Anda di halaman 1dari 7

NAMA

: TESHA APRILYA PUTRI

NIM

: 1002101010043

PERILAKU BAWAAN DAN PERILAKU AKIBAT BELAJAR

1. Perilaku Bawaan
Perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaan lahir atau innate behavior),
dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan
(Yusuf Bachtiar). Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatan antara pendapat
yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat pada suatu organisme merupakan pengaruh
alami atau karena akibat hasil asuhan atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yang
terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwa terjadinya suatu perilaku
disebabkan oleh keduanya, yaitu genetis dan lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi
suatu perkembangan sifat.
Perilaku terhadap suatu stimulus (rangsangan) tertentu pada suatu spesies, biarpun perilaku
tersebut tidak didasari pengalaman lebih dahulu, dan perilaku ini bersifat menurun. Hal ini
dapat diuji dengan menetaskan hewan ditempat terpencil, sehingga apapun yang dilakukan
hewan-hewan tersebut berlangsung tanpa mengikuti contoh dari hewan-hewan yang lain.
Tetapi hal tersebut tidak dapat terjadi pada hewan-hewan menyusui, karena pada hewanhewan menyusui selalu ada kesempatan pada anaknya untuk belajar dari induknya
Contoh:

Pada pembuatan sarang laba-laba diperlukan serangkaian aksi yang kompleks, tetapi
bentuk akhir sarangnya seluruhnya bergantung pada nalurinya. Dan bentuk sarang ini
adalah khas untuk setiap spesies, walaupun sebelumnya tidak pernah dihadapkan pada
pola khusus tersebut.
Pada pembuatan sarang burung, misalnya sarang burung manyar (Ploceus manyar).
Meskipun burung tersebut belum pernah melihat model sarangnya, burung manyar
secara naluriah akan membuat sarang yang sama
Contoh perilaku bawaan pada kura-kura adalah melindungi diri dengan memasukkan
kepala ke dalam karapaks
Tukik yang mampu menuju laut meski tanpa pemandu
Pada musim gugur burung burung yang berulang-ulang pada interval tertentu.
Perilaku demikian disebut ritme atau periode, dan dapat berlangsung setiap 2 jam, 24
jam atau bahkan satu tahun. Banyak hewan yang mempunyai ritme harian, seperti
hewan nocturnal yang aktif setiap 12 jam sekali. Ritme tersebut tidak akan persis

sama, dapat bergeser satu jam kedepan atau satu jam mundur. ritme yang demikian
disebut circadian. Perilaku yang dapat membedakan panjang relatif siang dan malam
diatur oleh perubahan dalam fotoperiode. Kemampuan bereaksi terhadap fotoperiode
menunjukkan bahwa hewan mempunyai mekanisme mengukur jumlah jam siang dan
jumlah jam malam atau salah satu diantaranya. Atau dengan perkataan lain hewan
tersebut mempunyai jam biologis.

Untuk melakukan perilaku bawaan kadang-kadang diperlukan suatu isyarat tertentu, isyarat
tersebut disebut release atau pelepas. Release (pelepas) ini dapat berupa warna, zat kimia dll.

Release berupa warna, misalnya pada ikan berduri punggung tiga. Selama musim
berbiak biasanya ikan betina akan mengikuti ikan jantan yang perutnya berwarna
merah ke sarang yang telah disiapkannya. Tetapi ternyata ikan betina akan mengikuti
setiap benda yang berwarna merah yang diberikan kepadanya. Dan benda apapun
yang menyentuh dasar ekornya, akan menyebabkan ikan betina tersebut bertelur
Release berupa zat kimia misalnya feromon. Feromon berfungsi sebagai release pada
berbagai serangga sosial seperti semut, lebah dan rayap. Hewan-hewan tersebut
mempunyai berbagai feromon untuk setiap tingkah laku, misalnya untuk perilaku
kawin, perilaku mencari makan, perilaku adanya bahaya dll
Release berupa bintang, Sauer seorang ornitolog dari Jerman mencoba sejenis burung
di Eropa (burung siul). Burung tersebut yang masih muda pada musim gugur akan
bermigrasi ke Afrika terpisah dari induknya. Migrasi tersebut dilakukan pada malam
hari dengan bantuan navigasi bintang-bintang. Sauer memelihara burung siul yang
masih muda, pemeliharaannya tidak mudah karena burung tersebut hanya memakan
serangga yang masih hidup dalam jumlah banyak. Bila musim gugur tiba, burungburung tersebut menjadi tidak tenang. Bila burung tersebut dibawa ke dalam
planetarium, melihat bintang-bintang maka burung tersebut akan terbang ke arah
tenggara, sepertinya bila di alam benas burung tersebut menuju ke Afrika.

