Anda di halaman 1dari 10

4.

Feromon Pada Hewan


Feromon merupakan subklas dari semiochemical yang digunakan untuk berkomunikasi
antar species (intracpecific chemical signal) (Hukum & Regnier 1971). Sebenarnya feromon
merupakan substansi yang disekresikan oleh setiap individu dan diterima oleh individu yang
lain dalam satu spesies pada perilaku khusus mereka, misalnya dalam perilaku harian
(releaser feromon) proses perkembangan/ primer feromon (Karlson & Lscher 1959).
Feromon (bahasa Yunani: phero yang artinya pembawa, dan mone bermakna sensasi)
adalah sejenis zat kimia yang berfungsi untuk merangsang dan memiliki daya pikat
seksual pada jantan maupun betina. Zat ini berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan
oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk
membantu proses reproduksi.Kerja feromon diantara individu berlawanan dengan kerja
hormone sebagai signal internal dalam satu individu. Sinyal feromon yang dikeluarkan dari
individu tertentu dapat 'terdengar' oleh individu lain yang cenderung menerima, misalnya
dalam cara khusus predator kumbang menggunakan feromon mangsa kumbang kulit mereka
untuk menemukan mereka.
Berdasarkan fungsinya ada dua kelompok feromon yaitu:
a. Feromon releaser, yang memberikan pengaruh langsung terhadap sistem syaraf pusat
individu penerima untuk menghasilkan respon tingkah laku dengan segera. Feromon ini
terdiri atas tiga jenis, yaitu feromon seks, feromon jejak, dan feromon alarm.
b. Feromon primer, yang berpengaruh terhadap system syaraf endokrin dan reproduksi individu
penerima sehingga menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis (Nurnasari, 2009).
Menurut Sutrisno (2008), feromon dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya
Feromon jejak
Merupakan feromon yang digunakan untuk menunjukan arah kelompok/koloni suatu
serangga. Contohnya pada semut,pada semut ini digunakan feromon sebagai penunjuk jejak.
Feromon alarm
Merupakan feromon yang dipergunakan untuk memperingatkan serangga terhadap
bahaya yang datang, apakah itu predator atau bahaya lainnya. Tanggapannya dapat berupa
membubarkan diri atau membentuk pertahanan koloni. Beberapa anggota familia Hemiptera
dan serangga sosial menggunakan feromon ini untuk menghadapi bahaya. Bahan feromon ini
pada afid misalnya, dikeluarkan melalui kornikulanya, yang mengandung bahan feromon
alarm umumnya farnesen, dan menyebabkan afid yang berada di sekitarnya menjatuhkan diri,
menjauh atau meloncat pergi.
Wilson dan Bosert, ahli serangga sosial terutama semut, menduga bahwa bahan
feromon alarm harus menghasilkan penanda yang bersifat lokal, jelas dan pendek/singkat.
Feromon harus menyebar dengan cepat untuk dapat mengkoordinir terbentuknya pertahanan
koloni dan harus segera lenyap agar tidak memunculkan tanda bahaya yang keliru. Agar
dapat dilacak dengan mudah, ruang aktifnya harus sempit. Pada semut misalnya, feromon ini
bahan utamanya adalah senyawa 4-metil-3-heptanon dan dikeluarkan melalui kelenjar
mandibula. Jika kepala seekor semut pekerja dihancurkan, isi kelenjar mandibulanya akan
menyebar mencapai radius ruang aktif sekitar 6 cm dalam 13 detik, dan jika dibiarkan
meluas, dalam 35 detik ruang aktif ini akan hilang. Semut pekerja lain yang mendeteksi
feromon ini oleh karenanya akan menambahkan feromonnya sendiri sehingga keberadaan
ruang aktifnya dapat bertahan lebih lama. Feromon alarm bersifat sangat volatil, dan
kebanyakan memiliki berat molekul rendah, dengan rantai karbon 12 atau kurang. Senyawa
dari kelenjar mandibula umumnya mengandung gugus keton atau aldehid, sedang yang
berasal dari kelenjar Dufour (di dekat sengat) berupa hidrokarbon. Banyak di antaranya yang
toksik dan rasanya tak enak, sehingga sekaligus juga berfungsi sebagai senyawa pertahanan
diri.
