Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ANISA PUSPITA RACHMAN

NPM : 150510170030
KELAS :B
MATA KULIAH : PESTISIDA BAHAN ALAMI (23 Maret 2020)

1) Bagaimana tahapan kita dalam mengekstraksi feromon dari serangga?


Apakah sama tahapan mengekstrak feromon dari semua ordo serangga?
Jawab:
a. Sebagai contoh tahapan ekstraksi feromon dari imago Phthorimaea operculella
(ordo Lepidoptera) yang dilakukan pada penelitian Santosa et al. (2000) yaitu:
• Memperoleh kelenjar feromon dengan memotong ujung abdomen
(abdominal tip) sebanyak 20 ekor ngengat betina yang belun kawin dengan
kriteria umur 1-3 hari. Pemotongan ini dilakukan setelah 4-7 jam
scotophase (periode gelap) atau sekitar pukul 22.00-01.00 dini hari.
• Ekstrak feromon yang dikumpulkan dari serangga uji sebanyak 20 ekor
tersebut selanjutnya ujung abdomen tersebut dimasukkan ke dalam botol
gelas kecil volume 5 ml dengan tutup berbahan teflon dan diekstraksi
menggunakan larutan heksan sebanyak 200µl selama 5 menit. Kemudian
botol tersebut diberi label dan ditutup dengan parafilm, lalu disimpan dalam
freezer dengan suhu -10°C.

b. Ekstrak feromon kasar diperoleh dengan mengekstrak seluruh tubuh serangga atau
hanya kelenjar-kelenjar yang mengandung feromon saja seperti di ujung abdomen
untuk serangga dari ordo Lepidoptera, sedangkan pada ordo Coleoptera kelenjar
feromon didapatkan dari usus bagian belakang kumbang kulit kayu (bark beetle).
Serangga dari ordo Lepidoptera, feromon diekstrak menggunakan metil klorida.
Ekstrak tersebut dapat dianalisis menggunakan gas-liquid chromatography
(Roelofs, 1995). Feromon sudah diidentifikasi pada lebih dari 1600 spesies
serangga yang mewakili lebih dari 90 famili dan 9 ordo (Roelofs, 1995). Feromon
serangga pertama yang diisolasi pada pertengahan tahun 1950-an adalah dari
serangga Bombyx mori (ngengat sutera). Feromon tersebut diberi nama bombykol
dan dihasilkan dari 300.000 ngengat sutera. Dari jumlah tersebut hanya 5.3 mg
bahan aktif yang diperoleh (Nation, 2002). Oleh karena itu, tahapan dalam
mengekstraksi feromon dari berbagai jenis serangga berbeda dimana letak
perbedaannya bisa dari pengambilan feromon tersebut dari serangga, pelarut yang
digunakan dan penentuan waktunya.
Tabel 1. Summary of extraction methodology for insect sex pheromones (Golub, 1979)

2) Apakah yang dimaksud dengan pheromone dispenser?


Jawab:
Pheromone dispenser merupakan suatu alat yang memiliki sistem reservoir guna untuk
mengatur laju pelepasan feromon agar lebih efektif dan efisien dalam tindakan
perlindungan tanaman. Awal mula feromon digunakan secara komersial sebagai umpan
untuk monitoring dan pengendalian hama secara massal. Feromon yang digunakan harus
spesifik dengan hama yang ingin dikendalikan. Ekstrak feromon yang dihasilkan dari
serangga suatu spesies jumlahnya sangat sedikit misalnya dari 300.000 ekor ngengat sutra
hanya dihasilkan ekstrak sebanyak 5.3 mg. Jika langsung diaplikasikan di lapangan ekstrak
feromon akan cepat menguap karena bahan pembawanya bersifat volatile seperti heksan.
Oleh karena itu, diciptakan alat berupa pheromone dispenser yang dapat mengontrol laju
pelepasan emisi feromon dengan konstan dalam durasi yang tidak singkat dan menghemat
biaya yang dikeluarkan (Neumam et. al., 1994). Salah satu jenis pheromone dispenser
yang sudah dipatenkan yaitu polyethylene dispensers in tube from EP 0 243 007, EP 0 160
151, EP 0 194 934, U.S Pat. No. 4,600,146 dan U.S. Pat No. 4,734,281.

Daftar Pustaka:
Golub, M. A. (1979). Techniques for Extracting and Collecting Sex Pheromones from Live
Insects and from Artificial Sources.
Neumam et. al. (1994). Dispenser for the Controlled Release of Pheromones.
Santosa, E., Permana, A. D., Susanto, A., Pertanian-unpad, F., & Balitsa-lembang, F. M.
(2000). IDENTIFICATION OF SEX PHEROMONE OF POTATO TUBER MOTH,
Phthorimaea Operculella Zell. (LEPIDOPTERA : GELECHIIDAE). 9–16.

Anda mungkin juga menyukai