Innate
Merupakan perilaku atau suatu potensi terjadinya perilaku yang telah ada di dalam suatu
individu. Perilaku yang timbul karena bawaan lahir berkembang secara tetap/pasti. Perilaku
ini tidak memerlukan adanya pengalaman atau memerlukan proses belajar, seringkali terjadi
pada saat baru lahir, dan perilaku ini bersifat genetis (diturunkan).
Ahli perilaku yang pernah menerima hadiah nobel adalah Konrad Lorenz, Niko Tinbergen
dan Karl Von Frisch. Percobaan yang dilakukan Tinbergen dan Lorenz membuktikan perilaku
innate (bawaan) dan bentuk perilaku yang didapatkan karena melalui suatu proses belajar
yang sederhana.

Tinbergen melakukan percobaan dengan menggunakan srang tawon yang ditempatkan di


tengah lingkaran bunga inus, kemudian lingkaran bunga pinus dipindahkan disamping
sarangnya. Ternyata tawon tersebut kembali ketengah lingkaran, tidak ke sarang. Demikian
pula setelah lingkaran bunga pinus diganti dngan lingkaran batu tanpa sarang, dan
disebelahnya dibentuk segitiga dari bunga pinus dengan sarang di tengahnya. Hasilnya
menunjukkan bahwa tawon kembali ke lingkaran batu, bukan ke sarang di tengah segitiga
bunga pinus. Hasil tersebut menyatakan bahwa tawon dapat menggunakan suatu bentuk di
tanah dan terus menjaga lingkaran tersebut dengan belajar untuk mangenal sesuatu.

2. Perilaku akibat Belajar (Animal reasoning and learning)

Proses belajar seringkali diidentifikasi sebagai suatu upaya untuk mendapatkan informasi dari
adanya interaksi, atau perilaku yang memang telah ada pada organism (hewan) dan
cenderung memberikan pengertian dari suatu upaya coba-coba. Kita ketahui bahwa perilaku
di pengaruhi factor genetik, sehingga organism (hewan) dapat memiliki hubungan dengan
individu lain, dan juga dapat berhubungan dengan lingkungan.
Perilaku yang diperoleh dengan belajar adalah perilaku yang diperoleh atau sudah
dimodifikasi karena pengalaman hewan yang bersangkutan yang mengakibatkan suatu
perubahan yang tahan lama dan dapat juga bersifat permanen.

Metode coba-coba (trial & error learning)


Misalnya yang dilakukan Skinner dengan membuat sekat dalam kotak yang akan
mengeluarkan makanan bila ditekan. Tikus yang lapar dimasukan ke dalam kotak.
Dalam waktu singkat tikus dapat mengetahui cara mendapatkan makanan tersebut.
Dalam suatu kotak ada dua titik cahaya, yang satu lebih terang dari yang lain. Bila
yang terang dipatuk pada bagian bawahnya akan keluar makanan. Merpati dengan
cepat akan mematuk cahaya yang lebih terang.