Peneliti dari Inggris (Bradshaw, Baker dan Howse) menunjukkan bahwa sedikitnya
terdapat 33 jenis senyawa volatil jika kepala seekor semut pekerja dihancurkan. Dari jumlah
itu ada empat jenis senyawa yang merupakan feromon alarm, dan masing memiliki volatilitas
yang berbeda, mulai dari heksanal (yang sangat volatil) sampai 2-butil-2-oktenal (yang
kurang volatil). Mekanisme kerjanya dapat digambarkan dengan suatu lingkaran konsentris,
yang pada bagian tengahnya merupakan tempat melepas feromon. Dalam kondisi tak ada
angin, bahan volatil feromon akan berdifusi ke segala arah dengan kecepatan yang berbeda
karena volatilitasnya berbeda. Dalam waktu singkat heksenal akan menempati ruang aktif
terbesar, atau lingkaran konsentris terluar. Bila ada serangga memasuki wilayah ini, muncul
perilaku khas karena memperoleh "peringatan". Begitu serangga menuju ke lingkaran
berikutnya (heksanol), serangga pekerja akan terpikat ke arah sumber feromon. Pada wilayah
terdalam, terdapat 2-butil-2-oktenal sebagai penanda perilaku menggigit, dan 3-undekanon
sebagai penunjuk orientasi arah jarak pendek. Setelah bahan feromon menguap, maka
pengaruh heksanal dan heksanol tidak ada lagi, tetapi pekerja yang sufdah berada di tengah
akan menunjukkan perilaku agresif, menggigit. Jadi feromon alarm sebenarnya akan
mengawali munculnya serangkaian perilaku yang polanya sudah tertentu.

Feromon agregasi
Feromon agregasi adalah feromon yang diperlukan untuk mengumpulkan anggota
koloni atau pun individu dan mempengaruhi perilakunya sebagai suatu individu. Kegunaan
feromon ini berkisar dari penunjang perilaku makan, mating, berlindung, oviposisi, sampai ke
perilaku yang belum terdeteksi secara jelas. Ada yang berhubungan dengan musim
(hibernasi), berhubungan dengan amplitudo harian (agregasi istirahat), berhubungan dengan
stadia pertumbuhan (larva yang bersifat gregarius) dan perilaku mengumpul lainnya. Setelah
sumberdaya yang sementara atau terbatas habis, maka agregasi akan terhenti dengan
sendirinya.
Feromon agregasi tersebar penggunaannya pada berbagai ordo seperti misalnya
Orthoptera, Homoptera, Hemiptera, Coleoptera dan Hymenoptera. Familia yang paling
banyak dipelajari adalah Scolytidae, Coleoptera; terutama pada kumbang kulit kayu; seperti
genus Dendrocnotus dan Ips. Yang menarik, hampir semua feromon agregasi kumbang kulit
kayu adalah monoterpen yang secara rumus bangun mirip dengan jenis yang dihasilkan oleh
pohon inangnya. Reaksi agregasi merupakan tanggapan terhadap campuran molekul serupa
yang saling menunjang efektivitas masing-masing. Komponen molekul serupa semacam itu
membentuk suatu kerja kimia yang disebut sinergistik. Masing-masing senyawa sinergis
mungkin cukup efektif sebagai molekul tunggal, tetapi lebih efektif jika bahan tersebut
bercampur, jauh lebih efektif dibanding sekadar jumlah total efektivitas masing-masing.
Feromon penanda wilayah dan penunjuk jalan.
