Anda di halaman 1dari 21

COVER

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam tak lupa pula kami hadiahkan kepada junjungan nabi
besar kita, nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari zaman jahiliah menuju
zaman yang penuh ilmu berkah seperti yang kita rasakan saat ini.

Tujuan penulisan makalah ini untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen
Humas dan Layana Publik pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam yang
berjudul Komunikasi Efektif Kunci Keberhasilan Humas. Dalam penulisan makalah ini,
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara
penulisan, maupun isinya.

Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Air Molek, 3 Maret 2024

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3. Tujuan...............................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
ISI......................................................................................................................................6
2.1. Pengertian Komunikasi Efektif............................................................................6
2.2. Peran Komunikasi Efektif Terhadap Keberhasilan Humas..............................7
2.3. Manfaat Dan Tujuan Komunikasi Efektif Terhadap Keberhasilan Humas....8
2.4. Jenis Dari Komunikasi Efektif Terhadap Keberhasilan Humas.......................9
2.5. Proses Dari Komunikasi Efektif Terhadap Keberhasilan Humas...................14
2.6. Hambatan Dari Komunikasi Efektif Terhadap Keberhasilan Humas............16
2.7. Strategi Untuk Meningkatkan Komunikasi Efektif Terhadap Keberhasilan
Humas.........................................................................................................................17
BAB III...........................................................................................................................20
PENUTUP.......................................................................................................................20
3.1. Simpulan.........................................................................................................20
3.2. Saran...............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat atau yang disebut juga
dengan manajemen humas merupakan salah satu komponen penting dalam
manajemen sekolah. Manajemen humas merupakan sebuah upaya yang dilakukan
oleh sekolah untuk menciptakan hubungan antara sekolah dan masyarakat melalui
suatu kegiatan komunikasi yang lebih terarah antara sekolah dengan masyarakat
dan saling menguntungkan diantara kedua belah pihak yang tujuan utamanya
adalah meningkatkan mutu pendidikan.

Kegiatan humas merupakan kegiatan yang sangat penting dalam


menunjang peningkatan mutu sekolah atau lembaga pendidikan, sehingga sekolah
secara aktif dan terstruktur akan merencanakan usaha untuk melakukan
pengkomunikasian kepada masyarakat internal maupun eksternal, guna sekolah
mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Selain mendapat dukungan dari
masyarakat, sekolah akan dengan mudah untuk menyamakan persepsi dari
progam sekolah terhadap masyarakat, sehingga tidak akan terjadi perbedaan
persepsi diantara sekolah dan masyarakat. Komunikasi merupakan komponen
terpenting dalam kegiatan humas.

Komunikasi adalah merupakan kegiatan penyampaian pesan, maksud dan


keinginan dari seseorang kepada orang lain yang bertujuan untuk memberitahu,
menyampaikan maksud, dan mengubah cara pandang orang lain terhadap suatu
hal. Komunikasi efektif merupakan kegiatan penyampaian pesan yang pengaruh
dan hasil dari kegiatan pengkomunikasian dapat tepat sasaran atau tepat pada
tujuan dari kegiatan pengkomunikasian. Untuk komunikasi bisa efektif dan
efesien dalam humas bisa menggunkan komunikasi persuasi, koersif dan
paradigmatic.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

4
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif?
2. Apa peran komunikasi efektif terhadap keberhasilan humas?
3. Apa manfaat dan tujuan komunikasi efekif terhadap keberhasilan humas?
4. Apa saja jenis dari komunikasi efektif terhadap keberhasilan humas?
5. Bagaimana proses dari komunikasi efektif terhadap keberhasilan humas?
6. Apa saja hambatan dari komunikasi efektif terhadap keberhasilan humas?
7. Dan bagaimana strategi untuk meningkatkan komunikasi efektif terhadap
keberhasilan humas?

1.3. Tujuan
Tujuan utama pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Humas dan Layana Publik mengenai komunikasi efektif kunci
keberhasilan humas.