Perilaku dengan menggunakan akal


Pada umumnya dianggap bahwa suatu ciri yang membedakan hewan dengan manusia
adalah dari bahasanya. Banyak hewan yang memiliki mekanisme pemberian isyarat
yang mendekati ciri bahasa, misalnya pada lebah dengan tariannya. Sedangkan Ann
dan David meneliti simpanse betina bernama Sarah dengan menggunakan simbolsimbol dari plastik sebagai bahasa. Setelah 6 tahun, Sarah mempunyai perbendaharaan
kata sekitar 130 buah. Penggunaan simbol-simbol yang dapat dimanipulasi sebagai
pengganti bahasa lisan itu, merupakan bukti kecakapan simpanse tetapi tidak mampu
mengeluarkannya. Sedangkan Garner menyelidiki kemampuan simpanse betina
bernama Washoe dengan menggunakan bahasa isyarat orang tuli di Amerika Utara.

Setelah 22 bulan, Washoe sudah memahami lebih dari 30 bahasa isyarat tersebut.
Walaupun kemampuan Sarah dan Washoe belum sempurna, tetapi kemampuannya
sama baiknya dengan kemampuan seorang anak berumur 2 tahun.

Kebiasaan (habituation)
Hampir semua hewan mampu belajar untuk tidak bereaksi terhadap stimulus berulang
yang yang telah dibuktikan tidak merugikan. Mis: membuat suara aneh dekat anjing,
pertama-tama hewan tersebut akan terkejut dan mungkin juga takut, tetapi setelah
lama dan merasa bahwa suara tersebut tidak berbahaya, maka bila ada suara tersebut
hewan tersebut tidak akan berreaksi lagi.

Perekaman (imprinting)
Lorenz (1930) menemukan semacam cara belajar pada burung yang bergantung pada
satu pengalaman saja. Hanya pengalaman ini harus berlangsung tepat setelah telur
burung tersebut menetas. Mis: Angsa akan mengikuti benda bergerak pertama yang
dilihatnya dan benda tersebut dianggap sebagai induknya. Karena yang pertama
dilihat adalah Lorenz, maka dia dianggap sebagai induknya.

Reflex bersyarat
Pavlov (seorang ahli fisiologi) mempelajari sistem syaraf hewan menyusui. Yaitu
mempelajari reflex yang menyebabkan anjing memproduksi air liur, dan menemukan
bahwa melihat atau mencium bau daging saja sudah menyebabkan anjing
mengeluarkan air liur. Pavlov mencoba rangsangan lain yang dapat menghasilkan
tanggapan mengeluarkan air liur, yaitu dengan bunyi bel. Pavlov menemukan bahwa
rangsangan pengganti harus datang sebelum rangsangan asli, supaya tanggapannya
berhasil dipindahkan. Juga semakin pendek jangka waktu antara kedua rangsangan,
semakin cepat reaksi itu melekat pada rangsangan pengganti.
Contohnya; terjadi pada ayam atau merpati dengan tanda bunyi kentongan (kul-kul),
jika kita menyentuh atau memukul secara perlahan seekor anjing pada bagian
belakangnya (ekor), maka ia akan menoleh ke belakang, bila anda memukul dengan
berulang kali, maka anjing tersebut tidak akan menghiraukannya atau tidak akan
menoleh. Akakn tetapi hal menarik akan terjadi bila anda memukul perlahan dibagian
lain, atau anda memukl perlahan setelah beberapa hari, anjing akan memberikan
respons kembali. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa respons dasar pada
prinsipnnya tidak hilang, tetapi untuk sementara waktu termodifikasi karena belajar.

Imprinting
adalah suatu pengenalan terhadap satu objek seperti induk, hal tersebut terjadi pada
suatu periode kritis sesaat setelah lahir. Contohnya sekelompok angsa yang baru lahir
anda beri makan atau angsa-angsa tersebut melihat suatu objek yang memberinya
makan, maka anak-anak angsa tersebut akan menganggap anda atau objek tersebut
sebagai induknya dan akan terus mengikuti anda atau objek. Walaupun anak-anak
angsa tersebut melihat induknya yang benar, mereka akan mengabaikannya dan terus
menganggap bahwa objek atau anda adalah induknya.