Feromon seks
a. Feromon pada kupu-kupu
Pada kupu-kupu jantan atau betina akan menyebarkan feromon saat mengepakkan
sayapnya, sehingga feromon tersebar diudara dan mengundang lawan jenisnya untuk
mendekat dan tertarik secara seksual. Feromon seks memiliki sifat yang spesifik untuk
aktivitas reproduksi dimana jantan atau betina dari spesies yang lain tidak akan tertarik dan
merespons terhadap feromon yang dikeluarkan betina atau jantan dari spesies yang berbeda.
b. Feromon Dasar Rayap:
Untuk dapat mendeteksi jalur yang dijelajahinya, individu rayap yang berada di depan
mengeluarkan feromon penanda jejak (trail following pheromone) yang keluar dari
kelenjar sternum (sternal gland di bagian bawah, belakang abdomen), yang dapat dideteksi
oleh rayapyang berada di belakangnya. Sifat kimiawi feromon ini sangat erat hubungannya
dengan baumakanannya sehingga rayap mampu mendeteksi obyek makanannya.Di samping
feromon penanda jejak, para pakar etologi (perilaku) rayap juga menganggap bahwa
pengaturan koloni berada di bawah kendali feromon dasar (primer pheromones).Misalnya,
terhambatnya pertumbuhan/ pembentukan neoten disebabkan oleh adanyasemacam feromon
dasar yang dikeluarkan oleh ratu, yang berfungsi menghambat diferensiasikelamin.Segera
setelah ratu mati, feromon ini hilang sehingga terbentuk neoten-neoten pengganti ratu.Tetapi
kemudian neoten yang telah terbentuk kembali mengeluarkan feromon yang samasehingga
pembentukan neoten yang lebih banyak dapat dihambat.Feromon dasar juga berperan dalam
diferensiasi pembentukan kasta pekerja dan kasta prajurit, yang dikeluarkan oleh kasta
reproduktif.Dilihat dari biologinya, koloni rayap sendiri oleh beberapa pakar dianggap
sebagai supra-organisma, yaitu koloni itu sendiri dianggap sebagai makhluk hidup,
sedangkan individu-individu rayap dalam koloni hanya merupakan bagian-bagian dari
anggota badan supra-organisma itu.Perbandingan banyaknya neoten, prajurit dan pekerja
dalan satu koloni biasanya tidak tetap.Koloni yang sedang bertumbuh subur memiliki
pekerja yang sangat banyak dengan jumlah prajurit yang tidak banyak (kurang lebih 2 - 4
persen). Koloni yang mengalami banyak gangguan, misalnya karena terdapat banyak semut
di sekitarnya akan membentuk lebih banyak prajurit (7 - 10 persen), karena diperlukan untuk
mempertahankan sarang
c. Feromon Pada Ngengat
Feromon bertindak sebagai alat pemikat seksual antara betina dan jantan. Jenis
feromon yang sering dianalisis adalah yang digunakan ngengat sebagai zat untuk
melakukan perkawinan. Ngengat gipsi betina dapat mempengaruhi ngengat jantan beberapa
kilometer jauhnya dengan memproduksi feromon yang disebut "disparlur". Karena ngengat
jantan mampu mengindra beberapa ratus molekul dari betina yang mengeluarkan isyarat
dalam hanya satu mililiter udara, disparlur tersebut efektif saat disebarkan di wilayah yang
sangat besar sekalipun.
d. Feromon Pada Semut dan Lebah Madu
Feromon memainkan peran penting dalam komunikasi serangga. Semut menggunakan
feromon sebagai penjejak untuk menunjukkan jalan menuju sumber makanan. Bila lebah
madu menyengat, ia tak hanya meninggalkan sengat pada kulit korbannya, tetapi juga
meninggalkan zat kimia yang memanggil lebah madu lain untuk menyerang. semut pekerja
dari berbagai spesies mensekresi feromon sebagai zat tanda bahaya, yang digunakan ketika
terancam musuh; feromon disebar di udara dan mengumpulkan pekerja lain. Bila semut-
semut ini bertemu musuh, mereka juga memproduksi feromon sehingga isyaratnya bertambah
atau berkurang, bergantung pada sifat bahayanya.