5
BAB II
ISI

2.1. Pengertian Komunikasi Efektif


Komunikasi menurut handoko dalam Benty dan Gunawan (2015:128)
adalah pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari
seseorang ke orang lain. Perpindahan tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-
kata,tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus, vocal, dan sebagainya. Dalam
istilah yang sederhana Moore (2004:66) menyatakan bahwa komunikasi adalah
proses penyampaian pengertian antar individu. Semua masyarakat manusia
dilandasi kapasitas manusia untuk menyampaikan maksud, hasrat, perasaan,
pengetahuan, dan pengalaman dari orang yang satu dengan orang yang lainnya.
Komunikasi adalah pusat minat dari situasi perilaku dimana suatu sumber
menyampaikan suatu pesan kepada seseorang penerima dengan tujuan
mempengaruhi tujuan suatu penerima.

Komunikasi dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan tepat


sasaran,serta antara pengirim pesan dan penerima pesan sama-sama memberikan
respons yang sesuai dengan harapan dan tujuan masing masing. Bedasarkan
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian
pesan dari orang satu ke orang lain yang bertujuan untuk memberikan informasi
tertentu. Komunikasi akan dapat berhasil jika kedua belah pihak dapat saling
memahami maksud dari informasi yang dikomunikasikan. Sementara itu
Zulkarnain dan Sumarsono dalam Benty dan Gunawan (2015:129) menyatakan
bahwa komunikasi efektif terjadi apabila pesan dapat dipahami serta mendorong
penerima untuk bertindak sesuai dengan isi atau harapan pengirim pesan tersebut.

Menurut Moore (2004:66) menyatakan bahwa komunikasi humas


merupakan suatu proses yang mencakup suatu pertukaran fakta, pandangan dan
gagasan diantara suatu bisnis atau organisasi tanpa laba dengan public-publiknya
untuk saling pengertian. Ada tiga butir penting yang perlu

6
dipertimbangkan: pertama, komunikasi harus melibatkan dua orang atau
lebih; kedua, komunikasi merupakan pertukaran informasi yang bersifat dua arah;
dan ketiga, mengandung pemahaman. Komunikasi dikatakan efektif apabila suatu
gagasan dapat berpindah dari benak seseorang ke benak orang lainnya. Sedangkan
menurut Kotler dalam Benty dan Gunawan (2015:129) komunikasi terdiri dari
komponen-komponen yaitu:

1) Pengirim (sender), yakni pihak yang mengirim pesan


2) Pesan (massage), merupakan gagasan atau ide yang disampaikan pengirim
pesan kepada penerima pesan untuk tujuan tertentu
3) Penerima (receiver), yakni pihak penerima pesan
4) Media (media), yakni sara bagi komunikator untuk menyampaikan pesan
kepadasasaran yang dituju
5) Pengkodean (encoding), yakni proses untuk menjabarkan pesan ke dalam
symbol,yang dapat berupa kata lisan maupun tulisan,isyarat dan lainya
kedalam media
6) Penerjemah (decoding), yakni proses yang dilakukan oleh penerima
pesan untuk menerjemahkan arti symbol yang dikirim sender
7) Tanggapan (response), yakni bagian dari reaksi penerima setelah
menerima pesan
8) Umpan Balik (feedback), yakni reaksi yang dikomunikasikan kembali
pada pengirim pesan
9) Gangguan (noise), yakni gangguan yang tak terduga selam proses
komunikasi yang dapat mengakibatkan penerima pesan memperoleh pesan
yang berbeda dari yang dikirimkan

2.2. Peran Komunikasi Efektif Terhadap Keberhasilan Humas


Kemampuan komunikasi yang efektif merupakan salah satu aspek yang
mendasar dari kualiatas seorang humas . Naim dalam Benty dan
Gunawan (2015:130-131) mengemukakan bahwa salah satu fungsi humas adalah
menjalin komunikasi dan relasi dengan public-publik organisasi. Dampak dari

7
terwujudnya fungsi ini adalah pencapaian tujuan organisasi. Sehingga peran
seorang public relations disekolah menjadi sangat penting. Public relations
berperan aktif dalam komunikasi, yaitu:

