Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rizka Afriani

NPM : 180110140037
Sastra Indonesia (A)

Dendam dan Cinta dalam Film


Crouching Tiger Hidden Dragon dan Pendekar Tongkat Emas
Berbicara mengenai bela diri tentu banyak sekali macamnya tan tak akan
ada habisnya, sebab bisa dikatakan bahwa itu dapat dijadikan topik yang cukup
asyik dijadikan obrolan. Silat merupakan ilmu bela diri yang masih digandrungi
hingga sekarang. Kecekatan dan ketelitian sangat dibutuhkan dalam bela diri ini,
agar mampu bertahan dalam pertarungan. Berbicara mengenai bela diri, terdapat
dua film yang cukup menarik untuk dibahas. Fim pertama berjudul Crouching
Tiger Hidden Dragon yang mengisahkan tentang pembalasan dendam seorang
murid kepada pembunuh gurunya, tema yang di angkat adalah tentang bela diri.
Dalam film tersebut sangat banyak sekali adegan perkelahian yang membuat
penonton dapat menahan nafas, karena begitu apiknya perkelahian yang
disuguhkan pada penonton. Film berikutnya masing mengenai dunia bela diri
yang berjudul Pendekar Tongkat Emas. Terdapat kesamaan tema dalam film
tersebut yaitu mengenai bela diri. Dalam film Pendekar Tongkat Emas bela diri
yang duganakan adalah silat.
Banyak sekali perbedaan dari kedua film tersebut. Selain karena perbedaan
negara pembuat dari kedua film tersebut, terdapat juga perbedaan mengenai alur
dan jalan cerita dari kedua film tersebut. Dalam film Crouching Tiger Hidden
Dragon yang menjadi senjata atau benda yang di agungkan adalah sebuah pedang
yang memang memiliki kekuatan yang luar biasa. Sedangkan dalam Pendekar
Tongkat Emas yang menjadi rebutan adalah sebuah tongkat emas. Selain itu
penggambaran guru dalam film Crouching Tiger Hidden Dragon tidak

digambarkan begitu mendetail dan terkesan hanya sebagai penunjuk arah untuk
film tersebut. Tetapi dalam film Pendekar Tongkat Emas sosok Guru tersebut di
munculkan dengan adanya guru Cempaka. Jika dalam film pertama menceritakan
pembalasan dendam seorang murid, berbeda halnya dengan film yang kedua yaitu
dendam seorang murid terhadap gurunya dan membunuh gurunya karena tidak
terpilih menjadi pewaris ilmunya.
Untuk kedua film ini sangatlah bagus untuk dijadikan bahan perbincangan.
Dalam film Crouching Tiger Hidden Dragon permasalahan yang terjadi sangatlah
klasik, yaitu mengenai Cinta sebab dari awal hingga akhir cerita tak lepas dari
cinta, entah itu cinta murid terhadap gurunya, ataupun cinta antara laki-laki dan
perempuan layaknya kebanyakan kisah. Jika dilihat dari jalan cerita ada beberapa
yang memiliki kemiripan. Salah satunya pada film pertama saat pencarian
terhadap Rubah Hijau. Memiliki kesamaan dengan pada saat pencarian Dara yaitu
menggunakan kertas yang ditempel pada dinding-dinding kayu. Hanya saja
bedanya Dara adalah korban dari kelicikan dari Biru dan Gerhana yang
menjadikan Dara sebagai kambing hitam pembunuh Cempaka. Sedangkan dalam
film Crouching Tiger Hidden Dragon seseorang yang disebut Rubah Hijau adalah
pembunuh yang sebenarnya.
Konflik dalam film Crouching Tiger Hidden Dragon terjadi karena ulah
seorang gadis yang hanya memiliki niat untuk sekedar bermain-main, ternyata
banyak kekacauan yang di buat, gadis itu bernama Jen, hingga terkuaklah bahwa
sesungguhnya ia hanya menginginkan sebuah kebebasan. Sehingga dalam film
tersebut lebih banyak menggambarkan kehidupan pribadi Jen dan segala sesuatu
tentang Jen. Meski pada akhirnya ialah yang mengantarkan Li Mu Bai kepada
tujuan balas dendamnya yaitu Rubah Hijau.
Sedangkan dalam Film Pendekar Tongkat Emas konflik terjadi karena rasa
dendam yang dimiliki oleh Biru terhadap cempaka hingga akhirnya terjadi
pembunuhan terhadap Cempaka demi mendapatkan tongkat tersebut. Untuk jalan
cerita dalam Pendekar Tongkat Emas pun banyak menceritakan tentang tokoh
Dara tersebut.

Akhir cerita kedua film ini juga memiliki perbedaan yang terlihat jelas.
Jika di film Crouching Tiger Hidden Dragon Li Mu Bai dimatikan dan Jan bunuh
pergi entah bunuh diri atau menghilang tetapi di film Pendekar Tongkat Emas
Dara dan elang tetap dibiarkan hidup dan memulai kehidupan baru mereka
sebagai seorang pendekar.
Sebenarnya, tema yang di angkat kedua film ini tidak jauh berbeda yaitu
tentang bela diri dan cinta. Permasalahannyapun terkesan klise dan kompleks
yaitu mengenai cinta. Hanya saja cara penyajian dan konflik yang disuguhkan
membuat kedua film tersebut menjadi lebih menarik.dan dapat dikatakan kedua
film ini berhasil membuat penonton berpikir sebenarnya apa yang mendasari para
tokoh berlaku seperti itu. Dengan dihadirkannya tokoh pembantu yang
meramaikan cerita dalam film tersebut.

Anda mungkin juga menyukai