e. Kecoak
Kecoak betina menarik lawan jenisnya dengan cara mengeluarkan periplanon-B.
f. Hamster, Gajah dan Ngengat
Hamster betina, menggunakan dimetil disulfida untuk menarik hamster jantan
mendekat. gajah danngengat mempunyai feromon seks yang sama, yakni Z-7-dodesen-1-il-
asetat. Namun walaupun sama, gajah dan ngengat tidak akan saling tertarik karena Z-7-
dodesen-1-il-asetat yang dihasilkan ngengat terlalu sedikit untuk di'rasa'kan gajah, begitu
juga sebaliknya.
g. Ikan
Feromon seks pada ikan, akan menarik ikan jantan dari betina yang akan
bertelur. Pejantan yang paling sensitif akan datang terlebih dahulu.
PROSES SINTESIS DI ORGANISME ASALNYA
Kebanyakan komponen feromon ngengat merupakan rantai kabon bernomor C
10
-
C
18
berantai lurus, tak jenuh dan turunan dari asam lemak, dengan karbon karbonil
dimodifikasi untuk membentuk kelompok fungsional yang mengandung-oksigen (alkohol,
aldehida, atau ester asetat) .Asam lemak jenuh diproduksi de novo dan dikonversi menjadi
asil-KoA tioester mereka sebelum dimasukkan ke glycerolipids atau diubah ke feromon.
Feromon produksi di PG dirangsang oleh Feromon Biosintesis Mengaktifkan neuropeptide
(PBAN) yang dilepaskan dari ganglion suboesophagal di otak ke hemolymph, setelah itu
mengikat ke reseptor PBAN dalam membran kelenjar karboksilase Asetil-CoA
(ACCase). Enzim ini mengkatalisis carboxylation ATP-tergantung dari asetil-KoA untuk
malonyl-KoA pada langkah membatasi laju biosintesis asam lemak rantai panjang
Malonyl-CoA, asetil-KoA, dan NADPH digunakan dalam sintesis asam lemak oleh
enzim multifungsi Fatty Acid Synthase (FAS)lemak KoA prekursor feromon dapat dikurangi
dengan alkohol yang sesuai oleh dehidrogenase yaitu menghasilkan alkohol-Fatty Asil
Reduktase (FAR) dan kemudian dioksidasi menjadi aldehid yang sesuai oleh alkohol
oksidase.Atau, asil lemak KoA dapat dikurangi secara langsung ke aldehida oleh Fars
aldehida .Apakah reductases aldehida pertama menghasilkan aldehida yang kemudian diubah
menjadi alkohol, atau sebaliknya, sangat sulit untuk membuktikan, karena reductases aldehid
juga dapat mengkatalisis reduksi dari aldehid lemak terhadap alkohol, sehingga alkohol dan
tidak aldehida adalah produk utama .Reaksi terbalik dikatalisis melalui oksidase alkohol, dan
kedua enzim lebih umum digambarkan sebagai dehydrogenases alkohol. Nama sistematis
dari kelompok enzim adalah alkohol: NADP + oksidoreduktase, oksidasi alkohol
menggunakan NAPD + (alkohol + NADP (+) <=> aldehida + NADPH). Beberapa enzim di
grup ini hanya mengoksidasi alkohol primer, sementara yang lain bertindak juga pada alkohol
sekunder
Sintesis fosfolipid dapat terjadi de novo atau melalui renovasi dari fosfolipid yang ada, dan
biosintesis trigliserida (suatu bentuk penyimpanan energi di dalam sel) adalah produk akhir
dari jalur tersebut . Dalam anggota hewan dari asil-sn-glisero-3-fosfat acyltransferase telah
ditunjukkan untuk mentransfer lemak tak jenuh gugus asil. Beberapa AGPATs mengasilasi
asam lysophosphatidic (LPA) pada posisi-2 karbon untuk menghasilkan asam phosphatidic
(PA). Enzim yang terlibat dalam sintesis fosfolipid dan trigliserida melalui proses evolusi
yang melibatkan dilestarikan asilasi seri dari gliserol-3-fosfat (+ Asil-CoA 1-asil-sn-gliserol
3-fosfat <=> CoA + sn 1,2-diacyl- -gliserol 3phosphat.Esterases adalah hidrolisis, dan
hidrolisis ester terjadi selama sintesis feromon dan degradasi.
