Insting
Anak bebek yang baru menetas akan masuk ke dalam air. Perilaku ini
telah diprogram sebelumnya, dengan kata lain, tidak diperlukan
proses belajar.
Pada perilaku kawin pada burung merak (Pavo muticus), burung jantan
akan menunjukkan keindahan warna ekor bulunya.
Induk burung tidak perlu belajar untuk memberi makan anaknya yang
baru menetas, anak bebek tidak perlu belajar berenang.
Kinesis: yaitu gerak pindah yang diinduksi oleh stimulus, tetapi tidak
diarahkan dalam tujuan tertentu. Meskipun demikian, perilaku ini
masih terkontrol.
Taksis : yaitu gerak pindah secara otomatis oleh suatu organisme motil
(mempunyai kemampuan untuk bergerak), akibat adanya suatu
rangsangan.
ritme harian, seperti hewan nocturnal yang aktif setiap 12 jam sekali.
Ritme tersebut tidak akan persis sama, dapat bergeser satu jam
kedepan atau satu jam mundur. ritme yang demikian disebut circadian.
Perilaku yang dapat membedakan panjang relatif siang dan malam
diatur oleh perubahan dalam fotoperiode. Kemampuan bereaksi
terhadap fotoperiode menunjukkan bahwa hewan mempunyai
mekanisme mengukur jumlah jam siang dan jumlah jam malam atau
salah satu diantaranya. Atau dengan perkataan lain hewan tersebut
mempunyai jam biologis.
Dalam suatu kotak ada dua titik cahaya, yang satu lebih terang dari
yang lain. Bila yang terang dipatuk pada bagian bawahnya akan keluar
makanan. Merpati dengan cepat akan mematuk cahaya yang lebih
terang.
Perilaku Agonistic
Vokalisasi; Adalah suara yang dikeluarkan oleh satu atau lebih individu
untuk berkomunikasi dan koordinasi diantara anggota kelompoknya.
MENGHINDARI PREDATOR
Ada sekelompok kecil hewan yang termasuk super predator yang tidak
takut pada predator yang lain, tetapi pada akhirnya musuhnya adalah
manusia. Pada umumnya cara utama hewan menghindari musuh
adalah dengan berlari atau terbang. Pada hewan tingkat tinggi,
melarikan diri dari predator adalah merupakan perilaku belajar, mis :
kucing dengan anjing. Tetapi pada lalat rumah merupakan perilaku
bawaan, mis : bila lalat akan dipukul dapat menghindar, karena adanya
perubahan udara di sekitarnya.
Tanda adanya bahaya itu diterima berbeda antara satu spesies dengan
spesies yang lain. Pada sejenis burung gelatik mempunyai naluri takut
terhadap burung hantu tetapi tidak takut terhadap ular, tetapi pada
spesies burung yang lain sejak lahir sudah takut terhadap ular, tetapi
tidak takut terhadap predator yang lain. Juga respon terhadap predator
bervariasi, karena meskipun predatornya sama akan memberikan
tanda yang berbeda pada waktu yang tidak sama. Misalnya antelop
tidak akan melarikan diri bila melihat singa yang berjalan ke arahnya,
tetapi antelop baru bereaksi kalau singa mengendap-endap pada
semak-semak.
1.
Perilaku Altruistik
Induk ayam akan bersuara ribut sebagai tanda bahaya bila dilihat ada
burung elang yang datang, anaknya dipanggil untuk disembunyikan.
2. Kamuflase (penyamaran)
Burung Ptarmigan pada musim dingin berbulu putih, dan pada musim
panas bulunya berbintik membuat tidak menarik perhatian karena
warnanya sangat sesuai dengan lingkungan.
3.
Mimikri
Yaitu menyerupai hewan yang lain, dapat dibagi menjadi mimikri Miller,
mimikri Bates dan mimikri agresif.
Mimikri Miller adalah hewan yang dapat dimakan sangat mirip dengan
hewan yang tidak dapat dimakan. Misalnya kupu-kupu pangeran tidak
mengandung racun dalam tubuhnya dan enak dimakan seperti roti
bakar, sangat mirip dengan kupu-kupu raja yang mempunyai racun
dalam tubuhnya.