1) Public relations berperan sebagai teknisi komunikasi untuk organisasi. di


mana seorang humas diharuskan memahami keahlian komunikasi dan
jurnalistik karena ia akan ditugaskan untuk menulis news
release,mengembangkan isi web, menangani kontak media, dan juga
berhubungan dengan banyak public di sebuah instansi.
2) Public relations berperan sebagai fasilitator komunikasi. Public
relations sebagai pendengar yang peka dan sebagai perantara komunikasi.
Fasilitator bekerja sebagai penghubung antara organisi dengan publik.
Komunikasi akan selalu dijaga supaya berjalan dua arah dan memfasilitasi
komunikasi tersebut dengan menyingkirkan segala rintangan sambil
terusmembuka jalur komunikasi. Tujuannya adalah member informasi
yang dibutuhkan baik oleh instansi, dalam hal ini manajemen, maupun
publik untuk membuat suatu keputusan atau pandangan demi kepentingan
bersama.

2.3. Manfaat Dan Tujuan Komunikasi Efektif Terhadap Keberhasilan


Humas
Komunikasi dalam sudut pandang human relations merupakan salah satu
unsur penting yang membangun sebuah tim, yang dapat membawa tim tersebut ke
dalam tingkat keberhasilan. Kemampuan berkomunikasi secara jelas berguna
untuk mendominasi dalam bidang yang digeluti. Komunikasi adalah kunci
yang dapat mebangun tim yang kuat dan mendorong kinerja yang lebih baik.
Said dalam Benty dan Gunawan (2015:131) tujuan hubungan timbal balik antara
sekolah dan masyarakat adalah:

1. Mempertinggi pemahaman masyarakat terhadap program-program


pendidikan pendidikan, maupun yang telah berjalan ataupun yang tengah
atau yang akan berlangsung.

8
2. Menjelaskan kepada masyarakat tujuan program-program yang
diselenggarakan
3. Meningkatkan kerjasama yang telah ada dengan masyarakat.

Selain dalam Benty dan Gunawan (2015:131) berpendapat bahwa komunikasi


efektif dalam kaitannya dengan hubungan masyarakat memiliki manfaat yaitu:

a. Membantu membangun tim. Membutuhkan seorang pemimpin yang


mampu dengan baik untuk berkomunikasi kepada setiap individu.
Sehingga dengan menghilangkan rasa takut dan menanamkan
kepercayaan dalam kemampuan mereka melalui komunikasi langsung
seorang pemimpin dapat menciptakan sebuah tim yang dapat unggul..
b. Menhindari kesalahpahaman. Sehingga dengan komunikasi yang
diatur, banyak kesalah pahaman dan miskomunikasi yang dapat
diseleseikan secara damai.
c. Membangun hubungan kerjasama antara satu pihak dengan pihak
masyarakat, sehingga dengan adanya komunikasi yang berjalan baik
satu sama lain, sekolah dan masyarakat dapat saling bekerja sama.

2.4. Jenis Dari Komunikasi Efektif Terhadap Keberhasilan Humas


Terry dalam Nasution (dalam Benty dan Gunawan, 2015: 138) bahwa
terdapat lima jenis komunikasi dalam hubungan masyarakat, yaitu:

1. Komunikasi formal adalah komunikasi yang dilakukan dalam jalur


organisasi yang formal yang memiliki wewenang dan tanggung jawab
2. Komunikasi nonformal adalah komunikasi yang dilakukan di luar jalur
formal secara fungsional
3. Komunikasi informal adalah komunikasi yang dilakukan karena terjadinya
kontak hubungan anatarmanusia lebih dominan yang terkait dengan aspek-
aspek kejiwaan, lebih sensitif, dan sentimental
4. Komunikasi teknis adalah komunikasi yang bersifat teknis yang dapat
dipahami oleh tenaga kerja tertentu

9
5. Komunikasi prosedural, komunikasi ini lebih dekat dengan komunikasi
formal.