PROSES SINTESIS DI ORGANISME ASALNYA

Kebanyakan komponen feromon ngengat merupakan rantai kabon bernomor C
10
-
C
18
berantai lurus, tak jenuh dan turunan dari asam lemak, dengan karbon karbonil
dimodifikasi untuk membentuk kelompok fungsional yang mengandung-oksigen (alkohol,
aldehida, atau ester asetat) .Asam lemak jenuh diproduksi de novo dan dikonversi menjadi
asil-KoA tioester mereka sebelum dimasukkan ke glycerolipids atau diubah ke feromon.
Feromon produksi di PG dirangsang oleh Feromon Biosintesis Mengaktifkan neuropeptide
(PBAN) yang dilepaskan dari ganglion suboesophagal di otak ke hemolymph, setelah itu
mengikat ke reseptor PBAN dalam membran kelenjar karboksilase Asetil-CoA
(ACCase). Enzim ini mengkatalisis carboxylation ATP-tergantung dari asetil-KoA untuk
malonyl-KoA pada langkah membatasi laju biosintesis asam lemak rantai panjang
Malonyl-CoA, asetil-KoA, dan NADPH digunakan dalam sintesis asam lemak oleh
enzim multifungsi Fatty Acid Synthase (FAS)lemak KoA prekursor feromon dapat dikurangi
dengan alkohol yang sesuai oleh dehidrogenase yaitu menghasilkan alkohol-Fatty Asil
Reduktase (FAR) dan kemudian dioksidasi menjadi aldehid yang sesuai oleh alkohol
oksidase.Atau, asil lemak KoA dapat dikurangi secara langsung ke aldehida oleh Fars
aldehida .Apakah reductases aldehida pertama menghasilkan aldehida yang kemudian diubah
menjadi alkohol, atau sebaliknya, sangat sulit untuk membuktikan, karena reductases aldehid
juga dapat mengkatalisis reduksi dari aldehid lemak terhadap alkohol, sehingga alkohol dan
tidak aldehida adalah produk utama .Reaksi terbalik dikatalisis melalui oksidase alkohol, dan
kedua enzim lebih umum digambarkan sebagai dehydrogenases alkohol. Nama sistematis
dari kelompok enzim adalah alkohol: NADP + oksidoreduktase, oksidasi alkohol
menggunakan NAPD + (alkohol + NADP (+) <=> aldehida + NADPH). Beberapa enzim di
grup ini hanya mengoksidasi alkohol primer, sementara yang lain bertindak juga pada alkohol
sekunder
Sintesis fosfolipid dapat terjadi de novo atau melalui renovasi dari fosfolipid yang ada, dan
biosintesis trigliserida (suatu bentuk penyimpanan energi di dalam sel) adalah produk akhir
dari jalur tersebut . Dalam anggota hewan dari asil-sn-glisero-3-fosfat acyltransferase telah
ditunjukkan untuk mentransfer lemak tak jenuh gugus asil. Beberapa AGPATs mengasilasi
asam lysophosphatidic (LPA) pada posisi-2 karbon untuk menghasilkan asam phosphatidic
(PA). Enzim yang terlibat dalam sintesis fosfolipid dan trigliserida melalui proses evolusi
yang melibatkan dilestarikan asilasi seri dari gliserol-3-fosfat (+ Asil-CoA 1-asil-sn-gliserol
3-fosfat <=> CoA + sn 1,2-diacyl- -gliserol 3phosphat.Esterases adalah hidrolisis, dan
hidrolisis ester terjadi selama sintesis feromon dan degradasi

PROSES SINTESIS DI ORGANISME ASALNYA
Kebanyakan komponen feromon ngengat merupakan rantai kabon bernomor C
10
-
C
18
berantai lurus, tak jenuh dan turunan dari asam lemak, dengan karbon karbonil
dimodifikasi untuk membentuk kelompok fungsional yang mengandung-oksigen (alkohol,
aldehida, atau ester asetat) .Asam lemak jenuh diproduksi de novo dan dikonversi menjadi
asil-KoA tioester mereka sebelum dimasukkan ke glycerolipids atau diubah ke feromon.