Bila hewan telah mempunyai senjata tetapi tidak ada pemangsa yang
tahu, maka hewan tersebut berevolusi sehingga mempunyai warna
yang mencolok tanpa penyamaran sedikitpun, disebut
aposematik.Misalnya pada larva kupu-kupu raja berwarna mencolok
tanpa penyamaran sedikitpun, dan di dalam badannya terdapat zat
kimia yang beracun untuk predator yang memangsanya.Zat beracun
tersebut berasal dari tumbuhan (milkweed) yang biasa dimakan.Racun
tersebut tetap disimpan sampai larva mengalami metamorfosis. Maka
burung yang memakan kupu-kupu raja akan memuntahkannya dan
tidak akan makan lagi.
A.
Tingkah laku khusus ternak yaitu tingkah laku ini merupakan bawaan
sejak lahir atau sebagai refleksi karakteristik ternak tersebut, yang
tidak berubah oleh proses belajar. Tingkah laku lainnya dapat berubah.
Etogram yaitu gambaran tingkah laku khusus ternak adalah sebagai
berikut: merupakan katalog yang tepat dan terinci yang memuat
respons yang membentuk tingkah laku, untuk mengetahui bagaimana
hewan mengatasi bermacam-macam lingkungan dan pengalaman. dan
terbentuk dari tiap elemen pola reaksi.
Beberapa Istilah Dalam Etogram yaitu:
a)
Ingestif. Tingkah laku yang berhubungan dengan makan,
merumput, menyusu, menjilati garam untuk memenuhi kebutuhan
hidup
b)
Pencarian tempat berteduh (shelter-seeking). Mencari lingkungan
tau tempat yang optimal bagi dirinya, misal : berteduh di bawah pohon
(mamalia), mencari pohon untuk bersarang (burung).
c)
Penyidikan (investigatory). Merupakan karakteristik yang penting
untuk memudahkan mereka melihat keadaan bahaya atau menemukan
temannya, misal : mengangkat kepala, mengarahkan mata, telinga dan
hidung kearah gangguan, mencium dan menjilati temannya.
d)
Alelomimetik (kelompok). Tingkah laku yang sama dalam satu
satuan waktu, misal : merumput, berjalan, berlari, tidur, terbang.
e)
Agonistik (artinya berjuang). Tingkah laku yang ada hubungannya
dengan agresivitas, kepatuhan, dan pertahanan, misal: menakutnakuti, pdkt, berkelahi, melarikan diri
f)
Eliminatif. Tingkah laku yang meliputi kencing dan buang kotoran
yang berbeda-beda antara spesies dan jenis kelamin, misal : sapi,
anjing, jantan dan betina, dapat juga menandai daerah kekuasaannya
dan bagian dari komunikasi antara temannya.
g)
Epimeletik (care giving) dan Et-epimeletik (care-soliciting).
Tingkah laku keindukan / keibuan, misal : menjilati dan menggigit
placenta pada anak setelah melahirkan, mencium dan menjilati
anaknya, berteriak /mengembik bila terpisah dari kelompoknya,
B.
Tingkah laku sosial adalah tingkah laku yg biasa & dpt diduga yg terjadi
antara dua at lebih individu pada kelompok. Dalam setiap kelompok
spesies ternak selalu terdpt tingkahlaku sosial & peringkat sosial (order
sosial) yg terorganisir dg baik. Order sosial pertama kali dipelajari pd
ayam.
Peck order : bila sejumlah ayam yg belum saling mengenal
ditempatkan dlm 1 kandang, akan terjadi pertarungan 2 pihak yg
belum saling mengenal tsb yg akhirnya dpt melibatkan semua individu.
Pemenang dr pertarngan awal akan mendominasi tertakluk & si
tertakluk akan selalu menghindar dr penakluk).
Order sosial ini kurang penting di alam bebas (banyak terdpt makanan
& air).
