KOGNITIF
Makalah
oleh:
Kelompok II
Azura Novitri (1706203010005)
Nanda Yustina (1706203010013)
Rizki Ramadhani (1706203010009)
Yuliani Fitri (1706203010003)
Zainul Arifin (1706203010015)
1
2
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB V PENUTUP....................................................................................................17
A. Kesimpulan..............................................................................................17
B. Saran........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perkembangan merupakan konsep yang memiliki perubahan yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif yang menyangkut aspek mental atau psokologis.
Perkembangan manusia adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan
sosial dan budaya yang merupakan suatu proses-proses perkembangan mental seperti
ingatan, perhatian, dan penalaran yang melibatkan pembelajaran dengan
menggunakan temuan-temuan masyarakat. Perkembangan kognitif sosial anak
merupakan hal penting untuk diperhatikan, karena merupakan kawasan yang
membutuhkan pemrosesan yang sangat serius dalam membentuk karakter dalam
rangka meningkatkan potensi ingatan dan penalaran yang lebih baik.
Lev Vygotsky adalah tokoh pendidikan yang melihat bagaimana
pembelajaran itu terjadi dipandang dari sisi sosial, Vygotsky setuju dengan Piaget
bahwa seorang anak tidak duduk santai dan secara pasif menyerap pengetahuan tapi
secara aktif membangun pengetahuan. Gagasan ini sangat bertentangan dengan
pandangan Pavlov bahwa belajar pada dasarnya adalah aktivitas pasif. Namun, teori
Vygotsky berbeda dalam prinsip utama dari piaget. Dia menyatakan bahwa
pemikiran kompleks anak-anak diperoleh melalui interaksi sosial antara anak-anak
dan orang dewasa di sekitar mereka. Anak akan berinteraksi dengan orang lain,
teman sebaya, orang tua dan guru, interaksi ini akan menghasilkan pemikiran
Vygotsky bahwa setiap anak secara aktif membangun pengetahuan dan menekankan
pentingnya kebudayaan dan bahasa.
Dengan mempelajari teori Vygotsky tentang perkembangan kognitif
diharapkan mampu mengetahui dan mengaplikasi informasi tersebut dalam kegiatan
belajar-mengajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas untuk memperjelas informasi mengenai teori
perkembangan kognitif Vygotsky penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa sajakah teori Vygotsky?
2. Bagaimana bunyi teori Vygotsky??
3. Siapakah yang mendukung dan menentang teori Vygotsky?
4. Bagaimana hubungan antara teori Vygotsky dan implikasinya dalam bidang
pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mendalami
berbagai informasi terkait dengan 3 faktor kunci dan deskripsi, yang mendukung dan
menentang teori Vygotsky, dan hubungannya dengan implikasinya dalam bidang
pendidikan
BAB II
TEORI VYGOTSKY TENTANG PERKEMBANGAN KOGNITIF
A. Teori Vygotsky
Vygotsky adalah seorang yang berasal dari Rusia, ia merupakan mahasiswa
sastra, studi hukum dan budaya. Sebagian besar karyanya yang selama ini sangat
berpengaruh tidak dipublikasikan dalam bahasa Inggris sampai setelah kematiannya.
Vygotsky setuju dengan piaget bahwa seorang anak tidak duduk santai dan entah
bagaimana secara pasif menyerap pengetahuan tapi secara aktif membangun
pengetahuan. Gagasan ini sangat bertentangan dengan pandangan Pavlov bahwa
belajar pada dasarnya adalah aktivitas pasif. Namun, teori vygotsky berbeda dalam
prinsip utama dari piaget. Dia menyatakan bahwa pemikiran kompleks anak-anak
diperoleh melalui interaksi sosial antara anak-anak dan orang dewasa di sekitar
mereka. Anak akan berinteraksi dengan orang lain, teman sebaya, orang tua dan
guru. interaksi ini akan menghasilkan pembelajaran.
Teori vygotsky berfokus pada tiga faktor kunci. Diantaranya adalah budaya,
bahasa dan zona perkembangan proksimal.
B. Budaya
Vygotsky berpikir bahwa budaya dan lingkungan sosial anak merupakan
bagian penting dari pembangunan pengetahuan mereka. Artinya, apa yang anak-anak
pelajari tentang dunia dan pengetahuan ini ditentukan oleh masyarakat tempat
mereka berada dan lingkungan sosial mereka. Anak belajar melalui interaksi dengan
orang lain tapi juga melalui unsur budaya mereka sendiri. Seperti lagu, bahasa, seni
dan permainan. Misalnya seorang anak yang tumbuh di negara yang pandangan anti-
aborsi yang kuat. Hal ini akan mempengaruhi pembelajaran, pengetahuan dan sudut
pandangnya mengenai masalah ini.