Selain itu, ada tiga jenis model komunikasi yang utama yakni:

1. Model komunikasi linier: Model komunikasi linier dikemukakan oleh


Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949. Model linier
berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima. Tentu saja
hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-
partisipan dalam proses komunikasi. Suatu konsep penting dalam model
ini adalah gangguan (noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak
dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.
2. Model interaksional: Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur
Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua
arah di antara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi
berlangsung dua arah yakni dari pengirim dan kepada penerima dan dari
penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa
komunikasi selalu berlangsung
3. Model komunikasi transaksional: Para peserta komunikasi menurut model
interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi
manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya lelalui pengambilan peran
orang lain. Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund
pada tahun 1970. Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan
pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode
komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif
pengirim dan penerima sama-sama bertanggung jawab terhadap dampak
keefektifan komunikasi yang terjadi.

Berdasarkan paparan di atas, disimpulkan bahwa komunikasi dapat


dikelompokkan atas:

1. Berdasarkan cara penyampaiannya

10
Komunikasi berdasarkan cara penyampaiannya dapat diklasifikasikan menjadi
dua yaitu komunikasi lisan dan komunikais tertulis. Komunikasi lisan adalah
komunikasi yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana dua
belah pihak dapat bertatap muka, misalnya dialog dua orang, wawancara maupun
rapat dan sebagainya. Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang dilaksanakan
dalam bentuk surat dan dipergunakan untuk menyampaikan berita yang sifatnya
singkat, jelas tetapi dipandang perlu untuk ditulis dengan maksud-maksud
tertentu. Contoh-contoh komunikasi tertulis ini adalah:

a) Naskah, yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita yang


bersifat kompleks
b) Blangko-blangko, yan dipergunakan untuk mengirimkan berita dalam
suatu daftar
c) Gambar dan foto, karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau
kalimat
d) Spanduk, yang biasa digunakan untuk menyampaikan informasi kepada
banyak orang.
2. Menurut kelangsungannya

Komunikasi menurut kelangsungannya dapat diklasifikasikan menjadi dua


yaitu komunikasi langsung dan tidak langsung. Komunikasi langsung manakala
proses komunikasinya dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara
orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak.
Komunikasi tidak langsung manakala proses komunikasinya dilaksanakan dengan
bantuan pihak ketiga atau bantuan alat-alat atau media komunikasi. Contohnya
komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan telepon, email, shor message
service (SMS), atau media komunikasi lainnya

3. Menurut ruang lingkupnya

Komunikasi menurut ruang lingkup dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu


komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal mana kala
komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkungan organisasi

11
atau perusahaan yang terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan tersebut
saja. Komunikasi internal ini dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

 Komunikasi vertikal, yakni komunikasi yang terjadi dalam bentuk


komunikais dari atasan kepada bawahan, misalnya perintah, teguran,
pujian, petunjuk dan sebagainya
 Komunikasi horisontal, yakni komunikasi yang terjadi di dalam ruang
lingkup organisasi atau kantor diantara orang-orang yang mempunyai
kedudukan sejajar
 Komunikasi diagonal, yakni komunikasi yang terjadi di dalam ruang
lingkup organisasi atau kantor di antara orang-orang yang mempunyai
keudukan tidak sama pada posisi tidak sejalur vertikal

Komunikasi eksternal manakala komunikasi yang berlangsung antara


organisasi dengan pihak masyarakat yang ada di luar organisasitersebut.
Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk:

 Eksposisi, pameran, promosi, publikasi dan sebagainya


 Konferensi pers (press release)
 Siaran televisi, radio dan sebagainya
 Bakti sosial, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainya.

Komunikasi eksternal dimaksudkan untuk mendapat pengertian, kepercayaan,


bantuan dan kerjasama dengan masyarakat.

4. Menurut aliran informasinya

Komunikasi menurut aliran informasi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu


komunikasi satu arah (simplex) dan komunikasi dua arah (duplex). Komunikasi
satu arah (simplex) manakala komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja
(one way communication). Pada umumnya komunikasi ini terjadi dalam keadaan
mendesak atau darurat atau yang terjadi katrena sistem yang mengaturnya harus
demikian, misalnya untuk menjaga kerahasiaan atau untuk menjaga kewibawaan
pimpinan. Komunikasi dua arah (duplex) manakal komunikasi yang bersifat