Tingkah laku order sosial sgt penting bila ternak diberi makan
bersama dlm kandang. Ternak yg dominan akan mengusir individu-2
subordinan dr T4 makan shg mereka kelaparan. Hal ini terjadi di feedlot
sapi potong dan dipembibitan.
1.
b.
ternak yg memiliki kepercayaan diri yg lebih besar ditunjukkan
dgn bentuk tubuh yg besar (tanpa tingkah laku agresif).
Ternak subordinat memperlihatkan tingkah laku patuh/menurut (ternak
yg lemah & lebih muda), hal ini memberi kesempatan pada mereka
utuk tetap tinggal dlm kelompok & berbagi sumber pakan at air.
2.
Implikasi Manajemen
4.
Hasil penelitian :
a.
seekor ternak yg menjilati ternak lainnya ut menikmati rasa
asing pd lapisan kulit luar ternak yg dijilatinya,
b.
tingkah laku menjilati menjadikan ternak dpt mendekati ternak
lainnya tanpa rasa takut,
c.
tingkah laku menjilati merup suatu gerakan dua arah & terlepas
dari hub dominasi (ternak subordinat tdk perlu takut pd ternak
dominan).
Tingkah laku menjilat merup suatu faktor ikatan sosial yg
menyebabkan ikatan kelompok didasarkan pd hub yang baik dan
bertentangan dg sifat agonistik. Tingkah laku menjilat merup hal yg
sangat penting ut mengurangi ketegangan dan stress.
Latar Belakang
Tingkah laku atau etologi hewan praktis telah merupakan hal yang
penting sejak masa prasejarah. Tingkah laku ini dimanfaatkan oleh
para pemburu dan kemudian oleh masyarakat untuk menjinakkan
hewan-hewan tersebut. Sampai pada pertengahan abad ini, para
ilmuwan di bidang pertanian tidak banyak mengenal ilmu tingkah laku
hewan baik secara praktis sebagai hal yang penting maupun sebagai
hal yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Banyak penelitian yang pada mulanya telah dilakukan memuat
deskripsi mengenai aspek-aspek tingkah laku yang telah didefinisikan
dengan baik. Para ilmuwan yang mempelajari hewan dalam lingkungan
asalnya disebut ethologist.Beberapa sumbangan pemikiran dibuat oleh
para ilmuwan psikologi yang mempelajari hewan dalam lingkungan
laboratorium yang terkontrol, yang kemudian mengubah factor-faktor
lingkungannya satu demi satu dan mencatat pengaruh tersebut pada
tingkah laku hewan.
Sapi merupakan jenis ternak yang tergolong dalam famili Bovidae atau
ruminansia, yang memiliki sistem pencernaan dan siklus reproduksi
kompleks dan terintegras. Pemahaman perilaku sapi dan respon
perilaku terhadap perubahan apapun yang terjadi sangat penting untuk
mengetahui dampak yang akan ditimbulkan akibat perubahan
tersebut, baik dari segi kesehatan maupun tingkat produksinya. Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai perilaku dan perubahan perilaku
pada hewan ruminansia tersebut.
I.2
Rumusan Masalah
b.
Bagaimana tanda-tanda yang ditunjukkan pada sapi yang
normal?
c.
Apa saja penyakit yang sering terjadi pada sapi yang
menyebabkan perubahan perilaku?
I.3
Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Merumput (Grazing)
1.
Sikap merumput
3.
Cuaca jelek
Padang becek
Rumput jarang
4.
Siklus merumput
Kebijakan nutrisi
Tingkah laku khas dari hewan yang kekurangan salah satu zat
nutrisi.
Rangsangan dari dalam tubuh untuk memilih apa yang
diperlukan oleh tubuh, dalam usahanya menjaga keseimbangan
mineral dalam tubuhnya.
Meranggas (Browsing)
Makan (Feeding)
Temperature lingkungan
Umut kebuntingan
Bangsa
Tingkat laktasi
Perilaku seksual
Pada sapi jantan
Dominan/subordinan
3.