Secara ringkas, Vygotsky menyatakan bahwa pertama sekali budaya
mempengaruhi pembelajaran saat anak belajar melalui interaksi dan kerjasama
dengan orang lain, lingkungan dan kedua anak berkembang melalui representasi
simbolik budaya anak. yaitu seni, bahasa, permainan, lagu, dll. Perkembangan anak
mencerminkan dan memusatkan budaya tempat mereka berada. Oleh karena itu,
budaya menyediakan kerangka kerja di mana anak membangun makna.
C. Bahasa
Vygotsky berpandangan bahwa bahasa lah yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Dia mengatakan bahwa ada hubungan yang jelas antara perkembangan
bahasa dan perkembangan kognitif. Vygotsky berpikir bahwa kita mengkodekan dan
mewakili dunia kita melalui bahasa, bahasa itu adalah sistem simbolis yang
dengannya kita berkomunikasi dan bahasa itu adalah alat budaya.
Vygotsky menyatakan bahwa ada tiga tahap perkembangan bahasa. ini
dijelaskan pada tabel 2.1.
E. Scaffolding (Perancah)
Bruner mengembangkan gagasan Vygotsky lebih jauh dimana dia
berpendapat agar individu yang lebih ahli memberikan scaffolding (perancah) untuk
pelajar. Orang dewasa menyediakan kerangka kerja atau scaffolding (perancah)
sedangkan anak mengembangkan pemahaman mereka. Pada awalnya orang dewasa
mungkin perlu memberikan banyak saran dan prtunjuk. Hal ini akan terus menurun
ketika tidak lagi dibutuhkan. Jika kita kembali ke contoh sebelumnya, ketika anak
pertama kali menyelesaikan teka-teki gambar tersebut, banyak bantuan dan
bimbingan dari orang dewasa diperlukan. Anak belajar strategi seperti membuat tepi
terlebih dahulu dan karena itu orang dewasa perlu memberikan sedikit dukungan dan
dorongan verbal.
Tidak seperti Piaget, Vygotsky tidak berpikir bahwa anak-anak harus siap
untuk mempelajari konsep baru. Tetapi, mereka harus dilengkapi dengan masalah
pada setiap tingkat perkembangan mereka. Scaffolding (Perancah) ini, Bruner
mengemukakan, pentingnya dalam mempelajari konsep baru. Sebagai contoh, ketika
seorang anak belajar tentang perkalian, 6 x 2 mungkin tidakbisa diselesaikan, tapi
para ahli mungkin menyarankan memulainya dengan 2 lalu menambahkan 2 sampai
jumlahnya mencapai 6. Hal ini memberi anak strategi untuk menyelesaikan masalah
serta masalah datang akan dihadapinya kedepan. Scaffolding (perancah) ini tidak
diperlukan secara permanen. Ketika konsep sudah dipahami, scaffolding (perancah)
dapat dilepas dan anak dapat mengatasi masalah tanpa bantuan.
Harus dicatat bahwa teori vygotsky belum diuji secara luas seperti teori
Piaget. Teori piaget relatif mudah untuk diuji, karena memungkinkan untuk meniru
studinya dan untuk menyelidiki secara ilmiah gagasannya melalui eksperimen.
Namun, gagasan vygotsky tidak dapat diuji lebih dengan cara ini karena faktor-faktor
yang dia anggap penting, seperti budaya, tidak mudah diuji. Namun, ada beberapa
bukti empirieal dan ini sekarang akan ditinjau.
6. Permainan
Permainan sama pentingnya dengan imajinasi, karena bermain dapat
meregangkan kemampuan konseptual anak dan mengarah pada
pembangunan. Bermain mengarah pada pemahaman dasar tentang pemikiran
abstrak. Misalnya melalui bermain anak bisa belajar konsep baru seperti besar
dan kecil, tinggi dan pendek. Mereka juga bisa belajar tentang emosi dan
masalah sosial . Bermain memungkinkan anak-anak untuk mencoba berbagai
jenis perilaku dan strategi dalam lingkungan yang aman. Anak-anak
kemudian dapat mentransfer pengetahuan dan strategi yang dikembangkan
melalui bermain untuk masalah dan aktivitas lainnya.
Piaget Vygotsky
Setuju bahwa anak-anak merupakan Setuju bahwa anak-anak merupakan
pelajar yang aktif pelajar yang aktif
Pengembangan dalam berpikir adalah
bagian yang dikenali dan terikat pada Pengembangan pemikiran terikat pada
Piaget Vygotsky
masa kematangan anak secara alami bahasa dan budaya
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan
bahwa teori Piaget dan Vygotsky telah direvisi dan dievaluasi, sebuah pilihan untuk
menjelaskan teori ini telah ditawarkan melalui pertimbangan dari IPA. Sejauh ini
prinsip-prinsip perkembangan kognitif telah didiskusikan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan pada makalah ini, semoga setelah
mempelajari teori Vygotsky tentang perkembangan kognitif diharapkan mampu
mengetahui dan mengaplikasi informasi tersebut dalam kegiatan belajar-mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Oakley, L. 2004. Cognitive Development. London&New York: Routledge