12
timbal balik (two ways communication). Dalam hal ini komunikasi diberi
kesempatan untuk memberikan respons atau feedback kepada komunikatornya.
Maka komunikasi ini dapat memberikan kepuasan kedua belah pihak dan dapat
menghindarkan terjadinya kesalah pahaman. Komunikasi dua arah dapat
berbentuk:

 Komunikasi ke atas, yakni komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada


atasan
 Komunikasi ke bawah, yakni komunikasi yang terjadi dari atasan kepada
bawahan
 Komunikasi ke samping, yakni komunikasi yang terjadi diantara orang
yang memiliki kedudukan sejajar. Dengan demikian arah informasi
tersebut akan dianut sebagai bentuk interaksi komunikasinya.
5. Menurut peranan individunya

Komunikasi menurut peranan individu dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

Komunikasi antara individu dengan individu yang lain, komunikasi ini


terlaksana baik secara nonformal maupun informal, yang jelas individu
yang bertindak sebagai komunikator harus mampu mempengaruhi perilaku
individu yang lain
Komunikasi antar individu dengan lingkungan yang lebih luas,
komunikasi ini terjadi karena individu yang dimaksud memiliki
kemampuan yang tinggi untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan
yang lebih luas
Komunikasi antar individu dengan dua kelompok atau lebih. Indivodu
dalam komunikais ini berperan sebagai perantara antara dua kelompok
atau lebih, sehingga dituntut kemampuan yang prima untuk menjadi
penyelaras harmonis.
6. Menurut jumlah yang berkomunikasi

Komunikasi menurut jumlah yang berkomunikasi dapat diklasifikasikan


menjadi dua, yaitu:

13
 Komunikasi intrapersonal, komunikasi ini merupakan komunikasi dengan
diri sendiri baik disadarai atau tidak, misalnya berpikir
 Komunikasi perseorangan (antarpribadi), komunikais yang terjadi secara
perseorangan atau individual antara pribadi dengan pribadi tentang
permasalahan yang bersifat pribadi juga. Sehingga dalam komunikasi ini
dapat dilaksanakan secara langsung maupun lewat telepon namun tetap
terjadi secara perseorangan
7. Menurut kemasan pesan

Komunikasi dapat dilakukan secara verbal (dengan bicara) atau dengan


nonverbal (diwakili bahasa isyarat). Komunikasi verbal diwakili dalam
penyebutan kata-kata, yang pengungkapannya dapat dengan lisan atau tertulis.
Komunikasi nonverbal terlihat dalam ekspresi atau mimik wajah, gerakan tangan,
mata dan bagian tubuh lainnya.

2.5. Proses Dari Komunikasi Efektif Terhadap Keberhasilan Humas


Komunikasi antara orang dengan orang tidak selalu tergantung pada
teknologi, akan tetapi tergantung dari kekuatan dalam diri orang itu sendiri.
Proses yang berjalandari komunikator yang menyampaikan pesan
(message) melalui jalur tertentu (medium), kemudian ditangkapoleh penerima
(receiver) dan bila memungkinkan menjadi umpanm balik (feedback) kepada
komunikator.

Sudrat dalam Benty dan Gunawan (2015:134) mengemukakan bahwa


proses komunikasi terdapat beberapa tahap yaitu:

a) Tahap ideasi (ideation), yaitu tahap proses penciptaan gagasan, pesan atau
informasi. Pada umumnya ideasi muncul karena ada rangsangan dari luar
atau ada kebutuhan untuk berkomunikasi pada diri peserta
b) Tahap penyandian (encoding), yaitu proses penyusunan gagasan atau
pesan menjadi suatu bentuk informasi (simbol, lambang, sandi) yang akan
dikirimkan termasuk pemilihan dan penentuan cara maupun alat (media)
untuk menyampaikannya