Feromon produksi di PG dirangsang oleh Feromon Biosintesis Mengaktifkan neuropeptide
(PBAN) yang dilepaskan dari ganglion suboesophagal di otak ke hemolymph, setelah itu
mengikat ke reseptor PBAN dalam membran kelenjar karboksilase Asetil-CoA
(ACCase). Enzim ini mengkatalisis carboxylation ATP-tergantung dari asetil-KoA untuk
malonyl-KoA pada langkah membatasi laju biosintesis asam lemak rantai panjang
Malonyl-CoA, asetil-KoA, dan NADPH digunakan dalam sintesis asam lemak oleh
enzim multifungsi Fatty Acid Synthase (FAS)lemak KoA prekursor feromon dapat dikurangi
dengan alkohol yang sesuai oleh dehidrogenase yaitu menghasilkan alkohol-Fatty Asil
Reduktase (FAR) dan kemudian dioksidasi menjadi aldehid yang sesuai oleh alkohol
oksidase.Atau, asil lemak KoA dapat dikurangi secara langsung ke aldehida oleh Fars
aldehida .Apakah reductases aldehida pertama menghasilkan aldehida yang kemudian diubah
menjadi alkohol, atau sebaliknya, sangat sulit untuk membuktikan, karena reductases aldehid
juga dapat mengkatalisis reduksi dari aldehid lemak terhadap alkohol, sehingga alkohol dan
tidak aldehida adalah produk utama .Reaksi terbalik dikatalisis melalui oksidase alkohol, dan
kedua enzim lebih umum digambarkan sebagai dehydrogenases alkohol. Nama sistematis
dari kelompok enzim adalah alkohol: NADP + oksidoreduktase, oksidasi alkohol
menggunakan NAPD + (alkohol + NADP (+) <=> aldehida + NADPH). Beberapa enzim di
grup ini hanya mengoksidasi alkohol primer, sementara yang lain bertindak juga pada alkohol
sekunder
Sintesis fosfolipid dapat terjadi de novo atau melalui renovasi dari fosfolipid yang
ada, dan biosintesis trigliserida (suatu bentuk penyimpanan energi di dalam sel) adalah
produk akhir dari jalur tersebut . Dalam anggota hewan dari asil-sn-glisero-3-
fosfat acyltransferase telah ditunjukkan untuk mentransfer lemak tak jenuh gugus
asil. Beberapa AGPATs mengasilasi asam lysophosphatidic (LPA) pada posisi-2 karbon
untuk menghasilkan asam phosphatidic (PA). Enzim yang terlibat dalam sintesis fosfolipid
dan trigliserida melalui proses evolusi yang melibatkan dilestarikan asilasi seri dari gliserol-
3-fosfat (+ Asil-CoA 1-asil-sn-gliserol 3-fosfat <=> CoA + sn 1,2-diacyl- -gliserol
3phosphat.Esterases adalah hidrolisis, dan hidrolisis ester terjadi selama sintesis feromon dan
degradasi

PROSES SINTESIS DAN MEKANISME KERJA FEROMON PADA SERANGGA

Pada dasarnya, semua organisme termasuk di luar insecta, dihasilkan oleh kelenjar
eksokrin.Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang mempunyai saluran untuk mengeluarkan
produknya atau bermuara pada permukaan apikal. Kelenjar eksokrin bisa dikategorikan lagi
dalam 3 jenis:
Kelenjar apokrin : bagian dari sel sekresi hilang ketika sekresi berlangsung.