Gangguan psikologis,
Penyakit,
Perubahan iklim
Sangat reaktif,
Tidak tenang/gelisah,
Sering melenguh,
Mengibas-ibaskan ekornya,
e.
Laktasi
II.3
a.
d.
Pink Eye merupakan penyakit mata akut yang menular pada sapi,
domba maupun kambing, biasanya bersifat epizootic dan ditandai
dengan memerahnya conjungtiva dan kekeruhan mata. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri, virus, ritketsia maupun Chlamydia, namun
yang paling sering ditemukan adalah akibat bakteri Maraxella bovis.
Tanda umum: mata berair, kemerahan pada bagian mata yang
putih dan kelopaknya, bengkak pada kelopak mata dan cenderung
menjulingkan mata untuk menghindari sinar matahari. Kadang-kadang
terjadi borok atau lubang pada selaput bening mata yang dimana
borok tersebut dapat pecah dan mengakibatkan kebutaan.
g.
Penyakit mulut dan kuku (PMK) disebut juga foot and mouth
disease (FMD) atau Aphtae Epizooticae (AE). Penyakit ini merupakan
penyakit akut dan sangat menular yang menyerang sapi, kerbau, babi,
kambing, domba, dan hewan berkuku genap lainnya. Infeksi ditandai
dengan pembentukan lepuh yang kemudian berkembang menjadi erosi
pada selaput lendir mulut, diantara kuku, lekuk koroner kaki dan
putting susu. Penyebab PMK adalah virus RNA, berdiameter 20 mu.
Tanda umum: lesu, suhu tubuh dapat mencapai 41 oC,
hypersalivasi (karena erosi selaput lendir mulut dan lidah), nafsu
makan berkurang, enggan berdiri (karena luka pada interdigital),
penurunan produksi susu secara mendadak, penurunan berat badan
yang terjadi serentak pada suatu kelompok hewan. Selain itu gejala
khas berupa lepuh-lepuh diruang mulut terutama bagian atas , bibir
bagian dalam, gusi, langit-langit, dan sekali-kali pada selaput lendir
mata.
h.
BAB III
KESIMPULAN
III.1
Kesimpulan
1.
Perilaku dasar pada hewan seperti makan, minum, tidur,
istirahat, aktivitas seksual, eksplorasi, latihan, bermain, ekplorasi,
aktivitas melarikan diri, pemeliharaan dan sebagainya sangat penting
untuk diketahui dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dan
memberi rasa nyaman serta aman terhadap diri mereka. Kondisi
dimana perilaku dasar tersebut tidak terpenuhi akan berdampak pada
kinerja dan produktivitas dari hewan.
2.
Perilaku sapi secara umum dibagi menjadi lima kategori, yaitu:
Merumput (Grazing), Meranggas (Browsing), Makan (Feeding), Perilaku
seksual, dan Laktasi.
3.
Efek psikologis biasanya lebih kuat dan lebih persisten dari
pengaruh negative lainnya.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar. 2012. Pedoman Pelaksanaan Pengawalan Dan Koordinasi
Perbibitan Tahun 2012. Direktorat Perbibitan Ternak Direktorat Jenderal
Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian 2012.
2. M I N U M
Anak ayam tidak belajar minum, tetapi belajar makan, mematuk.
Mula-mula mematuk serpihan ringan (dedak) yang meng-apung di atas air, dari
pengalaman itu ayam belajar minum
Praktis:
Makan dan minum diberikan dalam waktu 24 jam setelah menetas, makin cepat
belajar makin baik
Ayam sangat membutuhkan air
TINGKAH LAKU SOSIAL
1. HIERARKI KASTA
Jantan : tua besar, bentuk bagus mempunyai hak mematuk / peck order
HIERARKI berubah:
setiap diadakan perubahan kelompok
sekitar 2 minggu stabil kembali
2. PENCAMPURAN KELOMPOK
jumlah kelompok baru < jumlah kelompok lama
produksi turun 25 %
jumlah kelompok baru > jumlah kelompok lama
produksi turun 75 %
2 minggu normal kembali
Pembentukan kelompok sejak umur 1 hari sampai umur 2 minggu
Ayam dewasa 10 hari dipisah asing
3. PENGARUH TINGKAT SOSIAL
Ternak dengan tingkat sosial yang tinggi memilih makanan terlebih dahulu
Anggota kelompok berebut tentang : makanan, jodoh dan fasi-litas lainnya (tempat
tidur, sarang, dll).