14
c) Tahap pengiriman (transmitting), merupakan kegiatan penyampaian pesan
atau informasi yang terjadi di antara peserta komunikasi. Pengiriman
pesan ini dapat dilakukan dengan cara berbicara (verbal/lisan) atau
nonverbal dengan tulisan, gambar, warna, atau gerakan disampaikan
swecara langsung atau melalui media tertentu
d) Tahap penerimaan (receiving), yakni proses penerimaan atau
pengumpulan pesan yang terjadi pada para peserta komunikasi.
Penangkapan atau pengumpulan pesanbini dapat terjadi dengan cara
mendengarkan, membaca, mengamati, atau memperhatikan, tergantung
pada cara dan alat yang digunakan dalam berkomunikasi trersebut.
e) Tahap penafsiran (decoding), yakni usaha pemberian arti terhadap
informasi /pesan diantara pesan komunikasi. Peserta komunikasi yang
berkepentingan, melalui proses berfikir, berusaha menginterpretasi atau
menafsirkan informasi yangtelah terkumpul dalam pikirannya. Pengertian
berpikir di sini diartikan secara luas, baik menggunakan pikiran manusia
(komunikasi manusiawi) maupun naluri binatang (komunikasi dengan
hewan) dan system memori mekanis yangterdapat dalam mesin atau
peralatan otomatis.
f) Tahap respons (pemberian tanggapan), merupakan tindak lanjut dari
penafsiran yangtelah dilakukan, yakni pemberian reaksi terhadap pesan
yangtelah disampaikan. Jadi para peserta komunikasi menggunakan arti
atau makna suatu pesan sebagai dasar untukmemberikan reaksi. Apabila
respon/reaksi diberikan sesuai dengan maksud pengirimpesan berarti
terjadi komunikasi yangefektif, dan sebaliknya apabila tidaksesuai berarti
terjadi miscommunication. Diberikan sesuai dengan maksud pengirim
pesan berarti terjadi komunikasi yang efektif, dan sebaliknya apabila tidak
sesuai berarti terjadi misscomunication.
g) Tahap balikan (feedback), berlangsung seiring dengan tahap-tahap
komunikasi lainnya, yang berupa gejala atau fenomena yang dapat
dijadikan petunjuk keberhasilan atau kegagalan suatu proses komunikasi.
Jadi, pengertian feedback ini harus dibedakan dengan hasil (respon).

15
2.6. Hambatan Dari Komunikasi Efektif Terhadap Keberhasilan
Humas
Menurut Benty dan Gunawan (2015: 135) hambatan komunikasi di
sekolah bisa terjadi seperti hambatan jarak, yaitu hambatan yang terjadi karena
antara komunikator dengan komunikan temapatnya berjauhan. Terdapat istilah-
istilah hambatan dalam komunikasi efektif yaitu:

1) Status sosial (status effect). Adanya perbedaan pengaruh status sosial yang
dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status sosial yang
lebih rendah harus tunduk dan patuh pada semua perintah yang diberikan
atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan
inspirasi atau pendapatnya.
2) Masalah semantik (semantic problem). Faktor semantik menyangkut
bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan
pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi,
seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan ini,
sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat
menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran
(misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah
komunikasi (misscomunication).
3) Distorsi persepsi (perceptual distortion). Perceptual distortion dapat
disebabkan karena perbedaan cara pandang yang sempit pada diri sendiri
dan perbedaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap
orang lain. Sehingga, dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan
wawasan atau cara pandang antara yang satu dengan yang lainnnya.
4) Perbedaan budaya (cultuure differences). Hamabatan yang terjadi karena
disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama, dan lingkungan sosial.
Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang
berbeda-beda..
5) Gangguan fisik (physical distraction). Hambatan ini disebabkan oleh
gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi.

16
Contohnya suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir,
dan cahaya yang kurang jelas.
6) Gangguan saluran komunikasi (poor choice of communication channels).
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi.
7) Tidak ada umpun balik atau respon (nothing feedback). Hambatan
tersebut adalah ketika seorang sender mengirimkan pesan kesan
kepada receiver tetapi tidak ada respons dan tanggapan dari receiver. Maka
memberikan tanggapan atau respons, dengan kata lain tidak peduli dengan
gagasan yang disampaikan seorang manajer.

2.7. Strategi Untuk Meningkatkan Komunikasi Efektif Terhadap


Keberhasilan Humas
Menurut Benty dan Gunawan (2015:132) agar komunikasi antara
masyarakat dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat yaitu:

 Menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan


 Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
 Pesan yang disampaikan dapat mengunggah perhatian atau minat bagi
pihak komunikan
 Pesan dapat mengunggah kepentingan komunikan yang dapat
menguntungkan
 Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.