Kelenjar holokrin : seluruh sel hancur ketika sekresi berlangsung.
Kelenjar merokrin : sekresi dilakukan dengan eksositosis
Kelenjar eksokrin juga dapat dikategorikan menjadi:
Kelenjar serosa : produknya bersifat encer dan seringkali kaya protein.
Kelenjar mukosa ; produknya bersifat kental dan seringkali kaya karbohidrat.
Kelenjar minyak : produknya berupa lemak

Mekanisme
Setelah kelenjar esokrin memproduksi feromon, feromon akan diteruskan ke abdomen
insecta.Abdomen adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bagian dari tubuh yang
berada di antara thorax atau dada dan pelvis di hewan mamalia dan vertebrata lainnya.

Dari abdomen, feromon akan dikeluarkan dan akan ditangkap berupa sinyal di antena insekta
tertentu. Dari sinyal tersebut akan diterjemahkan oleh metabolisme insekta tersebut menjadi
sebuah rangsangan. Rangsangan tersebut dikatakan berhasil saat mencapai konsentrasi
tertentu.

Penjelasannya adalah sebagai berikut.
Semakin dekat konsentrasi semakin tinggi, demikian pula semakin menjauh dari sumber
emisi konsentrasi semakin rendah dan tidak mampu menimbulkan rangsang. Dengan
demikian terbentuk semacam ruang tempat serangga lain menangkap isyarat atau rangsang
kimiawi untuk kemudian bereaksi menanggapi rangsang tersebut. Ruang semacam ini oleh
Wilson dan Bossert disebut sebagai "ruang aktif" atau "active space"
Jika feromon dilepas dalam jangka waktu cukup lama, maka ruang aktif akan menjadi
cukup besar. Ruang aktif yang lebih besar diperlukan bila penerima memiliki alat deteksi
isyarat yang tak terlampau peka dibanding bila penerima memiliki alat yang peka. Dengan
mengubah-ubah laju emisi, kepekaan penerima dan jenis isyarat yang dikeluarkan, maka
serangga dapat mencapai tujuan komunikasi kimiawi berhubungan dengan perilaku tertentu.
Ada feromon yang mampu menarik serangga jenis kelamin lain pada jarak yang cukup
jauh, ada pula yang bekerja pada jarak dekat dan penerima menanggapinya dengan
serangkaian perilaku "courtship" atau mencari pasangan. Feromon seperti ini tidak diproduksi
terus menerus, tetapi hanya ketika serangga telah mencapai usia cukup dewasa untuk kawin,
dan bahkan itu pun pada saat tertentu saja.
Kelenjar feromon betina mengandung kurang lebih 164 mg feromon sex, yang secara
teoritis mengandung cukup molekul untuk memikat 1011 ekor jantan apabila masing-masing
jantan dapat menanggapi jumlah ambang dosis terendah. Jantan yang tertarik oleh feromon
akan bergerak menuju sumber feromon berdasar dua gerakan dasar, yakni anemotaksis dan
khemotaksis.
Orientasi yang pertama (anemotaksis )
berdasar pada arah angin yang membawa feromon. Meskipun terletak di "atas" angin,
ngengat jantan akan berusaha mendatangi sumber feromon dengan gerakan zig-zag atau
berpilin-pilin, yang disebut "Schwink effect", dan berlaku baik pada ngengat tanpa sayap
maupun ngengat yang terbang bebas.
Orientasi yang kedua (khemotaksis )
berdasar pada konsentrasi bahan feromon yang dilepaskan, yang semakin besar ke
arah tempat betina hinggap. Orientasi kimia ini lebih bersifat jangkauan pendek ("short-
range").

Anda mungkin juga menyukai