komunikasi yang mengunggulkan

kekuasaan masih menonjol di lembaga – lembaga sub ordinat kekuatan

pemerintah. Sebagai kelas dominan berkuasa, komunikasi yang seringkali

muncul adalah mempertahankan eksistensi model komunikasi

otoritarianisme roda. Elite di lembaga pemerintah merupakan poros yang

memproduksi informasi, dengan menitikberatkan kepada pesan ”tidak bisa

tidak” harus diterima, meskipun merugikan masyarakat. Memang , dalam

berbagi retorika di hadapan publik, aparat lazim mengunggulkan

demokratisasi dan kesetaraan dalam interaksi dan komunikasi.

Melalui komunikasi yang bersifat memaksa dan dikemas dalam

bingkai formalistik, maka hubungan antara birokrasi pemerintahan dengan

masyarakat lebih banyak diwarnai oleh perbedaan kepentingan yang

berdampak pada tidak adanya pembentukan makna bersama yang

disepakati dua belah pihak. Di sisi lain, yang menonjol adalah terciptanya

jarak kekuasaan kronis dalam relasi antara antara pemerintah sebagai

pemegang kebijakan, dengan masyarakat dalam posisi sebagai penerima

pesan belaka.

6. Penyambung Lidah

Berbahasa memang cara paling efektif dalam berkomunikasi. Tak

hanya menyampaikan pesan dan kesan yang tersimpan dalam pikiran

maupun perasaan, melainkan kalimat yang terujar sebagai penyambung

lidah juga dapat digunakan sebagai sarana edukasi yang menakjubkan.

Lihat saja, balita yang gemar berceloteh membuat siapa pun yang melihat

gemas akan tingkahnya. Hal ini menyiratkan makna bahwa sang anak baru

13
belajar bicara. Tentu saja, orang tua akan mengarahkan anaknya dalam

bahasa yang baik dan berbudi sesuai dengan daerah dan budaya

setempat. Namun, bahasa ibu sebagai pemersatu yang selalu digemakan

adalah bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penanaman kecintaan terhadap

bahasa Indonesia sudah selayaknya dilakukan sejak masa kakak-kakak.

Aspek kebahasaan, tak hanya ditunjang melalui percakapan.

Menurut Sumadi (2010), ranah yang mendukung dalam sisi bahasa di

antaranya, kemampuan menyimak atau mendengarkan. Kemudian, tak

hanya bisa baca dan tulis. Namun, terampil menganalisa hingga berujung

pada proses aplikasi serta apresiasi. Jadi, kendaraan komunikasi dapat

berjalan sebagaimana mestinya jika manusia mampu memahami secara

utuh, dari hulu sampai hilirnya.

Dalam kemampuan mendengarkan, banyak dari kita yang hanya

menangkap pembicaraan sepintas lalu saja. Bahkan sama sekali tak

terekam dalam memori hingga menjadi suatu bahan bakar untuk memotori

wawasan dan pengetahuan. Padahal telinga merupakan salah satu indera

yang cukup penting dalam menggenapi proses berlayarnya sampan bahasa

dalam samudera kehidupan. Contoh kecil yang memberi dampak besar

yaitu penyampaian informasi kemerdekaan bangsa Indonesia melalui

radio. Seandainya hal ini tidak ditanggapi dengan cermat melalui tingkap

pendengaran, maka peristiwa melegalkan tanah air dari jejak kolonialisme

pun tak akan terealisasikan.

Begitu pula keterampilan dalam membidik fenomena yang terjadi

di keseharian. Melihat tak cuma menonton keadaan tapi juga menerima

14
berjuta ilmu dan pengalaman. Menyarikan sajian yang tersirat dan tersurat

dalam kemasan pola pikir, akan memiliki nilai yang tiada banding bahkan

tanding. Sebab, memadu-padankan apa yang dilihat dan dibaca dengan

sudut pandang kita akan menjadi suatu kekayaan diri yang tak biasa

F. Antara Komunikasi, Kampanye dan Markering Politik

1. Kampanye Politik

Strategi komunikasi diperlukan dalam pelaksanaan komunikasi

politik seperti aktivitas kampanye politik partai dan calon legislative dan

calon walikota maupuncalon gubernur.Untuk memahami makna strategi

politik,tentunya perlu dipenuhi arti dari bentuk komunikasi tersebut.