TINGKAH LAKU SEKSUAL
Tingkah laku seksual termasuk tingkah laku sosial, sebab:
Menyangkut lebih dari satu ekor
Bersarang
Akan bertelur, gelisah
Proses bertelur mempengaruhi jiwa ayam
tenang bila ada sarang yang ada telurnya.
Mengeram
Dapat dihilangkan melalui seleksi
Untuk mencegah ayam betina mengeram:
Kandang jangan terlalu gelap
Suhu jangan terlalu tinggi
Litter jangan terlalu tebal
Dikeluarkan dari kelompok
Menghentikan ayam betina mengeram:
Dilepas, dibiarkan jalan-jalan
Kandang yang sejuk
Dimandikan (suhu tubuhnya diturunkan).
Mengasuh Anak
Induk umumnya agresif
Penyapihan terjadi pada umur anak 12 16 minggu, induk berahi lagi
Komunikasi
Penglihatan untuk pengenalan dan ingatan
bentuk dan warna kepala (jengger dan pial)
warna bulu sayap/tubuh
Pendengaran
Suara (kokok) sebagai alat komunikasi antara induk dengan anak, atau betina
memberi tanda pejantan.
TINGKAH LAKU BABI
Class : Mammalia
Orde : Atroodactyla
Famili : Suidae
Genus : S U S
Spesies : S. Scrofa Eropah
S. Vitatus Asia
Sus Vitatus badan lebar
kaki pendek
daya reproduksi tinggi
Terdapat 2 type babi :
Umur pubertas sekitar 7 bulan. sperma sudah tumbuh pada umur 4 bulan sampai
umur 1 tahun belum mampu membuahi.
Pada umur 5 8 bulan biasanya belum bisa ejakulasi. Babi jantan puber menaiki apa
saja :
betina berahi/tidak berahi
jantan lain
benda lain panthom
indera : penciuman/olfactory, kurang
penglihatan & pendengaran utama
Bila jantan melihat reaksi betina diam saja baru jantan mencium : urin, vulva betina
birahi maka libido seksualnya meningkat.
pengalaman hubungan sosial sebelumnya sangat penting dalam libido seksualis
jantan.
bagus : jantan dipelihara bersama jantan lain
B. BETINA
babi termasuk hewan multipara
Umur pubertas 6 8 bulan. tergantung ras ditandai dengan timbul perhatian
terhadap jantan.
sejak awal puber berperilaku astr
gelisah, menaiki temannya, tapi
tidak mau menaiki jantan
1. Panjang siklus birahi 21 hari.
2. ovulasi hari ke 1 5 hari. fase estrus, mulai banyak hari ke 2 estrus.
3. lama periode estrus 1 5 hari
4. Lama mengandung 3 bulan, 3 minggu, 3 hari.
tanda-tanda estrus :
a. gelisah menaiki jantan lain
b. nafsu makan turun
c. lebih atraktif
d. urinasi bila ada jantan
e. vulva merah dan bengkak 2-8 hari sebelum estrus
f. keluar lendir berahi
TINGKAH LAKU INDUK
1. membuat sarang ; tiga hari sebelum partus tiba, tempat diluar kandang menggali
tanah (lekukan), tempatdidalam kandang mebuat tumpukan jerami.
Domba Piaraan :
ekor : lebih panjang
bulu penutup hilang, tinggal bulu bagian bawah : wool
Kambing Piaraan :
tidak berbeda jauh dengan kambing liar
tanduk : lebih sederhana
I. TINGKAH LAKU INGESTIF
1. MERUMPUT:
* BIBIR
* GIGI SERI BAWAH merupakan alat-alat vital
* GUSI ATAS
Domba dan Kambing merumput bisa sampai ke dekat tanah.
daun-daun dan rumput dijepit GISERBA dan GUSTAS gerakan moncong ke depan
dan kepala ke atas rumput terpotong
Domba dan Kambing digembalakan siang hari, setelah tengah hari, karena :
a. pagi hari : larva cacing masih berada di pucuk rumput,rumput masih basah karena
embun.
b. digembalakan oleh anak petani setelah pulang sekolah.