Asosiasi atau Pengkondisian (Associative Learning)


adalah perilaku yang disebabkan oleh suatu hasil dari suatu respons terhadap kondisikondisi tertentu, baik kondisi tersebut diketahui atau tidak. Kondisi penyebab prilaku
tersebut dikatakan pula sebagai stimulus. Respons adalah sesuatu yang di produksi
atau dihasilkan karena adanya stimulus. Perilaku ini dapat dibagi menjadi:
a) Pengkondisian Klasik (Classical Conditioning) atau Perilaku Asosiatif
Contoh yang paling banyak digunakan adalah hasil percobaan Ivan Pavlov (ahli
fisiologi perilaku dari Rusia) yang menggunakan bel untuk anjing. Bila bel berbunyi,
anjing tersebut diberi makan, sebelum menyantap makanannya, anjing tersebut
mengeluarkan saliva. Beberapa saat setelah itu, walaupun tidak ada makanan, sesaat
setelah mendengar bunyi bel yang sama, anjing tersebut tetap mengeluarkan
salivanya.
b) Pengkondisian Operant (Operant Conditioning)
Perilaku ini lebih merupakn hasil kondisi yang disebut mencoba-coba atau trial and
error. Semakin dekat individu mendapatkan respon dengan adanya stimulus positif,
maka induvidu tersebut akan semakin mudah mengulang keberhasilan respon yang
dilakukan. Perilaku ini termasuk dalam melatih seekor hewan. Dapat juga terjadi pada
seekor hewan yang semakin lama semakin sedikit mengeluarkan energinya untuk
mendaptkan makanan. Perilaku ini sering kali dijumpai pula pada hewan yang tidak
akan mengulangi perbuatannya karena ternyata perbuuatan tersebut dapat
membahayakan dirinya.

Imitasi
Berbagai jenis hewan dapat melakukan perilaku sebagai akibat dari pengamatan dan
meniru hewan lainnya. Perilaku tipe ini banyak dipelajari pada burung, akan tetapi
perilaku imitasi terbatas oleh suatu periode kritis tertentu. Banyak hewan predator,
termasuk kucing, anjing dan serigala kelihatannya belajar dasar taktik berburu dengan
mengamati dan menirukan induknya. Pada beberapa kasus, factor genetis dan
mencoba-coba dalam tipe belajar ini memegang peran penting.

Inovasi atau Problem Solving atau Insight Learning


Inovasi atau disebut juga reasoning adalah suatu kemampuan untuk merespons
sesuatu terhadap keadaan baru dan dilakukan dengan tepat. Perilaku tipe ini terjadi
pada proses belajar dan merupakan perilaku yang memiliki kualitas tinggi pada
organisme (hewan). Perilaku ini berhubungan dengan kemampuan organisme (hewan)
untuk melakukan pendekatan terhadap suatu situasi yang baru dan dapat
menyelesaikan masalah yang terjadi. Intinya, setiap organisme (hewan dan juga
manusia) dapat memiliki perilaku tertentu atau bertindak untuk melakukan sesuatu
dengan alasan tertentu atau berfikir. Subjek dari inovasi adalah penyelesaian masalah,
sehingga tipe perilaku ini sering pula diberi istilah problem solving.

REFERENSI

Anonimous.2011. http://blog.student.uny.ac.id/pelangilova/2010/10/11/perilakubinatang/.diakses tanggal 16/10/2011.


Bachtiar Yusuf. 2011.Pengenalan Perilaku Hewan.
http://yusufpojokkampus.wordpress.com/materi/perilaku-hewan/pengenalan-perilakuhewan/. diakses tanggal 16/10/2011.
Handini Widya.2011.Perilaku Hewan.http://widyahandini.blogspot.com/2011/06/etologiperilaku-behavioural-ethology.html.diakses tanggal 16/10/2011.

Anda mungkin juga menyukai