Komunikasi dalam kehidupan manusia merupakan sesuatu hal

yang penting. Dalam kehidupan dan segala kegiatannya, pastilah

seseorang akan melakukantindak komunikasi. Mekanisme komunikasi

berproses memerlukan dua orang atau lebih untuk menjadi komunikator

pesan dan komunikan, serta informasi atau pesan sebagai bahan dalam

sebuah kegiatan berkomunikasi. Teorikomunikasi sendiri adalah sebuah

proses serta kegiatan penyampaian sebuah informasi maupun pesan dari

komunikator ke komunikan, yang nantinya komunikan akan merespon dari

apa yang telah disampaikan oleh komunikator.Komunikasi adalah suatu

kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup

bermasyarakat ( Cangara, 2012).

Di dalam dunia politik, peran komunikasi juga tidak dapat terlepas

dalam segala kegiatannya, dengan komunikasi penyampaian pesan-pesan

politik dan tujuan politik akan dapat tersampaikan dengan baik

15
sebagaimana mestinya seperti yang diinginkan. Komunikasi Politik adalah

suatu bidang atau disiplin menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi

yang bersifat politik, mempunyai akibat politik, atau berpengaruh terhadap

perilaku politik. Pengertian komunikasi politik dirumuskan sebagai suatu

proses pemindahan lambang-lambang atau simbol-simbol yang berisi

pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok pada orang lain dengan

tujuan membuka wawasan atau cara berfikir, serta mempengaruhi sikap

dan tingkah laku khalayak yang menjadi target politik. (Cangara, 2012).

2. Marketing Politik

Pemasaran politik adalah variasi dari kebijakan komunikasi

pemasaran untuk mempromosikan seorang atau proyek politik dengan

menggunakan model teknik pemasaran komersial sebagai mewakili

seperangkat metode yang dapat digunakan oleh organisasi-organisasi

politik untuk pencapaian tujuan dalam hal program politik atau dalam

memengaruhi perilaku para pemilih dengan melakukan propaganda.

Menurut Butler dan Collins (2001), pemasaran politik adalah

konsep permanen yang harus dilakukan oleh sebuah partai politik,

politikus, atau kontestan dalam membangun kepercayaan citra publik.

Publik akan mencatat dan menyimpan dalam ingatannya semua kegiatan

politik, wacana politik, dan kepedulian kepada masyarakat yang telah

dilakukan atau dikerjakan oleh partai politik atau politikus secara

individual. Hal itu akan diingat terus oleh publik pada saat akan

memberikan suaranya dalam pemilihan umum. Nursal mengategorikan tiga

strategi yang dapat dilakukan oleh partai politik atau kandidat politik

16
untuk mencari dan mengembangkan dukukang selama proses kampanye

politik. Tiga strategi yang dimaksud adalah:

 Push Marketing adalah penyampaian produk politik secara langsung

kepada para pemilih. Produk politik berusaha mendapatkan dukungan

melalui stimulan berupa sejumlah alasan rasional dan emosional

kepada pasar politik untuk memotivasi dan bersedia mendukung

kontestan. Produk politik disampaikan kepada pasar politik yang

meliputi media massa dan kelompok pemengaruh (influencer group)

sebagai pasar perantara, dan para pemilih sebagai pasar tujuan akhir.

 Pass Marketing menggunakan individu maupun kelompok yang dapat

memengaruhi opini pemilih. Sukses tidaknya penggalangan massa

akan sangat ditentukan oleh pemilihan para pemengaruh. Semakin

tepat pemengaruh yang dipilih, efek yang diraih pun menjadi semakin

besar dalam memengaruhi pendapat, keyakinan dan pikiran publik.

 Pull Marketing menitikberatkan pada pembentukan citra politik yang

positif. Robinowitz dan Macdonald menganjurkan bahwa supaya

simbol dan image politik dapat memiliki dampak yang signifikan,

kedua hal tersebut harus mampu membangkitkan sentimen. Pemilih

cenderung memilih partai politik atau kontestan yang memiliki arah

yang sama dengan apa yang mereka rasakan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied. 2011. Komunikasi Politik Konsep, Teori, dan Strategi.


Jakarta:Rajawali Pers.

Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja


GrafindoPersada.

Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar.Bandung:Remaja


Rosdakarya.

Firmanzah. 2012. Marketing Politik Antara Pemahaman Dan Realitas.


Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Nimmo, Dan. 1989. Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek. Bandung:


RemadjaKarya W

Nimmo, Dan. 2004. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media.


Bandung:Rosda Karya

Rosdakarya.Nimmo, Dan. 1989. Komunikasi Politik Komunikator, Pesan, dan


MediaBandung: Remaja Rosda Karya

Rauf, Maswadi. Nasrun, Mappa. 1993. Indonesia dan Komunikasi Politik.Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Arifin, Anwar. 2011. Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-


Strategidan Komunikasi Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

https://www.liputan6.com/citizen6/read/3877665/proses-komunikasi-dan-
pengertiannya-menurut-para-ahli

18

Anda mungkin juga menyukai