2. RUMINASI
Jumlah periode ruminasi domba dan kambing : 8 - 15 kali/24 jam
Lama ruminasi (total) : 8 - 10 jam/24 jam.
Pusat Ruminasi : Medula oblongata
Dipengaruhi oleh emosi :
keadaan tenang : ruminasi teratur
keadaan takut : ruminasi tidak teratur, jarak antara
menelan dan regurgitasi diperpanjang
DOMBA
A. Rumput dipotong : ruminasi lebih banyak
Konsentrat : ruminasi lebih sedikit
3. MENYUSU
B. Anak mulai menyusu : 2 - 3 jam post natal
D. T I D U R.
Kuda bisa tidur :
Selama 7 24 jam
Berdiri / berbaring di bawah panas matahari
Jarak dan lama tidur teratur tergantung pada derajar lapar dan iklim
Anak kuda : cara beristirahat lebih sering dengan berbaring (sampai dengan usia 3
bulan)
Kuda dewasa : istirahat berdiri struktur otot kaki depan sangat kuat
Pada masa pertumbuhan :
Istirahat makin kurang
Menyusu kurang
Kegiatan merumput meningkat
Diselingi tingkah laku main dengan temannya
Umur 2 minggu bermain sendiri/dengan induk.
Umur 8 minggu bermain dengan teman, manusia, anjing.
Anak yang baru lahir acuh terhadap tingkatan sosial. Induk menghalanginya bila
bergaul anak mampu menghindar.
Menaruh perhatian terhadap teman sekelompok tetapi tidak acuh terhadap
anggota lain kelompok.
Dalam Kelompok Besar :
dapat ditemukan kelompok kecil yang merumput dan beristirahat bersama.
tingkat sosialnya sama.
suatu saat terjadi perkelahian tetapi pada saat lain saling tidak acuh.
Empat Tahap Perkenalan Bila Dua Ekor Kuda Bertemu:
1. Kedua kuda saling mengelilingi dalam jarak tertentu,
2. Saling menciumkan hidung meneliti badan dan ekor masing-masing dengan
hidungnya.
3. Bila bisa berteman saling memberi gigitan kecil di leher lawannya.
Di alam liar : ada musuh lari atau melawan, tergantung pada keadaan .
Di Peternakan : lari / menyerang tergantung pada dominasi.
Perkelahian terjadi pada tingkat sosial yang sama.
Kuda berkelahi dengan cara :
menggigit, menendang, mencakar, atau menerkam.
Fakultas
Peternakan
Universitas
Jenderal
Soedirman Purwokerto
Tingkah laku atau etologi hewan praktis telah merupakan hal
yang penting sejak masa prasejarah. Tingkah laku ini dimanfaatkan
oleh para pemburu dan kemudian oleh masyarakat untuk menjinakkan
hewan-hewan tersebut. Sampai pada pertengahan abad ini, para
ilmuwan di bidang pertanian tidak banyak mengenal ilmu tingkah laku
hewan baik secara praktis sebagai hal yang penting maupun sebagai
hal yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Banyak penelitian yang pada mulanya telah dilakukan memuat
deskripsi mengenai aspek-aspek tingkah laku yang telah didefinisikan
dengan baik. Para ilmuwan yang mempelajari hewan dalam lingkungan
asalnya disebutethologist. Beberapa sumbangan pemikiran dibuat oleh
para ilmuwan psikologi yang mempelajari hewan dalam lingkungan
laboratorium yang terkontrol, yang kemudian mengubah factor-faktor
lingkungannya satu demi satu dan mencatat pengaruh tersebut pada
tingkah laku hewan.