Naim dalam Benty dan Gunawan (2015:132) menyatakan bahwa hal mendasar
yang seyogyanya diperhatikan adalah pentingnya membangun posisi yang setara
antara kedua belah pihak. Keduanya memiliki posisi yang setara dan sejajar
sehingga yang terjadi adalah komunikasi horizontal. Aliran komunikasinya bukan
dari atas kebawah (downward communication)atau dari atas ke bawah (upward
communication). Komunikasi yang terjadi adalah komunikasi horizontal, antara
komunikasi dan komunikasi mempunyai kedudukan yang sama.

17
Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015:132) berpendapat bahwa
penyampaian informasi dalam menjalin hubungan dengan masyarakat diperlukan
proses komunikasi yang terdiri dari:

1. Harus ada sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah


kebutuhan, ide, atau informasi untuk diberitahukan.
2. Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai, umumnya bisa dinyatakan
dalam kata-kata dan perbuatan yang oleh komunikan diharapkanakan
tercapai.
3. Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta,
perasaan, atau ide yang dimaksudkan untuk membangkitkan respons di
pihak orang-orang kepada siapa berita itu ditujukan
4. Harus ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan
penerima berita
5. Harus ada penerimaberita
6. Harus ada penerima umpan balik atau respons dipihak penerima berita.

Terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang
efektif yaitu:

 Kejelasan, bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan


mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami
oleh komunikan.
 Ketetapan, atau akurasi inimenyangkut penggunaan bahasa yang benar
dan kebenaran informasi yang disampaikan
 Konteks, adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus
sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi
 Alur, bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur
dan sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi
cepat tanggap
 Budaya, dalam berkomunikasi harus menyesuaiakan dengan budaya
orang yang diajak berkomunikasi, baik dengan menggunakan bahasa

18
verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman
persepsi.

Handoko dalam Benty dan Gunawan (2015:133) mengemukakan bahwa cara


untuk meningkatkan keefektifan komunikasi adalah:

1. Kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif

2. Penggunaan umpan balik

3. Menjadi komunikator yang lebih efektif

4. Pedoman komunikasi yang baik

19
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua
orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi
dalam kemasan pendidikan dapat diartikan sebagai proses penyampaian informasi
dari sekolah kepada masyarakat mengenai hal tertentu yang mempengaruhi
hubungan kedua belah pihak. Komunikasi antara sekolah dan maysrakat dikatakan
efektif apabila kedua belah pihak bisa saling menyampaikan pesan dan bisa saling
menanggapi dan balikan yang diterima masing-masing sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh kedua belah pihak. Tujuan komunikasi dalam hubungan sekolah
dan masyarakat adalah untuk menyampaikan informasi tentang program sekolah
dan meningkatkan paretisipasi masyarakat di dalam kegiatan sekolah. Sedangkan
manfaatnya adalah untuk menjaga hubungan antara sekolah dengan masyarakat
agar tetap harmonis. Proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat juga tak
luput dari adanya hambatan-hambatan tertentu. Hambatan dalam pelaksanaan
komunikasi sekolah dan masyarakat bisa disebabkan dari faktor sekolah, salah
satunya pihak sekolah yang kurang menguasai teknik komunikasi, dan pihak
masyarakat yang cenderung kurang peduli dengan keadaan sekolah di sekitarnya.
3.2. Saran
Dalam komunikasi efektif humas memiliki peran yang penting agar
komunikasi dapat berjalan dengan baik dan efisien.

20
DAFTAR PUSTAKA

(2016, April 19). Dipetik Maret 3, 2024, dari Makalah Komunikasi Efektif dalam
Hubungan Sekolah dan Masyarakat:
https://noerzusniyaap14.blogspot.com/2016/04/makalah-komunikasi-
efektif-dalam.html?m=1

Yulinda, A. (2019, Desember 16). Garis Pena. Retrieved Maret 3, 2024, from
Komunikasi Efektif Untuk Keberhasilan Dalam Humas:
https://wlandri.blogspot.com/2019/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

21

Anda mungkin juga menyukai