Etogram merupakan catalog yang tepat dan terperinci yang
memuat respons yang membentuk tingkah laku hewan. Etogram
sangat berguna untuk mengetahui hewann mengatasi macam-macam
lingkungan dan pengalaman. Perincian dapat dengan mudah dikenal
melalui film dan kaset video. Selanjutnya, etogram terbentuk dari tiap
elemen pola reaksi. Perlu diketahui para ilmuwan etologi terdahulu
tidak mempunyai metode yang canggih untuk mengumpulkan dan
menganalisa data tetapi dapat menghasilkan etogram yang sangat
baik
dengan
pengamatan
yang
teliti
yang
dilakukan
dengan
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah tingkah laku ingestif ini meliputi bukan hanya
memakan pakan solid tetapi juga menyusui anak dan meminum pakan
cair. Mempertahankan konsumsi pakan yang cukup untuk hidup dan
suksesnya reproduksi merupakan hal yang sangat penting bagi semua
spesies ternak. Karena itu, mengerti pola tingkah laku yang digunakan
oleh hewan untuk mencari, mendapatkan, menyeleksi dan memakan
pakan
penting
sekali
untuk
berhasilnya
pengembangan
usaha
peternakan.
Seleksi pakan pada kondisi penggembalaan bebas sangat
tergantung pada pola dasar tingkah laku ingestif. Manusia bisa
menggunakan beberapa control dengan beberapa usaha seperti
pemagaran atau pengawetan pakan pada saat persediaan pakan
banyak untuk dipergunakan pada waktu kekurangan pakan.
Dalam keadaan dikandangkan secara intensif, seperti system
potong-angkut
yang
umumnya
berlaku
di
Indonesia,
manusia
Tetapi walaupun dalam keadaan yang terbatas dan bahkan bila ternak
diberi makan secara individu, faktor-faktor social mempengaruhi
tingkah laku ingestif dan jumlah pakan yang dimakan.
2.1
pakan
yang
diberikan.
Pada
pemberian
pakan
secara
umum,
tetapi
sapi
meluangkan
mempunyai
waktu
fleksibilitas
8-10
yang
jam
untuk
cukup
untuk
2.2
oleh sapi
Waktu
yang
digunakan
oleh
sapi
untuk
makan
saat
sapi meningkatkan
padang
waktu
rumput
untuk
dalam
merumput
keadaan
(contoh
kering,
pada
sapi
2.3
padang rumput
Preferensi atau pemilihan pakan adalah berbeda di
antara jenis ternak herbivora. Tetapi, semua jenis lebih suka memakan
daun daripada batang atau bahan dengan warna hijau (muda) daripada
bahan yang kering (tua). Bila jumlah pakan yang tersedia berkurang,
maka akan terdapat kecenderungan bahwa ternak menjadi kurang
selektif, walaupun pakan yang terletak sekitar kotoran dan kencing
tidak dipilih sebisa mungkin terutama oleh ternak sapi.
Sapi
lebih
menyenangi
daun-daunan
yang
lebih
panjang
2.4
keadaan
pemberian
pakan
secara individu
untuk
memilih konversi pakan yang efisien atau dimana ahli makanan ingin
menggunakan kandang metabolism individu atau calorimeter untuk
mendapatkan pengukuran yang tepat untuk pertukaran metabolism,
maka kemudahan social makan harus diperhitungkan. Ternak sapi
dalam kandang metabolisme akan makan hanya 50%-60% dari jumlah
yang dimakan sapi yang dipelihara dalam kelompok.
2.5
dengan cara lain, ia bisa menolak untuk memakan satu pakan atau
pakan lainnya. Ada kelompok pakan tradisional, yang dapat dimakan
ternak dengan enak, ada pula beberapa apkan lain yang bernilai gizi
tinggi dan harganya murah tetapi terbak tidak dapat merasakan
enaknya selama memakan pakan tersebut untuk pertama kalinya.
Kesenangan terhadap bermacam-macam prosduk pakan telah
diuji dalam 20 jenis pakan. Terlihat bahwa pakan dapat dibedakan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
1.
2.
3.